UNIVERSITAS CENDERAWASIH 2020
F. HASIL PELAKSANAAN MONEV
Hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi pada bidang pembelajaran di program Pascasarjana Universitas Cenderawasih semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Kehadiran Dosen dan Mahasiswa
Berdasarkan hasil monitoring di lapangan, diperoleh bahwa tingkat kehadiran dosen dan mahasiswa sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku baik di tingkat universitas maupun tingkat program pascasarjana, yang mana kehadiran dosen sekitar 16 kali, termasuk untuk UTS dan UAS dan tingkat kehadiran mahasiswa minimal 12 hingga 13 kali (75 persen). Hal tersebut tersaji sebagai berikut:
Gambar 1. Persentase Kehadiran Dosen dan Mahasiswa
Terlihat bahwa dari kesembilan program studi di Program Pascasarjana hampir 95 persen dosen hadir untuk memberikan perkuliahan secara tatap muka. Terkadang jika dosen tidak bisa hadir dalam perkuliahan, maka dosen tersebut akan memberikan tugas berupa tugas individu maupun kelompok. Mahasiswa juga memiliki tingkat kehadiran yang tinggi sekitar 95 persen. Hal ini didukung dengan kebijakan yang tercantum pada SOP tingkat universitas maupun program Pascasarjana bahwa kehadiran di bawah 75 persen maka tidak bisa melakukan ujian akhir semester (UAS). Hal ini terbukti dari adanya dokumen Berita Acara Perkuliahan (BAP) yang dimiliki oleh setiap program studi pada setiap mata kuliah, yang ditanggungjawabin oleh staf akademik. Dalam BAP, terlihat jumlah mahasiswa yang hadir dan juga materi yang dipaparkan oleh dosen tersebut. Untuk kehadiran dosen, pada dasarnya seluruh program studi menyusunnya berupa team teaching. Hal ini dikarenakan supaya antar dosen mampu saling memback-up sehingga proses perkuliahan dapat berjalan dengan baik.
2. Tata Pelaksanaan Perkuliahan
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi tehadap bagaimana tata pelaksanaan perkuliahan pada kesembilan program studi di Program Pascasarjana, diperoleh bahwa secara umum telah menyediakan dokumen kebutuhan perkuliahan hingga melaksanakan kegiatan perkuliahan dengan baik. Hal ini terbukti dari tersedianya BAP, fasilitas perkuliahan, modul perkuliahan yang dibuat oleh dosen hingga bagaiamana koordinasi antar
86 88 90 92 94 96 98 100 DOSEN MAHASISWA
dosen sebagai team teaching. Hal ini bisa terlihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Komponen Pelaksanaan Perkuliahan
No Komponen Pelaksanaan Perkuliahan Poin
(%)
1 Adanya team teaching yang sesuai dengan keahlian 100
2 Ketersediaan silabus, RPS dan modul perkuliahan 90
3 Koordinasi staf akademik dengan dosen pengampu MK 98
4 Ketersediaan fasilitas perkuliahan 98
5 Ketersediaan daftar hadir (BAP) 100
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa perkuliahan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prosedur yang berlaku, meskipun perkuliahan dilakukan pada sore hingga malam hari, sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang rata-rata berstatus pekerja kantoran. Staf akademik juga dituntut untuk rajin mengkontak mahasiswa dan dosen terkait perkuliahan, baik terlaksana sesuai jadwal maupun tertunda dikarenakan dosen yang bersangkutan tidak bisa hadir. Selain itu, perkuliahan juga dilengkapi dengan fasilitas LCD, ruangan berAC, dan juga jaringan internet sehingga memungkinkan mahasiswa untuk merasa nyaman untuk menempuh pendidikan.
3. Kesesuaian SAP dengan pelaksanaan perkuliahan
Tujuan adanya dokumen SAP (Satuan Acara Perkuliahan) adalah untuk menjabarkan secara rinci berdasarkan silabus, yang memuat indikator kompetensi dasar, indikator kompetensi, materi perkuliahan dan uraianannya, pengalaman belajar (strategi pembelajaran) media pembelajaran, sistem penilaian dan referensi. Program studi di lingkungan Program Pascasarjana secara umum telah mewajibkan untuk setiap dosen sebelum memulai perkuliahan pada semester baru, wajib menyerahkan dokumen silabus dan SAP kepada staf akademik, sebagai syarat kelengkapan administrasi akademik. Berdasarkan hasil yang ditemukan di lapangan, dapat dilihat berdasarkan tabel di bawah ini:
Tabel 2. Kesesuaian SAP dengan Pelaksanaan Perkuliahan
No Program Studi Kepemilikan
SAP (%) Kesesuaian Materi dengan SAP (%) Keterangan 1 Program Doktorr Ilmu Sosial 100 % 100 % Sesuai 2 Magister Administrasi Publik 100 % 100 % Sesuai 3 Magister Kebijakan Publik 100 % 100 % Sesuai 4 Magister Sosiologi 100 % 100 % Sesuai 5 Magister Keuangan Daerah 100 % 100 % Sesuai 6 Magister Perencanaan
Wilayah dan Kota 100 % 100 % Sesuai 7 Magister Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan 100 % 100 % Sesuai 8 Magister Pendidikan Olahraga 100 % 100 % Sesuai 9 Magister Manajemen Koperasi 100 % 100 % Sesuai Berdasarkan hasil wawancara yang disajikan dalam bentuk tabel di atas, terlihat bahwa pada dasarnya Program Pascasarjana telah menerapkan kewajiban dosen untuk mempersiapkan dokumen silabus dan SAP sebagai bekal dasar sebelum memulai perkuliahan sehingga perkuliahan bisa terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan dan tidak keluar dari topik pembelajaran. Dokumen tersebut dipersiapkan sebelum memulai perkuliahan dengan menyerahkannya kepada bagian akademik. Jumlah materi yang terkandung dalam satu dokumen SAP berjumlah 14 – 16 materi, termasuk dalam pelaksanaan UTS dan UAS. Dokumen disusun bersama antar tim pengajar sehingga materi yang tersusun berdasarkan hasil diskusi kedua belah pihak.
4. Verifikasi soal ujian
Pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020, Program Pascasarjana telah melaksanakan dua kali jenis ujian, yakni ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). UTS dilaksanakan pada pertemuan ke delapan, setelah 7 kali pertemuan tatap muka dan UAS dilaksanakan pada pertemuan ke 16 setelah 7 kali pertemuan tatap muka setelah UTS. Soal ujian dibuat berdasarkan materi yang telah diajarkan pada fase sebelum UTS dan sebelum UAS.
5. Tata laksana ujian
Penilaian dalam hal verifikasi soal ujian baik UTS maupun UAS berdasarkan 1) daftar hadir mahasiswa selama perkuliahan, 2) jumlah pertemuan tatap muka antar dosen dan mahasiswa, 3) berita acara perkuliahan, 4) dokumen SAP dan silabus. Program Pascasarjana juga telah memiliki dokumen SOP terkait pelaksanaan tata ujian. Mahasiswa yang diijinkan untuk mengikuti UAS diwajibkan telah mengikuti perkuliahan selama minimal 75 persen dari total kehadiran atau sekitar 13 kali kehadiran. Berdasarkan hasil di lapangan, tim monev juga telah mengecek kehadiran mahasiswa dan dosen pada dokumen BAP sebagai salah satu sumber perhitungan kehadiran antara mahasiswa dan dosen.
Secara umum, pelaksanaan ujiannya belum serentak pada setiap program studi pada Program Pascasarjana. Sejauh ini, pelaksanaan ujian masih berbasis pada jumlah kehadiran dan tidak terlepas dari kalander akademik. Dosen akan mengumumkan jumlah kehadiran yang sesuai dengan kalander akademik Universitas Cenderawasih, sehingga mahasiswa mengetahui seminggu sebelum UTS maupun UAS. Pada saat ujian, dosen memberikan soal berupa essay ataupun project baik individu maupun kelompok, dan hasilnya akan dikoordinasikan kepada staf akademik sehingga membantu dosen dalam mensortir hasil ujian mahasiswa.
6. Sinkronisasi materi beserta soal ujian untuk kelas paralel
Berdasarkan hasil temuan tim monev dengan sinkronisasi materi dengan soal yang diujiankan, program studi pada setiap mata kuliahnya telah melaksanakan ujian sesuai dengan materi yang dipelajari selama ini, sesuai dengan silabus dan SAP sehingga materi dan soal ujian berjalan sinkron satu sama lain.
7. Transparansi penilaian dan pemberian umpan balik
pentingnya transparansi penilaian terhadap hasil ujian mahasiswa adalah guna untuk memotivasi peserta didik agar mau bersaing secara sehat berdasarkan prinsip objektif, adil, terpadu, dan terbuka. Prinsip ini yang digunakan oleh Program Pascasarjana yang dipatenkan kepada setiap program studi sehingga dosen memberikan penilaian berdasarkan keempat
penialian tersebut. Berdasarkan hasil lapangan oleh tim Monev, terdapat beberapa indikator penilaian yang dijadikan dosen dalam memberi penilaian, namun hal tersebut tidak diterapkan secara menyeluruh untuk seluruh program studi ataupun mata kuliah. Indikator penilaian hanya berdasarkan penilaian objektif dosen terhadap mahasiswanya.
Berdasarkan hasil lapangan di Program Studi Magister Sosiologi, penilaian yang diberikan dosen kepada mahasiswa hanya berupa DPNA namun hasil penilaian secara tertulis tidak diserahkan kembali. Hal ini bukan hanya terjadi pada program studi tersebut, namun juga pada program studi lainnya.