• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Perancangan Jaringan Peer-to-peer

Jaringan peer-to-peer memiliki beberapa

arsitektur. Penelitian ini menerapkan arsitektur

desentralisasi

sebagai tahap awal dari

perancangan jaringan peer-to-peer.

Implementasi

Proses implementasi penelitian ini

menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak. Spesifikasi untuk perangkat keras adalah sebagai berikut.

1 Processor Intel Centrino 2.2 GHz,

2 RAM kapasitas 2 GB, dan

3 Harddisk kapasitas 160 GB.

Perangkat lunak yang digunakan untuk penelitian, yaitu:

1 Windows Vista sebagai sistem operasi, dan

2 Netbeans IDE 6.8.1 sebagai editor dan

kompilasi program.

Implementasi dilakukan pada framework

JXTA setelah perancangan jaringan

peer-to-peer diterapkan. Penerapan dilakukan pada perangkat keras dan perangkat lunak yang telah disebutkan. Implementasi JXTA menggunakan bahasa pemrograman Java. Implementasi pada JXTA dilakukan dengan merancang kembali aplikasi Peer-to-Peer File Sharing yang dibuat oleh Saeed (2007).

Proses implemetasi melibatkan API JMF. Proses ini dilakukan agar perangkat yang dibutuhkan dapat diakses. Perangkat yang diakses tersebut adalah kamera komputer atau webcam. Webcam tersebut digunakan untuk melakukan capture video atau gambar.

Pengujian

Pengujian dilakukan setelah aplikasi selesai

diimplementasikan. Proses pengujian

membutuhkan perangkat uji. Perangkat uji yang digunakan untuk mencoba aplikasi ini adalah 3

buah PC. Dua PC dibentuk dengan

menggunakan aplikasi mesin virtual dan 1 PC merupakan PC utama yang mengontrol mesin virtual. PC utama telah terintegrasi dengan kamera atau webcam.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan 3 peer atau node yang disesuaikan dengan

perangkat uji. Peer yang memiliki media

webcam akan berperan sebagai peer sumber dan dapat juga berperan sebagai peer client. Peer

yang tidak memiliki webcam hanya dapat

berperan sebagai peer client yang mengunduh data video atau gambar yang disediakan oleh peer yang memiliki webcam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perancangan Jaringan Peer-to-peer

Arsitektur desentralisasi dirancang untuk menghindari kelemahan dari arsitektur terpusat. Masing-masing peer dari arsitektur ini dapat

bertindak sebagai server ataupun client.

Komunikasi dilakukan dalam arsitektur ini

dengan mengirimkan pesan berbentuk query

kepada setiap peer yang terhubung. Pesan

tersebut berupa request data yang dibutuhkan.

Jika peer yang menerima query tersebut

memiliki data yang dibutuhkan, peer tersebut akan merespon mengirimkan pesan bahwa data

ditemukan. Jika peer tersebut tidak

menyediakan data yang diminta, peer tersebut

akan menyebarkan query yang diberikan ke

peer lain yang terhubung dengan peer sebelumnya dan proses ini akan berlangsung sampai data yang dibutuhkan telah ditemukan.

Proses penyebaran request data ditunjukkan

pada Gambar 6.

Gambar 6 Jaringan Peer-to-peer. Mulai Perancangan Jaringan Peer-to-Peer Implementasi Pengujian

Implementasi

Implementasi dalam JXTA dilakukan

setelah persyaratan sistem dan desain jaringan peer-to-peer telah dirancang. Implementasi dilakukan berdasarkan perancangan arsitektur

desentralisasi yang telah ditetapkan.

Implementasi dilakukan dengan menerapkan aplikasi Peer-to-peer File Sharing yang telah dibuat oleh Saeed (2007). Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan untuk membentuk aplikasi peer-to-peer JXTA (Saeed 2007). 1 Menyediakan jalur yang aman untuk setiap

peer untuk login ke jaringan JXTA

2 Pengguna harus mampu dan memiliki hak

istimewa untuk membuat file konfigurasi

untuk penggunaan lebih lanjut.

3 Pengguna dapat memilih direktori untuk

dibagi dalam peer group.

4 Peer harus bisa login ke jaringan default JXTA (dikenal sebagai NetPeerGroup) 5 Peer harus dapat mencari group yang telah

ditetapkan

6 Jika group tidak ditemukan dalam proses pencarian, setiap peer harus dapat membuat kelompok mereka dengan UID kelompok yang telah ditetapkan.

7 Peer harus bisa login ke peer group.

8 Peer harus dapat menemukan satu sama lain dalam kelompok.

9 Peer harus bisa berbagi content dengan peer yang lain pada group yang sama.

10 Peer harus dapat menunggu permintaan yang diterima dan dapat menanggapi permintaan yang diterima dari peer lainnya. 11 Peer harus dapat berkomunikasi satu sama

lain dan mencari content tertentu.

12 Jika setiap peer tidak bisa menemukan query yang diminta, mereka harus menyebarkan permintaan query tersebut untuk peer lain dalam group.

13 Peer harus dapat chatting dengan satu sama lain.

14 Peer harus dapat membuat daftar peer lain dalam group yang sama.

15 Peer harus dapat mengunggah data mereka.

16 Pengguna harus dapat mendaftar dan

melihat data mereka sendiri bersama. 17 Peer harus memastikan bahwa proses unduh

tidak rusak dengan melakukan verifikasi. 18 file yang diunduh, setelah sepenuhnya

diunduh.

Flowchart aplikasi utama merupakan flowchart yang dirancang untuk aplikasi ini. Flowchart ini menggambarkan proses umum yang berjalan pada aplikasi dan terdapat proses tambahan dari yang telah dirancang oleh Saeed (2007) seperti ditunjukkan pada bagian yang

dilingkari warna merah pada Gambar 7. Proses tambahan tersebut berupa mengubah nama file

sebelum diunduh jika file yang diunduh

memiliki nama yang sama dengan nama file

yang berada pada folder lokal. Jika nama file yang diunduh tidak sama dengan nama file yang ada pada folder lokal, file dapat langsung diunduh.

Agar dapat mengakses kamera atau webcam yang terhubung dengan komputer, dibutuhkan API JMF yang diintegrasikan pada aplikasi utama. Fitur yang ditambahkan pada tahapan ini

adalah capture gambar, capture video,

menampilkan gambar, dan menampilkan video. Alur dari proses capture gambar dimulai

dengan menjalankan media untuk capture

gambar. Media ini akan mengakses webcam dan

menampilkan gambar secara bersamaan.

Pengguna dapat melakukan capture gambar

dengan memberikan perintah capture. Hasil

yang dari capture tersimpan ke dalam folder lokal yang telah ditentukan. Pengguna dapat

melakukan capture gambar kembali selama

belum keluar dari aplikasi. flowchart untuk capture gambar ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8 Flowchart capture gambar.

Proses yang berlangsung antara capture

video dan capture gambar memiliki perbedaan karena video merupakan gambar bergerak dan harus memiliki suara. Alur yang terjadi akan membutuhkan waktu yang lebih lama agar dapat menghasilkan video. Alur untuk proses capture video dimulai dengan menjalankan

media untuk capture. Media tersebut akan

menampilkan menu interaksi untuk melakukan capture video. Pengguna akan melakukan

interaksi dengan memulai capture. Proses

capture akan terus berlangsung dengan berupa input video dan audio yang tertangkap oleh media dan proses akan berhenti ketika

pengguna memberikan perintah untuk

menghentikan proses capture video. File hasil capture tersebut akan tersimpan ke dalam folder lokal yang telah ditentukan. Pengguna dapat

melakukan capture video kembali dan akan

berhenti saat pengguna memberikan perintah untuk menghentikan proses capture. Pengguna akan keluar dari interaksi capture video saat pengguna memberikan perintah untuk keluar. flowchart untuk capture video ditunjukkan pada Gambar 9 berikut.

Pengujian

Langkah awal setting lingkungan pengujian dilakukan dengan menjalankan mesin virtual. Aplikasi mesin virtual yang digunakan adalah

VirtualBox. Pengujian dilakukan dengan

menjalankan 2 komputer virtual yang berada pada mesin virtual dan terpasang sistem operasi Windows XP dan komputer utama yang terpasang sistem operasi Windows Vista. Komputer virtual tersebut dihubungkan dengan komputer utama dengan menggunakan adapter jaringan Host-only Adapter yang terdapat pada

komputer virtual. Masing-masing adapter

jaringan yang terdapat pada komputer diberi alamat IP dan dipasang aplikasi yang telah diimplementasi sebelumnya. Alamat IP yang digunakan adalah 192.168.1.1, 192.168.1.2, dan 192.168.1.3.

Pengujian dimulai dengan menjalankan aplikasi. Aplikasi tersebut berupa file dengan

nama “myPackge.jar”. Aplikasi yang telah

berjalan akan mencari path folder untuk

menetapkan path yang akan dibagi pada

jaringan peer-to-peer. Path ini berupa data teks yang tersimpan pada file bernama “config.ini” dan ditempatkan pada direktori yang sama dengan file aplikasi utama. Jika aplikasi tidak

menemukan file tersebut, aplikasi akan

menjalankan pemilihan folder yang akan dibagi.

Proses pemilihan path folder yang dibagi

ditunjukkan pada Gambar 10 dan Gambar 11.

Gambar 10 Aplikasi tidak menemukan file "config.ini".

Gambar 11 Pemilihan path folder yang dibagi. Folder yang dipilih pada pengujian ini adalah folder bernama capture. Folder ini akan

dirujuk sebagai tempat penyimpanan hasil capture gambar dan video. Path dari folder yang dipilih tersebut akan disimpan pada file “config.ini” dan aplikasi utama akan membaca file setiap kali aplikasi dijalankan.

Pengujian proses login ke dalam jaringan peer-to-peer dilakukan setelah path folder ditentukan. Proses ini membutuhkan informasi nama peer, password, dan verifikasi password. Password yang dimasukkan paling sedikit

memuat 8 karater. Informasi nama peer,

password, dan verifikasi password disimpan pada folder bernama “.jxta”. Jika data ini sudah tersedia sebelumnya, aplikasi akan melewati proses ini. Proses login ke dalam jaringan JXTA peer-to-peer ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 12 Login ke dalam jaringan JXTA peer-to-peer.

Pada tahap selanjutnya, aplikasi akan mencari group pada jaringan peer-to-peer. Jika group tidak ditemukan, aplikasi akan membuat group baru dengan nama yang sudah ditentukan dan akan bergabung dengan group yang dibuat tersebut.

Setelah aplikasi membuat atau menemukan group, aplikasi akan membuat jalur data untuk

komunikasi chat dengan peer lain yang

tergabung dalam group yang sama dan

melakukan pembagian content yang terdapat

pada folder yang dibagi. Semua proses dari

pemilihan path folder sampai pembagian

content akan ditampilkan keterangannya pada tab connection log pada aplikasi utama yang ditunjukkan pada Gambar 13.

Gambar 13 Tab connection log aplikasi utama.

Proses pengujian pencarian file yang

diinginkan dapat dilakukan tanpa memasukkan nama file yang dicari. Hasil dari pencarian ini adalah semua file yang dibagi oleh semua peer

yang berada pada group yang sama. Jika

pencarian dilakukan dengan memasukkan nama file, hasil yang didapat adalah file yang sesuai

dengan nama yang dimasukkan. Proses

pencarian file ditunjukkan pada Lampiran 1. File yang ada dalam daftar hasil pencarian dapat diunduh setelah menghentikan proses pencarian dan memilih salah satu kolom dari daftar hasil pencarian. Proses pencarian ini akan berhasil jika ada peer yang tergabung dalam jaringan

dan melakukan pembagian content yang

dimiliki peer tersebut.

Proses pengujian unduh file dilakukan

dengan menekan tombol download pada bagian tab search dan progres unduh akan tampil pada tab downloads. Proses unduh dapat dibatalkan

dengan menekan tombol cancel. Hasil unduh

dapat diverifikasi untuk mengecek apakah terjadi perubahan data atau informasi yang terdapat pada file. Proses pengecekan file hasil

unduh dilakukan dengan menggunakan

algoritme checksum 32 bit. Jika terdapat

perubahan pada file, verifikasi tidak akan berhasil dan dinyatakan gagal. Jika tidak ada perubahan pada file, proses verifikasi akan berhasil. Proses unduh ditunjukkan pada Gambar 14.

Gambar 14 Proses unduh.

Pengujian proses capture gambar dan

capture video dilakukan dari peer yang memiliki kamera atau webcam. Proses capture

dilakukan pada media capture gambar dan

media capture video yang dibentuk dari API

JMF. Media Capture gambar terdiri atas player

yang menghasilkan gambar dari webcam,

tombol untuk melakukan capture terhadap

gambar dari webcam, dan preview dari hasil capture. Hasil gambar atau video dari proses capture tersimpan langsung dalam direktori

yang telah dibagi. Media capture gambar

ditunjukkan pada Gambar 15.

Media capture video merupakan media yang digunakan untuk mengambil hasil video melalui webcam. Video yang dihasilkan merupakan dari format file yang dipilih. Media capture video ini hanya memiliki format file berekstensi avi. Jenis video yang dihasilkan dapat berupa gambar RGB dan YUV. Resolusi video yang

tersedia adalah 160x120, 320x240, dan

640x480. Channel audio yang tersedia adalah 44100, 22050, dan 8000. Format audio yang disediakan adalah Mono dan Stereo dengan kualitas 8 bit dan 16 bit. Media capture video ditunjukkan pada Gambar 16. Proses capture video dilakukan dengan pemilihan format yang

sesuai dan kemudian menekan tombol start

pada media capture video. Proses mengakhiri capture video dilakukan dengan menekan tombol end pada media capture video.

Gambar 16 Media capture video. Nama file yang dihasilkan dari proses hasil dari capture disesuaikan dengan jenis file yang

dihasilkan. Nama file dari proses capture

gambar adalah image dan diikuti dengan nama peer masing-masing. Nama file dari proses capture video adalah video dan diikuti dengan nama peer masing-masing. Proses ini dilakukan

agar file yang dibagi dapat diketahui

sumbernya, kecuali file yang telah diunduh oleh peer lain dan dibagi kembali dengan mengubah

nama file. Hasil capture image dan video

tersebut akan masuk pada daftar content yang dibagi. Nama file yang telah dihasilkan dan

dibagi pada daftar content yang dibagi

ditunjukkan pada Gambar 17 dan Gambar 18.

Gambar 17 Daftar file yang dibagi sebelum capture gambar dan video.

Gambar 18 Daftar file yang dibagi setelah capture gambar dan video. File hasil capture gambar dapat dilihat

hasilnya melalui media preview. Media ini

berupa player yang dibentuk oleh JMF untuk dapat membaca format gambar. Hasil preview salah satu gambar ditunjukkan pada Gambar 19.

Gambar 19 Preview gambar.

File hasil capture video dapat dilihat hasilnya melalui media preview yang berbeda dengan gambar. Media ini berupa player yang dibentuk oleh JMF untuk dapat membaca format video. Hasil preview salah satu gambar ditunjukkan pada Gambar 20.

Gambar 20 Preview video.

Pengujian untuk melihat content yang dibagi dalam jaringan dilakukan dengan menekan tombol reload. Setiap ada perubahan terhadap content yang dibagi, proses reload harus dilakukan agar informasi content yang dibagi dapat diketahui. Pengujian melihat content yang dibagi ditunjukkan pada Lampiran 2.

Pengujian lain yang dilakukan adalah dengan membagi file video dan gambar oleh peer 1 yang memiliki webcam. Peer 2 melakukan unduh terhadap file tersebut. File hasil unduh tersebut dibagi kembali oleh peer 2 dan peer 3 dapat mengunduh kembali hasil capture gambar dan video peer 1 dari peer 2 walaupun peer 1 telah tidak tergabung lagi dalam jaringan. Daftar file yang dibagi oleh

peer 1 ditunjukkan pada Gambar 21.

File yang

dibagi oleh peer 1 adalah “imagepeer1.jpg”

Dokumen terkait