BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Kesiapsiagaan dan tanggap darurat adalah suatu jaminan keadaan siap siaga berupa kesatuan orang beserta keahlian dan sarananya, yang mampu mencegah dan menanggulangi keadaan darurat serta mengembalikan atau memulihkan suasana tidak normal menjadi normal kembali. PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membuat suatu prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang tujuannya sebagai acuan dalam mencegah potensi bahaya keadaan darurat dan menanggulangi kondisi darurat serta dampak lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja yang ditimbulkan.
Untuk menjamin asupan gizi pekerja PT. Denso Indonesia Sunter Plant mendirikan kantin yang luasnya sekitar 600m2 yang terdiri dari 2 lantai. Kantin dikelola sendiri oleh pihak perusahaan dengan mempekerjakan koki dan tenaga kerja untuk memasak pembantu koki dan di pantau dari GA/GO.
Penyediaan menu yang disajiakn disusun oleh koki dan persetujuan PA/GO menu disusun secara bervareasi dan terdiri dari Nasi, Lauk 1 dan 2, sayur 1 dan 2, buah, air putih. Namun selama ini belum dihitung untuk keperluan kalori bagi pekerja dan pengaturan diet serta belum ada ahli gizi. Disamping itu setiap satu tahun sekali dilakukan audit untuk meneliti kebersihan dan kesehatan dalam membuat makanan. Standar kalori untuk laki-laki yang kerja ringan adalah 2400 kalori, kerja sedang adalah 2600 kalori dan
commit to user
untuk kerja berat 3400 kalori. Dalam fakta yang sebenarnya perusahaan tidak membedakan penyediaan menu makanan menurut jenis kelamin maupun jenis pekerjaannya. Semua tenaga kerja mendapat nilai gizi dan kalori yang sama.
1. Prosedur
PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membuat suatu prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang didalamnya terdapat tentang keracunan. Isi prosedur tersebut adalah :
a. Identifikasi Potensi Keadaan Darurat dan Pencegahannya
Komite SHE dibantu oleh manajer tertinggi (Manager Representatif) terkait mengidentifikasi dan menginventarisir lokasi kegiatan dan sarana kerja yang berpotensi menimbulkan keadaan darurat untuk menghindari timbulnya keadaan darurat serta mengurangi dampaknya bila keadaan darurat tersebut terjadi.
b. Identifikasi Sarana dan Prasarana Pencegahan Keadaan Darurat
Komite SHE (Safety Health and Environment) membuat proposal untuk realisasi sarana pencegahan agar potensi keadaan darurat tersebut tidak mungkin terjadi dan bila terjadi dapat diatasi semaksimal mungkin dengan dampak seminimal mungkin.
c. Cara Pengamanan Area Yang Berpotensi Menimbulkan Keadaan
Darurat
Area-area yang berpotensi menimbulkan keadaan darurat baik didalam maupun diluar pabrik harus dilengkapi dengan sarana-sarana penanggulangannya.
commit to user
d. Sistem Komunikasi Tanggap Darurat
Komite Safety Health and Environment bersama-sama dengan melibatkan manajer di masing-masing departemen, menetapkan sistem komunikasi tanggap darurat baik secara internal maupun eksternal.
e. Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat PT. Denso Indonesia Sunter Plant disahkan oleh BOD (Board Of Directors) atas usulan dan saran Manajemen Respresentative SHE, dengan usulan sebagai berikut :
1) BOD (Board Of Directors)
2) Pusat komando yang terdiri dari ketua, wakil ketua, senior advisor, staff humas dan staff umum
3) Koordinator TKTD
4) Satuan tugas keamanan
5) Satuan tugas pemadam
6) Satuan tugas P3K
7) Satuan tugas evakuasi
8) Satuan tugas inspeksi
9) Satuan tugas pemulihan f. Pelatihan dan Pengujian
Semua anggota TKTD sesuai dengan tanggung jawab masing-masing satuan tugas, harus dilatih dalam menangani keadaan darurat yang berupa kebakaran, ledakan, banjir, pencemaran dan keracunan.
commit to user
g. Penanggulangan Darurat Banjir dan Pemulihannya
Bila keadaan darurat terjadi diluar jam kerja produksi, penanggulangan pertama dilakukan oleh petugas security dibantu oleh petugas departemen lain yang sedang berdinas. Petugas security harus menghubungi koordinator TKTD, Manajer Departemen dan Anggota Dewan Direksi (Board Of Directors) lainnya untuk melaksanakan perintah penanggulangan
h. Uji Coba Dan Evaluasi
Melakukan uji coba prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat dilakukan minimal satu tahun sekali dan diikuti oleh semua karyawan. Setelah melakukan uji coba TKTD, tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat dan komite SHE melakukan evaluasi terhadap hasil latihan yang telah dilakukan, dan membuat laporan dari hasil latihan tersebut.
2. Pembentukan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Keracunan
PT. Denso Indonesia Sunter Plant untuk menghadapi keadaan darurat keracunan belum membentuk satgas untuk penanggulangan keracunan, tetapi jika terjadi keracunan atau keadaan darurat PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membentuk tim kesiapsiagaan dan tanggap daruratdengan susunan sebagai berikut :
commit to user
Board Of Directors merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di PT. Denso Indonesia Sunter Plant. Dalam menghadapi keadaan darurat keracunan, Board Of Directors bertanggung jawab untuk mengendalikan keadaan-keadaan secara keseluruhan. Sedangkan tugas-tugas Board Of Directors pada saat terjadi keadaan darurat keracunan adalah memantau seluruh kegiatan penanggulangan keadaan darurat keracunan dan memastikan seluruh tim bekerja secara maksimal. Selanjutnya memberikan keputusan terakhir mengenai cara penanggulangan terhadap keadan darurat keracunan.
b. Pusat Komando
Pusat komando terdiri dari ketua, wakil ketua, senior advisor, staff humas, staff umum. Pusat komando memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
1) Sebagai komite yang memberikan usulan dan saran kepada Board
Of Directors tentang sistem pelaksanaan atau kegiatan TKTD baik pada saat terjadi keadaan darurat maupun pada saat tidak terjadi keadaan darurat.
2) Mengadakan pelatihan yang berhubungan dengan keadaan darurat kepada TKTD yang ada, sehingga mampu mencegah atau menanggulangi suatu keadaan darurat.
3) Meyakinkan bahwa TKTD beserta sarana dan prasarananya yang siap dan mampu menanggulangi keadaan darurat yang terjadi
commit to user
4) Membina kesiapsiagaan peralatan dan personil dalam rangka keadaan darurat.
Tugas dari pusat komando pada saat dan setelah terjadi keadaan darurat adalah sebagai berikut :
1) Memberikan saran kepada koordinator TKTD agar dapat
menanggulangi keadaan darurat secara maksimal.
2) Menginvestigasikan dan mendokumentasikan laporan keadaan
darurat yang terjadi.
3) Melaporkan secara tertulis kepada Board Of Directors
c. Koordinator TKTD
Bila terjadi keadaan darurat koordinator TKTD
menginformasikan keadaan darurat ini kepada Board Of Directors untuk selanjutnya meminta saran dan pertimbangannya dan juga menghubungi manajer maintenance atau utility untuk siap siaga terhadap panel-panel listriknya. Tanggung jawab dari koordinator TKTD adalah bertanggung jawab langsung kepada Board Of Directors untuk meyakinkan bahwa personil TKTD yang ditunjuk selalu diperbarui dan memiliki kemampuan sebagai satuan tugas TKTD. Sedangkan tugas dari koordinator TKTD adalah sebagai berikut :
1) Mengkoordinir seluruh satuan tugas TKTD, sehingga mampu
menanggulangi keadaan darurat yang terjadi sesuai dengan tugas masing-masing.
commit to user
2) Membantu mengumpulkan data yang diminta oleh komite SHE
mengenai keadaan darurat yang terjadi.
d. Satuan Tugas keamanan
Satuan tugas keamanan bila terjadi keadaan darurat langsung mengamankan karyawan, barang, dan dokumen ke lokasi yang aman. Tanggung jawab dari satuan tugas keamanan adalah bertanggung jawab kepada koordinator TKTD untuk melakukan penanggulangan dan melokalisir keadaan yang disebabkan oleh kebakaran. Sedangkan tugas dari satuan tugas keamanan adalah sebagai berikut :
1) Menjaga agar orang-orang yang tidak berkepentingan tidak masuk
kelokasi
2) Mengamankan lokasi penampungan korban
3) Mengamankan lokasi penempatan penyelamatan dokumen dan
barang berharga.
e. Satuan Tugas Evakuasi
Bertanggung jawab langsung kepada koordinator TKTD untuk menanggulangi dan melokalisir keadaan darurat yang diakibatkan oleh kebakaran, peledakan, pencemaran, banjir dan keracunan. Untuk tugas-tugasnya pada saat terjadi kejadian adalah sebagai berikut :
commit to user
2) Menerima laporan keadaan dari masing-masing line, kemudian kepala regu memeriksa tempat kejadian tersebut dan melaporkan kepada koordinator TKTD
3) Bersiap-siap memberikan peringatan atau informasi kepada seluruh karyawan diarea masing-masing
4) Apabila ada perintah persiapan evakuasi, kepala regu memberikan instruksi kepada anggota untuk meminta mereka menunggu dijalur evakuasi
5) Memimpin karyawan ketempat yang aman dan teratur pada saat evakuasi
f. Satuan Tugas P3K
Satuan tugas P3K bertanggung jawab kepada koordinator TKTD untuk memberikan P3K tehadap korban ditempat kejadian dan mempersiapkan pertolongan lebih lanjut bila diperlukan. Untuk tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
1) Mencari dan melaporkan kepada coordinator TKTD apakah ada yang luka atau tidak
2) Jika diberikan P3K sesuai petunjuk atasan
3) Menyiapkan kendaraan untuk membawa korban kerumah sakit
terdekat
commit to user
Satuan tugas inspeksi bertanggung jawab kepada koordinator TKTD untuk melakukan inspeksi atau pengecekan terhadap fasilitas utility pabrik dan mempunyai tugas-tugas seperti dibawah ini :
1) Mematikan Valve LPG yang ada
2) Melindungi barang-barang yang mudah terbakar
3) Pengecekan setelah penanggulangan kejadian dan melaporkan
kerusakan yang terjadi kepada koordinator area
4) Mematikan listrik
h. Satuan Tugas pemulihan
Tanggung jawab satuan tugas pemulihan adalah bertanggung jawab kepada koordinator TKTD untuk mengembalikan kondisi setelah kejadian menjadi normal kembali dan memenuhi standar. Sedangkan tugas-tugasnya adalah sebagai berikut :
1) Membersihkan lokasi kejadian
2) Menginvetarisasikan peralatan yang rusak
3) Merehabilitasikan dan memfungsikan kembali peralatan atau
fasilitas yang rusak
4) Melakukan investigasi
5) Mengevaluasi dan memantau dampak dan memberi saran
rekomendasi perbaikan.
commit to user
Pada tanggal 25 Maret 2011 PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah melakukan simulasi keadaan darurat keracunan, adapun RunDown simulasi TKTD keracunan adalah sebagai berikut :
a. Sebelum simulasi, pada pukul 10.00 dan 12.45 WIB dilakukan
informasi paging sebelum TKTD menggunakan paging
information/telepon oleh receptionist sebanyak 2 kali.
b. Lima belas menit kemudian seluruh satgas dan panitia berkumpul di auditorium untuk mempersiapkan perlengkapan dan peralatan simulasi (checklist)
c. Saat simulasi keracunan makanan dimulai, para korban dan satgas sudah bersiap-siap dengan peralatan dan tugasnya masing-masing. pada pukul 15.15-15.18 WIB setelah makan siang dikantin, pada saat selesai istirahat 10 menit kedua, 5 anggota di line 6 mengeluh pusing dan mual-mual yang kemudian anggota tersebut langsung dilarikan leader ke klinik menggunakan kursi roda dan peralatan masing-masing satgas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
d. Dikarenakan perawat tidak sanggup melayani semua korban akhirnya perawat meminta bantuan ke manager terkait menghubungi koordinator TKTD yang tengah berada di posko security dengan menggunakan telepon untuk meminta bantuan satgas P3K dan manager terkait langsung menginformasikan kejadian tersebut ke koordinator TKTD di posko security dan meminta bantuan satgas P3K untuk dating ke klinik menolong korban yang keracunan makanan
commit to user
e. Koordinator TKTD kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Pusat Komando untuk dilakukan investigasi lebih lanjut dan melakukan paging informasi ada keracunan makanan diakntin dan meminta kepada semua satgas P3K agar segera bergerak ke klinik untuk menolong korban keracunan makanan
f. Setelah mendapatkan instruksi dari Pusat Komando, koordinator langsung menghubungi ketua satgas P3K agar segera bergerak ke klinik kemudian satgas mengevakuasi 1 korban keracunan makanan ke Ambulance dengan menggunakan tandu P3K dan kursi roda untuk mengevakuasi korban ke rumah sakit dan untuk satgas yang lain menenangkan korban lain yang tidak parah di klinik. Beberapa saat kemudian tim dari general office, SHE, dan satgas inspeksi melakukan analisa keracunan makanan dengan mengambil sampel makanan.
g. Pada pukul 15.40-15.44 WIB seluruh satgas TKTD berkumpul di Assembly Point untuk melaporkan kegiatan masing-masing satgas. Satgas P3K melaporkan penanganan korban yang keracunan makanan sudah dilakukan dengan baik
h. Simulasi evakuasi keracunan makanan di PT. Denso Indonesia Sunter
Plant telah selesai dan seluruh panitia berkumpul di Auditorium untuk evaluasi simulasi TKTD
4. Sarana dan Fasilitas
commit to user
Klinik perusahanan PT. Denso Indonesia berdiri awal tahun 2006. Sebelum berdiri kilinik ini PT. Denso Indonesia hanya menyediakan sebuah ruang istirahat yang berisi obat-obatan generik yang biasa dijual di warung-warung. Mulai awal tahun 2006 klinik berdiri ruang tesebut sudah memiliki 2 tempat tidur pemeriksaan, alat- alat medis, dan ruang khusus yaitu ruang pumping yaitu ruang sebagai tempat bagi karyawan yang menyusui bayinya untuk memompa asi dan menyimpannya di Freeser kemudian jika pulang asi dibawa pulang agar bayi tetap mendapat asi esklusif selama karyawan bekerja
Klinik juga dilengkapi dengan washtaffel, dispenser,
perlengkapan pumping misal alat pompa dan botol, peralatan medis seperti oksigen, thermometer, stetoskop, tensi meter, senter khusus, alat bedah ringan, tandu, poster kesehatan dan poster K3. Klinik buka jam 7.30-16.30 WIB dan jam 16.30- 21.00 WIB.
b. Tenaga medis
PT. Denso Indonesia telah menunjuk Dr. Nur Amalia sebagai dokter perusahaan. Dokter tidak selalu berada di klinik melainkan hanya pada hari senin, rabu dan jum’at setiap pukul 10.00 - 12.00 WIB namun ada seorang perawat diklinik beberapa sudah memiliki surat penunjukan dan bersertifikat Hiperkes. Jumlah perawat diklinik 6 orang yang bertugas bergantian dengan sistem jaga 2 shift sesuai jam buka klinik.
commit to user
Sebagai upaya mempermudaah jalannya pertolongan pertama
pada tenaga yang mengalami kecelakaan perusahaan telah
menyediakan 34 kotak P3K hampir disemua devisi. Kotak P3K berisikan perlengkapan P3K yaitu:
1) Revanol : 1 botol 2) Betadin : 60 cc 3) Kasa gulung 5 cm : 10 Pcs 4) Kasa gulung 10 cm : 5 Pcs 5) Balsem gosok : 1 Pcs 6) Handsaplas : 5 Pcs 7) Micropore plaster : 1 Pcs 8) Kapas steril : 30 gr
9) Bioplacenton : 1 Pcs ( Area tertentu)
10)Gunting kecil : 1 Pcs
Pengecekan kotak P3K dilakukan setiap 1 bulan sekali namun jika sebelum waktu pengecekan ada peralatan P3K yang sudah habis bisa langsung memintanya ke klinik.
d. Tandu P3K
PT. Denso Indonesia Sunter Plant menyadiakan 2 buah tandu sebagai upaya untuk memudahkan pengangkatan pasien yang sakit maupun korban kecelakaan dari tempat kerja menuju klinik maupun dari klinik untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
commit to user
PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah menyediakan 1 buah mobil ambulans untuk mengangkut pasien rujukan dari klinik menuju rumah sakit rujukan.
f. Rumah Sakit Rujukan
Klinik perusahaan sangat terbatas peralatan medis maupun obat-obatan yang tersedia. Maka jika ada penyakit atau ganguan kesehatan yang di derita pekerja perlu tindakan penangan lebih lanjut maka pihak rumah sakit akan merujuk karyawan yang bersangkutan ke rumah sakit terdekat dan jika keadaan membaik karyawan ingin dirujuk kerumah sakit yang lebih dekat tempat tinggal diijinkan dan semua biaya pengobatan dan perawatan ditanggung oleh perusahaan sampai karyawan yang bersangkutan benar-benar sembuh.
5. Aktifitas Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
a. Pelatihan dan Uji Coba Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Anggota Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat harus dilatih tentang bagaimana menangani situasi-situasi yang berada seperti tumpahan bahan kimia, kebakaran, cidera, gempa bumi dan masalah-masalah cuaca yang ekstrim (Kuhre, 1996)
Pelatihan Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat secara umum diadakan setiap satu tahun sekali. Kegiatan tersebut diikuti oleh semua anggota Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat, maksud dan tujuan dari uji coba ini adalah :
commit to user
1) Latihan rutin bagi Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat dalam mengatasi terjadinya keadaan gawat darurat.
2) Untuk mengimplementasikan prosedur “Kesiapsiagaan dan
Tanggap Darurat” yang ada diperusahaan terkait dengan implementasi ISO 14001 dan SMK3
b. Kesiagaan Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat harus siap setidak-tidaknya selama jam kerja operasional dari fasilitas tersebut. Untuk kegiatan operasional yang berlangsung terus menerus, berarti Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat harus berada ditempat kerja selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu (Kuhre, 1996)
Untuk menghadapi keadaan darurat yang datangnya tidak terduga maka anggota Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat harus siap siaga setiap diperlukan. Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant untuk Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat setiap hari dibagi menjadi tiap sift, yaitu sift pagi dan malam.