• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Areal kerja IUPHHK pada Hutan Alam PT Dasa Intiga adalah seluas 131 850 Ha yang diperoleh dari beberapa tahap perijinan yaitu :

1. SK Menhut No 258/ KPTS/ Um/ 4/ 1970 tanggal 29 April 1970 dengan luas areal 272000 Ha

2. SK Menhut No 422/ Menhut-IV/ 1993 tanggal 27 Februari 1993 dengan luas areal 189 200 Ha

3. SK Menhut No 77/ KPTS-II/ 2000 tanggal 22 Desember 2000 dengan luas areal 170 100 Ha

4. SK Menhut No 440/ Menhut-II/ 2009 tanggal 29 Juli 2009 dengan luas areal 131 850 Ha

(PT Dasa Intiga 2012)

Secara geografis terletak pada koordinat 00o46’-01o33’ LU dan 114o17’ -114o39’ BT, termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Kapuas Tengah dan Timpah, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. Areal tersebut berada pada kelompok Hutan S. Kuatan-S. Hyang dan termasuk dalam wilayah DAS Kapuas (Sub DAS Kuatan dan Sub DAS Hyang).

Batas-batas areal kerja PT Dasa Intiga yaitu sebelah utara berbatasan dengan IUPHHK-HA PT Pandu Jaya Gemilang Agung, sebelah selatan berbatasan dengan Eks IUPHHK-HA PT Batarung, sebelah timur berbatasan dengan IUPHHK-HA PT Bina Multi Alamlestari, IUPHHK-HA PT Sinergi Hutan Lestari, IUPHHK-HA PT Tingganga Karya Mandiri dan IUPHHK-HT PT Perintis Adiwarna dan sebelah barat berbatasan dengan Hutan Lindung.

Berdasarkan peta tanah Provinsi Kalimantan Tengah, areal kerja PT Dasa Intiga termasuk dalam tanah mineral. Berdasarkan jenisnya, tanah-tanah di wilayah ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis ordo, yaitu podsolik merah kuning dan podsol. Jenis tanah yang mendominasi adalah tanah podsolik merah kuning dengan perbandingan tanah podsolik merah kuning sebesar 77.4% dan tanah podsol sebesar 22.6%.

Kondisi geologi PT Dasa Intiga secara umum mempunyai bentuk wilayah datar sampai landai dengan kelas kelerengan 0-15%. Ketinggian tempat berkisar antara 100-300 mdpl.

Menurut sistem klasifikasi Schmidt dan Ferguson (1951), iklim di sekitar areal kerja termasuk dalam tipe iklim A (sangat basah) dimana rasio bulan kering dengan bulan basah menunjukkan bilangan yang relatif dengan nilai Q=9. Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2183 mm dengan jumlah hari hujan 144 hari, sedangkan rata-rata curah hujan bulanan adalah 182 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 12 hari.

7

Gambar 2 Peta areal kerja PT Dasa Intiga

Kegiatan Pemanenan Kayu di Areal IUPHHK-HA PT Dasa Intiga

Pemanenan hasil hutan adalah kegiatan pengelolaan hutan yang pada dasarnya merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk mengubah pohon dari hutan dan memindahkan ke tempat penggunaan. Kegiatan pemanenan hasil hutan kayu yang dilakukan pada PT Dasa Intiga adalah sistem pemanenan secara mekanis. Secara garis besar kegiatan pemanenan yaitu dimulai dari kegiatan penebangan, pembagian batang, penyaradan, muat dan bongkar pengumpulan log dan pengukuran di TPn, pengangkutan dan penimbunan kayu di TPK atau Logpond.

Proses penebangan di PT Dasa Intiga dilakukan oleh regu chainsaw dengan sistem borongan. Operator chainsaw dibantu oleh seorang helper. Sebelum kegiatan penebangan biasanya operator melihat keadaan pohon untuk menentukan boleh atau tidaknya pohon tersebut ditebang.

Kegiatan penyaradan yang dilakukan di areal PT Dasa Intiga dilakukan dengan menggunakan bulldozer. Pohon yang sudah ditebang dari dalam hutan akan disarad menuju TPn yang berada di pinggir jalan angkutan dengan menggunakan bulldozer.

Sebelum diangkut menuju ke TPK, kayu akan diukur terlebih dahulu kemudian dilaporkan dalam bentuk buku LHP (Laporan Hasil Produksi). Setelah buku LHP selesai maka dilakukan kegiatan muat kayu ke atas Logging Truck

untuk diangkut ke TPK. PT Dasa Intiga memiliki dua TPK antara yaitu TPK 19 dan TPK 37. Kayu yang sudah diletakkan di TPK antara akan diangkut menuju TPK akhir yaitu Logpond Pepas. Pada Logpond Pepas dilakukan pengecekan kondisi kayu yang akan dibeli oleh pembeli.

8

Potensi Tegakan di Areal IUPHHK-HA PT Dasa Intiga

Jenis pohon yang ditemukan pada plot penelitian sebagian terdapat pada buku LHC seperti Balau (Shorea maxwelliana king), Keruing (Dipterocarpus crimitus dyer), Meranti (Shorea sp), Kapur (Dryobalanops aromatica), Jabon (Anthocephalus cadamba), Bintangur (Calophyllum inophyllum), Ulin (Eusideroxylon zwageri), Rengas (Gluta renghas), Nyatoh (Palaquium sp), Geronggang (Cratoxylon arborescens), Terentang (Campnosprema auriculatum). Potensi tegakan berdasarkan kelompok jenis dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Kerapatan tegakan awal berdasarkan kelompok jenis dan kelas diameter

Keterangan : N (phn/ha) V (m3/ha)

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa kelas diameter 10-19 cm mendominasi kerapatan tegakan dengan rata-rata 342 phn/ha dan terus menurun pada kelas diameter seterusnya. Menurut Muhdin (2012), jumlah semua jenis pohon dengan diameter 10 cm up pada setiap PUP (Petak Ukur Permanen) yang berukuran 1 ha bervariasi antara 113-607 phn. Kelompok jenis meranti yang mendominasi dengan jumlah pohon sebanyak 291 phn/ha, lalu kelompok jenis rimba campuran memiliki jumlah pohon 136 phn/ha dan kelompok jenis kayu yang dilindungi memiliki jumlah kerapatan pohon terkecil yaitu 20 phn/ha. Pada kelompok jenis meranti mendominasi pada diameter 10-19 cm dengan jumlah 228 phn/ha, kelas diameter 20-29 cm sebesar 25 phn/ha, kelas diameter 30-39 cm sebesar 15 pohon /ha, kelas diameter 40-49 cm sebesar 12 phn/ha dan kelas diameter ≥ 50 cm

sebesar 11 phn/ha.

Potensi Biomassa dan Karbon Sebelum Kegiatan Pemanenan

Kegiatan penebangan merupakan langkah awal dari kegiatan pemanenan kayu. Tujuan penebangan adalah untuk mendapatkan bahan baku untuk keperluan industri perkayuan dalam jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Pada kegiatan penebangan ini dapat menimbulkan kerusakan pada pohon-pohon di sekitar pohon yang akan ditebang, walaupun sudah dibuat takik rebah dan takik balas pada saat sebelum diakukan kegiatan penebangan.

N V N V N V N V N V N V Meranti 228 40.27 25 11.89 15 15.94 12 24.31 11 49.56 291 141.97 Rimba Campuran 100 18.26 20 7.32 13 8.89 2 3.04 1 6 136 43.51 Dilindungi 14 1.92 1 1.01 2 2.41 2 3.23 1 3.01 20 11.56 Seluruh Jenis 342 60.45 46 20.22 30 27.23 16 30.58 13 58.57 447 197.04 Kelompok Jenis

Jumlah Pohon (N) dan Volume (V) Pada Tiap Kelas Diameter

Total

9

Hasil perhitungan biomassa dan karbon yang diperoleh dibedakan berdasarkan tingkat vegetasi yaitu tingkat vegetasi tiang dan tingkat vegetasi pohon yang disajikan dalam bentuk biomassa dan karbon per ha. Untuk menghitung potensi biomassa dan karbon ini menggunakan persamaan alometrik. Hasil perhitungan potensi biomassa dan karbon dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2 Simpanan biomassa dan karbon sebelum pemanenan pada plot penelitian No Plot Potensi per ha Tiang Pohon N V B C N V B C 1 320 62.45 35.42 19.94 111 129.56 128.50 76.07 2 368 67.29 44.59 25.20 112 139.84 151.49 88.74 3 356 65.60 27.35 15.40 89 129.00 101.16 65.91 4 408 50.35 44.70 25.40 124 109.18 122.67 71.68 5 344 64.37 42.49 24.03 83 123.37 105.54 56.24 6 284 54.52 14.73 8.31 85 114.82 98.86 57.94 7 296 52.91 30.39 17.10 133 170.14 150.06 88.35 8 336 62.03 35.79 20.40 115 168.94 141.12 82.33 9 332 54.04 30.84 17.33 106 132.81 114.47 53.58 10 372 70.93 41.14 23.15 92 148.26 127.81 74.95 Rata-Rata 342 60.45 34.74 19.63 105 136.59 124.17 71.58

Keterangan : N = Jumlah Pohon (phn/ha)

V = Volume (m3/ha)

B = Biomassa (ton/ha) C = Karbon (ton C/ha)

Kegiatan ITSP (Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan) dilakukan untuk mengetahui potensi tegakan hutan sebelum dilakukannya penebangan. Pada Tabel 2 menunjukan hasil ITSP plot penelitian menunjukkan rata-rata kerapatan pohon pada tingkat pohon dengan diameter 10-19 cm sebesar 342 phn/ha dengan volume sebesar 60.45 m3/ha dengan potensi biomassa sebesar 14.73-44.70 ton/ha dengan rata-rata sebesar 34.74 ton/ha dan potensi karbon sebesar 8.31-25.40 ton C/ha dengan rata-rata sebesar 19.63 ton C/ha, sedangkan kelas diameter pohon 20 cm up jumlah pohon yang ada pada plot penelitian adalah sebanyak 105 phn/ha dengan volume 136.59 m3 dengan potensi biomassa sebesar 98.86-151.49 ton/ha dengan rata-rata sebesar 124.17 ton/ha dan potensi karbon sebesar 56.24-88.74 ton/ha dengan rata-rata sebesar 71.58 ton C/ha. Simpanan karbon dalam tegakan hutan selain dipengaruhi oleh ukuran diameter juga dipengaruhi oleh banyaknya jumlah pohon pada tegakan tersebut (kerapatan phn/ha). Semakin besar diameter pohon dan kerapatan pohon per hektar dalam tegakan maka simpanan karbon semakin besar pula dan begitu sebaliknya.

10

Pada penelitian Firma (2012) di IUPHHK-HA PT Salaki Summa Sejahtera, Pulau Siberut, Provinsi Sumatera Barat terlihat bahwa potensi simpanan karbon sebesar 75.71-187.93 ton C/ha dengan rata-rata potensi simpanan karbon pada plot penelitian adalah 120.142 ton C/ha. Hasil penelitian Kusuma (2009) di Kalimantan Barat menunjukan bahwa simpanan karbon pada hutan virgin sekitar 123.12 ton C/ha, sedangkan pada LOA 1983 sekitar 93.44 ton C/ha. Sedangkan, hasil penelitian Junaedi (2007) di IUPHHK HA PT Sari Bumi Kusuma, Provinsi Kalimantan Tengah menyatakan bahwa hutan tropis dataran rendah areal bekas tebangan menyimpan massa karbon di atas permukaan tanah sebesar 57.68-107.71 ton C/ha dan di hutan primer sebesar 229.33 ton C/ha.

Tabel 3 Potensi biomassa dan karbon berdasarkan kelompok jenis

Potensi Per ha

Kelompok Tiang Pohon

Jenis N V B C N V B C

Meranti 228 40.27 22.65 12.76 64 98.79 90.71 51.99 Rimba Campuran 100 18.26 10.82 6.15 35 28.34 25.21 14.74

Dilindungi 14 1.92 1.27 0.72 6 9.46 8.25 4.85

Total 342 60.45 34.74 19.63 105 136.59 124.17 71.58

Keterangan : N = Jumlah Pohon (phn/ha)

V = Volume (m3/ha)

B = Biomassa (ton/ha) C = Karbon (ton C/ha)

Tabel 4 Potensi biomassa dan karbon berdasarkan kelas diameter

Kelas Potensi Per ha

Diameter N V B C 10-19 cm 342 60.45 34.74 19.60 20-29 cm 46 20.02 17.76 10.22 30-39 cm 30 26.55 24.04 13.65 40-49 cm 16 31.10 28.08 15.08 ≥ 50 cm 13 58.92 55.29 32.66 Total 447 197.04 159.91 91.21

Keterangan : N = Jumlah Pohon (phn/ha) V = Volume (m3/ha)

B = Biomassa (ton/ha) C = Karbon (ton C/ha)

11

Gambar 3 Potensi biomassa dan karbon berdasarkan kelas diameter

Pada Tabel 3 dapat dilihat potensi biomassa dan karbon sebelum adanya kegiatan pemanenan berdasarkan kelompok jenis pada tingkat tiang jumlah total pohon sebesar 342 phn/ha dengan volume 60.45 m3/ha, potensi biomassa yang dihasilkan sebesar 34.74 ton/ha dan potensi karbon sebesar 19.63 ton C/ha

sedangkan pada pohon dengan diameter ≥ 20 cm jumlah total pohon 105 phn/ha memiliki volume 136.59 m3/ha, potensi biomassa dan karbon sebesar 124.17 ton/ha dan 71.58 ton C/ha

Jenis yang mendominasi adalah jenis meranti dengan jumlah pohon 228 phn/ha untuk tingkat tiang yang memiliki volume sebesar 40.27 m3 dengan potensi biomassa dan karbon 22.65 ton/ha dan 12.76 ton C/ha sedangkan pada tingkat pohon jumlah pohon sebanyak 64 phn/ha memiliki volume 98.79 m3 dengan potensi biomassa dan karbon sebesar 90.71 ton/ha dan 51.99 ton C/ha. Selanjutnya adalah kelompok rimba campuran untuk tingkat tiang yang memiliki jumlah pohon 100 phn/ha dengan volume sebesar 18.26 m3 dengan potensi biomassa dan karbon 10.82 ton/ha dan 6.15 ton C/ha sedangkan pada tingkat pohon jumlah pohon sebanyak 35 phn/ha memiliki volume 28.34 m3 dengan potensi biomassa dan karbon sebesar 25.21 ton/ha dan 14.74 ton C/ha. Kelompok kayu dilindungi memiliki jumlah pohon, volume, biomassa dan karbon yang terkecil dibanding kelompok jenis lainnya. Untuk tingkat tiang yang memiliki jumlah pohon 14 phn/ha dengan volume sebesar 1.92 m3 dengan potensi biomassa dan karbon 1.27 ton/ha dan 0.82 ton C/ha sedangkan pada tingkat pohon jumlah pohon sebanyak 6 phn/ha memiliki volume 9.46 m3 dengan potensi biomassa dan karbon sebesar 8.25 ton/ha dan 4.25 ton C/ha

Berdasarkan Tabel 4 potensi biomassa dan karbon berdasarkan kelas diameter. Kelas diameter yang mendominasi ada plot penelitian adalah kelas diameter 10-19 cm atau pada tingkat tiang memiliki dengan jumlah pohon 342 phn/ha yang memiliki volume sebesar 60.45m3 dengan potensi biomassa dan karbon 34.74 ton/ha dan 19.60 ton C/ha. Selanjutnya kelas diameter 20-29 cm

0 10 20 30 40 50 60 10-19 cm 20-29 cm 30-39 cm 40-49 cm ≥ 50 cm B io m a ss a ( to n/h a ) da n K a rbo n (t o n C/ha ) Kelas Diameter (cm) Biomassa Karbon

12

memiliki dengan jumlah pohon 46 phn/ha yang memiliki volume sebesar 20.02 m3 dengan potensi biomassa dan karbon 17.76 ton/ha dan 10.22 ton C/ha. Kelas diameter 30-39 cm memiliki dengan jumlah pohon 30 phn/ha yang memiliki volume sebesar 26.55 m3 dengan potensi biomassa dan karbon 24.04 ton/ha dan 13.65 ton C/ha. Kelas diameter 40-49 cm memiliki dengan jumlah pohon 16 phn/ha yang memiliki volume sebesar 31.10 m3 dengan potensi biomassa dan karbon 28.08 ton/ha dan 15.08 ton C/ha. Sedangkan kelas ≥ 50 cm atau pada tingkat pohon memiliki dengan jumlah pohon 13 phn/ha yang memiliki volume terbesar setelah kelas diameter 10-19 cm yaitu 58.92 m3 dengan potensi biomassa dan karbon 55.29 ton/ha dan 32.97 ton C/ha. Sedangkan rata-rata biomassa dan karbon berdasarkan kelas diameter dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2.

Jumlah Biomassa dan Karbon yang Hilang Akibat Pemanenan

Kegiatan penebangan pohon merupakan salah satu sumber potensi hilangnya karbon dalam kegiatan pemanenan kayu di hutan alam tropis. Kegiatan penebangan pohon yang telah dilakukan menyebabkan terjadinya pengurangan simpanan karbon di dalam hutan, dimana pengurangan simpanan karbon tersebut berpotensi menimbulkan emisi karbon ke udara.

Dalam kegiatan penebangan, hilangnya karbon tidak hanya berasal dari pohon yang ditebang saja namun juga berasal dari pohon yang mengalami kerusakan berat akibat kegiatan penebangan pohon dan pada kegiatan penyaradan. Perhitungan jumlah biomassa dan karbon hilang ini hanya dilakukan untuk kategori pohon yang mengalami tingkat kerusakan berat saja karena nantinya pohon tersebut akan mati dan berpotensi menimbulkan emisi karbon, sedangkan untuk kategori pohon yang mengalami kerusakan ringan dan sedang tidak diperhitungkan karena pohon tersebut masih dapat hidup dan masih mampu menyerap ataupun menyimpan karbon, sehingga tidak berpotensi menimbulkan emisi karbon. Besarnya jumlah biomassa dan karbon yang hilang akibat kegiatan pemanenan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah biomassa dan karbon yang hilang akibat pemanenan

Kegiatan Potensi per ha

Pemanenan Tiang Pohon

N V B C N V B C

Pohon Ditebang 0 0 0 0 7 28.83 28.22 16.78

Rusak Tebang 7 1.16 0.70 0.38 4 2.37 2.12 1.23 Rusak Sarad 50 7.10 5.28 3.11 28 16.08 10.25 5.91 Total 57 8.26 5.98 3.49 39 47.29 40.58 23.92

Keterangan : N = Jumlah Pohon (phn/ha) V = Volume (m3/ha)

B = Biomassa (ton/ha) C = Karbon (ton C/ha)

13

Jumlah total biomassa dan karbon yang hilang akibat kegiatan pemanenan untuk tingkat tiang dengan jumlah pohon 57 phn/ha yang menghasilkan volume 8.26 m3/ha potensi biomassa dan karbon sebesar 5.98 ton/ha dan 3.49 ton C/ha. Sedangkan untuk tingkat pohon dengan jumlah 38.90 phn/ha yang menghasilkan volume 47.29 m3/ha potensi biomassa dan karbon sebesar 40.58 ton/ha dan 23.92 ton C/ha. Potensi kehilangan biomassa dan karbon paling besar dihasilkan pada pohon yang ditebang yaitu sebesar 7 phn/ha dengan volume 28.82 m3/ha, potensi biomassa dan karbon sebesar 28.22 ton/ha dan 16.78 ton C/ha. Hal ini disebabkan oleh besarnya diameter pohon yang ditebang. Pada tingkat tiang yang rusak akibat kegiatan penyaradan, jumlah 50 phn/ha dengan volume sebesar 7.10 m3/ha dapat menghilangkan biomassa dan karbon sebesar 5.28 ton/ha dan 3.11 ton C/ha. Sedangkan pada tingkat pohon, jumlah 28 phn/ha dengan volume sebesar 16.08 m3/ha berpotensi menghilangkan biomassa dan karbon sebesar 10.25 ton/ha dan 5.91 ton C/ha. Pohon yang mengalami kerusakan akibat kegiatan penebangan pada tingkat tiang dengan jumlah pohon 7 phn/ha dengan volume sebesar 1.16 m3/ha berpotensi menghilangkan biomassa dan karbon 0.70 ton/ha dan 0.38 ton C/ha. Sedangkan tingkat pohon 4 phn/ha dengan volume 2.37 m3/ha berpotensi menghilangkan biomassa dan karbon 2.12 ton/ha dan 1.23 ton C/ha.

Tabel 6 Jumlah biomassa dan karbon yang hilang berdasarkan kelompok jenis Kelompok Jenis Potensi Per ha Tiang Pohon N V B C N V B C Meranti 28 4.57 2.85 1.72 20 35.55 33.27 19.74 Rimba Campuran 26 3.23 2.74 1.55 18 11.04 6.81 3.89 Dilindungi 3 0.46 0.39 0.22 1 0.70 0.51 0.30 Total 57 8.26 5.98 3.49 39 47.29 40.58 23.92

Keterangan : N = Jumlah Pohon (phn/ha)

V = Volume (m3/ha)

B = Biomassa (ton/ha) C = Karbon (ton C/ha)

Tabel 7 Jumlah biomassa dan karbon yang hilang berdasakan kelas diameter

Kelas Potensi Per ha

Diameter N V B C 10-19 cm 57 8.26 6.19 3.50 20-29 cm 28 13.21 8.56 5.31 30-39 cm 4 4.90 3.35 1.93 40-49 cm 2 2.30 1.96 1.15 ≥ 50 cm 5 26.88 26.51 15.52 Total 96 55.55 46.57 27.41

14

Keterangan : N = Jumlah Pohon (phn/ha)

V = Volume (m3/ha)

B = Biomassa (ton/ha) C = Karbon (ton C/ha)

Berdasarkan Tabel 6 dan 7 dapat dilihat jumlah biomassa dan karbon yang hilang akibat pemanenan berdasarkan kelompok jenis dan kelas diameter. Kelompok jenis yang paling banyak kehilangan potensi biomassa dan karbon adalah jenis meranti yaitu pada tingkat tiang sebesar 2.85 ton/ha dan 1.72 ton C/ha. Sedangkan pada tingkat pohon potensi biomassa dan karbon yang hilang sebesar 33.27 ton/ha dan 19.74 ton C/ha. Hal ini disebabkan oleh jenis meranti yang paling dominan ditemukan pada plot penelitian dibandingkan dengan jenis rimba campuran dan jenis yang dilindungi. Kelompok jenis rimba campuran yaitu pada tingkat tiang sebesar 2.74 ton/ha dan 1.55 ton C/ha. Sedangkan pada tingkat pohon potensi biomassa dan karbon yang hilang sebesar 6.81 ton/ha dan 3.89 ton C/ha. Kelompok jenis kayu dilindungi yaitu pada tingkat tiang sebesar 0.46 ton/ha dan 0.39 ton C/ha. Sedangkan pada tingkat pohon potensi biomassa dan karbon yang hilang sebesar 0.51 ton/ha dan 0.30 ton C/ha.

Pada Tabel 7 dapat dilihat jumlah biomassa dan karbon yang hilang berdasarkan kelas diameter. Kelas diameter yang paling banyak kehilangan potensi biomassa dan karbon adalah kelas ≥ 50 cm. Dengan jumlah 5 phn/ha yang memiliki volume 26.88 m3/ha dengan potensi biomassa dan karbon sebesar 26.51 ton/ha dan 15.52 ton C/ha. Selanjutnya pada kelas diameter 20-29 cm dengan jumlah pohon 28 phn/ha yang memiliki volume 13.21 m3/ha dengan potensi biomassa dan karbon sebesar 8.56 ton/ha dan 5.31 ton C/ha. Pada kelas diameter 30-39 cm dengan jumlah pohon 4 phn/ha yang memiliki volume 4.90 m3/ha dengan potensi biomassa dan karbon sebesar 3.35 ton/ha dan 1.93 ton C/ha. Kelas diameter 40-49 cm dengan jumlah pohon 2 phn/ha yang memiliki volume 2.30 m3/ha dengan potensi biomassa dan karbon sebesar 1.96 ton/ha dan 1.15 ton C/ha. Selanjutnya pada kelas diameter 10-19 cm dengan jumlah pohon 57 phn/ha yang memiliki volume 8.26 m3/ha dengan potensi biomassa dan karbon sebesar 6.19 ton/ha dan 3.50 ton C/ha.

Pengaruh Intensitas Tebang Terhadap Biomassa dan Karbon yang Hilang

Kegiatan ITSP yang dilakukan pada plot penelitian juga dapat digunakan untuk mengetahui besarnya potensi pohon layak tebang yang terdapat pada plot penelitian tersebut. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan intensitas pemanenan pada kegiatan pemanenan kayu. Besarnya pengaruh intensitas tebang terhadap biomassa dan karbon yang hilang dapat dilihat pada Tabel 8.

15

Tabel 8 Pengaruh intensitas tebang terhadap biomassa dan karbon yang hilang

Plot IT D N V B C 1 4 52.25 88 36.33 26.77 15.49 4 4 72 85 50.57 39.12 21.07 2 5 52.4 106 42.07 30.16 17.46 6 5 53.2 83 41.75 29.72 15.88 9 6 57.17 88 43.25 33.93 19.62 Sub Rata-rata 5 57.40 90 42.79 31.94 17.90 3 7 68.71 105 70.07 69 41.06 5 8 66.5 95 76.64 59.17 36.73 7 8 71.88 100 68.74 63.22 37.37 8 10 61.5 101 70.44 56.66 35.46 10 12 58.17 110 55.68 57.82 33.93 Sub Rata-rata 9 65.35 102 68.31 61.17 36.91 Rata-rata 7 61.38 96 55.55 46.56 27.41

Keterangan : N = Jumlah Pohon yang rusak (phn/ha)

V = Volume (m3/ha)

B = Biomassa (ton/ha) C = Karbon (ton C/ha)

IT = Intensitas Tebang (phn/ha)

D = Rata-rata Diameter Pohon yang ditebang (cm)

Gambar 4 Pengaruh intensitas tebang terhadap biomassa dan karbon yang hilang Kegiatan penebangan pohon merupakan salah satu sumber terjadinya emisi karbon potensial dalam kegiatan pemanenan kayu di hutan alam tropis. Kegiatan penebangan pohon yang telah dilakukan menyebabkan terjadinya pengurangan simpanan karbon di dalam hutan, dimana pengurangan simpanan karbon tersebut berpotensi menimbulkan emisi karbon ke udara. Pada Tabel 8 dapat dilihat semakin banyak pohon yang ditebang pada setiap plot semakin banyak pula biomassa dan karbon yang hilang. Pada plot penelitian dengan

0 5 10 15 20 25 30 35 IT < 7 IT ≥ 7 Ra ta -ra ta B io m a ss a ( to n/h a ) da n K a rbo n ( to n C/ha )

Intensitas Tebang (phn/ha)

Biomassa Karbon

16

intensitas tebang 7 phn/ha yang menghasilkan volume sebesar 55.55 m3/ha akan menghilangkan biomassa sebesar 46.56 ton/ha dan akan menghilangkan karbon sebesar 27.41 ton C/ha. Sama dengan menebang 1 pohon dapat merusak 14 pohon lainnya, menghilangkan volume sebesar 8.05 m3/ha dan menghilangkan biomassa sebesar 6.74 ton/ha dan kerbon sebesar 3.97 ton C/ha. Dapat dilihat pada Gambar 4 semakin besar intensitas tebang semakin banyak biomassa dan karbon yang hilang pada plot tersebut, begitupun sebaliknya semakin rendah intensitas tebang semakin sedikit biomassa dan karbon yang hilang. Pada intensitas tebang < 7 phn/ha dapat menghilangkan biomassa dan karbon sebesar 15.97 ton/ha dan 8.95 ton C/ha dan pada intensitas tebang ≥ 7 phn/ha dapat menghilangkan biomassa dan karbon sebesar 30.59 ton/ha dan 18.46 ton C/ha.

Pada penelitian Firma (2012) rata-rata karbon yang hilang sebesar 41.41 ton C/ha. Hasil penelitian Aryono (2010) di Kalimantan Tengah menyebutkan bahwa kegiatan penebangan pohon pada tegakan rapat mengakibatkan pengurangan simpanan karbon sebesar 53.42 ton C/ha dan pada tegakan rawang pengurangan simpanan karbon sebesar 26.16 ton C/ha. Pada penelitian Ricardo (2008) jumlah karbon yang hilang pada tegakan tinggal yang rusak akibat penebangan dengan teknik CL (Conventional Logging) sebesar 33.40 ton C/ha, sedangkan pada teknik RIL (Reduced Impact Logging) sebesar 27.94 ton C/ha. Jumlah karbon hilang akibat pembuatan jalan sarad dengan teknik RIL (Reduced Impact Logging) sebesar 58.89 ton C/ha, sedangkan pada teknik CL (Conventional Logging) sebesar 74.78 ton C/ha.

Potensi Biomassa dan Karbon Setelah Pemanenan

Kegiatan pemanenan pohon-pohon komersial mengakibatkan terjadinya penurunan biomassa dalam tegakan hutan, hal ini juga berarti terjadinya pengurangan simpanan karbon di dalam hutan tersebut. Pengurangan simpanan karbon di hutan berasal dari pohon yang mengalami rusak berat akibat kegiatan penebangan, penyaradan dan pohon yang ditebang.

Gambar 5 Simpanan biomassa sebelum dan setelah kegiatan pemanenan Keterangan : = Biomassa Sebelum Kegiatan Pemanenan

= Biomassa Sesudah Kegiatan Pemanenan = Biomassa yang Hilang

6,19 8,56 3,35 1,96 26,51 28,55 9,21 20,69 26,12 28,79 34,74 17,76 24,04 28,08 55,29 0 10 20 30 40 50 60 10-19 cm 20-29 cm 30-39 cm 40-49 cm ≥ 50 cm B io m a ss a ( to n/h a ) Kelas Diameter (cm) Biomassa

17

Dapat dilihat pada Gambar 5 simpanan biomassa sebelum dan setelah kegiatan pemanenan. Pada kelas diameter 10-19 cm biomassa yang hilang sebesar 6.19 ton/ha, kelas diameter 20-29 cm sebesar 8.56 ton/ha, 30-39 cm 3.35 ton/ha, 40-49 cm 1.96 ton/ha dan kelas diameter ≥ 50 cm biomassa yang hilang sebesar

26.51 ton/ha. Kelas diameter yang paling banyak kehilangan biomassa adalah

pada kelas ≥ 50 cm, hal ini disebabkan oleh pohon yang ditebang. Pohon yang ditebang dengan intensitas pemanenan 7 phn/ha memiliki simpanan biomassa dan karbon yang lebih besar dibandingkan pada pohon yang mengalami kerusakan berat. Pengurangan simpanan biomassa dan karbon yang terjadi disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6 Perubahan simpanan biomassa sebelum dan setelah pemanenan Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa setelah dilakukannya kegiatan pemanenan kayu, potensi pengurangan simpanan biomassa yang terjadi adalah 46.57 ton/ha atau sebesar 29.30%. Pengurangan simpanan biomassa ini berasal dari biomassa yang hilang dari pohon yang ditebang sebesar 28.22 ton/ha atau sebesar 17.76%, biomassa yang hilang dari kerusakan pohon yang ditebang sebesar 2.82 ton/ha atau sebesar 1.77% dan biomassa yang hilang akibat pohon yang rusak akibat kegiatan penyaradan sebesar 15.53 ton/ha atau sebesar 9.77%, sehingga dilapangan masih terdapat simpanan karbon tegakan tinggal sebesar 112.34 ton/ha atau sebesar 70.70% dari simpanan biomassa awal.

100 70,70 17,76 9,77 1,77 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

sebelum pemanenan setelah pemanenan

P er sen tase T o tal B io m ass a rusak tebang rusak sarad

pohon yang ditebang sisa

18

Gambar 7 Simpanan karbon sebelum dan setelah kegiatan pemanenan Keterangan : = Karbon Sebelum Kegiatan Pemanenan

= Karbon Sesudah Kegiatan Pemanenan = Karbon yang Hilang

Dapat dilihat pada Gambar 7 simpanan karbon sebelum dan setelah kegiatan pemanenan. Pada kelas diameter 10-19 cm biomassa yang hilang sebesar 3.50 ton C/ha, kelas diameter 20-29 cm sebesar 5.31 ton/ha, 30-39 cm sebesar 1.93 ton C/ha, 40-49 cm sebesar 1.15 ton C/ha dan kelas diameter ≥ 50 cm karbon yang hilang sebesar 15.51 ton C/ha. Kelas diameter yang paling banyak kehilangan karbon adalah pada kelas ≥ 50 cm, hal ini disebabkan oleh pohon yang

Dokumen terkait