• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini di klinik Sally Medan tahun 2015. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Februari sampai dengan Mei 2015 di klinik Sally Medan dengan jumlah responden sebanyak 36 orang.

Untuk mengidentifikasi dukungan suami dalam pelaksanaan inisiasi menyusui dini, peneliti menggunakan lembar observasi yang berisikan 10 pernyataan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, dan dukungan suami dalam pemberian IMD.

Tabel 5.1 Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik suami di Klinik Sally Tahun 2015

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Umur 20 Tahun 20-35 Tahun >35 Tahun 0 36 0 0 100 % 0 Total 36 100 Pendidikan SD SMP SMA PT 0 8 25 3 0 % 22,22% 69,45% 8,33% Total 36 100 Pekerjaan PNS Pegawai swasta Wiraswasta 4 10 22 11, 11% 27,78% 61, 11% Total 36 100

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pendidikan, dan pekerjaan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.1. dapat digambarkan bahwa mayoritas responden berumur 20– 35 tahun yaitu sebanyak 36 orang( 100%), berdasarkan pendidikan mayoritas responden mempunyai latar belakang berpendidikan SMA sebanyak 25 orang (69,45%), dan mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 22 orang (61, 11%) .

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukunganpada ibu primigravida di klinik Sally Tahun 2015

Dukungan Frekuensi %

Mendukung 22 61, 11

Tidak Mendukung 14 38,89

Total 36 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memberi dukungan sebanyak 22 orang (61, 11%) dan tidak memberi dukungan 14 orang (38,89%).

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pelaksanaan IMD pada ibu primigravida di klinik Sally Tahun 2015

Pelaksanaan IMD Frekuensi %

Berhasil 21 58,3

Tidak Berhasil 15 41,7

Total 36 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa mayoritas ibu primigravida yang berhasil melaksankan IMD adalah sebanyak 21 orang (58,3%) dan tidak berhasil 15 orang (41,7%).

Tabel 5.4 Hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini di klinil Sally Medan Tahun 2015

Dukungan

Pelaksanaan IMD Total OR

95 % CI

P value Berhasil Tidak berhasil

F % F % F % Mendukung 18 85,7 4 26,7 22 100 16,50 0,001 Tidak Mendukung 3 14,3 11 73,3 14 100 Total 21 96, 1 15 103,9 36 100

Tabel 5.4 menunjukan bahwa 36 responden sebagian besar yang berhasil melaksanaan inisiasi menyusui dini dengan dukungan suami yaitu 18 orang (81,8 %) dan yang berhasil melaksanakan IMD tanpa dukungan suami adalah sebanyak 2 orang (14,3 %).

Uji continuity correction yang di lakukan terhadap hubungan dukungan

suami dengan pelaksanaan IMD di dapatkan p value : 0,001. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 ( 0,001<0,05), sehingga Ha di terima dan H0 di tolak. Hal ini berarti ada perbedaan proporsi dukungan suami dengan pelaksanaan IMD (ada hubungan yang signifikan dukungan suami dengan pelaksanaan IMD). Dan dari

hasil analisis di peroleh pula nilai OR= 16,5 artinya istri yang mendapatkan dukungan suami mempunyai peluang 16,5 kali keberhasilan inisiasi menyusui dini di banding istri yang tidak mendapat dukungan.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan inisiasi menyusui dini di klinik Sally Medan tahun 2015 menunjukkan bahwa sebagian bila dilihat dari karakteristik suami berdasarkan umur pada tabel 5.1 sebanyak 36 orang (100%) berumur 20-35 tahun. Dukungan baik yang diberikan suami kepada istrinya terlihat karena umur yang masih muda atau produktif dan dimana masa ini banyak ibu yang sedang menyusui bayinya dan didukung oleh kemudahan suami memperoleh informasi melalui penyuluhan, media massa dan media elektronik.

Menurut peneliti hal lain yang membuat tingginya dukungan dari suami dalam pemberian ASI dikaitkan dengan tingkat pendidikan suami yang berlatar belakang pendidikan SMA yaitu sebanyak 25 orang (69,45%). Sesuai dengan Notoadmojo (2010), yang mengatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, membentuk dan meningkatkan kemampuan manusia dalam menyerap informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga. Hal lain juga dikatakan oleh Yuliarti (2009), dimana dorongan dari anggota keluarga, lingkungan semakin menguatkan motivasi suami untuk memberikan yang terbaik untuk istrinya..

Tabel 5.1. sebanyak 22 orang (61,11%) suami mampu memberikan dukungan. Hal ini karena ditemukan bahwa mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 22 orang (61,11%). Menurut pendapat Madhi (2009),

bahwa suami berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman sebagai kepala keluarga sehingga anggota keluarga dari kelompok sosial serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungan dan keadaan ini sangat mendukung kesejahteraan keluarga.

Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah proses mulai menyusu sendiri setelah lahir setidaknya satu jam bahkan lebih hingga bayi berhasil menyusu sendiri(Roesli, 2008).

Berdasarkan penelitian suryani (2011) dengan jumlah sampel 30 responden 18 responden yang termasuk kategori suami mendukung ibu primipara dalam proses inisiasi menyusui dini sebagian besar ibu yang berhasil melaksanakan inisiasi menyusui dini yaitu sebanyak 14 %(77,8 %) sedangkan dari 12 responden yang termasuk kategori tidak mendukung dan tidak berhasil melakukan IMD sebanyak 9 orang (75% ). Di dapatkan nilai chi square sebesar 8,167 dengan p value= 0,004. Nilai p value lebih kecil dari 0,005 (0,004 < 0,005). Hal ini berarti ada perbedaan proporsi dukungan suami dengan pelaksanaan IMD.

Tabel 5.4 menunjukan bahwa 36 responden sebagian besar yang berhasil melaksanaan inisiasi menyusui dini dengan dukungan suami yaitu 18 orang (85,7 %) dan yang berhasil melaksanakan IMD tanpa dukungan suami adalah sebanyak 3 orang (14,3 %). Uji continuity correction yang di lakukan terhadap hubungan dukungan suami dengan pelaksanaan IMD di dapatkan p value : 0,001. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 ( 0,001<0,05), sehingga Ha di terima dan H0 di tolak. Hal ini berarti ada perbedaan proporsi dukungan suami dengan pelaksanaan IMD (ada hubungan yang signifikan dukungan suami dengan

pelaksanaan IMD).

Tempat ibu bersalin yang di pilih oleh responden pada dasarnya telah menerapkan program inisiasi menyusui dini, namun karena masih ada responden yang tidak berhasil yaitu sebanyak 4 orang (18,2 %) meskipun telah di dukung oleh suami karena masih ada ibu takut bayinya kedinginan, begitu bayi lahir langsung di bedong bayi di letakan didada ibu sehingga tidak terjadi kontak kulit dengan ibu (Roesli, 2011) dan dari faktor ibu sendiri ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya.

Sedangkan terdapat 2 orang ibu yang berhasil melakukan IMD meskipun tanpa dukungan suami di sebabkan oleh faktor penolong persalinan yang menetapkan IMD pada setiap ibu yang melahirkan dan ibu mau melakukan meski tanpa dukungan suami. Pada ibu yang tidak mendapat dukungan suami tidak berhasil melaksanakan IMD sebanyak 11 orang (73,3 %). Ayah di dukung agar membantu ibu mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau 1 jam. Dukungan suami akan meningkatkan rasa percaya diri ibu, biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya. Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjtkan tugasnya, bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu (Roesli, 2012 ).

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui dini di antaranya adalah faktor biomedik atau kondisi dari ibu dan bayi sendiri, tenaga kesehatan sebagai pemberi informasi dan pelayanan, serta faktor psikologi ibu di mana ibu membutuhkan kondisi nyaman untuk menghasilkan ASI yang dapat di peroleh dari dukungan suami saat menyusui (suryani,2011)

22

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait