• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Evaluasi dari Implementasi Pembelajaran Tematik Integratif Kelas I SDN 2 Barongan Kudus

Program pembelajaran tematik integratif pada kelas I Sekolah Dasar khususnya Sekolah Dasar Negeri 2 Barongan Kudus dapat dilihat dari berfungsinya secara efektif variabel konteks, input, proses dan produk yang semuanya mengacu pada kriteria pembelajaran yang telah ada. Pada variabel konteks implementasi pembelajaran tematik integratif pada kelas I Sekolah Dasar Negeri 2 Barongan Kudus dapat dilihat pada: kebijakan pemerintah, visi misi dan tujuan pembelajaran tematik integratif. Pada komponen input, implementasi pembelajaran tematik integratif pada kelas I Sekolah Dasar Negeri 2 Barongan Kudus sangat tergantung pada: kurikulum,

ketenagaan, peserta didik, sarana dan prasarana. Demikian pula halnya dengan variabel proses, baik menyangkut perencanaan pembelajaran maupun pelaksanaan pembelajaran tematik integratif juga berpengaruh terhadap implementasi pembelajaran tematik integratif pada kelas I Sekolah Dasar Negeri 2 Barongan Kudus.

Untuk meyakinkan bahwa implementasi pembelajaran tematik integratif pada kelas I Sekolah Dasar Negeri 2 Barongan Kudus efektif dapat dilihat dari kualitas hasil. Apabila hasilnya tidak sesuai dengan kriteria pembelajaran tematik integratif, berarti sekolah tersebut tidak efektif dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik integratif.

Hasil evaluasi yang meliputi komponen context, input, process dan product di dalam pembelajaran tematik integratif kelas I di Sekolah Dasar Negeri 2 Barongan Kudus dapat dilihat melalui beberapa penjabaran.

Hasil evaluasi di Sekolah Dasar Negeri 2 Barongan Kudus mendapatkan penilaian cukup karena pada indikator visi misi sekolah tidak dirumuskan secara berkala melainkan tetap yang mampu mengakomodir perkembangan dan tantangan di masyarakat serta visi misi sekolah tidak dirumuskan berdasarkan masukan dari beberapa pihak yang berkepentingan. Berdasarkan hal tersebut, hasil evaluasi context program pembelajaran tematik integratif di Sekolah Dasar Negeri 2 Barongan Kudus bernilai cukup.

Evaluasi input dalam program pembelajaran tematik integratif pada Sekolah Dasar Negeri 2 Barongan Kudus meliputi ketersediaan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang mendapatkan nilai cukup dikarenakan sarana dan prasarana pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 2 Barongan Kudus tersedia dengan lengkap. Sehingga berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Barongan Kudus bernilai cukup.

Evaluasi process dalam program pembelajaran tematik integratif di Sekolah Dasar Negeri 2 Barongan Kudus meliputi perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran tematik integratif yang mendapatkan nilai cukup. Hanya ada beberapa yang tidak sesuai yaitu guru kurang melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar dan guru kurang mendemonstrasikan

sesuatu yang terkait dengan tema. Sehingga berdasarkan hasil eveluasi yang telah dilakukan mendapatkan nilai cukup.

Product pembelajaran tematik integratif di Sekolah Dasar Negeri 2 Barongan Kudus adalah nilai hasil tes siswa yang guru berikan setelah pembelajaran pada satu tema selesai dan mendapatkan nilai cukup karena hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik integratif telah tuntas.

D. Simpulan

Pembelajaran tematik integratif lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik, dan ini sesuai dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Pembelajaran tematik integratif lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.

Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.

Dalam implementasinya, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pembelajaran tematik integratif dapat berhasil, di antaranya adalah: (1) meskipun dalam pembelajaran tematik mata pelajaran terintegrasi, namun tidak semua mata pelajaran harus dipadukan; (2) ada kemungkinan terjadi penggabungan Kompetensi Dasar lintas semester pada kelas yang sama; (3) Kompetensi Dasar yang tidak dapat dipadukan hendaknya tidak dipaksakan, akan tetapi dapat diajarkan melalui tema lain maupun disajikan tersendiri; (4) kegiatan pembelajaran lebih ditekankan pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral; (5) setiap kegiatan pembelajaran seyogyanya selalu mempergunakan sumber belajar dan alat peraga yang sesuai dengan tujuan; (6) tema dapat

dipilih oleh masing-masing sekolah sesuai dengan karakteristik peserta didik, minat, lingkungan, dan daerah setempat; (7) jumlah peserta didik disesuaikan dengan jumlah guru di kelas agar pelaksanaan dapat optimal.

Daftar Pustaka

Anning, A., Cullen, J., & Fleer, M. (Eds.). 2004. Early Childhood Education: Society and Culture (2nd ed.). Thousand Oaks CA:

Sage Publications.

Hamalik, Oemar. 202. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hartono. 2011. Pendidikan Integratif. Purwokerto: STAIN Press.

Hergenhahn, B.R. dan Olson, M.Hg. 2008. Theories of Learning (Teori Belajar). Jakarta: Kencana.

Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Kemendikbud. 2013. Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Jakarta.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), RajaGrafindo Persada.

Jakarta.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Suherman, Uman. 2005. Karakteristik peserta didik dan Bimbingan di SD. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta.

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI.

Kencana. Jakarta.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Woolfolk, Anita. 2004. Educational Psychology. (9th ed). Boston: Allyn and Bacon.

Dokumen terkait