• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PAPARAN D ATA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Observasi

Barak Bhakti merupakan sebuah tempat penampungan para pengemis yang berada di wilayah Tulungagung. Tempatnya berada di kelurahan Kutoanyar Lingkungan 1 tepatnya di tepian Sungai Lembu Peteng. Saat ini daerah sekitar kawasan Barak Bhakti difungsikan sebagai area Jogging Track sehingga banyak pengunjung yang berdatangan untuk menikmati pemandangan di sekitar sungai Lembu Peteng. Sebagian besar warga Barak Bhakti berprofesi sebagai pengemis dan pengumpul barang-barang bekas (pemulung). Di bagian depan menuju area penampungan terdapat dua tugu sebagai gerbang masuk ke penampungan, disekitar gerbang tepatnya di sebelah selatan terdapat papan nama Barak Bhakti Kelurahan Kutoanyar yang terbuat dari kayu. Jalan masuk menuju Barak Bhakti sudah di paving.1

1

Bangunan di Barak Bhakti terdiri dari beberapa bangunan, diantaranya adalah petak-petak kamar yang berukuran 3x3 meter berjumlah 19 kamar, kamar mandi umum, dan toilet (WC) umum, mushola, disebelah selatan terdapat rumah-rumah berukuran lebih besar, dan sebuah makam kecil di tengah-tengah Barak Bhakti. Petak-petak kamar yang berjumlah 19 tersebut dibangun oleh pemerintah daerah Tulungagung yang terbuat dari papan triplek. Sementara rumah-rumah yang berukuran lebih besar terbuat dari batu-bata dan semen dibangun oleh masyarakat Barak Bhakti yang secara ekonomi mampu untuk membeli tanah sendiri.

Di dalam petak-petak kamar tersebut difungsikan sebagai tempat tidur sekaligus sebagai tempat beraktivitas sehari-hari. Untuk kegiatan memasak dan mencuci piring warga Barak Bhakti membuat tempat yang menyerupai dapur di depan rumah mereka, sehingga aktivitas memasak ditempat tersebut. Di dalam kamar masih beralaskan tanah namun sudah ada yang dihaluskan menggunakan semen. Barang-barang yang berada di dalam kamar berupa alas tidur dan peralatan tidur lainnya, televisi, radio, kursi-kursi kecil, mainan anak-anak, peralatan makan dll. Bagian depan deretan kamar sebelah utara ditanami pepohonan untuk memperindang halaman dan beberapa macam bunga yang telihat kurang terawat. Di bawah pepohonan terdapat gerobak-gerobak berukuran kecil digunakan warga Barak Bhakti untuk berjualan makanan ringan untuk anak-anak.

Di halaman kamar-kamar banyak ditemukan barang-barang bekas seperti kardus-kardus, botol-botol minuman bekas, peralatan-peralatan sepeda bekas, pecahan-pecahan ember plastik, besi-besi, bak-bak sampah, karungan-karungan barang bekas, dan gerobak-gerobak sampah. Warga Barak Bhakti yang mempunyai tingkat perekonomian lebih bagus, mampu membeli tanah dan membangun rumah sendiri yang berukuran lebih besar dan tertata rapi. Rumah tersebut berada di sekitar Barak Bhakti bagian selatan. Kebanyakan rumah-rumah tersebut mempunyai ruangan masing-masing. Bagian timur Barak Bhakti terdapat sebuah garasi berukuran besar milik salah seorang warga. Garasi digunakan untuk menyimpan barang-barang bekas (rosok). Barang bekas tersebut berasal dari hasil warga Barak Bhakti yang dikumpulkan menjadi satu.

Di Barak Bhakti terdapat sebuah mushola yang berukuran kecil. Mushola dibangun untuk warga Barak Bhakti yang bersedia menjalankan ibadah shalat maupun kegiatan yang lain dan untuk tempat singgah pengunjung sungai Lembu Peteng. Keadaan mushola terlihat sepi.

Pagi hari suasana di Barak Bhakti nampak sepi. Kamar-kamar terlihat tertutup rapat. Banyak warga usia dewasa hingga lansia berangkat bekerja (mengemis dan mencari barang bekas). Mereka mempunyai pos-pos sendiri untuk bekerja (mengemis dan mencari barang bekas). Warga Barak berjenis kelamin laki-laki bekerja mengumpulkan barang-barang bekas yang diambil dari bak-bak sampah di tepi Sungai Lembu Peteng. Sedangkan warga Barak berjenis kelamin perempuan selain berprofesi

sebagai pengemis juga mencari barang-barang bekas (pemulung). Sedangkan anak-anak bermain di halaman Bharak Bhakti. Mulai usia 3 tahun hingga 7 tahun mereka bermain bersama-sama seperti berlari-lari, teriak-teriak dan saling bergurau. Mereka terlihat sangat senang dan menikmati kebersamaan mereka. Sedangkan warga Barak Bhakti yang berusia remaja kegiatannya membantu orang tua mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti memasak, mencuci piring, mencuci baju dan banyak remaja membantu mencari barang-barang bekas (rosok).

Pada saat proses observasi berlangsung telah berkumandang suara adzan shalat Dhuhur di masjid belakang penampungan Barak Bhakti. Sedangkan mushola di tempat Barak Bhakti tetap dalam keadaan tertutup. Tidak seorangpun dari warga Barak Bhakti yang bergegas menuju masjid ataupun mushola. Mereka tetap menjalankan rutinitasnya ketika mendengar suara adzan. Terlihat keluarga Pak Haji pemilik mushola berangkat berjamaah menuju masjid Al-Azhar. Hanya terdapat beberapa warga Barak Bhakti yang pada saat observasi berada di rumah, orang tersebut akan menjalankan ibadah shalat Dhuhur di rumah dikarenakan sedang dalam keadaan sakit kesemutan sehingga tidak mampu untuk berjalan menuju masjid ketika itu.

Menjelang sore hari warga-warga berdatangan menuju rumah mereka masing-masing. Mereka membawa barang-barang bekas yang dikumpulkan dari pagi hingga sore hari. Warga yang berprofesi sebagai seorang pengemis dan pengamen pulang kerumahnya masing-masing dan

beristirahat. Keadaan penampungan Barak Bhakti terlihat sedikit ramai namun belum seluruhnya penghuni Barak Bhakti kembali ke rumah mereka masing-masing. Suara adzan shalat Ashar telah berbunyi di masjid Al-Azhar sedangkan di mushola tidak Adzan, keadaan mushola tetap sepi, pintu mushola terlihat tertutup. Tidak seorangpun warga Barak Bhakti yang menuju masjid dekat penampungan ataupun mushola, mereka tetap beristirahat dan menyelesaikan pekerjaannya masing-masing seperti menyapu, mencuci piring, bersiap-siap untuk berjualan.

Langit sudah terlihat petang, satu persatu warga Barak Bhakti pulang ke rumah mereka masing-masing baik itu laki-laki maupun perempuan dengan wajah yang terlihat capek. Mereka menlanjutkan aktivitasnya seperti mengasuh anak yang masih kecil-kecil, berjualan di depan rumah, di sekitar sungai Lembu peteng, bagi yang laki-laki memilah-milah barang bekas yang mereka kumpulkan, juga terdapat warga yang bercengkrama dengan teman. Keadaan di penampungan Barak Bhakti semakin ramai, warga berkumpul di Barak Bhakti setelah sehari bekerja. Ditambah dengan anak-anak kecil yang bermain di halaman. Ketika berkumandang suara adzan Magrib dan tidak lama kemudian terdengar adzan Isya mereka tetap menjalankan aktivitasnya, tidak seorangpun yang berangkat menuju masjid ataupun mushola. Hanya terdapat beberapa warga yang menjalankan ibadah shalat Magrib danIsya’ di rumahnya sendiri.2

2

Dokumen terkait