• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Keadaan Perekonomian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Rumah Tangga Responden

Rumah tangga petani merupakan sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan dan pada umumnya makan bersama dari satu dapur. Rumah tangga petani juga sering didefinisikan sebagai seseorang yang mendiami sebagian/seluruh bangunan dan mengurus rumah tangga sendiri, yang pada umumnya kepala rumah tangga bekerja di sektor pertanian.

Karakteristik Rumah tangga responden meliputi data-data identitas responden dan anggota keluarga responden. Data-data tersebut meliputi umur, tingkat pendidikan, banyaknya jumlah anggota keluarga, dan pekerjaan yang dilakukan oleh rumah tangga petani. Karakteristik responden akan berpengaruh terhadap ketersediaan pangan dan konsumsi pangan keluarga. Pada penelitian ini, yang menjadi responden adalah petani pemilik penggarap, petani penyewa, petani penyakap, dan buruh tani. Responden yang dijadikan sampel berjumlah 40 orang, dengan pembagian sampel 20 responden untuk Desa Ujungpandan dan 20 responden untuk Desa Kalipucang Wetan. Sampel yang jumlahnya 40 orang responden tersebut, terdiri dari 36 suami, 39 istri, dan 32 anak. Jumlah suami ada 36 orang dikarenakan ada 4 responden dari suami yang sudah meninggal, sedangkan istri responden berjumlah 39 orang karena ada 1 orang istri yang sudah meninggal. Adapun karakteristik rumah tangga responden dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Karakteristik Rumah Tangga Responden

No. Uraian Rata-rata

1. Umur (tahun) a. Suami b. Istri

54 49 2. Lama pendidikan (tahun)

a. Suami b. Istri

8 7 3. Jumlah anggota rumah tangga (orang)

a. Laki-laki b. Perempuan

2 1 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 1)

commit to user

Data pada Tabel 15. menjelaskan bahwa umur rata-rata responden di Kecamatan Welahan, termasuk ke dalam umur produktif, sehingga responden mempunyai produktivitas kerja yang tinggi. Umur rata-rata suami di Kecamatan Welahan yaitu 54 tahun sedangkan rata-rata umur istri 49 tahun. Rata-rata umur petani yang masih dalam kelompok produktif tersebut menjelaskan bahwa petani masih bisa mengerjakan pekerjaan usahatani secara maksimal, sehingga menghasilkan pendapatan yang dapat mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Usia juga berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan gizi. Kebutuhan gizi tiap individu berbeda-beda, semakin bertambahnya umur juga menuntut pemenuhan gizi yang berbeda pula.

Tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap pengetahuan dan wawasan seseorang. Tingkat pendidikan rata-rata untuk kepala keluarga di Kecamatan Welahan yaitu 8 tahun atau tidak tamat SMP dan rata-rata tingkat pendidikan istri di Kecamatan Welahan yaitu 7 tahun atau tidak tamat SMP. Rendahnya tingat pendidikan petani dapat disebabkan oleh keterbatasan biaya karena sebagian besar petani pendapatannya rendah, sekolah yang jauh dari tempat tinggal sehingga mengalami kesulitan pada akses transportasi, ataupun dari budaya masyarakat yang ada di daerah perdesaan yang lebih mementingkan membantu orangtuanya dengan bekerja sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Tingkat pendidikan formal sangat berperan penting dalam mempengaruhi konsumsi pangan keluarga, khususnya terkait dengan tingkat pengetahuan gizi ibu. Ibu rumah tangga merupakan pengambil keputusan dalam konsumsi pangan, karena ibu rumah tangga yang menyiapkan makanan bagi seluruh anggota rumah tangganya. Apabila pengetahuan ibu rumah tangga tentang konsumsi pangan dan gizi baik, maka kecukupan gizi anggota rumah tangganya akan diperhatikan, sehingga dapat memilih bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi rumah tangganya. Tingkat pendidikan ibu rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 16.

commit to user

Tabel 16. Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Responden

Tingkat pendidikan Ibu rumah tangga

Jumlah (orang) Persentase (%) SD (6 tahun)

SMP (7-9 tahun) SMA (10-12 tahun)

Akademi dan setingkat PT (≥12 tahun)

29 8 2 0 74,36 20,51 5,13 0,00 Jumlah 39 100

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 1)

Data pada Tabel 16 dapat diketahui bahwa di Kecamatan Welahan, tingkat pendidikan ibu rumah tangga responden yang paling banyak adalah setingkat SD, yaitu sebanyak 29 orang atau sebesar 74,36%. Banyaknya ibu rumah tangga lulusan SMP sebanyak 8 orang, sedangkan ibu rumah tangga yang lulusan SMA atau sederajat terdapat 2 orang.

Jumlah dan jenis kelamin anggota keluarga juga berpengaruh terhadap konsumsi pangan keluarga, karena kecukupan gizi masing-masing anggota keluarga berbeda menurut umur dan jenis kelamin. Jumlah rata-rata anggota keluarga di Kecamatan Welahan yaitu 3 orang, yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan atau rata-rata dalam satu keluarga terdiri dari suami, istri, dan 1 anak laki-laki.

B. Karakteristik Usahatani Responden

Luas kepemilikan lahan oleh rumah tangga akan mempengaruhi banyak sedikitnya produksi hasil pertanian yang pada akhirnya akan mempengaruhi konsumsi pangan keluarga, karena hasil produksi lahan akan berkontribusi terhadap ketersediaan pangan keluarga. Rata-rata luas kepemilikan lahan petani di Kecamatan Welahan adalah 0,762 hektar. Status lahan yang dimiliki petani, pada umumnya adalah lahan sewa, dengan harga sewa Rp 6.000.000,00 - Rp 7.000.000,00 per hektar per tahun. Walaupun biaya sewa lahan yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga petani di Kecamatan Welahan cukup besar, tetapi pada umumnya bisa memberikan penerimaan yang lebih besar bagi petani. Hal ini dikarenakan dalam sekali musim tanam petani memperoleh pendapatan yang bisa mencapai Rp 15.000.000,00. Lahan yang dikelola petani merupakan lahan sawah yang bisa ditanami 3 kali dalam satu tahun dan

commit to user

merupakan sumber pendapatan bagi petani. Pola tanaman yang diusahakan di Kecamatan Welahan dalam satu tahun adalah padi/hortikultura-padi/hortikultura-palawija. Komoditas hortikiltura yang biasanya diusahakan oleh petani di Kecamatan Welahan adalah melon dan ketimun, sedangkan untuk palawija biasanya petani menanam komoditas jagung. Hasil dari kegiatan usahatani sebagian dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi dijual. Harga jual komoditas pertanian cukup besar yaitu Rp 450.000,00/kuintal gabah kering giling, dan pendapatan yang diperoleh dari produk hortikultura seperti melon dapat mencapai Rp 15.000.000,00 sekali musim tanam dengan rata-rata harga per kilogramnya yaitu Rp 3.500,00.

C. Pendapatan Rumah Tangga Responden

Pendapatan rumah tangga merupakan sejumlah uang yang diperoleh dari masing-masing anggota rumah tangga dari pekerjaan yang dilakukan dalam satu bulan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Pendapatan rumah tangga petani dikelompokkan menjadi 3, yaitu pendapatan usahatani, non usahatani, dan remiten. Besarnya rata-rata pendapatan rumah tangga responden di Kecamatan Welahan dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Rata-Rata Pendapatan Rumah Tangga Responden per Bulan

No. Asal pendapatan Rata-rata (Rp) Persentase (%)

1. Pendapatan Usahatani 1.476.325 42,55

2. 3.

Pendapatan Non Usahatani Pendapatan Remiten 1.956.250 37.500 56,37 1,08 Jumlah 3.470.075 100

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 3)

Pendapatan usahatani merupakan pendapatan yang diperoleh dari anggota rumah tangga dari kegiatan sektor pertanian. Pada penelitian ini pendapatan usahatani diperoleh dari hasil menggarap lahan sawah, tegal, pekarangan, dan hasil ternak. Besarnya pendapatan usahatani rumah tangga di Kecamatan Welahan adalah Rp 1.476.325,00 atau sebesar 42,55%. Pendapatan non usahatani rumah tangga di Kecamatan Welahan diperoleh dari pendapatan anggota rumah tangga yang bekerja di sektor non pertanian seperti : buruh

commit to user

angkut hasil pertanian, buruh mebel, buruh bangunan, buruh tani, pedagang, penjaga toko, buruh amplas, bengkel, guru madrasah, dan membuat jala ikan, pengrajin batu bata, buruh konveksi, karyawan pabrik, buruh sablon, tukang batu, dan tukang kayu. Pendapatan non usahatani tersebut kemudian menjadi tambahan pendapatan bagi rumah tangga. Pada Tabel 17, diketahui bahwa rata-rata besarnya pendapatan non usahatani rumah tangga petani di Kecamatan Welahan yaitu sebesar Rp 1.956.250,00 atau sebesar 56,37%. Selain itu, pendapatan rumah tangga petani juga diperoleh dari pendapatan remiten yaitu pendapatan dari kiriman anak yang tidak tinggal dalam satu rumah/bekerja di luar daerah sebesar Rp 37.500,00 atau sebesar 1,08%. Persentase pendapatan usahatani lebih rendah dari persentase pendapatan non usahatani. Meskipun kontribusi pendapatan rumah tangga dari usahatani lebih kecil, namun masih tetap memberikan kontribusi pendapatan untuk memenuhi kebutuhan khususnya tentang konsumsi pangan.

Pendapatan rumah tangga merupakan salah satu faktor penentu kualitas dan kuantitas konsumsi pangan, karena adanya kecenderungan rumah tangga yang berpendapatan tinggi untuk lebih mementingkan kualitas pangan dibandingkan dengan rumah tangga yang berpendapatan rendah. Rumah tangga yang penghasilannya terbatas, pemilihan konsumsi pangan masih didominasi oleh bagaimana memperoleh pangan secara cukup secara kuantitas, dan belum mementingkan gizi yang terkandung di dalamnya.

D. Diversifikasi Pendapatan Responden

Pendapatan merupakan faktor utama yang menentukan perilaku rumah tangga dalam melakukan konsumsi pangan. Pada umumnya daerah perdesaan yang sebagian penduduknya bekerja sebagai petani tidak menggantungkan hidupnya pada satu jenis pekerjaan. Jika rumah tangga hanya menggantungkan hidupnya sebagai petani, maka kebutuhan hidup rumah tangga tidak akan terpenuhi (Reardon, 1997). Hal ini dikarenakan petani mempunyai uang hanya saat setelah panen, sehingga petani akan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup, jika musim panen sudah lewat. Oleh karena itu petani melakukan diversifikasi sumber-sumber pendapatan agar bisa memenuhi

commit to user

kebutuhan hidup dan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Menurut Wanyama et al. (2010), umumnya rumah tangga petani di negara berkembang melakukan diversifikasi pendapatan yang lebih ditekankan dari kegiatan non pertanian, misalnya dengan menjadi pegawai di pasar tenaga kerja. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan non pertanian ini bisa digunakan untuk mendanai kegiatan pertanian. Data mengenai diversifikasi pekerjaan rumah tangga petani di Kecamatan Welahan dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Diversifikasi Pekerjaan Rumah Tangga Responden

No. Pekerjaan Responden Suami Istri Anak

A. Pekerjaan Usahatani 36 39 4

B. Pekerjaan Non Usahatani 1. Bidang Bangunan

a. Buruh bangunan

2. Bidang Industri Pengolahan a. Pengrajin batu bata b. Membuat jala ikan c. Buruh konveksi d. Buruh pabrik e. Buruh sablon f. Buruh mebel g. Buruh amplas 3. Bidang Pertanian a. Buruh tani

4. Perdagangan, Hotel dan Restoran a. Perdagangan

1. Kios di pasar 2. Jual hasil usaha tani

(pisang, jagung, dll) 3. Pecel dan gorengan b. Karyawan toko 5. Jasa-Jasa

a. Guru madrasah b. Karyawan bengkel c. Tenaga traktor

6. Pengangkutan dan Komunikasi a. Buruh angkut 3 7 0 0 0 0 1 0 2 3 0 0 0 1 0 1 4 0 7 3 0 0 0 0 0 1 2 4 2 0 0 0 0 0 4 8 0 5 2 1 1 3 0 1 0 0 4 0 2 0 2 Jumlah 22 19 33 C. Remiten (Kiriman) 0 0 3

commit to user

Data pada Tabel 18, menjelaskan tentang diversifikasi sumber-sumber pendapatan yang dilakukan oleh rumah tangga responden untuk menambah pendapatan keluarga sehingga tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup baik untuk pangan maupun non pangan. Pekerjaaan yang dilakukan rumah tangga responden di Kecamatan Welahan untuk kegiatan non pertanian berasal dari 6 sektor perekonomian yang digunakan untuk menambah sumber pendapatan. Pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh rumah tangga petani untuk menambah pendapatan yaitu dari sektor industri pengolahan dengan bekerja sebagai pengrajin batu bata. Pengrajin batu bata yang ada mencapai 7 responden untuk kepala keluarga, 7 responden untuk istri, dan 8 responden untuk anak. Selain itu pekerjaan yang bisa dilakukan oleh rumah tangga responden untuk sumber pendapatan selain menjadi petani yaitu dengan bekerja sebagai pedagang, buruh bangunan, guru madrasah, pembuat jala ikan, karyawan toko, dan bengkel. Ada 3 responden di Kecamatan Welahan yang menambah sumber pendapatan rumah tangga melalui pendapatan remiten yaitu berasal dari kiriman anggota rumah tangga yang bekerja di luar daerah.

Data pada Tabel 18, sebagian kepala keluarga dari jumlah total responden ada yang tidak melakukan diversifikasi pendapatan. Hal ini dikarenakan antara lain : kepala keluarga usianya sudah mencapai 60 tahun, sehingga yang melakukan diversifikasi pendapatan adalah anak-anaknya yang sudah masuk dalam golongan angkatan kerja, atau dalam 1 rumah tangga hanya ada 2 orang anggota rumah tangga, yaitu kepala keluarga dan istri sehingga pendapatan yang berasal dari usahatani cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup khususnya kebutuhan pangan. Sedangkan dari perhitungan indeks diversifikasi pendapatan, diperoleh nilai indeks sebesar 2,06. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata rumah tangga responden di Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara melakukan 2 pekerjaan untuk menambah pendapatan keluarga, sehingga pendapatan yang diperoleh tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga (Lihat Lampiran 5).

commit to user

E. Pengeluaran Rumah Tangga Responden

Pengeluaran rumah tangga digolongkan menjadi 2 yaitu pengeluaran untuk konsumsi pangan dan non pangan tanpa memperhatikan asal barang. Pengeluaran rumah tangga responden untuk konsumsi pangan dan non pangan di Kecamatan Welahan dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Rata-Rata Pengeluaran Pangan dan Non Pangan Per Bulan Rumah Tangga Responden

No. Jenis Pengeluaran Rata-rata (Rp) Persentase (%) 1. Pengeluaran Pangan a. Padi-padian 1. Beras 2. Jagung 3. Tepung Beras 4. Tepung terigu b. Umbi-umbian 1. Ketela pohon 2. Ketela rambat 3. Kentang c. Ikan d. Daging

e. Telur dan susu f. Sayur-sayuran g. Kacang-kacangan h. Buah-buahan i. Minyak dan lemak j. Minuman

k. Bumbu-bumbuan l. Konsumsi lain

m. Makanan dan minuman jadi n. Tembakau dan sirih

(269.152,5) 222.175 8.200 10.587,5 28.190 (20.300) 9.300 8.400 2.600 51.520 36.075 24.587,5 87.717,5 54.570 48.637 79.000 115.180 97.960 30.620 102.600 168.100 (22,70) 18,73 0,69 0,90 2,38 (1,71) 0,78 0,71 0,22 4,34 3,04 2,07 7,40 4,60 4,10 6,67 9,71 8,26 2,58 8,65 14,17 Jumlah 1.186.020 100

2. Pengeluaran non pangan a. Perumahan

b. Aneka barang dan jasa c. Biaya pendidikan d. Biaya kesehatan e. Sandang

f. Barang tahan lama g. Pajak dan asuransi h. Keperluan sosial 115.368 290.032,5 104.810 44.395 52.272,5 91.097,5 20.970 320.082,5 11,10 27,91 10,09 4,27 5,03 8,77 2,02 30,81 Jumlah 1.039.028 100 Jumlah 2.225.048 100

commit to user

Data pada Tabel 19, menunjukkan bahwa besarnya rata-rata pengeluaran perbulan rumah tangga responden di Kecamatan Welahan adalah sebesar Rp 2.225.048,00. Besarnya pengeluaran untuk pangan sebesar Rp 1.186.020,00 dan pengeluaran non pangan sebesar Rp 1.039.028,00.

Konsumsi pangan merupakan sejumlah makanan dan minuman yang dimakan/diminum penduduk/seseorang dalam rangka memenuhi kebutuhan fisiknya. Konsumsi pangan dihitung selama seminggu yang lalu, kemudian dikonversikan ke dalam pengeluaran selama sebulan. Konsumsi untuk pangan meliputi 14 golongan, antara lain padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, minuman, bumbu-bumbuan, konsumsi lainnya, makanan dan minuman jadi, serta tembakau dan sirih.

Pengeluaran konsumsi pangan terbesar bagi rumah tangga responden di Kecamatan Welahan adalah pengeluaran untuk jenis padi-padian yang mencapai 22,70%. Kelompok pangan jenis padi-padian meliputi beras, jagung, tepung beras, tepung jagung, tepung terigu dan jenis produk dari padi-padian. Besarnya pengeluaran untuk padi-padian karena padi-padian merupakan makanan pokok bagi setiap rumah tangga responden. Kelompok padi-padian yang paling banyak dikonsumsi adalah beras karena pola pangan rumah tangga petani sepanjang tahunnya adalah beras, oleh karena itu, ketersediaannya di rumah selalu ada. Selain itu, kelompok padi-padian yang juga sering dikonsumsi yaitu jagung, tepung beras dan tepung terigu karena dapat digunakan sebagai tambahan untuk energi dan sebagai bahan-bahan pembuat lauk.

Pengeluaran pangan terbesar kedua bagi rumah tangga responden di Kecamatan Welahan adalah untuk jenis konsumsi tembakau dan sirih, yang mencapai 14,17%. Golongan pangan yang termasuk dalam tembakau dan sirih antara lain : rokok kretek, rokok filter, cerutu, sirih, tembakau, dan pinang. Sebagian besar responden menggunakan rokok kretek dan rokok filter buatan dari pabrik. Hal ini dikarenakan responden sudah terbiasa menggunakan

rokok-commit to user

rokok yang selama ini mereka konsumsi dan tidak mau mengganti dengan konsumsi rokok yang lain.

Pengeluaran konsumsi pangan terbesar ketiga bagi rumah tangga responden di Kecamatan Welahan yaitu untuk konsumsi minuman yaitu sebesar 9,71%. Pengeluaran untuk minuman meliputi gula, teh, kopi, dan lainnya. Pengeluaran terbesar adalah gula, karena gula dikonsumsi setiap hari yang digunakan untuk melengkapi minuman. Selain itu gula juga dapat digunakan untuk pelengkap bumbu dalam masakan.

Pengeluaran pangan untuk makanan dan minuman jadi mencapai 8,65%. Konsumsi pangan dari makanan dan minuman jadi ini meliputi roti, biskuit, bakso, gado-gado, dan lainnya. Besarnya pengeluaran pangan untuk makanan dan minuman jadi di rumah tangga responden di Kecamatan Welahan, dikarenakan sebagian besar petani mempunyai pekerjaan sampingan seperti pengrajin batu bata dan buruh angkut, sehingga membutuhkan energi yang jumlahnya cukup banyak. Bagi petani yang sekaligus pengrajin batu bata, sebagian waktu mereka dihabiskan di lahan untuk membuat batu bata, sehingga mereka lebih efisien jika membeli makanan yang langsung jadi di warung makan atau dari pedagang keliling.

Pengeluaran pangan selanjutnya di Kecamatan Welahan yaitu konsumsi bumbuan dengan persentase sebesar 8,26%. Golongan bumbu-bumbuan antara lain : garam, merica, ketumbar, terasi, vetsin, kecap, bawang merah, bawang putih, kemiri dan gula merah. Pengeluaran untuk bawang merah dan bawang putih adalah yang terbesar. Hal ini dikarenakan kedua jenis ini merupakan bumbu pokok pada setiap masakan dan harganya juga relatif lebih mahal.

Pengeluaran untuk konsumsi sayur-sayuran mencapai 7,40%. Golongan sayuran yang biasanya dikonsumsi antara lain adalah bayam, kangkung, kubis, kacang panjang, buncis, cabai, tomat, sawi, dan lain-lain. Sayuran biasanya diperoleh dengan membeli di warung-warung terdekat, pedagang keliling atau dari pasar. Sayuran yang biasa dikonsumsi responden adalah sayur bayam, kangkung, kobis, dan terong.

commit to user

Pengeluaran untuk minyak dan lemak di Kecamatan Welahan sebesar 6,67%. Pengeluaran untuk minyak dan lemak meliputi minyak goreng, mentega, kelapa dan lainnya. Pengeluaran untuk minyak goreng merupakan pengeluaran terbesar, karena semua rumah tangga menggunakan minyak goreng untuk menumis bumbu-bumbu dan menggoreng lauk-pauk atau kudapan. Kelapa hanya digunakan untuk sayur yang berkuah santan, seperti sayur bobor, sayur lodeh, dan semur. Sedangkan untuk konsumsi mentega, hampir semua responden tidak mengkonsumsinya.

Pengeluaran pangan untuk kacang-kacangan mencapai 4,60%. Konsumsi kacang-kacangan meliputi kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, tahu, tempe dan lainnya. Pengeluaran rumah tangga petani untuk golongan ini hanyalah pada tempe dan tahu. Tempe dan tahu merupakan lauk sumber protein nabati yang murah, oleh karena itu tahu dan tempe digunakan sebagai lauk untuk sehari-hari.

Pengeluaran untuk kelompok pangan ikan sebesar 4,34%. Golongan ikan meliputi ikan segar, ikan awetan dan lainnya. Ikan segar yang dikonsumsi oleh sebagian besar petani responden adalah ikan lele, ikan pindang, ikan bandeng, ikan bagong dan ikan manyar, sedangkan ikan awetan yang sering dikonsumsi adalah ikan asin seperti gereh dan tempong, serta ikan asap. Konsumsi ikan cukup besar di Kecamatan Welahan. Hal ini dikarenakan letak geografis Kecamatan Welahan cukup dekat dengan laut maupun tambak-tambak ikan air tawar, sehingga ikan laut maupun ikan air tawar dapat dengan mudah diperoleh dengan cara membelinya di pasar, warung, atau pedagang keliling.

Pengeluaran konsumsi pangan untuk buah-buahan mencapai 4,10%. Buah-buahan yang sering dikonsumsi oleh responden adalah pisang dan pepaya. Hal ini dikarenakan harga pisang dan pepaya yang lebih murah daripada buah-buah yang lain.

Pengeluaran untuk konsumsi pangan dari golongan daging mencapai 3,04%. Golongan daging meliputi sapi, ayam, kambing dan lainnya. Rumah tangga konsumen pada umumnya mengkonsumsi daging ayam dan daging

commit to user

kerbau. Harga daging ayam yang ada di pasaran yaitu Rp 22.000,00/kg, sedangkan harga daging kerbau sebesar Rp 60.000,00/kg. Konsumsi daging ayam maupun daging kerbau tidak bisa setiap hari. Responden mengkonsumsi daging ayam rata-rata setiap seminggu sekali atau dua minggu sekali. Daging kerbau dikonsumsi jika responden ingin memasak botok, dan biasanya hanya membeli sekitar 0,1 kilogram untuk dijadikan lauk. Namun, untuk daging sapi dan daging kambing mereka hanya mengkonsumsinya saat hari raya kurban atau saat ada hajatan di tetangga atau di saudara.

Pengeluaran pangan untuk konsumsi lainnya mencapai 2,58%. Golongan konsumsi lain antara lain kerupuk, gendar/karak, mie, bihun dan lain-lainnya. Kerupuk merupakan konsumsi yang terbesar pada golongan ini. Hal ini dikarenakan responden merasa kurang lengkap kalau tidak ada kerupuk saat mereka makan, selain itu karena harganya yang relatif murah, maka responden masih mampu untuk membelinya. Sedangkan untuk mie tidak semua responden mengkonsumsi, tetapi hanya pada saat mereka tidak memasak baru mengkonsumsi mie yang digunakan sebagai lauk.

Pengeluaran konsumsi pangan dari golongan telur dan susu sebesar 2,07%. Telur yang dikonsumsi adalah telur ayam ras karena harganya yang lebih murah dibanding telur ayam kampung ataupun telur bebek. Responden biasanya mengkonsumsi telur ayam tidak setiap hari, hanya digunakan sebagai selingan tahu dan tempe. Rumah tangga petani yang mengkonsumsi susu pada umumnya adalah rumah tangga yang mempunyai balita dan anak usia sekolah taman kanak-kanak sampai dengan usia SD.

Pengeluaran konsumsi pangan yang terendah bagi rumah tangga responden di Kecamatan Welahan adalah untuk konsumsi umbi-umbian dengan persentase sebesar 1,71%. Hal ini dikarenakan responden jarang mengkonsumsi umbi-umbian, hanya beberapa responden yang mengonsumsi umbi-umbian untuk makanan selingan ataupun sebagai kudapan setelah bekerja. Golongan umbi-umbian meliputi ketela pohon, ketela rambat, gaplek, kentang, talas dan lainnya.. Umbi yang sering dikonsumsi yaitu ketela pohon dan ketela rambat.

commit to user

Pengeluaran non pangan terdiri dari pengeluaran untuk perumahan, aneka barang dan jasa, biaya pendidikan, biaya kesehatan, sandang, barang tahan lama, pajak dan asuransi, serta keperluan sosial. Besarnya pengeluaran non pangan di Kecamatan Welahan adalah Rp 1.039.028,00. Pengeluaran non pangan terbesar yaitu untuk biaya keperluan sosial yang mencapai 30,81%. Pengeluaran untuk keperluan sosial meliputi sumbangan untuk perkawinan, kematian, khitanan, perayaan agama, perayaan adat dan sewa lahan. Pengeluaran untuk keperluan sosial yang paling besar yaitu untuk perayaan agama, seperti perayaan hari raya idul fitri dan idul adha. Selain itu, digunakan untuk sumbangan hajatan baik untuk perkawinan ataupun khitanan yang dilakukan oleh tetangga dan saudara.

Dokumen terkait