• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil content analysis kebijakan pengelolaan peselamatan kerja

No. Deskripsi Isi Latar Belakang Pengaruh

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996 menciptakan suatu sistem

keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif

terjadinya kecelakaan di tempat kerja sebagian besar disebabkan oleh faktor manusia dan sebagaian kecil disebabkan oleh faktor teknis, untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses produksi dan

lingkungan kerja dalam keadaan aman

dapat mengantisipasi hambatan teknis dalam era globalisasi

perdagangan

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 berhubungan dengan

pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

pemanfaatan sumber daya ikan belum memberikan peningkatan taraf hidup yang berkelanjutan dan berkeadilan melalui pengelolaan perikanan, pengawasan, dan sistem penegakan hukum yang optimal

mengantisipasi

perkembangan teknologi dan kebutuhan hukum dalam rangka

pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya ikan

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Pelayaran adalah satu

kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim.

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan berciri nusantara yang disatukan oleh wilayah perairan sangat luas dengan batas-batas, hak-hak, dan kedaulatan yang ditetapkan dengan undang-undang, diperlukan sistem

transportasi nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah, dan memperkukuh kedaulatan negara

mewujudkan sistem transportasi yang efektif dan efisien, serta membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, dengan tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan pelayaran demi kepentingan nasional

Lampiran 3 Lanjutan

No. Deskripsi Isi Latar Belakang Pengaruh

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 Penyelenggaraan meteorologi,

klimatologi, dan geofisika yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, dan akuntabilitas penyelenggara negara dengan tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan masyarakat demi kepentingan nasional

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan kawasan kontinen maritim yang terletak di antara dua benua dan dua samudera serta berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik dalam wilayah khatulistiwa menyebabkan wilayah Indonesia sangat strategis dengan kekayaan dan keunikan kondisi meteorologi, klimatologi, dan geofisika, unsur meteorologi, klimatologi, dan geofisika merupakan kekayaan sumber daya alam dan memiliki potensi bahaya sehingga harus dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan manusia

informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika mempunyai peran strategis dalam meningkatkan keselamatan jiwa dan harta, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2002 segala sesuatu yang berkaitan

dengan pemenuhan

persyaratan kelaiklautan kapal dan segala faktor yang mempengaruhinya, sejak kapal dirancang bangun sampai dengan kapal tidak digunakan lagi

Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang pelayaran terdapat beberapa ketentuan mengenai perkapalan

pengaturan lebih lanjut yang meliputi

keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, pemuatan, kesehatan dan

kesejahteraan awak kapal dan penumpang serta status hukum kapal 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012

Pedoman untuk memberikan keseragaman bagi setiap perusahaan dalam menerapkan SMK3

Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, ,menjamin terciptanya suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja ,dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang nyaman, efisien dan produktif

perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja,

peningkatan efisiensi, dan produktifitas perusahaan

Lampiran 3 Lanjutan

No. Deskripsi Isi Latar Belakang Pengaruh

7. Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Kep.19/Men/2006 Mengangkat Pegawai Negeri

Sipil disamping tugas dan jabatannya diangkat sebagai Syahbandar di Pelabuhan Perikanan

pemeriksaan terhadap kelayakan nautis, teknis dan administrasi terhadap kapal perikanan untuk keselamatan pelayaran kapal perikanan

Adanya petugas yang melakukan pengawasan terhadap keselamatan pelayaran kapal perikanan

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 424/M En Kesiskiiv/2007 Pedoman upaya kesehatan

pelabuhan dalam rangka karantina kesehatan

Meningkatkan kemampuan cegah tangkal keluar masuknya penyakit terutama penyakit karantina, penyakit menular potensial wabah dan penyakit-penyakit yang masuk dalam klasifikasi re and new emerging diseases

Kesehatan nelayan di pelabuhan lebih diperhatikan dengan adanya puskesmas nelayan

9. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per.06/Men/2007 Penetapan Organisasi dan

Tata Kerja Pelabuhan Perikanan

memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat perikanan dan menunjang optimalisasi produksi perikanan serta pengelolaan sumber daya ikan yang bertanggung jawab

Kemudahan dalam usaha perikanan

10. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 10 Tahun 2008 panduan BNPB/BPBD,

instansi/lembaga/ organisasi terkait, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dalam penanganan tanggap darurat bencana, serta bertujuan agar semua pihak terkait tersebut dapat melaksanakan tugas penanganan tanggap darurat bencana secara cepat, tepat, efektif, efisien, terpadu dan akuntabel

Kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional

upaya memudahkan akses untuk

memerintahkan sektor dalam hal permintaan dan pengerahan sumberdaya manusia, peralatan, logistik, imigrasi, cukai dan karantina, perizinan, pengadaan barang/jasa, pengelolaan dan pertanggung jawaban atas uang dan atau barang, serta penyelamatan 11. Peraturan Kepala Badan Sar Nasional Nomor : Pk. 22 Tahun 2009

Pedoman Penyelenggaraan Operasi SAR dengan

Peraturan Kepala Badan SAR Nasional

Perbedaan pola pikir dan pola tindak dalam penyelenggaraan operasi SAR

Dibentuk Basarda, reaksi terhadap suatu kejadian lebih cepat ditangani

Lampiran 3 Lanjutan

No. Deskripsi Isi Latar Belakang Pengaruh

12. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010 Terdapat Organisasi

Direktorat Kepolisian Perairan yang selanjutnya disingkat Ditpolair adalah unsur pelaksana tugas pokok pada tingkat Polda yang berada di bawah Kapolda

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat

Kepolisian Daerah

Penyelenggaraan fungsi kepolisian perairan yang mencakup patroli, TPTKP di perairan, SAR di wilayah perairan, dan Binmas pantai atau perairan serta pembinaan fungsi kepolisian perairan dalam lingkungan Polda 13. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per.08/Men/2012

segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan perikanan dalam menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal perikanan, keamanan dan keselamatan operasional kapal perikanan, dengan tetap

mempertimbangkan tata ruang wilayah

mewujudkan

penyelenggaraan pelabuhan perikanan secara

profesional, andal, berkemampuan tinggi, dan efisien, serta adanya perubahan fungsi pelabuhan perikanan Direktur Jenderal, gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya melakukan pembinaan terhadap keberadaan pelabuhan tangkahan yang berada di sekitarnya

Dokumen terkait