• Tidak ada hasil yang ditemukan

menerapkan bahwa tindakan penilangan dikenakan terhadap pengemudi selaku pelaku pelanggaran bukan terhadap pemilik kendaraan. Penilangan kendaraan bermotor dilakukan menggunakan surat bukti pelanggaran (tilang) berbentuk kertas yang berisi data pelanggar dan data pelanggaran. Riwayat pelanggar terkait pelanggaran lalu lintas perlu diketahui terlebih dahulu sebelum melakukan penilangan. Hal ini akan menentukan langkah apa yang harus diambil oleh polisi dalam menindak pelanggar. Saat ini, belum ada sistem penilangan kendaraan bermotor yang terhubung secara online, untuk itulah diperlukan aplikasi penilangan digital yang memudahkan penilangan.

Polimat merupakan aplikasi penilangan digital yang dimaksudkan untuk memudahkan petugas dalam melakukan proses tilang. Petugas dapat mengambil tindakan yang sesuai berdasarkan informasi riwayat pelanggaran.

Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis yang dilakukan berdasarkan hasil dari wawancara, prosedur penilangan, dan studi literatur. Hal yang perlu dianalisis pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a Deskripsi Umum Sistem

Polimat Mobile adalah sistem perangkat lunak pada telepon genggam yang digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan penilangan kendaraan bermotor di Polres Bogor. Polimat Mobile membantu petugas dalam menampilkan riwayat pelanggar dan mengirimkan data terkait pelanggaran yang dilakukan ke server Polimat melalui koneksi internet. Pertukaran data antara Polimat Mobile dan server Polimat dilakukan secara rahasia dengan menggunakan enkripsi.

b Analisis Kebutuhan Pengguna

Berdasarkan hasil wawancara, didapat kebutuhan pengguna Polimat Mobile, yaitu:

 Menampilkan lima riwayat pelanggaran terakhir.

 Menampilkan detail dari pelanggaran yang telah dilakukan pelanggar.

Input data terkait pelanggaran yang dilakukan untuk dikirimkan ke server Polimat.

Lampiran 4 menunjukkan use case diagram Polimat Mobile.

c Analisis Kebutuhan Sistem

Polimat Mobile bertujuan membantu polisi melakukan proses penilangan secara cepat dan aman. Tujuan tersebut dipenuhi dengan melakukan analisis kebutuhan yang terdapat pada sistem.

Kebutuhan sistem diterjemahkan menjadi fungsi-fungsi yang meliputi keamanan data dan kebutuhan pengguna. Daftar fungsi-fungsi yang dapat dikerjakan Polimat Mobile dapat dilihat pada Lampiran 5.

d Analisis Pengguna

Pengguna Polimat Mobile merupakan polisi yang telah terdaftar pada server Polimat. Pengguna dapat mencari data pelanggar berdasarkan Single Identity Number (SIN), melihat riwayat pelanggaran, dan melakukan input data pelanggaran. Pengguna tidak dapat mengubah data pelanggar maupun data pelanggaran.

e Analisis Keamanan

Polimat Mobile terhubung dengan server menggunakan internet. Informasi yang dikirim maupun yang diterima tentunya rentan terhadap serangan apabila tidak dilakukan pengamanan.

Keamanan informasi Polimat Mobile dilandasi pada empat tujuan kriptografi yaitu: 1 Kerahasiaan

Data surat tilang bersifat rahasia terjaga dari pihak-pihak yang tidak berwenang.

2 Integritas data

Data surat tilang harus dijamin integritasnya tanpa ada manipulasi dari pihak-pihak yang tidak berwenang.

3 Autentikasi

Server Polimat dan Polimat Mobile harus saling mengidentikasi dirinya satu sama lain sehingga informasi dapat teridentifikasi. Sistem juga harus mengautentikasi pengguna Polimat Mobile untuk keperluan lebih lanjut.

4 Non-repudiasi

Non-repudiasi mencegah polisi untuk mengingkari penilangan yang dilakukannya.

Perancangan Sistem dan Perangkat Lunak

Proses perancangan dilakukan untuk menerjemahkan hasil analisis kebutuhan menjadi rancangan abstrak atau visual dari Polimat Mobile.

a Perancangan Input

Polimat Mobile dirancang pada telepon genggam yang memiliki keyboard fisik namun beberapa telepon genggam yang memiliki layar sentuh juga dapat menggunakannya. Segala bentuk interaksi dilakukan dengan cara menekan tombol atau mengisi form melalui keyboard atau layar sentuh.

b Perancangan Output

Output Polimat Mobile ditampilkan dalam bentuk form dan dialog. Polimat Mobile mendukung semua resolusi layar untuk mengantisipasi resolusi layar telepon genggam yang berbeda-beda. Hal ini dimungkinkan dengan digunakannya LWUIT.

c Perancangan Basis Data

Basis data pada server Polimat (Irwana 2011) dikembangkan tanpa adanya tabel untuk telepon genggam. Oleh karena itu, perlu ditambahkan untuk menyimpan daftar telepon genggam dan kunci RSA yang telah didaftarkan.

d Perancangan Proses

Alur proses Polimat Mobile yang menggunakan enkripsi dan tanpa enkripsi sedikit berbeda. Perbedaannya terletak pada fungsi handshake yang tidak dimiliki Polimat Mobile TE. Fungsi handshake bertujuan mengautentikasi kedua belah pihak yang melakukan komunikasi. Handshake juga berfungsi mengirimkan kunci AES yang digunakan untuk mengenkripsi semua informasi yang ditukar selama proses penilangan berlangsung. Jika handshake gagal, maka aplikasi akan langsung keluar.

Halaman login akan tampil jika handshake berhasil. Pada Polimat Mobile tanpa enkripsi, login langsung tampil pada saat aplikasi dijalankan. Halaman login memuat textfield username, password, dan lokasi penilangan dilakukan. Halaman login juga memuat halaman bantuan bagi pengguna.

Mulai Handshake Handshake Berhasil Selesai Input Data Pelanggar Gagal Login

Username dan Password Ditemukan Tidak Menu Utama Ya Logout Berhasil Pencarian SIN History Pelanggar Apakah akan diproses? TIdak Ya

Slip Merah atau Biru Merah Input Data Terkait Sidang Input Bank Biru Pemrosesan Data Pelanggar Nomor Tilang Keluar Aplikasi

Gambar 12 Diagram alir proses Polimat Mobile menggunakan enkripsi.

Username dan password yang dimasukkan pada halaman login kemudian akan dicari dan dicocokkan pada database server Polimat. Apabila sesuai, pengguna akan dihadapkan dengan menu utama Polimat Mobile. Menu utama terdiri atas Pencarian SIN, Bantuan, Tentang Aplikasi, Logout, dan Exit. Pencarian SIN digunakan untuk mencari riwayat penilangan yang dilakukan pelanggar berdasarkan nomor SIN.

Setelah melihat riwayat, barulah pembuatan surat tilang dapat dilakukan dengan mengisi form pemrosesan. Halaman pemrosesan merupakan halaman tempat pengguna memasukkan data pelanggar. Pelanggar dapat memilih antara slip biru atau slip merah. Pada slip biru, perlu dilakukan input alamat bank yang digunakan pelanggar untuk membayar denda, sementara pada slip merah pengguna perlu melakukan input data terkait sidang.

Nomor tilang didapatkan dari server Polimat ketika penilangan selesai dilakukan dan secara otomatis data pelanggaran akan tersimpan di server. Diagram alir proses Polimat Mobile menggunakan enkripsi dapat dilihat pada Gambar 12.

e Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka pada Polimat Mobile cukup sederhana. Antarmuka terbagi menjadi dua bagian, yaitu judul halaman dan isi halaman. Gambar 13 merupakan bentuk rancangan antarmuka.

Judul

Isi Halaman

Gambar 13 Rancangan antarmuka.

f Perancangan Protokol Keamanan

Pertukaran informasi antara server dan Polimat Mobile bersifat rahasia. Informasi yang dikirimkan haruslah aman dari pihak-pihak yang tidak berwenang. Oleh sebab itu, perlu dirancang protokol untuk mengamankan komunikasi data.

Server dan setiap aplikasi Polimat Mobile mempunyai kunci RSA. Kunci RSA dan nomor identifikasi (ID) Polimat Mobile tersimpan di server sementara di setiap aplikasi Polimat Mobile tersimpan kunci publik server. Nomor

ID diperlukan untuk mengidentifikasi aplikasi Polimat Mobile yang melakukan input data penilangan sementara kunci RSA digunakan pada proses handshake.

Handshake merupakan proses distribusi kunci AES antara Polimat Mobile dan server. AES digunakan sebagai algoritme penyandian pesan selama proses penilangan berlangsung.

Langkah-langkah dari handshake diproyeksikan pada Gambar 14. Tiap langkah dapat dijelaskan sebagai berikut:

1 E(PUb,[N1||IDA])

Polimat Mobile (client) menggunakan kunci publik server untuk mengirimkan pesan yang berisikan identitas aplikasi (IDA)

dan nonce 1 (N1) ke server yang

menandakan transaksi. Nonce 1 (N1)

merupakan angka acak yang dibangkitkan oleh client. Server kemudian mendekripsinya dengan menggunakan kunci private server lalu mendapatkan N1 dan ID

client. Server memerlukan ID dari client untuk mengetahui kunci RSA client. Kunci tersebut digunakan untuk mengenkripsi data yang akan dikirimkan ke client.

2 E(PUa,[N1||N2])

Server membangkitkan nonce 2 (N2)

secara acak lalu mengirimkan bersama N1

yang sebelumnya dienkripsi menggunakan kunci publik client. Setelah client menerima, dilakukan enkripsi untuk mendapatkan N1

lalu client akan langsung membandingkan N1 miliknya. Apabila sama, server

terautentikasi oleh client, namun jika tidak sama, komunikasi tidak akan dilanjutkan.

3 E(PUb,N2)

Client mengembalikan N2 yang telah

dienkripsi dengan kunci publik server

dengan tujuan untuk mengautentikasi dirinya. Server mendekripsinya, kemudian membandingkan dengan N2 miliknya. Jika sesuai, server akan mengirimkan respons berhasil. Jika tidak sesuai, server akan mengirimkan respons gagal.

4 E(PUb,E(PRa,KunciAES))

Setelah mendapatkan respons berhasil, client akan membangkitkan kunci AES lalu mengenkripsinya menggunakan kunci privat client kemudian mengenkripsinya lagi dengan menggunakan kunci publik server. Penggunaan kunci privat client yaitu sebagai tanda tangan digital client sementara penggunaan kunci publik server

dimaksudkan agar hanya server yang mampu mendekripsinya. Server mendekripsi pesan menggunakan kunci privatnya lalu mendekripsinya kembali dengan menggunakan kunci publik Polimat Mobile. Setelah kunci AES diperoleh, server akan mengirimkan respons yang menyatakan handshake berhasil. Respons tersebut dienkripsi menggunakan kunci AES yang didistribusikan. Jika berhasil, seharusnya client dapat mendekripsinya dan jika gagal, client menyatakan handshake gagal dan aplikasi akan keluar. Setiap komunikasi data yang terjadi selanjutnya terlebih dahulu dienkripsi menggunakan algoritme AES 128 bit.

Telepon Genggam

Telepon

Genggam ServerServer

1. E(PUb,[N1||IDA])

2. E(PUa,[N1||N2])

3. E(PUb,N2)

4. E(PUb,E(PRa,KunciAES))

Gambar 14 Proses handshake.

Implementasi dan Pengujian Unit

Polimat Mobile dikembangkan menggunakan platform Java 2 Micro Edition (J2ME). Oleh karena itu, aplikasi ini hanya dapat dijalankan pada telepon genggam yang mendukung J2ME.

Pada tahap ini, dilakukan proses implementasi terhadap semua perancangan yang dilakukan pada tahap sebelumnya, dan kemudian dilakukan pengujian dari hasil implementasi tersebut. Tahap implementasi untuk Polimat Mobile terdiri atas:

a Implementasi Basis Data

Penambahan tabel mobile yang dirancang dari tahap sebelumnya di implementasikan ke dalam Database Management Sistem (DBMS) Oracle. Terdapat field mobile_id merupakan primary key dan bersifat unik. Field mobile_id memuat nomor identifikasi aplikasi Polimat Mobile yang telah dibuat dan telah terpasang pada telepon genggam yang nantinya akan digunakan untuk keperluan autentikasi. Struktur

tabel yang ditambahkan untuk Polimat Mobile terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Struktur tabel T_MOBILE

Field Tipe Keterangan

mobile_id Varchar2(4000) ID telepon genggam pu_k Varchar2(4000) Kunci publik modulus Varchar2(4000) modulus pr_k Varchar2(4000) Kunci privat hash Varchar2(4000) Hash kunci

privat

b Implementasi Protokol Keamanan

User

Telepon genggam Memasukkan username dan password

Server

Database Pengiriman Username dan Password

Pencocokan username dan password Konfirmasi login

Database Pengiriman No. SIN

Riwayat Pelanggar

Database Terlebih dahulu dilakukan

Handshake antara Client dan Server

Database Nomor tilang dari riwayat pelanggar

Detail dari penilangan

Data terkait penilangan

Nomor tilang Telepon genggam

Telepon genggam

Telepon genggam

Gambar 15 Komunikasi antara Polimat Mobile dengan server.

Informasi yang dikirim antara server dan client berbentuk objek. Objek informasi ini diserialisasi menjadi aliran byte, lalu dienkripsi menggunakan algoritme AES pada bagian client dengan method:

byte[] data = pol.serialize(); data = aes.Encrypt(data);

Objek Pol merupakan informasi berisi NIP, sandi, dan lokasi tilang yang akan dikirimkan ke

server. Pol.serialize() merupakan method yang akan menserialisasi objek tersebut menjadi aliran byte, sementara aes.Encrypt(data) merupakan method penyandian pesan menggunakan AES.

Saat data diterima, server melakukan dekripsi dan deserialisasi menggunakan method:

data = aes.Decrypt(data); pol.deserialize(data);

Method aes.Decrypt(data) akan mendekripsi data menjadi aliran byte lalu akan diubah kembali menjadi objek menggunakan method pol.deserialize(data). Secara umum, komunikasi antara client dan server terlihat pada Gambar 15.

Implementasi dilakukan di kedua belah pihak baik client maupun server. Pada client, terdapat package com.tilang.kripto yang memuat kelas untuk algoritme RSA dan AES dan kelas untuk menyimpan kunci. Kelas-kelas yang difungsikan sebagai informasi yang akan dikirimkan ke server disimpan pada package com.tilang.koneksi. Gambar 16 menunjukkan struktur dari package com.tilang.kripto dan com.tilang.koneksi.

Gambar 16 Struktur package pada client. Pada server, ditambahkan package polimatPackage.mobileConnect yang memuat kelas-kelas untuk melakukan koneksi ke client dan package polimatPackage.kripto untuk kelas yang berisi algoritme RSA dan AES. Package package polimatPackage.mobileConnect juga memuat kelas untuk menangani permintaan client Polimat Mobile TE. Gambar 17 menunjukkan struktur dari dua package tersebut.

Gambar 17 Struktur package pada server.

c Implementasi Antarmuka

Rancangan antarmuka Polimat Mobile diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman Java ME dengan menggunakan LWUIT. Adanya LWUIT memudahkan pembuatan antarmuka untuk berbagai resolusi layar telepon genggam.

Gambar 18 Tampilan antarmuka login pada Polimat Mobile.

Gambar 18 merupakan antarmuka saat pengguna melakukan login. Judul terletak pada bagian paling atas sementara isi halaman di bawahnya. Tombol aksi diletakan paling bawah.

Bagian kiri merupakan tombol bantuan penggunaan aplikasi dan bagian kanan merupakan tombol keluar dari aplikasi. Lampiran

6 memuat antarmuka Polimat Mobile.

Integrasi dan Pengujian Sistem

Server Polimat terlebih dahulu dilakukan deploy untuk melakukan pengujian. Pengujian dilakukan programmer Polimat Mobile menggunakan telepon genggam dengan menyimulasikan penilangan. Penilangan dilakukan dengan beberapa perubahan variabel input untuk melihat hasil output yang mungkin akan tampil.

Operasi dan Pengelolaan

Operasi dan pengelolaan dilakukan saat sistem telah digunakan. Pada tahap ini dilakukan pemeliharaan, perbaikan ataupun pengembangan sistem.

Analisis Keamanan

a Kerahasiaan

Kerahasiaan merupakan salah satu tujuan penting dalam kriptografi. Tentunya, pihak yang tertilang tidak menginginkan data kesalahannya diketahui oleh pihak lain. Untuk memenuhi tujuan ini, Polimat Mobile mengimplementasikan algoritme AES yang mampu mengenkripsi data sehingga terjamin kerahasiaannya.

Pada aplikasi ini algoritme AES menggunakan kunci 128 bit yang diganti setiap kali pengguna melakukan login. Distribusi kunci tersebut dilakukan dengan menggunakan algoritme kunci publik RSA.

b Integritas data

Dengan digunakannya kunci simetris AES, integritas data terjaga. Hal ini dikarenakan hanya pihak yang memiliki kunci yang dapat bertukar pesan. Jika ada manipulasi data, baik penambahan, penghapusan, atau penyisipan, sistem akan terjadi error dalam penerimaan pesan sehingga komunikasi tidak akan dilanjutkan.

c Autentikasi

Setiap aplikasi yang dibuat akan memiliki kunci privat yang disimpan di server. Kunci privat ini bersifat unik dan memudahkan server untuk mengidentifikasi objek yang sedang berkomunikasi dengannya. Aplikasi ini juga membutuhkan Nomor Induk Polisi (NIP) dan Password yang sudah terdaftar di server termasuk data-data lengkap mengenai pengguna.

Sehingga hanya pengguna yang sudah terdaftar yang dapat menggunakan aplikasi ini.

d Non-repudiasi

Non-repudiasi adalah prinsip kriptografi yang tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap komitmen yang telah disepakati oleh pihak yang berkomunikasi. Setiap kali pengguna akan melakukan penilangan, server akan mencatat Nomor Induk Polisi (NIP) sehingga mencegah penyangkalan penilangan yang dilakukan oleh polisi.

Analisis Perbandingan

Pengujian running time dalam komunikasi data antara Polimat Mobile dan server dilakukan untuk mengetahui perbedaan waktu antara aplikasi Polimat Mobile dan Polimat Mobile TE. Pengujian dilakukan pada telepon genggam dengan memasukkan baris kode sebagai penghitung running time. Pengujian dimulai saat enkripsi dilakukan dan berakhir pada saat data telah diterima dan didekripsi oleh Polimat Mobile. Perangkat keras yang digunakan pada pengujian yaitu telepon genggam Sony Ericsson w660i dengan koneksi 3G yang telah dipasang aplikasi Polimat Mobile dan Polimat Mobile TE. Pengujian dilakukan pada setiap modul fungsi koneksi dan diulang sebanyak sepuluh kali. Lampiran 7 memuat hasil uji running time Polimat Mobile sementara Lampiran 8 memuat hasil uji running time Polimat Mobile TE.

Dari hasil uji, diambil tiga nilai tengah dari sampel running time. Lampiran 9 memuat tiga sampel running time dan besar data untuk setiap proses pengiriman data pada Polimat Mobile.

Lampiran 10 memuat tiga sampel running time dan besar data untuk Polimat Mobile TE. Grafik perbandingan rata-rata antara Polimat Mobile dengan Polimat Mobile TE dapat dilihat pada

Gambar 19.

Perbedaan besar yang terjadi pada penggunaan enkripsi atau tidak adalah adanya handshake. Polimat Mobile terlebih dahulu melakukan handshake dengan maksud mendapatkan kunci AES. Berdasarkan hasil uji, running time handshake berkisar antara 22764 ms dan 24094 ms. Besar data yang dikirimkan bervariasi antara 709 sampai 712 byte. Hal ini tidak dimasukkan dalam perhitungan ANOVA karena handshake dilakukan hanya sekali pada saat aplikasi dijalankan dan tidak dilakukan pada Polimat Mobile TE.

Simulasi tilang dilakukan menggunakan username admin pada Polimat Mobile. Besar data yang dikirimkan Polimat Mobile saat melakukan login adalah 44 byte sementara pada Polimat Mobile TE sebesar 69 byte. Perbedaan besar data terjadi karena pengiriman session dilakukan pada saat login di Polimat Mobile TE sementara session dikirim pada saat melakukan handshake pada Polimat Mobile.

Fungsi melihat riwayat, detail riwayat, dan input pelanggaran dilakukan berdasarkan kemungkinan yang ada yaitu masing-masing lima untuk melihat perbedaan running time dan besar data koneksi. Laju pertumbuhan besar data pada Polimat Mobile dan Polimat Mobile TE mengalami kenaikan namun laju petumbuhan running time tidak linear. Hal ini disebabkan oleh variabel tak terkontrol seperti kekuatan sinyal, beban prosesor telepon genggam, beban server, dan beban jaringan. Koneksi GPRS yang tidak stabil sering

Gambar 19 Diagram waktu pengujian setiap fungsi menggunakan enkripsi dan tanpa enkripsi. 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500

0 History 1 History 2 History 3 History 4 History 5 History 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal

Login History Detail History Input Data

R unni ng t im e ( m s )

Modul Fungsi Polimat Mobile

Tabel 2 Hasil uji ANOVA

Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Sample 39,23353851 16 2,452096157 350,556231 9,58902E-59 1,794556249 Columns 0,490048039 1 0,490048039 70,05817987 4,66389E-12 3,981896256 Interaction 0,258491961 16 0,016155748 2,309655742 0,008917519 1,794556249 Within 0,475651333 68 0,006994873

Total 40,45772984 101

membuat pengiriman data sangat lama ataupun gagal dilakukan. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan running time memiliki keragaman besar.

Berdasarkan Gambar 19, terlihat bahwa running time Polimat Mobile selalu lebih lambat daripada running time Polimat Mobile TE. Bisa disimpulkan bahwa penggunaan enkripsi membuat proses berjalan lebih lama namun perbedaannya tidak signifikan. Hal ini merupakan hipotesis nol yang akan diujikan melalui ANOVA. Uji ANOVA dilakukan untuk mengetahui signifikansi perbedaan running time antara Polimat Mobile dan Polimat Mobile TE. Sebelumnya ditentukan taraf nyata sebesar 5% atau 0.05 dan hipotesis yaitu:

H0 : Running time antara Polimat Mobile dan

Polimat Mobile TE tidak berbeda signifikan

H1 : Running time antara Polimat Mobile dan

Polimat Mobile TE berbeda signifikan Berdasarkan hasil uji didapat data seperti pada

Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa nilai F pada baris sampel (fungsi) sebesar 350.3556231. Nilai F menyatakan seberapa besar tingkat keragaman running time fungsi. Nilai F pada sampel jauh lebih besar dari nilai F kirits yang hanya sebesar 1.794556249 yang berarti adanya perbedaan signifikan running time pada dua fungsi atau lebih.

Hal ini juga berlaku pada metode koneksi. Pada baris kolom nilai F sebesar 70.05817987 melampaui nilai F kritis yang hanya sebesar 3.981896256. Nilai ini menyiratkan bahwa adanya pebedaan signifikan antara penggunaan metode koneksi yang dilakukan.

Baris interaksi memuat informasi mengenai interaksi antara fungsi yang dijalankan dengan metode koneksi. Nilai F sebesar 2.309655742 lebih besar dari nilai F kritis 1.794556249. Nilai P-value juga lebih kecil dari taraf nyata yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari dua hal

tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa

terjadi interaksi signifikan antara fungsi dan metode koneksi.

Melalui ANOVA, dapat diambil keputusan untuk menolak H0 dan menerima H1. Terjadi

perbedaan signifikan antara Polimat Mobile dan Polimat Mobile TE.

Walaupun menurut ANOVA terjadi signifikansi perbedaan, namun sebetulnya perbedaan running time terbesar hanya 420.33 ms atau sekitar 0.4 detik. Nilai tersebut cukup kecil untuk dapat dirasakan pengguna. Perbedaan mencolok terjadi pada saat fungsi handshake dilakukan yaitu sekitar 23470 ms.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Integrasi Polimat Mobile dengan server Polimat berhasil dilakukan. Implementasi algoritme RSA dan AES membuat sistem Polimat lebih aman. Hasil analisis keamanan menunjukkan bahwa penggunaan algoritme tersebut membuat sistem mampu memenuhi tujuan dasar kriptografi yaitu kerahasiaan, integritas data, autentikasi entitas, dan non- repudiasi. Penerapan protokol keamanan pada Polimat membuat sistem membutuhkan tenaga komputasi lebih yang berakibat pada meningkatnya running time aplikasi khususnya pada Polimat Mobile yang mempunyai sumber daya terbatas.

Analisis perbandingan running time

menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa terjadi perbedaan signifikan antara adanya dan tidak adanya penggunaan algoritme AES. Akan tetapi, perbedaan running time terbesar terjadi pada proses handshake. Fungsi handshake tidak dijalankan pada Polimat Mobile TE. Proses

handshake yang menggunakan algoritme RSA dijalankan pada Polimat Mobile dan memakan waktu rata-rata 23 detik walaupun hanya dilakukan dilakukan sekali pada saat aplikasi dijalankan.

Dokumen terkait