• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Deskriptif

Dalam dokumen T1 802010125 Full text (Halaman 29-36)

Berikut adalah hasil perhitungan nilai rata-rata, minimal, maksimal, standar deviasi dan interval (menurut Hadi, 2000) dari kemandirian pada mahasiswa yang merantau di Salatiga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Kemandirian

Interval Kategori F % Mean SD

81,6 ≤ x ≤ 96 Sangat Tinggi 26 26% 75,49 8,19028 67,2 ≤ x < 81,6 Tinggi 59 59% 52,8 ≤ x < 67,2 Sedang 15 15% 38,4 ≤ x < 52,8 Rendah 0 0% 24 ≤ x < 38,4 Sangat Rendah 0 0% Jumlah 100 100% Maximum = 93 Minimum = 59

Dari tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki kemandirian yang berada pada kategori tinggi yaitu 59 mahasiswa atau sebesar 59%. Kemudian juga mahasiswa yang memiliki kemandirian pada kelompok yang sangat tinggi yaitu 26 mahasiswa atau sebesar 26%. Lalu pada mahasiswa dengan tingkat kemandirian yang sedang yaitu 15 mahasiswa atau sebesar 15%. Kemudian di tingkat kemandirian yang rendah pada mahasiswa sebesar 0 mahasiswa atau sebesar 0 %. Dan yang terakhir dalam kelompok yang sangat rendah pada kemandirian pada mahasiswa sebanyak 0 mahasiswa atau sebesar 0%. Skor paling rendah adalah 59, skor paling tinggi adalah 93, dan rata-ratanya sebesar 75,49 dengan standar deviasi 8,19028.

Tabel 4.2

Kategori Stress Akademik

Interval Kategori F % Mean SD

85 ≤ x ≤ 100 Sangat Tinggi 13 13% 54,8600 12,32263 70 ≤ x < 85 Tinggi 58 58% 55 ≤ x < 70 Sedang 29 29% 40 ≤ x < 55 Rendah 0 0% 25 ≤ x < 40 Sangat Rendah 0 0% Jumlah 100 100% Maximum = 88 Minimum = 25

Dari tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki Stress Akademik yang berada pada kategori tinggi yaitu 58 mahasiswa atau sebesar 58%.

22

Kemudian juga mahasiswa yang memiliki Stress Akademik pada kelompok yang sangat tinggi yaitu 13 mahasiswa atau sebesar 13%. Lalu pada mahasiswa dengan tingkat Stress Akademik yang sedang yaitu 29 mahasiswa atau sebesar 29%. Kemudian di tingkat Stress Akademik yang rendah pada mahasiswa sebesar 0 mahasiswa atau sebesar 0 %. Dan yang terakhir dalam kelompok yang sangat rendah pada Stress Akademik pada mahasiswa sebanyak 0 mahasiswa atau sebesar 0%. Skor paling rendah adalah 25, skor paling tinggi adalah 88, dan rata-ratanya sebesar 54,8600dengan standar deviasi 12,32263.

Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan uji lineaitas. Uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:

Tabel Skala 4.3 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kemandirian Stress

N 100 100

Normal Parametersa Mean 75.4900 54.8600

Std. Deviation 8.19028 12.93263 Most Extreme Differences Absolute .099 .090 Positive .099 .090 Negative -.040 -.076 Kolmogorov-Smirnov Z .994 .904

Asymp. Sig. (2-tailed) .276 .387

a. Test distribution is Normal.

Pada Tabel Skala 4.3 pada kelompok Kemandirian diperoleh nilai K-S-Z sebesar 0,994 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,276 (p>0,05). Kelompok

Stress Akademik nilai K-S-Z sebesar 0,904 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,387. Dengan demikian kedua kelompok berdistribusi normal.

Sedangkan data hasil uji linearitas menunjukan skor Fbeda sebesar 0,707 dengan signifikansi 0,855 (p> 0,0) sehingga dapat dikatakan variabel kemandirian dan stress akademik memiliki hubungan yang linear.

Korelasi antara kemandirian dengan stress akademik

Korelasi antara kemandirian dengan stress akademik dapat dilihat pada tabel di beawah ini:

Tabel Skala 4.4 Uji Korelasi Correlations Kemandirian Stress Kemandirian Pearson Correlation 1 -.041 Sig. (1-tailed) .342 N 100 100 Stress Pearson Correlation -.041 1 Sig. (1-tailed) .342 N 100 100

Pada tabel 4.4 di atas dapat di definisikan bahwa korelasi antara kemandirian dengan stress akademik adalah -0,041 dan tingkat signifikan antara keduanya adalah 0,342 pada populasi 100. Hal tersebut menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara kemandirian dengan stress akademik pada mahasiswa perantauan di Salatiga. Jadi, hipotesis yang mengatakan ada hubungan negatif signifikan antara kemandirian dengan stress akademik ditolak.

24

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa data penelitian mengenai Hubungan Antara kemandirian dengan stress akademik pada mahasiswa perantauan di Kota Salatiga diperoleh skor korelasi antara Kemandirian dengan Stress Akademik di peroleh hasil perhitungan koefisien korelasi (r) sebesar -0,041 dengan signifikansi sebesar 0,342 (p > 0,05). Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara kemandirian dengan stress akademik pada mahasiswa perantauan di Kota Salatiga.

Tidak adanya korelasi diantara Kemandirian dan Stress Akademik mungkin dapat dijelaskan sebagai berikut.

Ada kemungkinan sebagian individu yang mandiri cenderung melakukan aktivitasnya sendiri. Keyakinan individu dalam melakukan aktivitas sendiri terkadang membawa pengaruh negatif dan memunculkan situasi stress. Hal tersebut dikarenakan sikap mereka yang merasa mampu untuk menyelesaikan pekerjaan sendiri walaupun hal tersebut sesungguhnya harus dikerjakan secara berkelompok. Beban kerja yang berlebihan membuat mereka berada dalam situasi penuh tekanan. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Davidson (2001) yang menemukan bahwa tugas yang terlalu banyak, tuntutan yang berlebihan, serta deadline tugas dapat menjadi sumber stress bagi pelajar.

Tidak signifikannya hubungan antara kemandirian dengan stress akademik juga bisa dipengaruhi faktor lingkungan seperti keadaan lingkungan belajar dan orang-orang yang berada di sekitar indiviu. Pada penelitian Armacort (dalam Rice, 1993) tentang stressor pada 1301 pelajar di daerah pinggir kota di Wisconsin. Armacort menemukan bahwa stres yang dialami oleh pelajar disana adalah karena merasa takut, aktivitas sekolah, tekanan teman sebaya, dan kecocokan dengan lingkungan sekolah. Sumber

utama stres di sekolah adalah adanya harapan agar siswa sukses di bidang akademik, kompetisi antar siswa yang terlihat lebih cerdas. Hal tersebut menunjukan fenomena munculnya stress yang dialami individu lebih mengarah kepada persepsi individu terhadap proses akademik yang berlangsung.

Bagi individu yang mendapat dukungan sosial lingkungan dalam proses penyelesaian tugas kondisi-kondisi menekan tidaklah menjadikan mereka berada pada situasi stress yang berlebihan dikarenakan beban yang mereka rasakan dapat dibagi kepada anggota kelompok lain. Scarfi (2014) dalam penelitiannya menemukan bahwa dukungan sosial yang diberikan lingkungan membantu dalam mengurangi perasaan cemas, takut, dan stress yang dialami individu.

Melihat data kataegori kemandirian yang dimiliki mahasiswa perantauan di kota Salatiga terlihat bahwa para mahasiswa perantau umumnya memiliki tingkat kemandirian yang berada pada kategori sedang, namun hal tersebut tidak menjamin mereka terhindar dari situasi stress karena stres dapat muncul dari berbagai macam faktor. Data lain yang bisa dilihat adalah kategori stress akademik mahasiswa perantauan yang tergolong tinggi pula.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan positif signifikan antara kemandirian dengan stress akademik pada mahasiswa yang merantau di Kota Salatiga. Sebagian besar mahasiswa yang merantau di Kota Salatiga memiliki Kemandirian yang tinggi namun juga memiliki Stress Akademik yang tinggi tergolong tinggi pula.

26

Saran

Setelah penulis melakukan penelitian dan pengamatan langsung dilapangan serta melihat hasil penelitian yang ada, maka berikut ini beberapa saran yang penulis ajukan:

1. Bagi Orang Tua agar tetap memberikan perhatian dan pendampingan walaupun anaknya sudah merantau dan dirasa cukup mandiri. Hal tersebut dimaksudkan untuk agar anak merasa diperhatikan dan membantu mereka mengurangi perasaan stress yang dirasa karena mereka mempunyai tempat berbagi berkaitan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

2. Bagi Mahasiswa diharapkan dapat mengatur waktu dengan benar dan membuat jadwal pada aktivitas yang dilakukan terkait proses akademik sehingga proses akademik dapat dinikmati dan mengurangi perasaan stress yang dirasakan. Dan diharapkan juga mahasiswa dapat menjalin hubungan/relasi dengan baik , tidak ada rasa sungkan untuk meminta tolong sehingga tidak terjadi stress.

Dalam dokumen T1 802010125 Full text (Halaman 29-36)

Dokumen terkait