• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.Hasil Pengujian Analisis Deskriptif

C. Analisis Regresi Seserhana dan Uji Persamaan Regresi

1. Hasil Uji Koefisien Determinan (R 2 )

Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Y), namun penggunaan koefisien determinasi (R2) memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel maka R2 meningkat tidak peduli

apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh karena itu, koefisien deteminasi dalam penelitian ini menggunakan Adjusted R2 .Hasil uji determinasi dapat dilihat pada tabel 4.5 diatas.

Berdasarkan perhitungan uji determinasi yang tampak pada tabel 4.5 diatas, besarnya koefisien determinasi atau adjusted R2 adalah 0,206 hal ini berarti 20,6 % variasi variabel Rating dapat dijelaskan oleh variabel independen yakni Likuiditas sedangkan sisanya (100%-20,6% = 79,4 %) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. 2. Uji Hipotesis Secara Parsial

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen74 secara parsial dengan derajat keabsahan 5%, uji dilaksanakan dengan langkah membandingkan t hitung dengan t tabel. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.5 di atas.

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial pengaruh likuiditas terhadap rating obligasi syariah pada tabel 4.5 diperoleh t hitung sebesar (-2,389), dengan t tabel diperoleh df 23-1 = 22, sebesar 2,0739 Hal ini menunjukkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh negatif terhadap rating obligasi syariah dikarnakan nilai t hitung lebih besar dan nilai nya negatif terhadap nilai t tabel (-2,389) > 2,0739. Hipotesis yang diajukan tidak sama dengan hasil penelitian bahwa Likuiditas berpengaruh negatif terhadap rating obligasi syariah, maka dapat disimpulkan Ha ditolak. Maka

74

semakin baik likuiditas maka semakin rendah simbol rating obligasi syariah.

D. Pembahasan

Instrumen obligasi syariah merupakan salah satu instrumen pasar modal syariah. Perkembangan obligasi syariah diawali dengan kemajuan instrumen lain seperti asuransi syariah dll. Seiring berjalanya waktu perlu ada payung hukum yang menjembatani proses kelancaran transakasi tersebut maka diterbitkanlah fatwa maupun undang-undang (UU) sebagai landasan pasar modal syariah. Adapun fatwa yang berkaitan dengan obligasi syariah diantaranya : Fatwa No 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah, Fatwa No 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah mudharabah, Fatwa No 41/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah ijarah.

Perkembangan instrumen obligasi syariah di indonesia cenderung stabil, dibandingkan dengan obligasi konvensional. hal inin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat dan instansi perusahaan secara luas mengenai berinvestasi pada obligasi syariah. Hal ini menjadi tugas kita bersama-sama untuk mensosialisasikan instrumen obligasi syariah kepada masyarakat luas, sehingga diharapkan nantinya obligasi syariah dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan ekonomi indonesia. Adapun hasil penelitian ini terkait pengaruh rasio keuangan yaitu likuiditas terhadap rating obligasi syariah ialah sebagai berikut :

Hasil dari Pengujian asumsi klasik, dari uji normalitas memperlihatkan nilai signifikansi sebesar 0,515, hal ini menunjukan bahwa nilai signifikansi

lebih besar dari pada nilai tingkat kepercayaan (0,05) oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang berarti data residual terdistribusi dengan normal. Dari hasil uji heteroskedastisitas menunjukan nilai signifikansi variabel likuiditas sebesar 0,537 lebih besar dari nilai tingkat kepercayaan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heterokedastisitas. Pengujian autokorelasi dengan uji runt test, didapatkan nilai test 0,10575 dengan probabilitas 0,531 signifikansi pada 0,05 yang berarti hotesis nol ditearima, menunjukkan bahwa residual random atau tidak terdapat autokorelasi antara nilai residual.

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel yaitu likuiditas berpengaruh negatif terhadap rating obligasi syariah Ha ditolak, yang menyatakan bahwa semakin tinggi likuiditas maka semakin rendah simbol rating obligasi syariah. asumsi ini berdasarkan hasil uji hepotesis secara parsial yang diperoleh t hitung sebesar (-2,389), dengan nilai t tabel 2,0739. Berdasarkan hasil uji koefesien determinasi diperoleh R-Square sebesar 0,206 yang berarti bahwa kontribusi likuiditas berpengaruh terhadap rating sebesar 20,6%.

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aset lancar yaitu aset yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. Perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi menandakan bahwa

mereka dalam kondisi yang bagus.75 Perusahaan yang likuiditas baik menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan sehingga secara financial akan mempengaruhi simbol rating obligasi. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap rating obligasi syariah.

Kondisi perusahaan yang memiliki likuiditas (current ratio) yang baik, dianggap sebagai perusahaan yang baik dan bagus. Namun, jika likuidiatas (current ratio) terlalu tinggi dianggap juga tidak baik, ini menyatakan bahwa nilai ekstrim dapat mengindikasikan adanya masalah sebagai berikut : penimbunan kas, banyaknya piutang yang tidak tertagih, penumpukan persediaan, tidak efesiensinya pemanfaatan pembiayaan, rendahnya pinjaman jangka pendek.76

Bagi pihak manajer perusahaan yang memiliki current ratio yang tinggi dianggap baik, bahkan bagi para kreditor dipandang perusahaan tersebut dalam keadaan yang kuat. Namun bagi para pemegang saham ini dianggap tidak baik, dalam artian para manajer perusahaan tidak mendayagunakan current asset secara baik dan efektif, atau kata lain dianggap tingkat kreativitas manajer perusahaan adalah rendah77

75

Agus Sartono, Op.cit. hal.116 76

Irham fahmi, Analisis Laporan Keuanagan, Alfabeta, hal 124

77 Ibid

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu, Yuinar Laeli Nur Faizah, Eko Suyono, Wita Ramadhanti.i78, Profitabilitas berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Size perusahaan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi. Leverage tidak berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi. Profitabilitas tidak berpengaruh negatif terhadap yield obligasi. Likuiditas tidak berpengaruh negatif terhadap yield obligasi. Size perusahaan tidak berpengaruh negatif terhadap yield obligasi. Leverage tidak berpengaruh positif terhadap yield obligasi. Pengujian hipotesis ketiga menunjukan peringkat obligasi tidak dapat menjadi pemediasi antara variabel profitabilitas, likuiditas, Size, leverage terhadap yield obligasi.

78

F Sufiyanti, DK Wardani Yuinar Laeli Nur Faizah, Eko Suyono, Wita Ramadhanti. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Size Dan Leverage Perusahaan Terhadap Yield Obligasi Dengan Peringkat Obligasi Sebagai Variabel Intervening Yuinar Laeli Nur Faizah, Eko Suyono, Wita Ramadhanti. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Size Dan Leverage Perusahaan Terhadap Yield Obligasi Dengan Peringkat Obligasi Sebagai Variabel Intervening. publikasiilmiah.ums.ac.id. 2016

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pengaruh Likuiditas terhadapRating Obligasi Syariah pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:Berdasarkan koefisien regresilikuiditas, besarnya koefisien determinas iatau adjusted R2 adalah 0,206 hal ini berarti 20,6 % variasi variabel Rating dapat dijelaskan oleh variabel independen yakni Likuiditas sedangkan sisanya (100%-20,6% = 79,4 %) dijelaskanoleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.Berdasarkan koefisien regresi likuiditas secara parsial, hasil analisis regresi menunjukan t hitung sebesar (-2,389), lebih besar dari t tabel 2,0739. Hal ini menunjukkan bahwa variabel yaitu likuiditas berpengaruh negatif terhadap rating obligasi syariah. Berdasarkan hipotesis yang diajukan tidak sama dengan hasil penelitian yaitu likuiditas berpengaruh negatif terhadap rating. Dengan demikian semakin tinggi likuiditas maka akan diikuti penurunan simbol rating obligasi syariah.

B. Saran

Data daninformasi yang telah didapat, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan oleh beberapa pihak :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah jumlah sampel penelitian dengan memperpanjang periode penelitian dan tidak terbatas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia saja.

2. Bagi nvestor, sebaiknya investor membeli obligasi yang memilki peringkat investment grade karena memilki tingkat keamanan yangtingi, untuk menentukan pilhan obligasi yang lebih tepat diantara obligasi yang memilki rating investment grade (AAA, AA, A, BBB), sebaiknya investor memperhatikan likuiditas, karna dari hasil penelitian likuiditas dapat mempengaruhi rating.

3. Implikasi akademisi, diharapkan penelitian ini mampu memberikan wawasandan literatur mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi peringkat obligasi.

4. Emiten, untuk memperbaiki rating obligasi syariah dengan memanajemen keuangan perusahaannya.

Dokumen terkait