• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. PELAKSANAAN PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

ANTROPOMETRI

Hasil pengolahan data yang akan disajikan dalam tabel-tabel pada bab pembahasan ini merupakan ringkasan data yang menunjukkan nilai rata-rata, simpangan baku, sebaran persentil ke-5, ke-50 dan ke-95 serta nilai standard error of mean ( SEM) dan coefficient of variation (CV) untuk masing-masing parameter pengukuran antropometri petani. Sebagaimana telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka, data dasar yang harus ada pada pengukuran antropometri adalah nilai rata-rata atau mean yang disimbolkan m serta simpangan baku populasi yang dinotasikan dengan S. Dari data dasar tersebut kemudian dapat diperoleh nilai persentil yang merupakan data utama yang dicari untuk setiap variabel pengukuran yang akan digunakan dalam analisis kesesuaian desain.

Gambar 7. Flowchart pengolahan data antropometri

Umumnya nilai persentil yang digunakan dalam perencanaan desain ergonomis adalah persentil 5, yang mewakili pengguna dengan dimensi tubuh kecil; persentil 50, yang mewakili pengguna dimensi tubuh sedang atau rata-rata; dan persentil 95, yang mewakili pengguna dengan dimensi tubuh besar. Dalam ilmu statistik, pengertian dari persentil sendiri adalah nilai-nilai yang membagi segugus pengamatan menjadi 100 bagian yang sama. Nilai-nilai itu dilambangkan dengan P1, P2,... hingga P99. Makna dari nilai persentil tersebut dapat dijelaskan bahwa n% dari seluruh data

terletak di bawah Pn, dimana n memiliki range 1 sampai 100.

SEM atau galat baku rerata juga menjadi bahasan pada penelitian data antropometri. Nilai SEM digunakan untuk mengetahui simpangan galat yang terjadi pada pengukuran data antropometri. Jadi, bila telah diketahui mean dan simpangan baku dari distribusi sampel, maka akan dapat diketahui apakah suatu rerata sampel diperoleh dari populasi atau bukan dari populasi yang menjadi obyek penelitian. Layaknya suatu distribusi normal, hampir 68% rata-rata sampel berada pada +1 SEM dan

Parameter-parameter pengukuran antropometri m, S, P5, P50, P95, SEM, CV, RSH, IBW Database antropometri Stop Mulai

-1 SEM, hampir 95% berada diantara +2 SEM dan -2 SEM, serta lebih dari 99% berada diantara +3 SEM dan -3 SEM. SEM juga dapat digunakan untuk menunjukkan batas atau limit dimana terdapat rerata populasi. Batas atau limit ini disebut dengan interval kepercayaan. Interval kepercayaan yang akan dibuktikan pada data ini sebesar 95% (±2 SEM). Sebagai ilustrasi distribusi sampling rerata dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 8. Distribusi sampling rerata

Pada penelitian ini terdapat banyak peubah atau variabel yang diidefinisikan sebagai parameter pengukuran. Tentunya pada setiap variabel memiliki kecenderungan nilai rata-rata masing-masing. Untuk menjalankan fungsi yang sama, dalam ilmu statistika, selisih galat baku rerata (SEM) diantara rerata-rerata variabel sampel disebut dengan SED (standard error of the difference), yang merupakan akar kuadrat dari hasil penjumlahan kuadrat SEM untuk masing-masing parameter pengukuran. Pembahasan pada penelitian ini tidak menghitung dan membahas SED, karena pada umumnya perbedaan diantara rerata sampel juga cenderung berdistribusi normal, sehingga bisa dikatakan SED cenderung sebanding dengan SEM baik nilai maupun kisarannya.

Simpangan baku yang dinyatakan dalam satuan yang sama dengan data aslinya, hanya dapat digunakan untuk melihat penyimpangan nilai yang terdapat pada suatu kumpulan data. Bukan merupakan ukuran penyimpangan (variasi) yang dapat digunakan untuk membandingkan beberapa kumpulan data. Hal ini akan menyulitkan bila yang dibutuhkan adalah membandingkan dua kelompok data antropometri yang memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk itu digunakan analisis variasi relatif atau coefficient of variation (CV). Nilai CV menggambarkan sebaran data dari nilai tengah berdasarkan pengukuran relatif. Hal ini memberikan pengertian bahwa CV menunjukkan besarnya keragaman dalam hubungannya dengan nilai rata-rata dari parameter-parameter yang diteliti.

Pada penelitian ini, penulis melakukan pengukuran antropometri petani dengan subyek petani pria dan wanita yang ada di 15 desa di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Ukuran sampel petani pria yang diambil adalah 69 orang, sedangkan pada petani wanita sebanyak 62 orang. Metode pengambilan sampel adalah proportional random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak berdasarkan ukuran proporsi sampel di masing-masing desa (cara menentukan ukuran sampel dapat di lihat kembali di bab Metodologi subbab B.1). Acak (random) yang dimaksud disini adalah penentuan sampel pengukuran hanya melihat profesi subyek, yakni sebagai petani penggarap di desa- desa tersebut, dengan tetap memperhatikan kedekatan hubungan, artinya sampel tidak terpusat pada satu anggota keluarga petani. Hal ini dimaksudkan agar ukuran sampel benar-benar mewakili antropometri petani secara keseluruhan di Kecamatan Wedung.

Usia merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan subyek pengukuran. Karena fokus penelitian adalah antropometri petani, maka subyek yang diteliti harus memiliki kisaran usia yang matang secara morfologis. Matang secara morfologis disini maksudnya antropometri subyek sudah melewati masa pertumbuhan akhir (fase dewasa) dan belum mengalami kecenderungan penurunan antropometri (fase manula). Penurunan antropometri dapat diindikasikan dengan berkurangnya elastisitas tulang belakang (intervertebral discs) ataupun karena berkurangnya dinamika gerakan

tangan dan kaki. Secara teori usia matang morfologis berkisar antara 19 hingga 65 tahun (Pheasant, 1982). Berikut disajikan ringkasan data sampel petani berdasarkan kriteria usia.

Tabel 6. Ringkasan data sampel petani berdasarkan usia (satuan tahun)

No Kriteria Subyek Petani m S PERSENTIL SEM CV

5 50 95 (%)

I.

Usia Pria (n=69) 46 11.85 27 44 66 1.43 25.87

II. Wanita (n=62) 41 9.26 24 40 55 1.18 22.51

Tabel di atas menunjukkan range usia sampel untuk masing-masing subyek yang diteliti. Pada penelitian ini, masing-masing subyek memilliki kisaran usia 21 hingga 75 tahun untuk subyek petani pria dan 20 hingga 65 tahun untuk subyek petani wanita. Nilai SEM yang didapatkan adalah terletak antara -2 SEM dan 2 SEM, artinya hampir 95% rata-rata populasi (sampel yang diambil) terletak pada 46±1.96(1.43) = 46±2.80= 43.20 ke 48.80 ~ 43 sampai 49 tahun pada subyek petani pria dan 41±1.96(1.18)= 41±2.31= 38.69 ke 43.31 ~ 39 sampai 43 tahun pada subyek petani wanita. Hasil perhitungan ini juga bisa diredaksikan bahwa 95% interval kepercayaan terletak diantara usia 43 hingga 49 tahun untuk subyek petani pria dan 39 sampai 43 tahun pada subyek petani wanita. Range

usia ini tergolong usia produktif petani secara umum.

Nilai CV untuk kriteria usia yang didapatkan pada penelitian ini memiliki persentase yang cukup besar yaitu lebih dari 20%, artinya kriteria usia memiliki keragaman cukup tinggi, bahkan terrtinggi bila dibandingkan dengan parameter-parameter pengukuran lainnya.

Dalam penelitian ini, batas akhir usia subyek merupakan faktor non teknis yang sulit dikondisikan karena secara fisik petani telah memenuhi kriteria umum serta kriteria utama untuk diambil sebagai subyek yang dijadikan sampel pengukuran. Selain itu, subyek petani yang diambil tidak memperlihatkan penurunan antropometri.

Ringkasan hasil pengolahan data antropometri petani pria dan wanita menggunakan software spread-sheet dengan 50 parameter pengukuran dari 15 desa di Kecamatan Wedung dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7. Hasil pengolahan data antropometri sampel petani pria (n=69)

No Parameter Pengukurana m S PERSENTIL SEM CV

(%) 5 50 95 A. Berdiri 1 Berat badan 57.94 10.00 46.00 57.00 75.00 1.20 17.27 2 Tinggi badan 162.09 6.10 151.58 162.60 171.04 0.73 3.77 3 Tinggi mata 151.07 6.47 139.24 151.60 160.48 0.78 4.28 4 Tinggi bahu 134.86 5.41 125,00 135.50 142.52 0.65 4.01 5 Tinggi siku tangan 99.16 4.30 91.76 98.60 105.94 0.52 4.33 6 Tinggi pinggang 96.97 4.86 88.56 97.50 105.16 0.59 5.01

7 Tinggi pinggul 86.46 4.55 80.32 86.80 93.18 0.55 5.26

8 Tinggi genggaman tangan 70.60 3.88 64.18 70.50 77.48 0.47 5.49 9 Tinggi ujung tangan 59.03 3.40 53.30 59.20 64.12 0.41 5.76

Lanjutan Tabel 7

No Parameter Pengukurana m S PERSENTIL SEM CV

(%)

5 50 95

10 J. tangan keatas terbuka 206.35 8.64 191.46 207.00 219.60 1.04 4.19 11 J. tangan keatas menggenggam 193.46 8.70 177.88 194.30 207.50 1.05 4.50 12 J. tangan kedepan terbuka 81.31 5.06 69.56 83.00 87.00 0.61 6.23 13 J. tangan kedepan menggenggam 69.48 4.68 59.04 70.00 75.00 0.56 6.73 14 J. 2 tangan kesamping terbuka 171.28 7.43 159.00 171.00 182.90 0.89 4.34 15 J. 2 tangan kesamping tergenggam 146.14 5.96 135.80 147.00 155.80 0.72 4.08 16 Jengkal 2 siku 86.87 5.37 77.40 87.00 94.80 0.65 6.19 17 Panjang telapak kaki 24.56 1.27 22.50 25.00 26.50 0.15 5.17 18 Lebar telapak kaki 9.75 0.78 8.66 9.65 11.01 0.09 7.96 B. Duduk

19 Lebar telapak tangan 8.14 0.50 7.34 8.10 8.94 0.06 6.12 20 Diameter genggaman tangan 4.19 0.55 3.28 4.28 5.03 0.07 13.17 21 Panjang telapak tangan 18.38 0.93 17.00 18.30 20.00 0.11 5.04 22 Keliling genggaman tangan 26.27 1.45 24.00 26.00 29.00 0.17 5.51

23 Panjang ibu jari 6.22 0.50 5.50 6.00 7.00 0.06 8.11

24 Panjang jari telunjuk 7.13 0.50 6.50 7.00 8.00 0.06 7.07 25 Panjang jari tengah 7.79 0.53 7.00 8.00 8.50 0.06 6.74 26 Panjang jari manis 7.23 0.49 6.50 7.00 8.00 0.06 6.83 27 Panjang jari kelingking 5.78 0.56 5.00 6.00 6.80 0.07 9.76 28 Panjang jengkal tangan 21.05 1.28 19.00 21.00 23.00 0.15 6.07

29 Tinggi duduk 82.94 3.98 76.62 82.50 88.84 0.48 4.80

30 Tinggi mata 71.53 4.17 65.24 71.70 77.94 0.50 5.84

31 Tinggi bahu 55.98 3.21 50.60 56.30 60.82 0.39 5.73

32 Tinggi siku tangan 20.80 3.23 16.04 20.80 25.92 0.39 15.51 33 J. tangan keatas terbuka 126.09 5.57 116.90 126.10 134.74 0.67 4.42 34 J. tangan keatas menggenggam 114.09 5.00 107.18 114.40 122.00 0.60 4.38

35 Tinggi lutut 50.74 3.58 46.00 50.50 57.22 0.43 7.06

36 Tinggi popliteal 42.08 3.51 38.00 41.00 47.98 0.42 8.34 37 J. tangan ke bawah terbuka 73.62 2.92 69.20 74.00 78.30 0.35 3.97 38 J. tangan ke bawah tergenggam 62.01 2.75 58.20 62.00 67.18 0.33 4.44 39 Panjang lengan atas 34.20 1.59 32.00 34.00 37.00 0.19 4.66 40 Panjang lengan bawah terbuka 45.87 2.05 42.70 46.00 49.00 0.25 4.46 41 Panjang lengan bawah tergenggam 34.50 1.52 32.00 34.50 37.00 0.18 4.40 42 Jarak pantat-lutut 53.95 3.32 47.80 54.00 59.00 0.40 6.15 43 Jarak pantat-popliteal 45. 42 3.11 39.00 46.00 49.50 0.37 6.86

Lanjutan Tabel 7

No Parameter Pengukurana m S PERSENTIL SEM CV

(%)

5 50 95

44 Panjang kepala 17.79 0.66 16.78 17.80 18.76 0.08 3.69

45 Lebar kepala 14.65 0.64 13.70 14.50 15.60 0.08 4.34

46 Lebar bahu (biacromial) 36.13 2.69 32.32 36.30 39.92 0.32 7.45 47 Lebar bahu (bideltoid) 41.15 3.40 37.20 40.50 48.72 0.41 8.27

48 Lebar pinggul 29.46 2.88 25.54 29.00 35.22 0.35 9.79

49 Tebal dada 19.39 1.96 16.30 19.60 22.12 0.24 10.09

50 Tinggi dudukan paha 11.53 2.38 8.74 11.00 15.76 0.29 20.66

a

semua dimensi dalam cm, kecuali berat badan dalam kg.

Tabel 8. Hasil pengolahan data antropometri sampel petani wanita (n=62)

No Parameter Pengukurana m S PERSENTIL SEM CV

(%) 5 50 95 A. Berdiri 1 Berat badan 54.09 10.38 39.05 52.75 71.00 1.32 19.18 2 Tinggi badan 151.19 5.07 142.56 151.10 159.56 0.64 3.35 3 Tinggi mata 139.69 5.22 130.82 140.00 148.55 0.66 3.74 4 Tinggi bahu 124.94 4.88 117.00 125.05 132.10 0.62 3.91 5 Tinggi siku tangan 92.35 4.58 83.78 92.95 99.09 0.58 4.95 6 Tinggi pinggang 91.63 4.26 84.06 91.75 98.59 0.54 4.65

7 Tinggi pinggul 82.16 4.24 75.01 82.80 88.55 0.54 5.16

8 Tinggi genggaman tangan 66.39 4.21 60.82 66.10 72.40 0.53 6.34 9 Tinggi ujung tangan 55.64 4.15 49.12 56.20 61.78 0.53 7.45 10 J. tangan keatas terbuka 189.82 6.11 180.35 189.80 200.00 0.78 3.22 11 J. tangan keatas menggenggam 179.24 6.03 170.04 179.50 188.00 0.77 3.36 12 J. tangan kedepan terbuka 77.25 3.97 70.03 78.00 82.98 0.50 5.14 13 J. tangan kedepan menggenggam 66.62 3.77 59.53 67.00 71.00 0.48 5.67 14 J. 2 tangan kesamping terbuka 156.80 6.33 146.53 156.00 165.99 0.80 4.04 15 J. 2 tangan kesamping tergenggam 134.14 4.64 127.53 133.75 141.48 0.59 3.46 16 Jengkal 2 siku 80.53 4.91 74.05 80.00 88.98 0.62 6.09 17 Panjang telapak kaki 22.54 1.27 21.00 22.50 24.50 0.16 5.61 18 Lebar telapak kaki 8.78 0.75 7.70 8.80 9.89 0.10 8.55

B. Duduk

19 Lebar telapak tangan 7.34 0.38 6.66 7.40 8.00 0.05 5.13 20 Diameter genggaman tangan 3.89 0.48 3.15 3.85 4.79 0.06 12.32

Lanjutan Tabel 8

No Parameter Pengukurana m S PERSENTIL SEM CV

(%)

5 50 95

21 Panjang telapak tangan 17.15 0.88 16.00 17.00 18.50 0.11 5.12 22 Keliling genggaman tangan 23.35 1.15 22.00 23.00 25.00 0.15 4.90

23 Panjang ibu jari 5.84 0.52 5.00 6.00 6.50 0.07 8.98

24 Panjang jari telunjuk 6.73 0.47 6.00 6.85 7.50 0.06 6.95 25 Panjang jari tengah 7.35 0.50 6.51 7.35 8.19 0.06 6.83 26 Panjang jari manis 6.83 0.45 6.00 7.00 7.50 0.06 6.57 27 Panjang jari kelingking 5.36 0.46 4.53 5.50 6.00 0.06 8.52 28 Panjang jengkal tangan 18.14 1.47 15.31 18.00 20.00 0.19 8.08

29 Tinggi duduk 76.62 4.11 68.25 76.95 82.10 0.52 5.37

30 Tinggi mata 65.22 3.62 59.92 65.70 70.47 0.46 5.55

31 Tinggi bahu 50.90 3.88 43.51 51.50 55.69 0.49 7.62

32 Tinggi siku tangan 19.29 3.60 13.50 19.75 24.58 0.46 18.68 33 J. tangan keatas terbuka 116.19 5.24 107.34 115.75 123.96 0.67 4.51 34 J. tangan keatas menggenggam 105.28 4.91 98.21 105.90 112.17 0.62 4.66

35 Tinggi lutut 47.48 2.47 44.00 47.75 51.00 0.31 5.21

36 Tinggi popliteal 38.84 2.49 35.53 39.00 42.96 0.32 6.42 37 J. tangan kebawah terbuka 68.80 2.53 65.50 68.25 73.48 0.32 3.67 38 J. tangan kebawah tergenggam 58.02 2.27 54.50 58.00 61.98 0.29 3.91 39 Panjang lengan atas 31.92 1.28 30.00 32.00 34.00 0.16 4.02 40 Panjang lengan bawah terbuka 42.76 2.07 40.02 42.00 46.00 0.26 4.84 41 Panjang lengan bawah tergenggam 32.22 1.44 30.50 32.00 35.45 0.18 4.46 42 Jarak pantat-lutut 52.93 3.63 48.00 53.00 58.00 0.46 6.87 43 Jarak pantat-popliteal 44.51 3.47 39.00 45.00 49.00 0.44 7.80 44 Panjang kepala 17.16 0.70 16.30 17.00 18.58 0.09 4.05

45 Lebar kepala 14.41 0.62 13.51 14.50 15.40 0.08 4.33

46 Lebar bahu (biacromial) 32.54 2.66 27.51 32.95 36.49 0.34 8.17 47 Lebar bahu (bideltoid) 37.40 3.33 32.34 37.40 42.69 0.42 8.92

48 Lebar pinggul 30.61 3.33 26.00 31.00 35.99 0.42 10.87

49 Tebal dada 21.87 3.31 17.01 21.95 27.00 0.42 15.14

50 Tinggi dudukan paha 11.84 2.49 8.51 11.60 14.69 0.32 21.00

a

semua dimensi dalam cm, kecuali berat badan dalam kg.

Pada Tabel 7, hasil perhitungan SEM menunjukkan bahwa semua parameter pengukuran memiliki kecenderungan nilai SEM kecil, yaitu 0.06-1.20. Hasil ini mengindikasikan bahwa penyebaran dimensi-dimensi tubuh subyek sampel petani pria di Kecamatan Wedung memiliki rataan

dimensi yang relatif sama dengan antropometri populasi petani di Kecamatan Wedung pada umumnya, dengan interval kepercayaan 95%.

Pada tabel yang sama, terdapat beberapa parameter yang memiliki nilai SEM yang relatif lebih tinggi dibandingkan nilai SEM pada parameter-parameter lainnya. Nilai-nilai itu terletak pada parameter pengukuran antropometri berat badan, serta jangkauan tangan ke atas ketika berdiri baik terbuka ataupun menggenggam, yaitu SEM lebih dari 1. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam desain ataupun re-desain suatu peralatan maupun ruang kerja dengan parameter-parameter tersebut perlu lebih berhati-hati.

Untuk hasil perhitungan CV, dapat dilihat bahwa nilai CV terbesar, yaitu berdasarkan range

relatif dengan CV ≥10%, terletak pada parameter pengukuran antropometri berat badan, diameter genggaman tangan, tinggi siku tangan, tebal dada, dan tinggi dudukan paha. Berdasarkan hasil perhitungan CV tersebut dapat dilihat bahwa nilai CV yang tinggi umumnya didominasi oleh parameter-parameter antropometri pada dimensi muscle, yaituterkait tebal otot.

Tabel 8 merupakan ringkasan pengolahan antropometri petani wanita. Sama halnya dengan subyek petani pria, secara umum nilai SEM pada subyek petani wanita juga cenderung kecil, yaitu 0.003-1.32. Ini mengindikasikan bahwa 95% penyebaran dimensi-dimensi tubuh subyek sampel petani wanita di Kecamatan Wedung relatif sama dengan antropometri populasi petani wanita di Kecamatan Wedung pada umumnya.

Parameter dengan nilai SEM tertinggi pada subyek petani wanita adalah pada parameter tinggi badan, dengan nilai SEM sebesar 1.32. Hal ini berarti dalam kasus perancangan alat ataupun ruang kerja yang baik dengan keterkaitan parameter tinggi badan petani wanita, hendaknya lebih hati-hati.

Pada perhitungan CV, terdapat enam parameter pengukuran antropometri subyek petani wanita yang memiliki nilai keragaman tinggi (CV≥10%). Parameter-parameter tersebut diantaranya berat badan, diameter genggaman tangan, tinggi siku tangan, lebar pinggul, tebal dada, dan tinggi dudukan paha. Sama halnya pada subyek petani pria, parameter-parameter dengan nilai CV yang tinggi pada subyek petani wanita pada umumnya masih didominasi oleh segmen-segmen tubuh terkait dimensi muscular.

Dari kedua tabel ringkasan pengolahan data antropometri untuk masing-masing subyek, jelas sekali terlihat perbedaan karakteristik keragaman relatif antar subyek. Parameter-parameter dengan nilai CV tinggi antar subyek, nilai CV petani wanita umumnya lebih tinggi, banyak, dan beragam dibanding nilai CV pada sampel subyek petani pria. Untuk parameter diameter genggaman tangan (antara ibu jari dan jari tengah), nilai CV pada subyek pria lebih tinggi daripada subyek wanita. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada diameter muscular antara petani pria dan wanita terkait segmen tubuh untuk perencanaan desain dengan fungsi menggenggam.

Nilai SEM antar subyek dapat digolongkan kecil dan tidak berbeda jauh. Range relatif rata- rata SEM antar subyek adalah 0.002-1.32, atau terletak antara -2 SEM dan +2 SEM. Ini membuktikan bahwa antropometri sampel dapat mewakili antropometri populasi di Kecamatan Wedung dengan interval kepercayaan 95%. Namun dalam upaya perencanaan desain atau re-desain tetap diperlukan kehati-hatian dalam menggunakan parameter-parameter pengukuran dengan nilai SEM yang cenderung tinggi (SEM≥1). Sebagaimana hasil perhitungan pada Tabel 7 dan Tabel 8, parameter- parameter itu diantaranya adalah berat badan, tinggi badan serta jangkauan tangan keatas ketika berdiri (baik terbuka atau menggenggam).

RSH atau Relative Sitting Height merupakan rasio relatif antara tinggi badan subyek ketika duduk dengan tinggi badan ketika berdiri. Nilai RSH akan menunjukkan karakteristik tungkai dari subyek hingga akhirnya bisa digunakan untuk mereprentatifkan karakteristik panjang tungkai kaki secara umum dari populasi yang diteliti. Pengolahan data antropometri juga dapat mencari nilai Ideal

Body Weight (IBW) atau dalam istilah gizi medis biasa dikenal dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). Nilai IBW merupakan rasio relatif antara berat badan (dalam kilogram) dengan akar kuadrat dari tinggi badan (dalam meter). Rataan IBW menunjukkan karakteristik massa tubuh dari populasi yang diteliti, hal ini akan menunjukkan status gizi dari sampel. Berikut disajikan tabel hasil pengukuran rasio RSH dan IBW dari sampel petani di Kecamatan Wedung.

Tabel 9. Ringkasan data sampel petani berdasarkan pengukuran RSH dan IBW

No Subyek Petani Perhitungan m S PERSENTIL SEM CV

(%) 5 50 95 I. Pria RSH 0.51 0.02 0.48 0.51 0.54 0.002 3.67 (n=69) IBW 17.86 2.90 14.18 17.39 22.87 0.349 16.22 II. Wanita RSH 0.51 0.02 0.46 0.51 0.54 0.003 4.27 (n=62) IBW 17.86 3.21 13.28 17.97 23.00 0.407 17.96

Pada perhitungan RSH dan IBW, nilai SEM tergolong kecil, yaitu terletak pada -1 SEM, hal ini berarti interval kepercayaan terletak pada batas 68%. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan meningkatkan ukuran sampel subyek untuk mengetahui secara lebih mendalam terkait karakteristik RSH dan IBW.

Nilai CV pada perhitungan rasio IBW subyek petani di Kecamatan Wedung adalah lebih tinggi dibandingkan nilai CV RSHnya. Artinya, karakteristik dimensi muscular petani Wedung lebih beragam dibanding dimensi skeletalnya. Serta nilai CV RSH dan IBW pada subyek petani wanita lebih tinggi dibanding nilai CV RSH dan IBW pada subyek petani pria. Artinya, karakteristik antropometri petani wanita lebih beragam dibanding petani pria.

Standar IBW yang digunakan adalah standar IBW orang Asia. Secara umum, rasio RSH dan IBW pada subyek petani baik pria dan wanita di Kecamatan Wedung memiliki kecenderungan karakteristik relatif sama. Berikut disajikan diagram subyek petani berdasarkan klasifikasi RSH.

(a) (b)

Gambar 9. Diagram persentase sampel berdasarkan golongan RSH (a) subyek petani pria, (b) subyek petani wanita

Klasifikasi range rasio RSH merujuk pada Pheasant (1997) dalam jurnal internasional ergonomika industri. Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa, ketika rasio RSH besar (~0.55) maka sampel digolongkan sebagai tungkai pendek (short-legged). Jika rasio RSH kecil (~0.50), populasi sampel memiliki karakteristik tungkai panjang (long-legged). Sedangkan range 0.51-0.53 tergolong karakteristik tungkai sedang (rasio tungkai tidak panjang atau tidak pendek), sebagaimana pada karakteristik bangsa Eropa dan Indo-Mediteranian. Berdasarkan analisis RSH diketahui bahwa sebagian besar populasi sampel petani memiliki karakteristik panjang tungkai sedang.

32% 56% 12% ~0.50 0.51-0.53 ~0.55 36% 58% 6% ~0.50 0.51-0.53 ~0.55

Berikut disajikan diagram persentase subyek petani berdasarkan klasifikasi IBW. Klasifikasi didasarkan pada range indeks massa tubuh yang lazim digunakan di bidang kesehatan termasuk oleh

World Health Organization (2008).

(a) (b)

Gambar 10. Diagram persentase sampel berdasarkan golongan IBW (a) subyek petani pria, (b) subyek petani wanita

Perhitungan IBW menunjukkan bahwa lebih dari 50% sampel petani memiliki IBW normal. Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik umum dari sampel petani di Kecamatan Wedung adalah berbadan sedang, yaitu tidak kurus atau tidak gemuk. Menurut Garrow dan Webster (1985), hasil IBW dapat menjadi indikator obesitas yang mudah digunakan dan dapat dipercaya (reliable).

Pengukuran dimensi tubuh secara langsung bertujuan untuk mendapatkan hasil ukuran tubuh yang valid sebagaimana dimensi obyek yang diukur. Pada penelitian ini, sedapat mungkin penulis melakukan pengukuran antropometri secara langsung untuk setiap parameter yang berkaitan erat dengan desain mesin, alat atau perkakas pertanian, terutama knapsack sprayer. Pada kondisi dengan keterbatasan waktu, alat maupun tenaga kerja pengukur, tidak jarang terdapat dimensi tubuh obyek yang tidak dapat diukur langsung. Untuk mendapatkan estimasi ukuran yang mendekati ukuran segmen tubuh obyek yang sesungguhnya, dapat dilakukan dengan menghitung secara teliti dari dimensi tubuh segmen lain yang telah diketahui.

Metode yang benar untuk melakukan estimasi ini adalah dengan cara memperkirakan simpangan baku dari dimensi yang dicari kemudian menghitung persentilnya sebagai selisih dari dua persentil yang diketahui diantara dimensi yang dicari. Adapun nilai simpangan baku dapat diperkirakan dengan menggunakan koefisien keragaman (CV) yang telah diperkirakan relatif terhadap sejumlah dimensi yang lain.

Sebagai ilustrasi subyek petani beserta parameter-parameter pengukuran antropometri dapat dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12. Pada pengukuran parameter ketinggian ketika duduk (tinggi duduk, tinggi mata, tinggi bahu, dan tinggi siku tangan), perhitungan dimensi tinggi dimulai dari alas duduk hingga ke parameter yang diinginkan (ujung kepala, mata, bahu, atau siku tangan). Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada penelitian ini ketinggian tempat duduk (kursi) untuk pengukuran antropometri petani terkadang tidak sama, sehingga untuk mengkalibrasi hasil pengukuran pada posisi duduk, alas duduk dijadikan titik acuan pengukuran.

10% 71% 19% <18.5 18.5-24.9 >25 8% 56% 36% <18.5 18.5-24.9 >25

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Keterangan : (1) Berat badan (2) Tinggi badan (3) Tinggi mata (4) Tinggi bahu (5) Tinggi siku tangan (6) Tinggi pinggang

(7) Tinggi pinggul

(8) Jangkauan tangan ke samping menggenggam (9) Jangkauan tangan ke depan terbuka

(10) (11) (12)

(13) (14) (15)

(16) (17) (18)

Keterangan : (10) Lebar tangan (11) Panjang jari tengah (12) Tinggi duduk

(13) Tinggi bahu

(14) Panjang lengan bawah terbuka (15) Panjang lengan bawah tergenggam

(16) Jarak pantat-lutut (17) Lebar bahu (bideltoid)

(18) Lebar pinggul Gambar 12. Pengukuran antropometri posisi duduk

Terdapat 34 parameter utama pengukuran antropometri petani terkait penggunaan knapsack sprayer (Lampiran 2). Parameter-parameter utama terdiri atas 14 parameter pengukuran posisi berdiri dan 20 parameter pengukuran posisi duduk. Mengenai parameter-parameter utama beserta penjelasan keterkaitannya dengan desain knapsack sprayer dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Parameter pengukuran utama antropometri

No Parameter Pengukuran Keterangan

1 Berat badan Mempengaruhi kapasitas (beban) yang

dapat dibawa 2 Tinggi badan

Mempengaruhi rancangan tinggi tangki 3 Tinggi duduk

4 Tinggi bahu 5 Tinggi pinggang 6 Tinggi pinggul

7 Tinggi siku tangan Pertimbangan panjang selang dan tinggi batang piston pompa

8 Tinggi siku tangan (duduk) 9 Tinggi genggaman tangan

Pertimbangan panjang selang 10 Tinggi ujung tangan

11 J. tangan keatas terbuka

Mempengaruhi jangkauan rentang tangan untuk memompa dan menyemprot, panjang

selang dan pipa semprot serta grip

12 J. tangan keatas menggenggam 13 J. tangan kedepan terbuka 14 J. tangan kedepan menggenggam 15 J. tangan kesamping terbuka 16 J. tangan kesamping tergenggam 17 J. tangan kebawah terbuka 18 J. tangan kebawah tergenggam 19 J. tangan keatas terbuka (duduk) 20 J. tangan keatas menggenggam

(duduk)

21 Lebar telapak tangan Mempengaruhi panjang grip pompa 22 Panjang telapak tangan Mempengaruhi panjang grip penyemprot 23 Keliling genggaman tangan Mempengaruhi lebar dan tebal grip pompa

serta diameter grip penyemprot 24 Diameter genggaman tangan

25 Panjang jari telunjuk Pertimbangan akses switch on-off nosel (terutama untuk sprayer dengan sistem

switch on-off nosel dengan menggeser) 26 Panjang jari tengah

27 Panjang lengan atas

Mempengaruhi panjang selang, pipa dan sudut pemompaan

28 Panjang lengan bawah terbuka 29 Panjang lengan bawah tergenggam

30 Tinggi bahu (duduk) Pertimbangan batas tinggi tangki 31 Lebar bahu (biacromial) Mempengaruhi perancangan lebar tangki

(terutama bagian atas) 32 Lebar bahu (bideltoid)

33 Lebar pinggul Mempengaruhi perancangan batas lebar tangki (terutama bagian bawah)

Hasil pengolahan data antropometri dengan parameter-parameter utama diatas dapat dilihat pada tabel ringkasan hasil pengolahan data antropometri secara umum pada setiap subyek petani pria maupun wanita di Kecamatan Wedung (Lampiran 3). Sebagaimana penjelasan karakteristik SEM dan CV secara umum pada 50 parameter pengukuran, secara khusus pada batasan data antropometri petani dengan parameter-parameter utama, nilai SEM terletak pada range 0.06-1.43 untuk subyek petani pria dan 0.05-1.32 untuk petani wanita. SEM terletak pada -2 SEM dan +2 SEM, artinya SEM memiliki interval kepercayaan 95%.

Nilai CV untuk parameter-parameter utama, pada subyek pria memiliki nilai 3.77-25.87, sedangkan pada subyek petani wanita memiliki nilai 3.22-22.51. Dari data tersebut terlihat bahwa nilai CV setiap parameter pengukuran utama memiliki interval cukup lebar, namun tidak berdistribusi normal. Faktor yang mempengaruhi distribusi CV yang tidak merata ini adalah acuan jenjang yang relatif berbeda antar parameter pengukuran, misalnya parameter berat dengan parameter tinggi, tebal maupun panjang.

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan dan ketarkaitan antar parameter- parameter pengukuran. Dari analisis ini akan diketahui variabel r yang menyimpan nilai hubungan keeratan dari dua variabel. Tabulasi koefisien korelasi parameter-parameter pengukuran antropometri secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4. Sedangkan tabulasi koefisien korelasi dari 34 parameter utama pengukuran antropometri terhadap subyek petani pria dan wanita di Kecamatan Wedung dapat dilihatpada Lampiran 5.

Berikut disajikan diagram hasil ringkasan data kuantitatif dari nilai r untuk 34 parameter pengukuran antropomentri petani terkait pengamatan desain ergonomis knapsack sprayer.

Gambar 13. Data kuantitatif koefisien korelasi untuk setiap parameter pengukuran utama pada subyek petani

Hasil analisis korelasi perlu memperhatikan tiga penafsiran korelasi, yaitu berdasarkan kekuatan hubungan, signifikansi hubungan, dan arah hubungan. Dengan penafsiran yang tepat dari nilai r, tentunya akan mempermudah dalam analisis data-data yang didapatkan. Berdasarkan analisis korelasi dari 34 parameter utama dengan 561 elemen data pengukuran utama didapatkan hasil bahwa persentase jumlah variabel r =0, yang berati tidak adanya korelasi antar dua parameter yang

Dokumen terkait