• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL

Dalam dokumen makalah mpasi (Halaman 26-51)

Gambar 4.1. Sari Pipel (Belakang); Bubur jagung saus sayuran (Kiri Atas) – Setup Apel Panggang (Kanan Atas); Smooth Potato (Kiri Bawah)- Bubur Batatel

(Kanan Bawah) Tabel 4.6. Hasil Organoleptik

Nama Makanan Uji Organoleptik

Bubur Jagung Saus Sayuran  Warna : Kuning (Bubur Jagung), Orange (Saus Sayuran)

 Rasa : Manis Jagung  Tekstur : Lunak  Aroma : Jagung

Smooth Potato  Warna : Kuning

 Tekstur : Lunak  Aroma : Kentang

Bubur Batatel  Warna : Putih Kekuningan

 Rasa : Agak Manis  Tekstur : Lunak  Aroma :

Setup Apel Panggang  Warna : Kecoklatan

 Rasa : Manis dan agak Asam  Tekstur : Lunak

 Aroma : Manis

Sari Pipel  Warna : Kecoklatan

 Rasa : Manis  Tekstur : Cair  Aroma : Manis

4.2 PEMBAHASAN

Hasil MP-ASI yang kami buat, dilakukan uji organoleptik untuk mengukur daya terima terhadap makanan . Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

1) Bubur Jagung Saus Sayuran

Pada praktek menu MP-ASI anak ini kami membuat Bubur Jagung Saus Sayuran sebagai salah satu makanan utama. Bubur jagung ini dibuat dengan bahan dasar utama yaitu jagung. Kemudian di campur dengan ayam dan tempe menambah sumber kalori, protein hewani, protein nabati, serta lemak. Untuk Saus Sayuran, kami membuat dari bahan dasar tomat dan wortel yang dihaluskan. Kandungan zat gizi dalam 1 porsi bubur ini adalah mengandung Energi 241,22 Kkal, Protein 7,14 gram, Lemak 12.67 gram, Karbohidrat 26.79 gram. Kami pun menguji tingkat kesukaan panelis terhadap produk sebagai berikut :

a) Uji Warna

Tabel.4.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Warna Kategori Uji Warna N %

Sangat Suka 0 0

Suka 10 83.3

Kurang Suka 2 16.7

Tidak Suka 0 0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Bubur Jagung Saus Sayuran untuk MPASI usia 7 Bulan dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat pada Tabel 4.7. dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar

sebesar 83.3% adalah dengan kategori suka, sedangkan untuk kategori kurang suka 16,7%.

Pada penilaian warna terdapat lebih dari 80% panelis menyukai warna dari bubur yang kami buat sehingga daya terima terhadap bubur jagung sudah baik. Menurut kami warna tersebut karena adanya pengaruh dari warna saus sayuran yang mendasari warna bubur jagung, warna saus sayuran berasal dari warna tomat yang merah dan warna orange dari wortel. Merah tomat karena kandungan lycopene nya yang berguna menghancurkan radikal bebas dalam tubuh. Sedangkan warna orange nya mengandung karoten yang berperan sebagai vitamin A, sehingga baik untuk kesehatan mata. Kedua warna ini saat dicampur menghasilkan warna orange yang terang.

Untuk bubur jagung , warna yang dihasilkan adalah kuning, karena dominan bahan makanan yang paling banyak digunakan adalah jagung. Warna kuning alami dari jagung berasal dari pigmen fenolik flavanoid tinggi yaitu lutein, xanthins, dan cryptoxanthin yang berguna untuk kesehatan kulit dan mata. Bahan makanan lain yang tercampur pada bubur jagung adalah ayam dan tempe, namun kedua bahan ini tidak berkontribusi banyak dalam perubahan warna dari bubur jagung karena ayam bewarna putih dan tempe bewarna agak kecoklatan. Daging ayam berwarna putih karena sedikit memiliki pigmen myoglobin yang merupakan protein sarkoplasma daging, sedangkan tempe yang di dalam proses fermentasi menggunakan kapang Rhizopus Olygosporus, sehingga pada saat proses pemasakan yang awalnya tempe membentuk padatan berwarna putih lama kelamaan berubah menjadi kecoklatan. Daging ayam pun berubah warna menjadi kecoklatan akibat pengaruh dari pemasakan.

Kekurang sukaan panelis terhadap bubur jagung ini disebabkan karena menurut panelis warna kuning dan orange kurang bisa dipadukan sehingga ketertarikan terhadap makanan akan berkurang.

b) Uji Rasa

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Rasa Kategori Uji Rasa N %

Sangat Suka 0 0

Suka 4 33.3

Kurang Suka 5 41.7

Tidak Suka 3 25.0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Bubur Jagung Saus Sayuran untuk MPASI usia 7 Bulan dapat terlihat hasil uji organoleptik rasa seperti terlihat pada Tabel 4.8. dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar sebesar 41.7% adalah dengan kategori kurang suka, sedangkan untuk kategori suka 33.3%. Dan tidak suka 25.0%

Pada penilaian rasa terdapat 40% panelis kurang menyukai rasa bubur jagung saus sayuran dan 33 % yang menyukai makanan ini sehingga daya terima terhadap rasa makanan belum baik, sehingga perlu diperbaiki/dilakukan evaluasi dalam pemakaian bahan makanan .Kekurangsukaan terhadap bubur jagung ini karena rasa jagung yang lebih dominan dibanding dengan bahan makanan lain yang ada pada bubur jagung ini. Pada umumnya jagung berasa manis yang alami karena gen resesif yang berfungsi untuk menghambat gula menjadi pati. Rasa manis

pada panen terjadi karena jagung ini mengalami mutasi pada satu atau beberapa gen yang mengatur pembentukan rantai polisakarida, sehingga bulir-bulir jagung gagal membentuk pati dalam jumlah yang banyak.Namun komponen utama jagung tersendiri adalah pati, yaitu sekitar 70% dari bobot biji sedangkan komponen karbohidrat lain adalah gula sederhana, yaitu glukosa, sukrosa, dan fruktosa. Bahan makanan seperti ayam tidak mempengaruhi rasa bubur jagung karena jumlah bahan yang amat ssedikit, padahal ayam yang memiliki kandungan lemak yang pada saat dipanaskan akan memberikan rasa enak, sedangkan tempe memiliki dasar rasa yang masam akibat degradasi komponen –komponen kedelai pada saat fermentasi.

Faktor lain penyebab kekurangsukaan dipengaruhi oleh kombinasi bubur jagung yang dimakan dengan saus sayuran. Saus sayuran terdiri dari tomat dan wortel. Tomat memiliki rasa asam yang disebabkan kandungan asam sitrat yang menjadi asam utama. Sedangkan kombinasi tomat bersama dengan wortel yang pada dasarnya berasa pahit/langu karena mengandung isocumarin atau 5-methoxymellein atau 3-methyl-6-methoxy-8-hydroxy-3,4-dihidro-isocumarin. Maka dari itu saat di gabung dengan bubur jagung, rasa kurang dapat bersatu dengan baik di lidah. c) Uji Tekstur

Tabel 4.9.Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Tekstur Kategori Uji Tekstur N %

Sangat Suka 0 0

Suka 7 58.3

Kurang Suka 4 33.3

Tidak Suka 1 8.3

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Bubur Jagung Saus Sayuran untuk MPASI usia 7 Bulan dapat terlihat hasil uji organoleptik rasa seperti terlihat pada Tabel 4.9. dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar sebesar 58.3% adalah dengan kategori suka, sedangkan untuk kategori kurang suka 33.3%. Dan tidak suka 8.3%

Pada penilaian tekstur terdapat lebih dari dari 58% panelis menyukai tekstur bubur jagung saus sayuran yang kami buat sehingga daya terima terhadap makanan sudah baik. Tekstur yang lunak memang dianjurkan untuk anak usia 7 bulan karena masih proses transisi dari makanan cair ke makanan padat. Sedangkan Kekurangan suka panelis diatas 30% dikarenakan tekstur jagung yang berserat.

Jagung mengandung serat pangan yang tinggi. Kandungan karbohidrat kompleks pada biji jagung terutama perikarp dan tipkarp , juga terdapat pada dinding sel endosperma dan dalam jumlah kecil pada dinding sel tembaga.. Serat pangan berbentuk karbohidrat yang kompleks dan tidak dapat dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan manusia tetapi memiliki fungsi yang baik dalam kesehatan.. Komponen karbohidrat inu meliputi polisakardia seperti selulosa, hemiselulosa, oligosakarida, pectin, gum, dn waxes (Sardesai 2003, Astawan dan Wresdiyati 2004). Jagung mengandung Amilopektin , amilopektin merupakan polisakarida yang bercabang dengan ikatan glikosidik a-1,4 pada rantai lurusnya dan ikatan a-1,6 pada percabangannya.Titik percabangan amilopektin ini lebh banyak dibanding dengan amilosa(Dzies dan Kersley 1995). Amilopektin berpengaruh terhadap sifat sensoris jagung terutama tekstur dan rassa. Pada prinsipnya semakin tinggi kandungan amilopektin, tekstur dan rasa jagung semakin lunak dan pulen.

d) Uji Aroma

Tabel.4.10. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Aroma Kategori Uji Aroma N %

Sangat Suka 0 0

Suka 4 33.3

Kurang Suka 6 50.0

Tidak Suka 2 16.7

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Bubur Jagung Saus Sayuran untuk MPASI usia 7 Bulan dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat pada Tabel 4.10. dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar sebesar 50% adalah dengan kategori kurang suka suka, sedangkan untuk kategori suka 33.3% dan tidak suka 16,7%.

Pada penilaian aroma terdapat 50% panelis kurang menyukai aroma bubur jagung saus sayuran yang kami buat sehingga daya terima terhadap aroma makanan belum baik, sehingga perlu diperbaiki/dilakukan evaluasi dalam pemakaian bahan makanan. Kekurangsukaan ini menurut kami karena aroma dari saus sayuran dari tomat dan wortel . Tomat mengandung asam sitrat danmengandung zat-zat volatile yang akan menyebabkan pelepasan gas yang dimiliki bahan makanan dan dapat terdeteksi oleh indera penciuman, sedangkan wortel memiliki bau langu karena mengandung enzim lipoksidase .

Rata-rata dari panelis masih menyukai aroma bubur jagung karena bahan makanan yang dominannya adalah jagung. Jagung memiliki aroma yang khas manis sehingga uji aroma pada bubur jagung masih baik.

2) Smooth Potato

Pada praktek menu MP-ASI anak ini kami membuat Smooth Potato sebagai salah satu makanan utama. Smooth memiliki arti menghaluskan .Smooth Potato ini dibuat dengan bahan dasar utama yaitu kentang. Kemudian di campur dengan ayam,wortel dan tahu menambah sumber kalori, protein hewani, protein nabati, serta lemak. Kandungan zat gizi dalam 1 porsi bubur ini adalah mengandung Energi 241,22 Kkal, Protein 7,14 gram, Lemak 12.67 gram, Karbohidrat 26.79 gram. Kami pun menguji tingkat kesukaan panelis terhadap produk sebagai berikut :

a) Uji Warna

Tabel.4.11. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Warna Kategori Uji Warna N %

Sangat Suka 0 0

Suka 4 33.3

Kurang Suka 6 50.0

Tidak Suka 2 16.7

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Smooth Potato untuk MPASI usia 7 Bulan dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat pada Tabel 4.11. dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar sebesar 50.0% adalah

dengan kategori kurang suka, sedangkan untuk kategori suak 33.3% dan kategori tidak suka 16,7%.

Pada penilaian warna terdapat 50% panelis kurang menyukai warna dari bubur yang kami buat sehingga daya terima terhadap smooth potato masih harus dievaluasi agar warna nya semakin menarik . Menurut kami warna tersebut karena warna yang dihasilkan smooth potato adalah kuning. Kuning merupakan kombinasi dari kentang dan wortel yang memiliki zat betakaroten dari karotenoid yang menhgasilkan warna jingga hingga kuning. Zar betakaroten merupakan zat antioksidan yang sangat berguna untuk melawan zat radikal bebas yang berasal dari racun-racun.

Sedangkan kombinasi lain dari bahan makanan kentang dan wortel adalah tahu dan ayam. Tahu memiliki warna dasar putih yang disebabkan karena penggumpalan protein kedelai murni tanpa proses penambahan pewarna kedalamnya dan ayam serta tahu. Ayam memiliki warna dasar daging yang putih Daging ayam berwarna putih karena sedikit memiliki pigmen myoglobin yang merupakan protein sarkoplasma daging.

Untuk ketidaksukaan panelis terhadap Smooth Potato ini disebabkan karena menurut panelis warna kurang bervariasi sehingga kurang menarik jika dilihat.

b) Uji Rasa

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Rasa Kategori Uji Rasa N %

Sangat Suka 0 0

Suka 1 8.3

Kurang Suka 6 50.0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Smooth Potato untuk MPASI usia 7 Bulan dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat pada Tabel 4.12. dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar sebesar 50.0% adalah dengan kategori kurang suka, sedangkan untuk kategori suka 8.3% dan kategori tidak suka 41.7%.

Pada penilaian rasa terdapat 50 % panelis kurang menyukai smooth potato dan 41.% panelis yang tidak menyukai makanan ini. Tingginya presentase ketidak sukaan ini membuat daya terima terhadap rasa makanan belum baik, sehingga perlu diperbaiki/dilakukan evaluasi dalam pemakaian bahan makanan.Kekurangsukaan terhadap smooth potato ini adalah agak asam. Hal ini dipengaruhi oleh rasa tahu , rasa agak asam yang dimunculkan tahu karena tahu memiliki kadar air dan protein yang terlalu tinggi, masing-masing 86% dan 12% maka dari itu apabila tahu disimpan terlalu lama makan akan menyebabkan mudahnya pertumbuhan mikroorganisme pembusuk (Koswara,2011). Kentang memiliki rasa agak pahit saat dimasak karena memiliki kandungan solanin , zat solanin menyebabkan rasa pahit sekaligus dapat berubah menjadi racun pada saat kadar konsentrasinya tinggi (Biasanya pada jumlah kentang yang banyak).

Sedangkan bahan makanan lain sebagai kombinasi Smooth potato ini adalah wortel dan ayam. Wortel yang pada dasarnya berasa pahit/langu karena mengandung isocumarin atau 5-methoxymellein atau 3-methyl-6-methoxy-8-hydroxy-3,4-dihidro-isocumarin, sedangkan ayam tidak mempengaruhi rasa smooth potato karena jumlah bahan yang amat ssedikit, padahal ayam yang memiliki kandungan lemak yang pada saat dipanaskan akan memberikan rasa enak.

c) Uji Tekstur

Tabel 4.13.Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Tekstur Kategori Uji Tekstur N %

Sangat Suka 1 8.3

Suka 7 58.3

Kurang Suka 1 8.3

Tidak Suka 3 25.0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Smooth Potato untuk MPASI usia 7 Bulan dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat pada Tabel 4.13. dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar sebesar 58.3% adalah dengan kategori suka, sedangkan untuk kategori sangat suka dan kurang suka 8.3% dan kategori tidak suka 25%.

Pada penilaian tekstur terdapat lebih dari dari 58% panelis menyukai tekstur smooth potato yang kami buat sehingga daya terima terhadap makanan sudah baik. Tekstur yang lunak memang dianjurkan untuk anak usia 7 bulan karena masih proses transisi dari makanan cair ke makanan padat. Sedangkan Ketidak sukaan panelis diatas 20% dikarenakan tekstur smooth potato yang amat lunak

Kentang yang mengalami proses perebusan akan menjadi lunak karena kentang merupakan karbohidrat yang apabila mengalami pemanasan akan melunak karena karbohidrat merupakan senyawa yang mudah larut air dan ketika dipanaskan tentu akan membuat proses pelarutan karbohidrat menjadi dipercepat. Ketika telah mengalami proses perebusan, kentang

beserta bahan makanan yang lain di blender. Tahu mudah di blender karena tekstur nya yang lembut, sehingga hasil smooth potato baik teksturnya baik dan mudah diterima.

d) Uji Aroma

Tabel.4.14. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Aroma Kategori Uji Aroma N %

Sangat Suka 0 0

Suka 4 33.3

Kurang Suka 7 58.3

Tidak Suka 1 8.3

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Smooth Potato untuk MPASI usia 7 Bulan dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat pada Tabel 4.13. dapat terlihat dengan jelas bahwa frekuensi terbesar sebesar 58.3% adalah dengan kategori kurang suka, sedangkan untuk kategori suka 33.3% dan tidak suka 8.3% .

Pada penilaian aroma terdapat 58% panelis kurang menyukai aroma smooth potato yang kami buat sehingga daya terima terhadap aroma makanan belum baik, sehingga perlu diperbaiki/dilakukan evaluasi dalam pemakaian bahan makanan. Kekurangsukaan ini menurut kami karena aroma dari tahu yang agak asam . Tahu memiliki kadar air yang tinggi sehingga pada proses pelunakan , tahu kehilangan sejumlah kadar air yang kemudian akan berpengaruh pada aroma smooth potato.

Peranan aroma suatu produk sangat penting karena menentukan daya terima konsumen terhadap produk. Aroma juga menentukan kelezatan suatu produk pangan, serta cita rasa yang terdiri dari 3 komponen, yaitu bau, rasa dan rangsangan mulut. (Winarno,2004)

3) Bubur Batatel

Pada praktek menu MP-ASI anak ini kami membuat bubur Batatel sebagai salah satu makanan utama. Bubur ini dibuat dengan bahan dasar utama yaitu beras. Kemudian di campur dengan bayam,wortel dan tahu menambah sumber kalori, protein hewani, protein nabati, serta lemak. Kandungan zat gizi dalam 1 porsi bubur ini adalah mengandung Energi 241,22 Kkal, Protein 7,14 gram, Lemak 12.67 gram, Karbohidrat 26.79 gram. Kami pun menguji tingkat kesukaan panelis terhadap produk sebagai berikut :

a) Uji Warna

Tabel.4.15. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Warna Kategori Uji Warna N %

Sangat Suka 0 0

Suka 4 33.3

Kurang Suka 8 66.7

Tidak Suka 0 0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

b) Uji Rasa

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Rasa Kategori Uji Rasa N %

Sangat Suka 0 0

Suka 2 16.7

Kurang Suka 7 58.3

Tidak Suka 0 0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

c) Uji Tekstur

Tabel 4.17.Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Tekstur Kategori Uji Tekstur N %

Sangat Suka 1 8.3

Suka 7 58.3

Kurang Suka 4 33.3

Tidak Suka 0 0

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

d) Uji Aroma

Tabel.4.18. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Aroma Kategori Uji Aroma N %

Sangat Suka 0 0

Suka 5 41.7

Tidak Suka 0 0 Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

4) Setup Apel Panggang

Pada praktek menu MP-ASI anak ini kami membuat Setup Apel panggang sebagai salah satu makananselingan. Setup dibuat dengan bahan dasar utama yaitu Apel. Kemudian di panggang dengan margarine lalu dibubuhi dengan madu Kandungan zat gizi dalam 1 porsi bubur ini adalah mengandung Energi 241,22 Kkal, Protein 7,14 gram, Lemak 12.67 gram, Karbohidrat 26.79 gram. Kami pun menguji tingkat kesukaan panelis terhadap produk sebagai berikut :

a) Uji Warna

Tabel.4.19. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Warna Kategori Uji Warna N %

Sangat Suka 2 16.7

Suka 5 41.7

Kurang Suka 4 33.3

Tidak Suka 1 8.3

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Setup Apel Panggang untuk Makanan Pendamping ASI dapat terlihat hasil uji organoleptik warna seperti terlihat pada Tabel 4.19. Dapat terlihat bahwa kategori sangat suka sebesar 16.7%

dan suka sebesar 41.7%, sedangkan kurang suka sebesar 33.3% dan tidak suka sebesar 8.3%.

Pembuatan setup apel panggang ini menggunakan bahan utama buah apel.Warna yang dihasilkanadalah warna coklat. Hal ini di akibatkan oleh pencoklatan yang dialami oleh buah apel. Browning secara enzimatik terjadi pada buah-buahan yang banyak mengandung substrat senyawa fenolik. Senyawa fenolik banyak sekali yang dapat bertindak sebagai substrat dalam proses browning enzimatik pada buah-buahan dan sayuran. Contohnya substrat yang baik adalah senyawa fenolik dengan jenis ortodihidroksi atau trihidroksi yang saling berdekatan. Proses pencoklatan enzimatik akan terjadi apabila adanya reaksi antara enzim fenol oksidase dan oksigen dengan substrat tersebut. Pada pencoklatan enzimatis seperti pada buah apel setelah dikupas disebabkan oleh pengaruh aktivitas enzim Polypenol Oxidase (PPO), yang dengan bantuan oksigen akan mengubah gugus monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi menjadi O-kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk warna coklat. Selain itu, warna coklat tersebut dihasilkan dari perebusan dan pemanggangan buah apel.

Dengan melihat data diatas bahwa lebih dari 50% panelis menyukai warna pada produk yang kami buat, sehingga warna produk kami dapat diterima dengan baik, meskipun harus lebih ditingkatkan lagi kualitas warna dari produk ini.

b) Uji Rasa

Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Rasa Kategori Uji Rasa N %

Sangat Suka 2 16.7

Kurang Suka 3 25.0

Tidak Suka 1 8.3

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Setup Apel Panggang untuk Makanan Pendamping ASI dapat terlihat hasil uji organoleptik rasa seperti terlihat pada Tabel 4.20. Dapat terlihat bahwa kategori sangat suka sebesar 16.7% dan suka sebesar 50.0%, sedangkan kategori kurang suka sebesar 25.0% dan tidak suka sebesar 8.3%.

Hal tersebut dikarenakan pada buah apel yang matang terjadi kenaikan kadar gula sederhana yang menyebabkan rasa manis, penurunan kadar asam organik dan kenaikan kadar zat-zat volatile. Kemudian rasa manis yang didapat akibat dari penambahan madu yang digunakan sebagai toping. Madu mengandung fruktosa yang merupakan kondensasi dari sukrosa, sehingga dapat diinversikan memiliki kemanisan yang tinggi. Margarin yang dicampurkan saat pemanggangang juga ikut berperan dalam pembentukan rasa karena margarine mengandung bahan utama yaitu minyak nabati, garam dan emulsifier. Margarin mengandung lemak berkisar 10%-90%. Oleh sebab itu ada timbul rasa sedikit asin khas margarin.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa lebih dari 60% panelis menyukai rasa pada produk yang kami buat, sehingga dapat disimpulkan rasa produk yang kami buat dapat diterima dengan baik.

c) Uji Tekstur

Tabel 4.21.Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Tekstur Kategori Uji Tekstur N %

Sangat Suka 0 0

Suka 8 66.7

Kurang Suka 3 25.0

Tidak Suka 1 8.3

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Setup Apel Panggang untuk Makanan Pendamping ASI dapat terlihat hasil uji organoleptik tekstur seperti terlihat pada Tabel 4.21. Dapat terlihat bahwa kategori suka sebesar 66.7%, sedangkan kategori kurang suka sebesar 25% dan tidak suka sebesar 8.3%.

Tekstur pada setup apel panggang sesuai dengan tekstur yang diinginkan, hal ini ditunjukkan dari tingkat kesukaan panelis yaitu 66.7% dengan kategori suka yang berarti daya terima terhadap tekstur Setup Apel Panggang sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan buah apel setelah dikupas, direbus sehingga tekstur apel menjadi lunak, setelah di rebus di panggang dan diblender sehingga teksturnya berubah menjadi kental akan tetapi masih terasa agak pekat karena terdapat kandungan serat yang cukup tinggi dan zat pektin (pektat) yang terkandung dalam buah apel yang mudah terhidrolisa yang mempengaruhi tekstur buah apel.

Dengan melihat data diatas bahwa lebih dari 60.0% panelis menyukai tekstur dari produk yang kami buat, maka tekstur dari produk yang kami

buat dapat diterima dengan baik, meskipun teksturnya harus lebih dihaluskan lagi.

d) Uji Aroma

Tabel.4.22. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaan Aroma Kategori Uji Aroma N %

Sangat Suka 1 8.3

Suka 9 75.0

Kurang Suka 1 8.3

Tidak Suka 1 8.3

Sangat Tidak Suka 0 0

Total 12 100.0

Hasil praktikum pembuatan Setup Apel Panggang untuk Makanan Pendamping ASI dapat terlihat hasil uji organoleptik aroma seperti terlihat padaTabel 4.22.Dapat dilihat bahwa dengan kategori sangat suka sebesar 8.3% dan sebesar 75.0%, sedangkan kategori kurang suka sebesar 8.3 % dan tidak suka sebesar 8.3%.

Aroma pada Setup Apel Panggang dihasilkan dari campuran aroma apel dan perebusan dengan kayu manis. Aroma yang dihasilkan oleh perebusan apel dengan kayu manis diakibatkan karena kayu manis mengandung minyak terbang (sinamiladhida, eugenol,terpen dan felandren) di dalamnya sehingga menimbulkan aroma harum yang khas, sedangkan pada buah apel terdapat zat pembentuk aroma, yaitu etil esovalerat, metal butirat, dan amil kaproat memiliki bau yang khas. Aroma

Dalam dokumen makalah mpasi (Halaman 26-51)

Dokumen terkait