• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Putradinata dkk. 2014

Gambaran Riwayat Diabetes Mellitus Keluarga, Indeks Massa Tubuh dan Aktivitas Fisik pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah

Kerja Puskesmas Manggis 1 Tahun 2013

Puskesmas Manggis 1 Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali

50 B:25

TB:25

P:31 L:19

B:46 TB:4

Fitriyani.

2012

Faktor Resiko Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Citangkil dan Puskesmas Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon

Puskesmas Kecamatan Citangkil Dan Puskesmas Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon

500 B:249

TB:251

P:432 L:68

A:76 TA:424

Ananda.P.

2019

Gambaran Karakteristik Pasien Penderita Diabetes Melitus di Ruangan Internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Tahun 2019

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

59 B:56

TB:3

P:10 L:49

Larasati.20 12

Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RS Abdul Moeloek Propinsi Lampung

RS Abdul Moeloek Propinsi Lampung`

89 B:89

TB:0

P:54 L:35

Shinta.

2018

Faktor- Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 pada Laki-Laki di Kelurahan Demangan Kota Madiun

RSUP Prof. Dr.

R. D. Kandou Manado

40 B:33

TB:7

A:25 TA:15

Najah. 2014 Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Wanita Di Puskesmas Kecamatan Pasanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2014

Puskesmas Kecamatan Pasanggrahan Jakarta Selatan

112 B:11

TB:101

A:56 TA:56

Anita, Astuti. 2017

Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadapa Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang

RSUD Jombang 83 B:83 TB:0

P:57 L:26

Nadyah, 2011

Gambaran Faktor Resiko Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Bagian/Smf Fk-Unsrat RSU Prof.

Dr. R.D Kandou Manado Periode Mei 2011 - Oktober 2011

Rsu Prof.

Dr. R.D Kandou Manado

138 B:10

TB:8

P:78 L:60

Zahrotun, Kusnanto, Ika.2014

Kepatuhan Medikasi Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Berdasarkan Teori Health Belief Model (Hbm) di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Surabaya

PUSKESMAS MULYOREJO SURABAYA

28 B:26

TB:2

Marshal, Edwin,2015

Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Prof.

Dr. R. D. Kandou Manado

PROF. DR. R.

D. KANDOU MANADO

58 B:58

TB:0

P:27 L:31

Mardhiyah, Nurhaedar.

2014

Pola Makan dengan Kadar Gula Darah Pasien DM Tipe 2

Puskesmas Batua Dan Puskesmas Bara-Baraya Makassar

46 B:42

TB:4

P:36 L:10

B:24 TB:22

A:25 TA:21

Isnaini, Ratnasa.

2018

Faktor Risiko Mempengaruhi kejadian Diabetes Mellitus Tipe Dua

Puskemas I Wangon

53 B:40

TB:13

P:44 L:9

B:24 TB:29 Ayla. 2018 Hubungan Kadar Gula

Darah dengan Tekanan Darah pada Lansia Penderita Diabetes Tipe 2

RSUD Mardi Waluyo Blitar

75 P:48

L:27

Keterangan:

B = Berat badan TB = Tinggi badan P = Perempuan L = Laki-laki A = Ada

TA= Tidak ada

Hasil analisis univariat (Tabel 3) menunjukkan penelitian tentang penderita diabetes melitus tipe 2 oleh mahasiswa kesehatan dilakukan oleh berbagai program studi, antara lain pendidikan dokter, kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan. Penelitian yang dilakukan tersebar di beberapa rumah sakit dan puskesmas di Indonesia. Dari 16 penelitian yang diperoleh, sebanyak 9 penelitian dilakukan di rumah sakit dan puskesmas di Pulau Jawa sementara 0 penelitian dilaksanakan di rumah sakit dan puskesmas di luar Pulau Jawa. Hasil penelitian-penelitian diatas dapat mewakili faktor etiologi penyakit dari karakteristik demografi pasien seperti usia, jenis kelamin ,status gizi ,serta riwayat penyakit diabetes melitus tipe 2 pada keluarga .

Jumlah sampel yang diteliti bervariasi dan desain penelitian yang diterapkan semuanya menggunakan cross sectional. Penggunaan metode cross sectional banyak digunakan pada penulisan skripsi. Metode tersebut banyak memberikan hasil penelitian yang esensial mengenai karakteristik pneumonia pada anak.

1. Distribusi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Kelompok Usia Penderita.

Tabel 4. Distribusi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di BeberapaLokasi di Wilayah Indonesia priode Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2019, Berdasarkan Kelompok Usia Penderita

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa usia yang memiliki hasil tertinggi yaitu yang berusia beresiko, usia lebih atau sama 40 tahun, yaitu 58,1%.

tempat Beresiko Tidak beresiko Ket

N % N %

Pulau Jawa

RSPS 2016 88 88,9 11 11,1 B=9,9-100%

TB=0-90,1%

FKTP 2018 70 72,9 26 27,1 PKC 2012 251 50,2 249 49,8 RSUDJ 2017 83 100 0 0

PMS 2014 26 90 2 10

PW 44 83 9 17

RSMW 2018 - - - -

PD 2017 27 54 23 46

PKPJS 2014 11 9,9 101 90.1 Luar

Pulau Jawa

PKJBBA 2016 71 83 14 17 B=50-100%

TB=0-100%

PM 2013 25 50 25 20

RSSEM 2019 56 95 3 5

RAMPL 2012 89 100 0 0

PM 2018 33 82 7 100

RPKM 2011 130 94 8 6

RPKM 2015 58 100 0 0

PB 2008 42 91,3 4 9,7

RAPR 2016 30 100 0 0

TOTAL 1104 58,1 482 42,9 B=58,1%

TB=41,9%

Gambar 6. Diagram Pie Distribusi Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Beberapa Lokasi di Indonesia Periode Tahun 2014 sampai dengan Tahun

2020, Berdasarkan Kelompok Usia Penderita

Dari gambar 6 didapatkan bahwa dari 1079 kasus distribusi penderita diabetes mellitus tipe 2 menunjukkan golongan usia terbanyak didominasi oleh kelompok usia beresiko sebanyak 1.586 kasus dengan persentase 58.1%% sedangkan kelompok usia tidak beresiko sebanyak 482 kasus dengan persentase 41.9%.

2. Distribusi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita.

Tabel 5. Distribusi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Lokasi di Wilayah Indonesia priode Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2019, Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita.

Dari 16 hasil penelitian yang mempunyai data jenis kelamin , diperoleh hampir semua penelitian mendapatkan bahwa perempuan lebih banyak menderita diabetes melitus tipe 2 dibandingkan laki-laki.

58.1 49.1

Beresiko Tidak Beresiko

Dari Gambar 7 didapatkan bahwa dari 2.178 kasus distribusi Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 berdasarkan jenis kelamin terbanyak didominasi oleh jenis kelamin perempuan sebanyak 1.387 kasus dengan persentase 63.6%, sedangkan status gizi tidak beresiko sebanyak 791 kasus dengan persentase 36.4%.

tempat Perempuan Laki Laki

N % N %

Pulau jawa RSPS 2016 54 54.5 45 45,5 P=53-86,4%

L=13,6-47%

FKTP 2018 51 53 45 47

PKC 2012 432 86,4 68 13,6

RSUDJ 2017 57 68 26 32

PMS 2014 22 78,6 6 21,4

PW 40 75,5 13 24,5

RSMW 2018 48 64 27 36

PD 2017 42 84 8 16

PKPJS 2014 - - - -

Luar Pulau Jawa

PKJBBA 2016 57 67 28 33 P=38-78,2%

L=22,8-63%

PM 2013 19 38 31 62

RSSEM 2019 29 37 49 63

RAMPL 2012 54 60,7 35 39,3

PMD 2018 - - - -

RPKM 2011 78 56 60 44

RPKM 2015 27 46,5 31 53,5

PB 2014 36 78,2 10 22,8

TOTAL 1387 63.6% 791 36,4% P=63,6%

L=36,4%

Gambar 7. Diagram Pie Distribusi Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Beberapa Lokasi di Indonesia Periode Tahun 2014 sampai dengan Tahun

2020, Berdasarkan Jenis Kelamin Penderita

3. Distribusi Penderita Diabete Melitus Tipe 2 Berdasarkan Status Gizi Penderita

Tabel 6. Distribusi Penderita Diabete Melitus Tipe 2 di Beberapa Lokasi di Wilayah Indonesia priode Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2019, Berdasarkan Status Gizi Penderita

Dari hasil penelitian karaketristik penderita diabetes melitus tipe 2 terbanyak pada mereka yang termasuk golongan beresiko yaitu mempunyai Indeks Massa Tubuh overweight dan obesitas yaitu mempunyai presentasi 63,7% sedangkan yang tidak beresiko 36,7%.

41.73

58.26

Pria Wanita

Gambar 8. Diagram Pie Distribusi Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Beberapa Lokasi di Indonesia Periode Tahun 2014 sampai dengan Tahun

2020, Berdasarkan Status Gizi

36.7

63.7

Tidak Beresiko Beresiko

Pulau Jawa

RSPS 2016 - - - - B=54,7

TB=45,3

FKTP 2018 - - - -

PKC 2012 - - - -

RSUDJ 2017 - - - -

PMS 2014 - - - -

PW 29 54,7 24 45,3

RSMW 2018 - - - -

PD 2017 - - - -

PKPJS 2014 - - - -

Luar Pulau Jawa

PKJBBA 2016 - - - - B=44-63,8%

TB=36,2-56%

PM 2013 66 66 0 0

RSSEM 2019 - - - -

RAMPL 2012 - - - -

PMD 2018 25 62,5 15 37,5 RPKM 2011 68 63,8 50 36,2

RPKM 2015 - - - -

PB 2008 24 53 22 47

RAPR 2016 13 44 17 56

TOTAL 225 63,7 128 36,7 B=63,7%

TB=36,7%

Dari Gambar 8 dapatkan bahwa dari 253 kasus distribusi Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 berdasarkan status gizi terbanyak didominasi oleh status gizi beresiko sebanyak 225 kasus dengan persentase 63.3%, sedangkan status gizi tidak beresiko sebanyak 128 kasus dengan persentase 36.7%.

Obesitas dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin. Semakin banyakojaringanolemak pada tubuh, maka tubuh semakin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh terkumpul didaerah sentral15.

4. Distribusi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Berdasarkan Riwayat Diabetes Melitus Tipe 2 pada Keluarga Penderita.

Tabel 7. Distribusi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Lokasi di Wilayah Indonesia priode Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2019, Berdasarkan Riwayat Diabetes Melitus Tipe 2 pada Keluarga Penderita

Dari 5 penelitian yang membahas riwayat keluarga didapatkan 62,2% pada penderita yang tidak mempunyai riwayat keluarga diabetes melitus tipe 2 , dan 37,8% pada penderita yang mempunyai riwayat keluarga diabetes melitus tipe 2 . Adanya data signifikan pada penderita yang mempunyai riwayat keluarga diabetes melitus tipe 2 ,walaupun tak melampaui data yang tidak ada riwayat.

Gambar 9. Diagram Pie Distribusi Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Beberapa Lokasi di Indonesia Periode Tahun 2014 sampai dengan Tahun

2020, Berdasarkan Riwayat Diabetes Melitus Tipe 2 pada Keluarga Penderita.

37.8 62.2

Ada Tidak Ada

N % N %

Pulau Jawa

RSPS 2016 - - - - A=15,2-50%

TA=50-84,8%

FKTP 2018 - - - -

PKC 2012 76 15,2 424 84,8

RSUDJ 2017 - - - -

PMS 2014 - - - -

PW - - - -

RSMW 2018 - - - -

PD 2017 - - - -

PKPJS 2014 61 50 61 50 Luar Pulau

Jawa

PKJBBA 2016 - - - - A=32,6-47%

TA=52-67,4%

PM 2013 22 44 28 56

RSSEM 2019 - - - -

RAMPL 2012 - - - -

PM 2018 - - - -

RPKM 2011 45 32,6 93 67,4

RPKM 2015 - - - -

PB 2008 25 52 21 47

TOTAL 478 37.8 1035 62,2 A=37.8%

TA=62,2%

Dari Gambar 9 didapatkan bahwa darii 1.513 kasus distribusi Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 berdasarkan riwayat keluarga terbanyak didominasi oleh tidak ada riwayat keluarga sebanyak 1.035 kasus dengan persentase 62.2%, sedangkan status gizi tidak beresiko sebanyak 478 kasus dengan persentase 37.8%.

Dokumen terkait