Setiap manusia dilahirkan unik dengan bakat dan kepribadian yang berbeda.Dalam pendidikan di sekolah, perbedaan masing-masing siswa harus diperhatikan karena dapat menentukan baik buruknya prestasi belajar siswa (Snow, 1986). Sejalan dengan itu, Slamet Iman Santoso (1979) mengemukakan, bahwa tujuan sekolah yang mendasar adalah mengembangkan semua bakat dan kemampuan siswa, selama proses pendidikan hingga mencapai tingkat.
Perbedaan individual antara siswa di sekolah di antaranya meliputi perbedaan kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, minat dan kreativitas (Snow 1986). Lebih lanjut Snow mengemukakan bahwa oleh karena adanya perbedaan individu tersebut, maka fungsi pendidikan tidak hanya dalam proses belajar mengajar, tetapi juga meliputi bimbingan/konseling, pemilihan dan penempatan siswa sesuai dengan kapasitas individual yang dimiliki, rancangan sistem pengajaran yang sesuai dan strategi mengajar yang disesuaikan dengan karakteristik individu siswa.
Oleh karena itu, sekolah memegang peranan penting untuk dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki siswa. Kemungkinan yang akan terjadi jika siswa mengalami kesalahan dalam penjurusan adalah rendahnya prestasi belajar siswa atau. Tak jarang siswa tidak mengerti alasan pemilihan jurusan tersebut, hendak kemana setelah tamat sekolah dan apa cita-citanya.
Psikolog UI, Indri Savitri, mengemukakan bahwa penjurusan siswa di sekolah menengah tidak saja ditentukan oleh kemampuan akademik tetapi juga harus didukung oleh faktor minat, karena karakteristik suatu ilmu menuntut karakteristik yang sama dari yang mempelajarinya. Dengan demikian, siswa yang
mempelajari suatu ilmu yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya (minat terhadap suatu ilmu tertentu) akan merasa senang ketika mempelajari ilmu tersebut (Gupta et.al. 2006). Penelitian lain menunjukkan, bahwa faktor kepribadian mempengaruhi secara positif prestasi akademik (Furnham et. al, 2006). Dengan demikian penjurusan bukan masalah kecerdasan tetapi masalah minat dan bakat siswa.
Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Seorang siswa yang berminat pada matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lain. Karena pemusatan perhatian intensif terhadap materi, siswa akan belajar lebih giat dan mencapai prestasi yang diinginkan. Pada diri siswa terdapat minat khusus yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan siswa dalam minat akan menentukan pilihan karir di masa yang akan datang. Penjurusan siswa di sekolah menengah atas menjadi titik awal yang menentukan profesi di masa depan.
Berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini menetapkan pembagian paralel kelas menjadi kelas X, XI, dan XII. Pada kelas X semua siswa menerima mata pelajaran yang sama. Tetapi di kelas XI dan kelas XII jurusan atau program studi diperlakukan sesuai dengan minat dan bakat siswa. Ada tiga program studi di SMA, yaitu Prodi IPA, Prodi IPS, dan Prodi Bahasa.Walaupun telah ditetapkan tiga program studi, namun setiap SMA dapat menyelenggarakan program studi sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah.Kebetulan di SMA Negeri 3 Singaraja telah mampu membuka 3 jurusan tersebut.
Bimbingan dan Konseling Karier di SMA Negeri 3 kami lakukan tiga kali yaitu tanggal 23, 26 dan 28 April 2012. Pada tanggal 23 April 2012 kami menyerahkan surat pengantar untuk mengadakan observasi dan pengumpulan data ke Tata Usaha di SMA Negeri 3 Singaraja lalu setelah kami diberi ijin kami lalu menghadap ke Guru BK yaitu Ibu Komang Sudiasih. Saat bertemu dengan Ibu Komang Sudiasih kami menjelaskan maksud kedatangan kami ke SMA Negeri 3 Singaraja adalah untuk melaksanakan tugas Pratikum BK Karir yaitu melaksanakan bimbingan dan konseling karir ke sekolah. Hal yang akan kami lakukan di sekolah adalah memberikan bimbingan dan konseling karir yaitu dengan memberikan
angket dan melakukan observasi dan pada hari itu kami juga meminta ijin untuk masuk kelas dan memberi bimbingan dan konseling karir di kelas dan akhirnya kami diberi ijin untuk masuk ke kelas X.6 pada hari Kamis tanggal 26 April 2012.
Lalu pada tanggal 26 April 2012 kami mengunjungi SMA Negeri 3 Singaraja untuk yang kedua kalinya, pada hari itu kami mendapatkan jadwal masuk ke kelas X.6 yang kebetulan guru Agama Hindu yang mengajar pada kelas itu berhalangan hadir karena sedang ada urusan ke Dinas. Saat di dalam kelas kami menjelaskan tentang jurusan-jurusan yang ada di sekolah tersebut, tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk masuk ke jurusan tertentu, di dalam kelas kami juga melakukan tanya jawab untuk memastikan pemahaman siswa tentang materi-materi yang telah kami jelaskan setelah menjelaskan tentang jurusan-jurusan tersebut kami membagikan angket minat dan bakat sebagai bahan analisis kami. Rata-rata siswa mengerti tentang materi yang kami sampaikan dan mereka member tanggapan yang baik. Guru BK dan guru-guru mata pelajaran juga menyambut baik kedatangan kami di SMA Negeri 3 Singaraja
Setelah mengumpulkan angket kami lalu menganlisis angket tersebut, kami menggabungkan seluruh hasil angket siswa, kami juga membandingkannya dengan data hasil tes minat bakat yang telah dilakukan oleh Guru BK. Setelah membandingkan hasil tes minat bakat dengan angket yang kami sebar kami menyimpulkan terdapat perbedaan antara hasil tes minat bakat dengan nilai yang diperoleh siswa dan pilihan jurusan yang di sarankan oleh orang tua. Kami lalu menghubungi guru BK untuk berkonsultasi tentang hasil yang kami peroleh lalu diputuskan hari Sabtu tanggal 28 April kami akan kembali ke sekolah untuk melakukan proses konseling kepada beberapa siswa yang telah kami tentukan.
Hasil konseling yang telah kami lakukan kepada beberapa siswa yang kami anggap memiliki masalah yang pelik antara lain:
1. Gusti Putu Sudari, anak ini memiliki perbedaan antara hasil tes minat pada tes psokologi dengan nilai yang diperoleh dan saran yang diberikan oleh orang tuanya. Sudari ini memiliki cita-cita ingin menjadi Akuntan, maka dari itu ia ingin mendalami ilmu akuntansi di jurusan IPS. Tetapi hasil tes minat saat ia mengikuti tes psikologi yang dilakukan disekolahnya ia lebih condong ke jurusan Bahasa dan orang tuanya menyarankan ia untuk masuk
ke jurusan IPA karena orang tuanya menganggap bahwa jurusan IPA lebih baik dari jurusan IPS dan Bahasa. Orang tua Sudari juga menganggap jika masuk ke jurusan IPA jika lulus nanti akan mudah masuk ke jurusan apa saja di universitas. Saat mengikuti proses konseling ini, Sudari agak terlihat bingung, ini sangat terlihat pada ekspresi wajahnya. Tetapi setelah melewati proses konseling yang berjalan sekitar 1 jam ekspresi wajahnya berubah karena ia telah menemukan solusinya, ia tetap pada pendiriannya untuk masuk ke jurusan IPS dan ia akan mencoba membujuk orang tuanya untuk mengijinkan dirinya masuk ke jurusan IPS.
2. Ketut Indra Astaguna, siswa ini mengalami masalah perbedaan kemampuan dan hasil tes psikologi tentang minat. Hasil tes minatnya IPA tetapi jumlah nilainya tidak mencukupi untuk masuk ke jurusan IPA, hasil tesnya lebih condong ke IPS. Alasan kami memilih Indra untuk dikonseling karena masalah seperti ini banyak dialami oleh kebanyakan siswa SMA. Saat melakukan konseling Indra menceritakan bahwa mengapa nilai-nilai yang diperolehnya kecil karena ia mengalami kesulitan saat mengikuti pelajaran karena masalah keluarga yang sedang dihadapinya. Lebih lanjut ia bercerita tentang masalah yang dihadapinya, ayah dan ibunya sedang mengalami permasalahan keuangan, toko mereka mengalami kemalingan. Karena memikirkan itulah Indra tidak konsen belajar maka nilai-nilainya tidak maksimal. Kami sebagai konselor menyarankan agar Indra tidak terlalu memikirkan masalah orang tuanya karena itu hanya merugikan dirinya, untuk meringankan beban orang tuanya ia sebaiknya serius belajar dan meningkatkan nilai-nilainya agar orang tuanya merasa senang. Mendengar saran kami Indra sedikit lega dan mengatakan bahwa ia akan berusaha belajar lebih keras dan meningkatkan nilainya di semester 2 ini agar dirinya bisa dipertimbangkan untuk masuk ke jurusan IPA.
Program penjurusan ini baru dilaksanakan pada akhir semester 2 di kelas X. Alasan adanya penjurusan di SMA Negeri 3 Singaraja antara lain sebagai berikut ini:
1. Setiap pribadi berhak menentukan pilihan, walaupun kadangkala alternatif pilihan yang ada terbatas jumlahnya.
2. Sudah semakin mendekatnya waktu untuk memasuki perguruan tinggi dan dunia
kerja, di mana pada saat itu kita harus memiliki spesialisasi program studi tertentu
ataupekerjaan tertentu.
3. Manusia itu unik, ada kecenderungan persamaan dan perbedaan antara pribadi yang satu dengan yang lain, termasuk di dalamnya persamaan dan perbedaan dalam hal minat, bakat, dan kemampuan
4. Secara formal program pemilihan jurusan adalah ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui kurikulum yang berlaku.
Memilih jurusan di SMA juga sangat terkait dengan studi atau karir selepas SMA, cita-cita dan masa depan. Hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih jurusan antara lain sebagai berikut ini:
1. Minat siswa, karena suatu urusan dapat terlaksana dengan lancar dan cita-cita bisa lebih terarah apabila memiliki minat yang ada dalam diri seseorang. Misalnya bercita-cita menjadi bankir maka memilih prodi IPS, bercita-cita menjadi dokter memilih IPA, dan bila ingin menjadi seorang sastrawan baiknya memilih Prodi Bahasa.
2. Prestasi belajar, karena prestasi belajar merupakan bukti yang paling terukur untukmelihat minat seorang siswa. Biasanya setiap prodi mempersyaratkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal(SKBM) yaitu skor minimal (atau nilai tertentu) untuk mata pelajaran tertentu
sebagai syarat memasuki program studi tersebut.
3. Hasil konsultasi dengan guru mata pelajaran ,wali kelas atau guru
pembimbing akan lebih memantapkan hati untuk menetapkan pilihan jurusan.
4. Hasil tes psikologi atau psikotes yang diadakan pihak sekolah biasanya akan lebihmembantu memberi gambaran tentang jurusan mana yang disarankan untuk dipilih.
5. Konsultasi dengan orang tua karena memilih jurusan berkaitan dengan tindak lanjut setelah lulus SMA seperti pilihan program studi di perguruan tinggi.
6. Faktor sosial ekonomi orang tua berkaitan dengan rencana melanjutkan ke perguruan tinggi.
7. Penetapan langsung dari sekolah hal ini berkaitan dengan kebijakan suatu sekolah memberikan kuota pada jurusan tertentu.
d. Kelemahan dan kelebihan kegiatan layanan yang sudah dilakukan.
Kelemahan dari kegiatan layanan yang kami lakukan di SMA Negeri 3 Singaraja adalah keterbatasan waktu dalam proses pelaksanaan kegiatan observasi dan pemberian informasi tentang penjurusan ini. Kami kesulitan untuk meminta waktu kepada guru mata pelajaran lain untuk memasuki kelas dalam pemberian layanan, karena terbentur dengan jadwal Ujian Nasional. Selain itu juga di SMA Negeri 3 Singaraja akan mengadakan ulangan umum. Hal inilah yang menyebabkan kami harus pintar-pintar membagi waktu agar tidak terbentur dengan jadwal-jadwal kegiatan yang ada di sekolah tersebut.
Kelebihan dari kegiatan layanan yang kami lakukan di SMA Negeri 3 Singaraja, yaitu :
Bagi siswa , adanya informasi lebih lanjut mengenai pemilihan jurusan yang sesuai dengan prestasi, minat dan bakat yang dimiliki siswa agar tidak terjadinya salah memilih jurusan yang diakibatkan oleh keinginan yang tidak didasari oleh potensi dimiliki siswa, mengikuti teman, atau dipaksa oleh orang tua untuk memilih jurusan yang sebenarnya tidak sesuai keinginan siswa. Serta adanya suatu penanganan dari permasalahan yang terkait dengan pemilihan jurusan.
Bagi penulis atau mahasiswa yang memberikan layanan , dapat terjun langsung ke lapangan (sekolah) memberikan layanan penempatan dan penyaluran bidang karir mengenai pemilihan jurusan yang tepat, guna sebagai bahan pengalaman menghadapi siswa, dan persiapan PPL-Real nantinya dan bayangan menjadi seorang konselor di sekolah , tidak akan canggung lagi menghadapi siswa, warga sekolah lainnya dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan laporan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Masalah-masalah tentang karier yang terjadi di SMA Negeri 3 Singaraja terhadap siswa sasaran layanan, yaitu :
Perbedaan minat penjurusan siswa dengan hasil prestasi siswa, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar.
Perbedaan minat jurusan siswa dengan hasil konsultasi yang mereka lakukan dengan orang tua. 2) Latar belakang perlunya layanan BK karier yang dilakukan
di SMA Negeri 3 Singaraja yaitu Konseling karir sifatnya sangat kompleks, dan kompleksitas konseling karir tidak hanya berkaitan dengan seleksi dan penempatan akan tetapi menyangkut karakteristik dan pribadi individu beserta kondisi lingkungan yang senantiasa keberadaannya beriringan dengan kehidupan manusia.
3) Di dalam melaksanakan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran terdapat tujuan umum dan tujuan khusus.
4) Teori yang melandasi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran di SMA Negeri 3 Singaraja adalah terori “trait &
factor”
5) Istrument yang kami gunakan dalam kegiatan layanan penempatan dan penyaluran di SMA Negeri 3 Singaraja adalah menggunakan angket minat, bakat siswa.
6) Keberhasilan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran di SMA Negeri 3 Singaraja dapat dibuktikan dari partisipasi siswa yang mengisi angket minat, bakat siswa dan mereka cukup antusias mengikuti kegiatan ini dengan melakukan konseling mengenai permasalahan yang dihadapinya.
4.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu, kita sebagai calon guru BK ataupun konselor nantinya, seharusnya lebih gencar lagi melaksanakan kegiatan layanan penempatan dan penyaluran dalam bidang karir siswa di sekolah, yang bertujuan untuk bisa mencegah terjadi prestasi belajar siswa tidak maksimal yang disebabkan oleh salah satu faktor mendasar yaitu salah dalam memilih jurusan yang tidak sesuai dengan intelegensi siswa.
Senantiasa mendekatkan diri dengan siswa-siswa, agar kita bisa peka terhadap permasalahan siswa, khususnya masalah proses belajar siswa dan siswa juga mau dengan kesadarannya sendiri meminta melakukan proses konseling guna memecahkan permasalah yang dihadapi siswa.