• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ikan yang tertangkap di Perairan Selat Sunda dan didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Kab. Pandeglang Provinsi Banten terdiri dari ikan kembung, kembung lelaki, kembung perempuan, tongkol, tembang, tenggiri, biji nangka, peperek, layur, selar kuning, dan ikan-ikan lainnya. Ikan-ikan yang didaratkan di PPP Labuan adalah ikan pelagis dan demersal, dimana pendaratan ikan pelagis ada di TPI 2 dan 3 serta pendaratan ikan demersal di TPI 1. Berdasarkan data statistik perikanan tangkap Kabupaten Pandeglang, Banten, diketahui bahwa persentase hasil tangkapan ikan kembung sebesar 2 persen, kembung lelaki 4 persen, dan kembung perempuan 2 persen (Gambar 4).

Gambar 4 Hasil tangkapan per jenis ikan di PPP Labuan Banten (DKP Banten 2014)

Berdasarkan hasil wawancara, alat tangkap yang umumnya digunakan dalam menangkap ikan kembung yaitu purse seine dengan ukuran kapal motor 12 hingga 17 GT dan mata jaring 1 sampai 1.5 inci. Wilayah penangkapan ikan kembung yaitu di sekitar garis pantai, antara lain daerah Teluk Labuan, Sumur, Tanjung Lesung, Pulau Panaitan, Rakata, Pulai Sebesi, dan Tanjung Alang-Alang. Operasi penangkapan purse seine dilakukan pada malam hari untuk target tangkapan ikan kembung yang umumnya pada kedalaman 30 hingga 50 m. Dalam

Ikan lainnya 38% Selar 3% Layang 4% Layur 4% Kurisi 5% Peperek 5% Biji nangka 6% Tenggiri 6% Tembang 11% Kembung 2% Kembung Lelaki 4% Kembung Perempuan 2% Tongkol 10%

16

pengoprasian ini kapal purse seine dibantu dengan kapal obor. Kapal obor ini dilengkapi dengan lampu yang dimaksudkan untuk mengumpulkan ikan, sesuai dengan sifat ikan kembung yaitu fototaksis positif (menyukai cahaya). Alat tangkap lainnya yang digunakan untuk menangkap ikan genus kembung yaitu gill net dan jaring rampus.

Ikan kembung yang didaratkan di Labuan selain memiliki nilai ekologis penting juga bernilai ekonomis penting. Ikan kembung lelaki dengan harga Rp 32 000 per kg berisi 6-7 ekor atau dengan isi 12 ekor, sedangkan ikan kembung dan ikan kembung perempuan lebih rendah dengan harga Rp 28 000 per kg. Ikan kembung ini umumnya di konsumsi oleh masyarakat Banten dan apabila produksi tinggi didistribusikan ke wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Morfologi genus Rastrelliger spp.

Secara umum ikan kembung lelaki memiliki totol hitam di dekat sirip dada dan badan lebih ramping dibandingkan ikan kembung perempuan. Ikan kembung perempuan juga memiliki bola mata yang lebih besar dibandingkan ikan kembung lelaki (Burhanuddin 1984). Perbedaan morfologis genus Rastrelliger spp. menurut Collete & Nauen (1983) terdapat dalam Tabel 4. Ikan kembung (R. faughni) dapat dilihat pada Gambar 5, ikan kembung lelaki (R. kanagurta) pada Gambar 6, dan ikan kembung perempuan (R. brachysoma) pada Gambar 7.

Klasifikasi ikan kembung menurut Fishbase (2015a) adalah sebagai berikut : Filum : Chordata

Sub-filum : Vertebrata Kelas : Pisces Sub kelas : Teleostei Ordo : Perciformes Sub Ordo : Scombroidea Famili : Scombridae Genus : Rastrelliger

Spesies : Rastrelliger faughni (Matsui 1967) Nama umum : Island mackerel

Nama lokal : Banyar (Banten)

17 Klasifikasi ikan kembung lelaki menurut Fishbase (2015b) adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata Sub-filum : Vertebrata Kelas : Pisces Sub kelas : Teleostei Ordo : Perciformes Sub Ordo : Scombroidea Famili : Scombridae Genus : Rastrelliger

Spesies : Rastrelliger kanagurta (Cuvier 1816) Nama umum : Indian mackerel

Nama lokal : Banyar rante (Banten)

Gambar 6 Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) di PPP Labuan Banten Klasifikasi ikan kembung perempuan menurut Fishbase (2015c) adalah sebagai berikut :

Filum : Chordata Sub-filum : Vertebrata Kelas : Pisces Sub kelas : Teleostei Ordo : Perciformes Sub Ordo : Scombroidea Famili : Scombridae Genus : Rastrelliger

Spesies : Rastrelliger brachysoma (Bleeker 1851) Nama umum : Short mackerel

18

Gambar 7 Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) di PPP Labuan Banten

Makanan Genus Rastrelliger spp. di Perairan Selat Sunda Indeks of Preponderance

Pola makanan genus Rastrelliger spp. dianalisis melalui pendekatan perbadaan jenis kelamin. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan yang ada pada komposisi makanan yang dimanfaatkan oleh ikan-ikan genus Rastrelliger spp. betina dan jantan tanpa memperhatikan perbedaan selang kelas panjangnya. Kebiasaan makanan ikan kembung, kembung lelaki, dan kembung perempuan dapat dilihat dari komposisi makanan yang tersaji dalam grafik indeks bagian terbesar (Index of Preponderance/IP) dalam Gambar 8-10 berikut.

(a). Betina (b). Jantan

Gambar 8 Index of Preponderance (IP) ikan kembung (Rastrelliger faughni) di Perairan Selat Sunda (n betina=68 ekor, n jantan=109 ekor)

19

(a). Betina (b). Jantan

Gambar 9 Index of Preponderance (IP) ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) di Perairan Selat Sunda (n betina=46 ekor, n jantan=91ekor)

(a).Betina (b). Jantan

Gambar 10 Index of Preponderance (IP) ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) di Perairan Selat Sunda (n betina=59 ekor, n jantan=93 ekor)

Proporsi IP pada ikan kembung (R. faughni) betina dan jantan ditempati oleh Coscinodiscophyceae (49% dan 65%), sehingga kelompok Coscinodisco-phyceae merupakan makanan utama bagi ikan kembung (Gambar 8). Makanan tambahan bagi ikan kembung adalah Crustacea (betina 30%, jantan 17%), Cyanophyceae dan Dinophyceae. Berbeda dengan ikan kembung lelaki (R. kanagurta), ikan kembung lelaki ini memiliki komposisi makanan dengan Bacillariophyceae sebagai makanan utamanya (betina 97%, jantan 95%) (Gambar 9). Pada ikan kembung lelaki tidak ditemukan makanan tambahan namun banyak makanan pelengkapnya seperti Dinophyceae, Euglenoida, Dermateaceae, Roti-fera, dll. Pada Gambar 10, ikan kembung perempuan (R. brachysoma) memiliki indeks bagian terbesar yang ditempati oleh Coscinodiscophyceae sebagai makanan utama. Kelompok Coscinodiscophyceae pada ikan kembung perempuan betina ditemukan sebanyak 89% dan 91% pada ikan jantan. Makanan tambahan pada ikan kembung perempuan betina adalah Crustacea sebesar 6%. Sedangkan pada ikan jantannya Crustacea tergolong ke dalam makanan pelengkap beserta Bacillariophyceae, Cyanophyceae, Tricodesmium, dan lain sebagainya.

20

Komposisi makanan utama dan pelengkap yang ditemukan pada ikan kembung perempuan dan ikan kembung secara keseluruhan sama, yaitu terdapat kempok Coscinodiscophyceae sebagai makanan utamanya. Akan tetapi kompo-sisinya lebih besar pada ikan kembung perempuan. Untuk makanan tambahan dari Crustacea sama, yaitu pada betina lebih besar dibandingkan ikan jantannya. Hal tersebut dikarenakan ikan betina lebih banyak membutuhkan kolesterol dalam kematangan gonad dan proses vitelogenesis (Rahmah 2010).

Luas Relung Makanan

Analisis luas relung makanan dilakukan untuk melihat proporsi sumberdaya makanan yang dimanfaatkan oleh ikan. Analisis luas relung membantu menentukan posisi suatu spesies ikan dalam suatu rantai makanan. Analisis luas relung juga dapat melihat adanya selektivitas suatu jenis ikan antar spesies maupun antar individu yang sama terhadap sumberdaya makanan pada habitat tertentu (Krebs 1989). Hasil analisis luas relung pada genus Rastrelliger spp. studi kasus Perairan Selat Sunda dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Luas relung makanan genus Rastrelliger spp. di Perairan Selat Sunda berdasarkan jenis kelamin

Ikan JK Luas Relung Standarisasi

Kembung Betina 3.5047 0.1138

Jantan 2.5975 0.0726 Kembung Lelaki Betina 8.9737 0.2155 Jantan 10.2591 0.2502 Kembung Perempuan Betina 6.3393 0.1335 Jantan 6.8216 0.0954

Berdasarkan Tabel 4, standarisasi luas relung dilakukan agar nilai luas relung berkisar antara 0-1. Ikan kembung lelaki memiliki luas relung yang lebih tinggi baik betina maupun jantannya, dibandingkan ikan kembung dan kembung perempuan. Pada ikan kembung dan kembung perempuan, ikan betinanya lebih luas relungnya dibandingkan ikan jantan. Akan tetapi pada ikan kembung lelaki jantan memiliki nilai luas relung yang lebih besar dibandingkan ikan betina. Nilai luas relung yang lebih besar menunjukkan ikan tersebut lebih memanfaatkan makanan lebih banyak. Secara keseluruhan ikan kembung, kembung lelaki, dan kembung perempuan tergolong sempit luas relungnya walaupun makanannya beragam. Hal tersebut dapat diduga ikan dalam genus Rastrelliger spp. mengkonsumsi makanan utama dalam proporsi yang sangat besar, sedangkan makanan tambahan dan pelengkapnya sedikit.

Tumpang Tindih Relung Makanan

Kesamaan jenis yang dikonsumsi ikan berbagai spesies memungkinkan terjadinya tumpang tindih antar spesies tersebut. Nilai tumpang tindih menunjukkan adanya kesamaan jenis makanan yang dimanfaatkan oleh beberapa kelompok ikan. Nilai tumpang tindih relung makanan dianalisis menggunakan indeks Morisita (Persamaan 4). Hasil analisis tumpang tindih makanan dalam genus Rastrelliger spp. ditunjukkan dalam Tabel 5.

21 Tabel 5 Tumpang tindih makanan genus Rastrelliger spp. di Perairan Selat Sunda

Ikan A B C D E F A 1 0.9469 0.7326 0.7418 0.7847 0.7606 B 1 0.8935 0.9020 0.9267 0.9127 C 1 0.9995 0.9956 0.9987 D 1 0.9965 0.9990 E 1 0.9989 F 1

Ket : A= Kembung Betina, B = Kembung Jantan, C= Kembung Lelaki Betina, D= Kembung Lelaki Jantan, E= Kembung Perempuan Betina, F= Kembung Perempuan Jantan.

Nilai tumpang tindih relung makanan genus Rastrelliger spp. secara keseluruhan mendekati satu. Hal ini menunjukkan bahwa jenis makanan yang dikonsumsi relatif sama dan diduga terjadi persaingan dalam mencari makan. Persaingan dalam mencari makanantara individu dalam satu spesies sangat mungkin terjadi, dikarenakan berasal dari spesies sama sehingga memiliki nilai tumpang tindih yang tinggi yang artinya memiliki jenis makanan yang relatif sama.

Jaring-jaring Makanan

Kesamaan jenis makanan yang dikonsumsi ketiga ikan dalam genus Rastrelliger spp. dapat dilihat dalam Gambar 11. Hasil analisis menunjukkan ikan kembung, kembung lelaki, dan kembung perempuan sama-sama memakan kelompok Bacillariophyceae sebagai makanan utamanya. Jenis Crustacea menjadi makanan tambahan bagi ikan kembung dan sama-sama dikonsumsi oleh ikan kembung lelaki dan ikan kembung perempuan sebagai makanan pelengkap. Kemudian makanan tambahan lainnya untuk ikan kembung adalah jenis Cyanophyceae dan Dinophyceae. Untuk Annelida, Pisces, Cnidaria, Nematoda, Platyhelmintes, Protozoa, Rotifera, dan Sipunculidea hanya sebagai makanan pelengkap bagi genus Rastrelliger spp.

Hubungan dan Ketergantungan Antar Spesies

Analisis hubungan ketergantungan antar spesies dilakukan untuk analisis pengelolaan perikanan multispesies. Koefisien ketergantungan antar spesies disajikan dalam Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai koefisien ketergantungan bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang saling berkompetisi antara ikan kembung, kembung lelaki, dan kembung perempuan. Tabel 6 Hubungan ketergantungan antar spesies genus Rastrelliger spp. di

Perairan Selat Sunda

Spesies Koefisien Ketergantungan

Kembung (Rastrelliger faughni) -0.0000000753

Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) -0.0000000889 Kembung Perempuan (Rastrelliger brachysoma) -0.0000011530

22

Gambar 11 Jaring-jaring makanan genus Rastrelliger spp. di Perairan Selat Sunda

Pertumbuhan Genus Rastrelliger spp. di Perairan Selat Sunda Sebaran Frekuensi Panjang

Pengambilan contoh yang dilakukan sejak bulan April hingga Agustus 2015 untuk contoh ikan kembung didapatkan 290 ekor pada betina, 575 ekor pada jantan, dan total didapatkan 865 ekor. Ikan kembung lelaki betina sebanyak 298 ekor, jantan 530 ekor, dan total didapatkan contoh 828 ekor. Selanjutnya untuk ikan kembung perempuan betina sebanyak 252 ekor, jantan 539 ekor, dan total 791ekor. Ikan contoh yang didapatkan memiliki sebaran frekuensi panjang yang ditunjukkan pada Gambar 12, 13, dan 14.

23

Gambar 12 Sebaran frekuensi panjang ikan kembung (Rastrelliger faughni) betina dan jantan di Perairan Selat Sunda

Gambar 13 Sebaran frekuensi panjang ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) betina dan jantan di Perairan Selat Sunda

Gambar 14 Sebaran frekuensi panjang ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) betina dan jantan di Perairan Selat Sunda

Berdasarkan hasil analisis sebaran frekuensi panjang di atas, ikan kembung terbagi atas 20 kelas dengan selang kelas 5 mm yang memiliki frekuensi tertinggi pada nilai tengah 187 mm pada ikan betina dan 152 mm pada jantan. Ikan kembung lelaki terbagi atas 34 kelas panjang dengan selang kelas 5 mm memiliki frekuensi tertinggi pada nilai tengah 212 mm baik betina maupun jantan. Selanjutnya ikan kembung perempuan terbagi atas 33 kelas dengan selang kelas 5 mm dan memiliki frekuensi tertinggi pada nilai tengah 222 mm pada betina dan 212 mm pada jantan.

Pola Pertumbuhan

Analisis pola pertumbukan ikan dapat dilihat melalui hubungan panjang bobotnya. Nilai yang didapat dari analisis hubungan panjang dan bobot dapat menduga bobot dari panjang ikan atau sebaliknya, keterangan tentang ikan mengenai pertumbuhan, kemontokan ikan (faktor kondisi), dan perubahan dari lingkungan (Yudasmara 2014). Bagian tubuh ikan satu dengan lainnya sering kali

24

memiliki hubungan yang dapat dijelaskan menggunakan matematis. Gambar 15, 16, dan 17 menunjukkan plot antara panjang total ikan (mm) dengan bobot (g) untuk ikan kembung, kembung lelaki, dan kembung perempuan yang berasal dari perairan Selat Sunda Banten.

(a) Betina (b) Jantan

Gambar 15 Hubungan panjang dan bobot ikan kembung (Rastrelliger faughni) betina (a) dan jantan (b) di Perairan Selat Sunda

Berdasarkan hasil pengambilan ikan contoh (Gambar 15), ikan kembung (Rastrelliger faughni) betina berjumlah 290 ekor (R2=90.66%) memiliki hubungan panjang-bobot dengan koefisien b=3.4225 (allometrik positif, b>3) dan jantan 575 ekor (R2=89.89%) dengan koefisien b=3.5428 (allometrik positif, b>3). Baik ikan kembung betina maupun jantan memiliki hubungan panjang-bobot allometrik positif, yaitu memiliki pertambahan panjang yang lebih keil dibandingkan dengan bobotnya. Total contoh ikan kembung sebanyak 865 ekor memiliki kisaran panjang 126-220 mm dan bobot 25-121 g.

(a) Betina (b) Jantan

Gambar 16 Hubungan panjang dan bobot ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) betina (a) dan jantan (b) di Perairan Selat Sunda

Gambar 16 menunjukkan ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) betina dengan jumlah 298 ekor (R2=96.28%) memiliki hubungan panjang bobot allometrik positif (b=3.1947) dan ikan jantan dengan jumlah 530 ekor (R2=96.13%) memiliki hubungan isometrik (b=3.0902). Allometrik positif artinya memiliki pertambahan panjang yang tidak secepat bobotnya, sedangkan isometrik artinya pertumbuhan panjang ikan sejalan dengan pertambahan bobotnya. Total contoh ikan kembung lelaki sebanyak 828 ekor dengan kisaran panjang 98-260 mm dan bobot 7-136 g.

25

(a) Betina (b) Jantan

Gambar 17 Hubungan panjang dan bobot ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) betina (a) dan jantan (b) di Perairan Selat Sunda

Hasil analisis hubungan panjang bobot ikan kembung perempuan yang ditunjukkan oleh Gambar 17 di atas menunjukkan ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) betina dengan jumlah 252 ekor (R2=93.73%) memiliki hubungan panjang bobot isometrik (b=2.9653) dan ikan jantan dengan jumlah 539 ekor (R2=94.54%) memiliki hubungan allometrik negatif (b=2.7921). Allometrik negatif menunjukkan pertumbuhan panjang lebih cepat dibanding bobotnya. Total contoh ikan kembung perempuan sebanyak 791 ekor dengan kisaran panjang 95-255 mm dan bobot 10-192 g.

Faktor Kondisi

Faktor kondisi suatu ikan dapat menunjukkan keterangan ikan secara biologis maupun komersial (Effendie 2002). Faktor kondisi ikan kembung (R. faughni) ditunjukkan oleh Gambar 18. Selama lima bulan pengamatan, dari April hingga Agustus, baik ikan kembung betina maupun jantan selalu mengalami peningkatan. Nilai faktor kondisi tertinggi ikan kembung yaitu bulan Agustus, dimana pada ikan jantan mencapai 1.28±0.09 dan 1.22±0.08 pada betina. Berbeda dengan ikan ikan kembung yang betina maupun jantannya memiliki faktor kondisi tertinggi bulan Agustus, untuk ikan kembung lelaki baik betina dan jantan memiliki nilai tertinggi pada bulan Juni. Dengan nilai 1.09±0.13 pada ikan kembung lelaki betina dan 1.08±0.09 pada ikan jantan (Gambar 19). Kemudian untuk ikan kembung perempuan betina memiliki nilai tertinggi pada bulan April dengan nilai 1.12±0.14 dan bulan Juli dengan nilai 1.07±0.06 pada ikan kembung perempuan jantan (Gambar 20).

26

Gambar 18 Faktor kondisi ikan kembung (Rastrelliger faughni) di Perairan Selat Sunda

Gambar 19 Faktor kondisi ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) di Perairan Selat Sunda

Gambar 20 Faktor kondisi ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) di Perairan Selat Sunda

27

Parameter Pertumbuhan

Parameter pertumbuhan genus Rastrelliger spp. meliputi panjang asimptotik (L∞), koefisien percepatan pertumbuhan (K), umur pendugaan ikan pada panjang nol (t0), dan Φ atau growth performance index (GPI) yang disajikan pada Tabel 7. Parameter pertumbuhan L∞ dan K diketahui dengan software ELEFAN I (FAO 2015) dengan meliterasi rentang perkiraan nilai L∞ dan K hingga diperoleh nilai yang paling rasional, sedangkan nilai t0 diestimasi berdasarkan rumus empiris Pauly 1980.

Tabel 7 Pertumbuhan L∞, K, dan t0 serta nilai ϕ (Growth Performance Index) genus Rastrelliger spp. di Perairan Selat Sunda

Ikan Jenis Kelamin Nilai n (ekor) L∞ (mm) K (tahun-1) t0 (tahun) Φ (GPI) Kembung (R. faughni) Betina 290 264.00 0.22 -0.4207 4.1833 Jantan 575 288.69 0.16 -0.5673 4.1279 Gabungan 865 281.20 0.23 -0.3948 4.2758 Kembung lelaki (R. kanagurta) Betina 298 293.09 0.24 -0.3734 4.3142 Jantan 530 330.24 0.10 -0.8966 4.0376 Gabungan 828 324.02 0.14 -0.6356 4.1673 Kembung perempuan (R. brachysoma) Betina 252 272.04 0.20 -0.4606 4.1703 Jantan 539 286.42 0.13 -0.7102 4.0280 Gabungan 791 270.77 0.22 -0.4178 4.2076 Parameter pertumbuhan genus Rastrelliger spp. di perairan Selat Sunda telah diduga menggunakan model Von Bertalanffy (K dan L∞) denganplot Ford-Walford, yaitu menggunakan data rata-rata panjang total (TL) dari setiap kelompok ukuran panjang ikan. Berdasarkan hasil analisis parameter pertumbuhan pada Tabel 4 di atas, persamaan model Von Bertalanffy ikan dalam genus Rastrelliger spp. pada perairan Selat Sunda serta berdasarkan literatur disajikan dalam Tabel 8. Pendugaan parameter pertumbuhan yang tersaji dari persaamaan model Von Bertalanffy menggunakan data gabungan betina dan jantan (Lampiran 22-29).

Tabel 8 Persamaan Von Bertalanffy genus Rastrelliger spp. di Perairan Selat Sunda

Ikan Persamaan Von Bertalanfy

Kembung (R. faughni) Lt=281.2[ − − . + . ]

Kembung lelaki (R. kanagurta) Lt=324.02[ − − . + ] Kembung perempuan (R. brachysoma) Lt=270.77[ − − . + ]

Rekrutmen

Rekrutmen individu baru adalah salah satu yang paling penting, paling sedikit dipahami, dan paling sulit untuk memperkirakan proses ikan dinamika populasi. Fungsi pendugaan rekrutmen antara lain untuk melihat: (1) ukuran pemijahan stok selama periode reproduksi musiman, (2) fekunditas rata-rata usia tertentu pada ikan betina, (3) durasi kehidupan planktonik pada tahap larva, (4)

28

kondisi lingkungan yang mendukung selama kehidupan planktonik, habitat dan makanan (5) kondisi ketersediaan saat penyelesaian atau gerakan otonomi di kolom air terjadi dalam tahap postlarval , dan (6) kepadatan predator dalam ruang dan waktu, dari ikan bertelur tahap postlarval (Anderson dan Seijo 2010). Hasil pendugaan pola rekrutmen selama satu tahun untuk ikan kembung (R. faughni) disajikan pada Gambar 21 ikan kembung lelaki (R. kanagurta) pada Gambar 22 dan ikan kembung perempuan (R. brachysoma) pada Gambar 23.

Gambar 21 Rekrutmen ikan kembung (Rastrelliger faughni) di Perairan Selat Sunda

Gambar 22 Rekrutmen ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) di Perairan Selat Sunda 5,22 0,57 6,3 3,41 2 2,49 8,57 14,52 14,03 22,76 18,13 0 0 5 10 15 20 25 J F M A M J J A S O N D % Re krut m en Bulan

29

Gambar 23 Rekrutmen ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) di Perairan Selat Sunda

Berdasarkan Gambar 21-23 di atas dapat diketahui bahwa ketiga ikan dalam genus Rastrelliger spp. di Perairan Selat Sunda terjadi rekrutmen sepanjang tahun dengan puncak yang berbeda beda. Rekrutmen tertinggi ikan kembung diduga terjadi pada bulan Oktober, ikan kembung lelaki diduga pada bulan Maret, dan ikan kembung perempuan diduga pada bulan Agustus.

Reproduksi Genus Rastrelliger spp. di Perairan Selat Sunda Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Penentuan tingkat kematangan gonad (TKG) dilakukan secara morfologi pada gonad ikan contoh. Tingkat kematangan gonad (TKG) ikan dalam genus Rastrelliger spp. betina dan jantan dapat dilihat pada ovarium serta testesnya. Peningkatan TKG dapat dicirikan oleh warna gonad, ukuran panjang, dan bobot bentuk serta perkembangan isi gonad (Effendie 2002). Hasil analisis TKG pada genus Rastrelliger spp. dapat dilihat pada Gambar 24-26.

(a)Betina (b)Jantan

Gambar 24 TKG ikan kembung di Perairan Selat Sunda berdasarkan bulan pengambilan contoh

30

(a)Betina (b)Jantan

Gambar 25 TKG ikan kembung lelaki di Perairan Selat Sunda berdasarkan bulan pengambilan contoh

(a)Betina (b)Jantan

Gambar 26 TKG ikan kembung perempuan di Perairan Selat Sunda berdasarkan bulan pengambilan contoh

Tingkat kematangan gonad masing-masing bulan pengamatan menunjukkan hasil yang berbeda. Tingkat kematangan gonad (TKG) I-II pada ikan kembung (R. faughni) sebagian besar terjadi pada bulan April-Mei 2015. Hal tersebut menunjukkan ikan kembung pada bulan tersebut banyak yang belum mengalami matang gonad. Pada ikan ini terjadi peningkatan setiap bulannya dan frekuensi TKG IV tinggi pada bulan Juni dan Agustus baik untuk ikan betina maupun jantan.

Hasil analisis pada ikan kembung lelaki (R. kanagurta) diperoleh ikan matang gonad dengan TKG III dan IV yang terdapat pada setiap bulan pengamatan. Sedangkan pada bulan April sebagian besar masih TKG I-II. Pada ikan ini, TKG IV paling banyak terdapat pada bulan Agustus untuk ikan betina dan bulan Mei untuk ikan jantan. Hasil tersebut dapat diduga bahwa ikan kembung lelaki jantan matang gonad lebih awal dibandingkan ikan betinanya. Sama seperti halnya ikan kembung lelaki, ikan kembung perempuan (R. brachysoma) baik betina maupun jantan dengan TKG III dan IV ditemukan setiap bulan pengamatan. Frekuensi relatif tertinggi TKG III dan IV pada ikan kembung perempuan baik betina maupun jantan tertinggi pada bulan Juli.

31

Indeks Kematangan Gonad (IKG)

Indeks kematangan gonad (IKG) menunjukkan perubahan yang terjadi di dalam gonad secara kuantitatif (Alamsyah et al. 2013). Hasil analisis IKG ikan kembung (R. faughni) betina dan jantan dapat dilihat pada Gambar 27, ikan kembung lelaki (R. kanagurta) pada Gambar 28, dan ikan kembung perempuan (R. brachysoma) terdapat pada Gambar 29. Nilai IKG berfluktuasi setiap bulan pengamatan dan secara keseluruhan nilai IKG betina lebih besar dibandingkan IKG ikan jantan.

a. Betina b. Jantan

Gambar 27 Nilai IKG rata-rata ikan kembung di Perairan Selat Sunda berdasarkan bulan pengambilan contoh

a. Betina b. Jantan

Gambar 28 Nilai IKG rata-rata ikan kembung lelaki di Perairan Selat Sunda berdasarkan bulan pengambilan contoh

a. Betina b. Jantan

Gambar 29 Nilai IKG rata-rata ikan kembung perempuan di Perairan Selat Sunda berdasarkan bulan pengambilan contoh

32

Fekunditas

Fekunditas merupakan banyaknya telur yang dikeluarkan sesaat sebelum ikan memijah dan memiliki nilai yang bervariasi tiap spesies. Jumlah telur yang dihasilkan merupakan hasil dari pemijahan yang kelangsungan hidup di alam hingga menetas dan ukuran dewasanya tergantung faktor lingkungan di sekitarnya (Yudasmara 2014). Nilai fekunditas yang diperoleh dapat dibandingkan dengan ukuran dari ikan setiap individu ikan sehingga akan didapatkan informasi tentang jumlah anak yang dihasilkan pada ukuran yang berbeda-beda (Alamsyah et al. 2013). Hasil pengamatan fekunditas tertinggi ikan kembung mencapai 111 003 butir dengan rata-rata 36 976 butir (TKG III =38 ekor, TKG IV = 69 ekor). Fekunditas tertinggi ikan kembung lelaki mencapai 96 530 butir dengan rata-rata 20 880 butir (TKG III = 68 ekor, TKG IV = 109 ekor). Selanjutnya untuk ikan kembung perempuan fekunditas tertinggi mencapai 283 572 butir dengan rata-rata 55 252 butir (TKG III = 26 ekor, TKG IV = 123 ekor). Hal tersebut menunjukkan fekunditas rata-rata tertinggi dalam genus Rastrelliger spp. adalah ikan kembung perempuan. Tinggi rendahkanya fekunditas dalam genus Rastrelliger spp. dapat disebabkan oleh perbedaan gonad dan besar kecilnya telur (Alamsyah et al. 2013).

Diameter telur

Telur yang dihasilkan individu ikan memiliki ukuran yang bervariasi. Ukuran ikan dapat dilihat dengan menghitung diameter telurnya. Diameter telur ini merupakan garis tangah atau ukuran panjang dari suatu telur dengan mikrometer yang sudah berskala yang dilakukan pada ikan TKG III dan IV (Yudasmara 2014).

(a) (b)

Gambar 30 Sebaran diameter telur ikan kembung, TKG III (a) dan IV (b) di Perairan Selat Sunda

Berdasarkan Gambar 30-32 dapat dilihat bahwa ikan kembung memiliki ukuran diameter telur dengan kisaran 0.02-0.91 mm, ikan kembung lelaki 0.08-1.21 mm, dan ikan kembung perempuan 0.08-2.15 mm. Hal tersebut menun-jukkan ikan kembung perempuan memiliki diameter telur yang lebih besar dibandingkan ikan kembung lelaki dan kembung. Pada TKG IV menunjukkan dua puncak yang artinya ketiga ikan dalam genus Rastrelliger spp. memiliki tipe pemijahan partial spawner (Gambar 30b, 31b, 32b).

33

(a) (b)

Gambar 31 Sebaran diameter telur ikan kembung lelaki, TKG III (a) dan IV (b) di Perairan Selat Sunda

(a) (b)

Gambar 32 Sebaran diameter telur ikan kembung perempuan, TKG III (a) dan IV (b) di Perairan Selat Sunda

Ukuran Pertama Kali Matang Gonad (Lm)

Ikan yang tertangkap dan belum mencapai ukuran Lm, memiliki estimasi

Dokumen terkait