• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian mengenai gambaran aktivitas sehari-hari pada anak usia prasekolah usia (4-5) tahun di Kampung Umah Opat Kecamatan Bebesen Kabupaten Acah Tengah, melalui pengumpulan data terhadap 51 responden yaitu anak usia 4-5 tahun. Penyajian data meliputi karakteristik responden, dan gambaran kemandirian anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari di Kampung Umah Opat.

5.1.1 Data Demografi

Data demografi pada penelitian ini mencakup karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.

Dari hasil penelitian di dilakukan pada 51 responden, dapat dijelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan 26 responden (51,0%). berdasarkan tingkat umur sebagian besar responden berumur 5 tahun 26 responden (51,0%), berdasarkan pendidikan terakhir orang tua sebagian besar sarjana sebanyak 28 responden (54,9%), dan berdasarkan pekerjaan orang tua sebagian besar nak memiliki ibu yang bekerja sebanyak 28 responden (54,9%) sedangkan ibu yang tidak bekerja 23 responden (45,1%) dapat dilihat pada table 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Karakteristik Responden (n =

51).

5.1.2 Gambaran Aktivitas Sehari-hari Bedasarkan Jawaban Pertanyaan Pada Anak Usia Prasekolah (4-5) Tahun Di Kampung Umah Opat Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah.

Gambaran aktivitas sehari-hari pada anak usia prasekolah berbeda-beda pada setiap individu. Dari table 5.2 dapat dilihat anak dapat secara mandiri dalam aktivitas makan dan minum 23 responden (45%), eliminasi secara mandiri sebanyak 27 responden (52,9%), ke toilet secara mandiri sebanyak 20 responden (39,2%), berpindah tempat secara mandiri sebanyak 38 responden (74,5%), mandi secara mandiri sebanyak 20 responden (39,2%), sedangkan untuk aktivitas berpakian anak paling banyak pada ketergantungan sedang sebanyak 17 responden (33,3%).

Data Demografi Frekuensi (f) Persentasi (%) Jenis Kelamin: Laki-laki 25 49,0 Perempuan 26 51,0 Umur: 4 Tahun 25 49,0 5 Tahun 26 51,0 Pendidikan Terakhir Orang Tua:

SD 2 3,9 SMP 6 11,8 SMA 15 29,4 SARJANA 28 54,9 Pekerjaan Orang Tua:

Ibu Bekerja 28 45,1 Ibu Rumah Tangga 23 54,9

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden Berdasarkan Pertanyaan Aktivitas Sehari-hari (n=51)

Pertanyaan Frekuensi (n)

Presentase (%)

Makan dan minum

Mandiri 23 45 Ketergantungan ringan 16 31 Ketergantungan sedang 11 22 Ketergantungan berat 1 2 Ketergantungan total 0 0

Eliminasi (BAB dan BAK)

Mandiri 27 52,9 Ketergantungan ringan 14 27,4 Ketergantungan sedang 3 5,8 Ketergantungan berat 7 13,7 Ketergantungan total 0 0 Ke toilet Mandiri 20 39,2 Ketergantungan ringan 18 35,2 Ketergantungan sedang 9 17,6 Ketergantungan berat 4 8 Ketergantungan total 0 0 Berpindah tempat Mandiri 38 74,5 Ketergantungan ringan 6 11,7 Ketergantungan sedang 2 4 Ketergantungan berat 4 7,8 Ketergantungan total 1 2 Mandi Mandiri 20 39,2 Ketergantungan ringan 8 15,5 Ketergantungan sedang 19 37,2

Ketergantungan berat 4 8 Ketergantungan total 0 0 Berpakaian Mandiri 11 21,5 Ketergantungan ringan 10 19,6 Ketergantungan sedang 17 33,3 Ketergantungan berat 10 19,6 Ketergantungan total 3 6

5.1.3 Gambaran Kemandirian Anak Usia Prasekolah (4-5) Tahun Di Kampung Umah Opat Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tangah

Bedasarkan hasil penelitian dapat menujukkan sebagaian besar kemandirian responden dalam melakukan akitivitas sehari-hari tergolong pada kategori Ketergantungan Ringan sebanyak 22 responden (43,1%), sedangkan untuk ketergantungan total 0 (0,%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Kemampuan Anak Dalam Melakukan Aktivitas Dasar Sehari-hari (n=51)

Karakteristik Frekuensi (f) Presentase (%)

Mandiri Ketergantungan Ringan Ketergantungan Sedang Ketergantungan Berat Ketergantungan Total 11 22 16 2 0 21, 6 43,1 31,3 4 0 5.2 Pembahasan

Hasil analisa data yang diperoleh peneliti menunjukan bahwa jumlah mayoritas responden berjenis kelamin lai-laki dan perempuan hampir sama besar.

Akan tetapi menurut teori yang dipaparkan oleh Yusuf (2001), jenis kelamin dapat menentukan faktor kemandirian anak, karena anak laki-laki lebih aktif dan cepat dibandingkan anak perempuan. Pernyataan diatas sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan peneliti, bahwa dalam penelitian ini lebih banyak anak berjenis kelamin laki-laki lebih mandiri di bandingkan anak perempuan.

Hasil analisa data yang diperoleh peneliti menunjukan bahwa umur responden pada penelitian ini hampir sama besar antara umur 4 tahun dan umur 5 tahun. Menurut Muscari (2005), anak usia 4-5 tahun sudah dapat melakukan aktivitas dasar seperti makan, mengancing baju, menggunakan sendok dan garpu, mandi sendiri, pergi ketoilet sendiri. Begitu juga menurut Hidayat (2005), anak usia 4-5 tahun sudah dapat membersihkan area genitalnya stelah BAB/BAK, memakai dan membuka baju sendiri.

Hasil analisa data yang diperoleh peneliti menunjukan bahwa mayoritas pendidikan terakhir orang tua anak adalah tingkat sarjana. Bedasarkan teori yang dipaparkan oleh Wong dalam Supartini (2004), pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap gaya pengasuh yang diterapkan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat penddikan semakin tinggi, pengetahuan orang tua dalam mengasuh anak semakin bertambah, sehingga mempengaruhi kesiapan orang tua, dengan adanya kesiapan orang tua nantinya anak akan memiliki moral yang baik, kemandirian, dan tanggung jawab yang tinggi.

Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh peneliti didapatkan bahwa mayoritas anak memiliki ibu yang bekerja. Menurut Jhon dan Santroc (2002), mengatakan bahwa anak dari ibu-ibu yang bekerja lebih tanggap dan mandiri

dibandingkan ibu yang tidak bekerja hal itu dikarenakan ibu akan membebankan tanggung jawab anak untuk dapat menyelesaikan tugasnya sendiri, sehingga hal itu menjadi suatu kebiasaan. Akan tetapi bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewanggi, dkk (2008) bahwa kemandirian anak bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal (jenis kelamin, kecerdasan, perkembangan) dan faktor eksternal (lingkungan,social dan budaya) akan tetapi sangat dipengaruhi terhadap pola asuh yang diberikan oleh orang tua terhadap anak. Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulida (2012), bahwa ada hubungan yang kuat antara orangtua yang memberikan pola asuh demokrasi dengan kemandirian anak usia prasekolah. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawati (2010), bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua terhadap kemandirian anak usia prasekolah.

Setelah dilakukan analisa data dapat dilihat dari masing-masing aktivitas, makan dan minum, eliminasi (BAB/BAK), dan berpindah tempat berada pada kategori mandiri. Hal ini sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Roper (2002), yang menyatakan bawha anak usia prasekolah sudah dapat makan dan minum, berpindah tempat, dan eliminasi secara madiri. Dan jika dilihat dari aktivitas ketoilet, mandi dan berpakain responden hampir sama besar berada pada katagori mandiri dan ketergantungan, hal ini dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor dianataranya adalah kebiasan orang tua memanjakan anaknya setiap hari dalam melakukan aktivitasnya, orang tua yang tidak menunggu terlalu lama untuk membiarkan anaknya mengerjakan sendiri, orang tua yang tidak mau memberikan

pendidikan dan pengertian tentang pentingnya kemandirian dalam melakukan tugasnya sendiri (Dewi, 2005).

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas anak dengan ketergantungan ringan 22 responden melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan dan minum, kontrol eliminasi, buang air besar dan buang air kecil, mandi, dan berpakaian. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua, seperti teori yang diungkapkan oleh Meri (2005), menunjukan bahwa dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi, pengalaman orang tua mengenai pengasuhan anak semakin bertambah, sehingga menjalani mempengaruhi kesiapan orang tua dalam mengasuh. dan orang tua yang bekerja akan memeberikan pengertian pada anaknya untuk dapat meneyelesaikan tugasnya sendiri, selain itu pola asuh orang tua juga sangat mempengaruhi kemandirian anak, hal ini sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Chairinniza (2008), yang mengatakan pola asuh orang tua juga sangat berperan dalam kemandirian anak. Akan tetapi menurut teori yang dipaparkan oleh Muscari (2005), bahwa anak prasekolah usia 4-6 tahun sudah dapat melakukan aktivitas dasarnya secara mandiri.

Dalam penelitian ini juga didapakan bahwa terdapat 2 responden pada ketergantungan berat dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari, menurut Sumantri (2005), anak yang mengalami keterlambatan dalam melakukan keterampilan dasarnya merupakan ciri anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motoriknya. Akan tetapi menurut teori yang dipaparkan oleh Akbar (2011), bahwa anak yang terlalu dimanjakan juga dapat mengakibatkan

anak menggantungkan diri pada orang lain, oleh karena itu anak yang dimanjakan biasanya bersikap egois, kepribadian lemah, pemarah, mengharap bantuan orang dewasa, berharap selalu diawasi dan semua tugasnya dibebankan pada orang lain. Dalam penelitian ini tidak didapatkan anak yang mengalami ketergantungan total 0 responden, bedasarkan teori yang dipaparkan oleh Sugiarto (2005), seseorang yang membutuhkan bantuan orang lain secara keseluruhan adalah orang dalam keadaan koma, stroke, cacat, gangguan keseimbangan, sedangkan pada penelitian ini mengambil responden pada anak yang normal dan mengikuti pendidikan prasekolah.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait