• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

HPLC (High Pressure Liquid Chromatography) merupakan alat yang bekerja berdasarkan prinsip kromatografi yang berguna untuk memisahkan

komponen –komponen zat yang terdapat di dalam suatu campuran. Salah satu

tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami cara kerja HPLC dalam

memisahkan molekul – molekul.Terjadinya suatu pemisahan ditandai dengan

didapatkannya nilai waktu retensi yang berbeda. Proses pemisahan molekul –

molekul menggunakan HPLC dipengaruhi oleh banyak faktor. Sehingga dalam

penelitian ini dilakukan percobaan mencari pengaruh laju alir dantekananterhadap

waktu retensi.

Proses pemisahan menggunakan HPLC terjadi di dalam kolom. Oleh

karena itu kolom disebut sebagai jantung HPLC. HPLC sebagai sebuah sistem

terdiri dari beberapa komponen seperti yang terlihat pada gambar (2.1), yaitu:

pompa, injektor, kolom, detektor, dan penampil data. Cara kerja sistem HPLC

adalah sebagai berikutfase gerak oleh pompaakan didorong masuk, melewati

injektor, lalu ke kolom, ke detektor, dan akhirnya keluar di pembuangan. Sampel

disuntikkan ke dalam injektor dengan menggunakan syringe. Sampel dan fase

kemudian bergerak bersama menuju kolom. Pada kolom terjadi pemisahan antar

molekul, setelah terpisah molekul – molekul tersebut akan masuk ke dalam

detektor satu per satu. Detektor akan mendeteksi molekul – molekul tersebut satu

per satu. Setelah terdeteksi molekul tersebut dengan sendirinya akan keluar

menuju pembuangan. Prinsip kerja dari detektor yang digunakan adalah serapan

cahaya oleh molekul penyerap yaitu sampel. Sehingga proses pendeteksian

dilakukan pada satu nilai panjang gelombang analisis. Panjang gelombang analisis

merupakan panjang gelombang dimana kedua zat mengalami serapan yang baik.

Data yang dikeluarkan oleh detektor berupa nilai tegangan. Besarnya nilai

tegangan, menunjukkan besarnya nilai absorbansi.Mekanisme proses pemisahan

ini ditunjukkan pada gambar (2.2).

Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran waktu retensi dari

Parasetamol dan Kafein dalamkondisi laju alir yang bervariasi pada tekanan

tertentu dan tekanan yang bervariasi pada laju alirtertentu. Ada beberapa set pada

alat yang dibuat bervariasi, namun ada juga yang dibuat tetap. Set pada alat yang

dibuat tetap adalah:

a. Pompa LKB-Broma 2150

 Lower limit pressure : 000 bar b. Detektor Spectroflow 757

 Panjang gelombang analisis : 263 nm

 Filter rise time : 1 s

Skema rangkaian HPLC yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada

Langkah kerja yang telah dilakukan pada penelitian:

1. Penyiapan fase gerak

Fase gerak yang digunakan adalah methanol pro analis, yaitu methanol

yang sudah dibersihkan dari pengotor – pengotor. Walaupun demikian, untuk

memastikan methanol yang digunakan benar – benar bersih maka sebelum

dialirkan masuk ke dalam pompa, terlebih dahulu methanol tetap harus disaring

dengan menggunakan milipore yang berukuran 0.45 µm.Milipore merupakan

penyaring yang terbuat dari sejenis kertas khusus yang memiliki pori –pori

berukuran tertentu. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penyumbatan

pada saluran – saluran pompa dan kolom, karena jika terjadi penyumbatan akan

mengganggu proses pemisahan yang terjadi.

Setelah dilakukan penyaringan, makaselanjutnya dilakukan degassing

selama 15 menit menggunakan refrigerator ultrasonic UR275.

Degassingmerupakan proses penghilangan gelembung – gelembung udara. Adanya gelembung udara akan menyebabkan timbulnya ruang – ruang kosong

pada larutan. Sehingga gelembung udara harus dihilangkan karena dapat

mengganggu proses pemisahan dan pendeteksian.

2. Penyiapan sampel

Bahan standarParasetamol dan Kafein berbentuk serbuk.Kedua

standartersebutmasing – masing dilarutkan ke dalam methanol, sehingga

menjadi larutan standar Parasetamol dan Kafein sesuai dengan konsentrasi yang

diinginkan, pengenceran dihitung dengan menggunakan persamaan (3.1).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan campuran antara

larutan Parasetamol danKafein. Sampel yang akan disuntikkan ke dalam HPLC

harus dipastikan bebas dari kotoran. Oleh karena itu sebelum diinjeksikan,

dilakukan penyaringan terlebih dahulu dengan menggunakan milipore yang

berukuran 0,45 µm. Hal ini bertujuan untuk menghindari penyumbatan pada

saluran – saluran dalam pompa dan kolom.

3. Penentuan waktu retensi dari masing – masing molekul

Waktu retensi adalah selang waktu yang diperlukan molekul mulai pada

saat injeksi sampai terdeteksi oleh detektor. Sehingga dapat dikatakan

bahwawaktu retensi merupakan waktu lamanya sampel berada di dalam kolom.

Waktu retensi merupakan hal yang penting dalam kromatografi, karena

waktu retensi menunjukkan identitas suatu molekul. Jika dua buah molekul

memiliki waktu retensi yang berbeda berarti molekul – molekul tersebut telah

mengalami pemisahan.Molekul yang akan dipisahkan dengan menggunakan

HPLCadalah molekul Parasetamoldan Kafein. Sehingga sebelum melakukan

proses pemisahan, waktu retensi dari Parasetamol dan Kafein perlu diketahui

terlebih dahulu.

Dalam penentuan waktu retensi Parasetamol dan Kafein, larutan yang

Parasetamol diinjeksikan ke dalam sistem HPLC, bersamaan dengan itu recorder

dijalankan.Parasetamol kemudian bergerak memasuki kolom.Pada saat berada di

kolom, Parasetamolakan berinteraksi dengan bagian – bagian penyusun kolom.

Parasetamol terus bergerak hingga akhirnya keluar dari kolom.Setelah itu,

Parasetamol terdeteksi oleh detektor.Saat Parasetamol belum terdeteksi oleh

detektor, recorder hanya memunculkan garis lurus.Ketika Parasetamol terdeteksi

oleh detektor, grafik pada recorder membentuk sebuah puncak.Puncak tersebut

menunjukkan molekul Parasetamol yang telah terdeteksi.Proses ini juga berlaku

untuk Kafein. Besar waktu retensi dihitung dengan menggunakan stopwatch.

Stopwatch dijalankan saat larutan diinjeksikan ke dalam injektor dan dihentikan

saat larutan terdeteksi oleh detektor yang ditandai dengan timbulnya puncak pada

grafik

Dari eksperimen yang telah dilakukan didapatkan dua buah grafik yang

masing – masing menunjukkan waktu retensi dari Parasetamol dan Kafein.Dua

Gambar 4.1. Grafik waktu retensiParasetamol

Dari gambar (4.1) dan (4.2)terlihat bahwaParasetamol memiliki waktu

retensi yang lebih singkat dibandingkan dengan Kafein. Waktu retensi

Parasetamol adalah 4,38 menit sedangkan Kafein adalah 7,71 menit. Berdasarkan

hal tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemisahan antara molekul

Parasetamoldan Kafein, Parasetamolakan terdeteksi terlebih dahulu.

4. Pengukuran waktu retensi molekul Parasetamol dan Kafein dalam kondisi laju alir yang bervariasi pada tekanan tertentu dan tekanan yang bervariasi pada laju alir tertentu.

Pengukuran waktu retensi Parasetamol dan Kafein dalam kondisi laju

alir bervariasi pada tekanan tertentu, dilakukan dengan laju alir fase gerak 0,55

ml/min; 0,7 ml/min; 0,85 ml/min; 1 ml/min; 1,15 ml/min; 1,3 ml/min; 1,45

ml/min; 1,6 ml/min; 1,75 ml/min; dan 1,9 ml/min pada tekanan 100 bar.

Selanjutnya dilakukan hal yang sama untuk tekanan 125 bar, 150 bar, 175 bar,

200 bar, 225 bar, dan 250 bar.

Pengukuran waktu retensi Parasetamol dan Kafein dalam kondisi

tekanan bervariasi pada laju alir tertentu, dilakukan dengan tekanan 100 bar, 125

bar, 150 bar, 175 bar, 200 bar, 225 bar, dan 250 bar pada laju alir 0,55 ml/min.

Selanjutnya dilakukan hal yang sama untuk laju alir 0,7 ml/min; 0,85 ml/min; 1

ml/min; 1,15 ml/min; 1,3 ml/min; 1,45 ml/min; 1,6 ml/min; 1,75 ml/min; dan 1,9

ml/min.

Sampel yang digunakan merupakan campuran antara larutan

HPLC.Sampel bergerak memasuki kolom.Pada saat berada di dalam kolom,

sampel berinteraksi dengan bagian – bagian penyusun kolom.Sampel terus

berjalan hingga akhirnya terdeteksi oleh detektor.Grafik yang dihasilkan pada

recorder menunjukkan dua buah puncak.Masing – masing puncak menunjukkan

nilai waktu retensi yang berbeda.Waktu retensi yang berbeda menunjukkan bahwa

sampel mengalami pemisahan menjadiParasetamol dan Kafein.Hasil yang

didapatkan dalam eksperimen ini adalah nilai waktu retensi dari Parasetamol dan

Kafein.Parasetamol dan Kafein dapat diidentifikasi dengan melihat nilai waktu

retensi yang didapatkan.

Dari eksperimen yang telah dilakukan didapatkan beberapa grafik yang

menunjukkan proses pemisahan antara Parasetamol dan Kafein. Grafik – grafik

tersebut ditunjukkan oleh gambar (4.3) dan (4.4)

Gambar 4.3. Grafik pemisahan Parasetamol dan Kafein padatekanan 100 bardan laju alir1 ml/min

Gambar 4.4. Grafik pemisahan Parasetamol dan Kafein pada tekanan 100 bar dan laju alir 1,9 ml/min

Suatu peristiwa pemisahan akan menghasilkan grafik hubungan antara

keluaran detektor dan waktu retensi. Grafik tersebut berupa puncak – puncak.

Puncak – puncak ini menunjukkan molekul – molekul yang telah berhasil

dipisahkan. Satu puncak mewakili satu molekul.

Pada gambar (4.3)dan (4.4) terlihat bahwa masing – masing gambar

memiliki dua puncak.Puncak yang satu menunjukkanParasetamolsedangkan yang

satunya lagi menunjukkan Kafein.Dari Grafik terlihat bahwa

Parasetamolterdeteksi terlebih dahulu dan memiliki waktu retensi yang lebih

gambar (4.3)dan (4.4) berbeda satu sama lain karena memakai laju alir yang

berbeda.

Hasil nilai waktu retensi dari Parasetamol dan Kafein dalam kondisi laju

alir bervariasi pada tekanan sebesar 100 bar ditunjukkan pada tabel (4.1). Untuk

data nilai waktu retensi Parasetamol dan Kafein dalam kondisi laju alir bervariasi

pada tekanan sebesar 125 bar, 150 bar, 175 bar, 200 bar, 225 bar dan 250 bar

dapat dilihat pada lampiran A.

Tabel 4.1 : Tabel nilai waktu retensi Parasetamol dan Kafein untuk laju alir yang bervariasipada tekanan sebesar 100 bar.

Laju alir (ml/min) tRParasetamol (menit) tRKafein (menit)

0,55 5,36 7,46 0,7 5,00 7,17 0,85 4,40 7,05 1 4,01 6,22 1,15 3,31 5,54 1,3 3,22 5,17 1,45 3,01 4,45 1,6 2,33 4,21 1,75 2,17 4,03 1,9 2,02 3,43

Tabel (4.1) menunjukkan data nilai waktu retensi dalam kondisi laju alir yang

bervariasi pada tekanan 100 bar.Semakin tinggi laju alirnya, waktu retensinya

semakin singkat.Perbedaan waktu retensi antara laju alir yang satu dengan laju alir

Hasil nilai waktu retensi dariParasetamol dan Kafein dalam kondisi

tekanan bervariasi pada laju alir sebesar 1,45ml/min ditunjukkan pada tabel (4.2).

Untuk data nilai waktu retensi Parasetamol dan Kafein dalam kondisi tekanan

bervariasi pada laju alir sebesar 0,55 ml/min; 0,7 ml/min; 0,85 ml/min;1 ml/min;

1,15 ml/min;1,3 ml/min; 1,6 ml/min; 1,75 ml/min dan 1,9 ml/min terdapat pada

lampiran B.

Tabel 4.2 : Tabel nilai waktu retensi Parasetamol dan Kafein untuk tekanan yang bervariasi pada laju alir sebesar 1,45 ml/min.

Tekanan (P) bar tRParasetamol (menit) tRKafein (menit)

100 3,01 4,45 125 2,50 4,37 150 2,44 4,35 175 2,41 4,22 200 2,43 4,25 225 2,39 4,22 250 2,40 4,20

Berdasarkan tabel (4.2) di atas terlihat bahwa tekanan mempengaruhi

waktu retensi. Semakin tinggitekanannya maka waktu retensinya semakin

singkat.Perbedaan waktu retensi antara tekanan yang satu dengan tekanan yang

lain pada laju alir yang sama untuk tiap molekul sangat kecil.

Dari tabel (4.1) dan (4.2) didapatkan gambar (4.5) dan (4.6).Berdasarkan

tabel data (4.1) maka didapatkan gambar grafik (4.5).Gambar (4.5) merupakan

grafik hubungan antara waktu retensi dan seper laju aliruntuk tekanan sebesar 100

Gambar 4.5. Grafik hubungan antara tRdan 1 / v pada tekanan sebesar 100 bar

Gambar (4.5) sesuai dengan persamaan (2.1).Pada gambar (4.5) Parasetamol

ditunjukkan oleh grafik yang berwarna biru. Waktu retensi Parasetamolberada

pada rentang antara 1,5 menit hingga 5,5 menituntuk rentang seper laju alir 0,5

bar-1(ml/min)-1 hingga 2 (ml/min)-1. Sedangkan Kafein ditunjukkan oleh grafik

berwarna merah. Waktu retensi Kafein berada pada rentang antara3 menit hingga

Berdasarkan tabel data (4.2) maka didapatkan gambar grafik (4.6).

Gambar (4.6) merupakan grafik hubungan waktu retensi dan tekanan untuk laju

alir sebesar 1,45 ml/min.

Gambar 4.6. Grafik hubungan antara tRdan P pada laju alir sebesar 1,45 ml/min.

Pada gambar (4.6) Parasetamol ditunjukkan oleh grafik berwarna biru.Waktu

retensi Parasetamol berada pada rentang antara 2 menit hingga 3 menit pada

rentang tekanan dari100 bar hingga 250 bar.Sedangkan Kafein ditunjukkan oleh

grafik berwarna merah. Waktu retensi Kafein berada pada rentang antara 4 menit

Dokumen terkait