• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Genetik Eksternal Ayam Arab, Pelung dan Kampung

Pengamatan terhadap karakteristik genetik eksternal pada ayam Arab, Pelung dan Kampung terdiri atas pola warna bulu, kerlip bulu, corak bulu, warna shank dan bentuk jengger berdasarkan gen yang mengontrolnya.

Warna, Pola, Kerlip dan Corak Bulu

Persentase fenotipe warna, pola, kerlip dan corak bulu pada ayam Arab, Pelung dan Kampung disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Fenotipe Warna, Pola, Kerlip dan Corak Bulu pada Ayam Arab, Pelung dan Kampung.

Ekspresi Lokus Genotipe

(Fenotipe)

Jenis Ayam

Arab Persentase Pelung Persentase Kampung Persentase

(ekor) (%) (ekor) (%) (ekor) (%)

Warna Bulu I I_ (Putih) 0 0 0 0 8 13,11 i ii (berwarna) 115 100 52 100 53 86,89 E E (Hitam) 15 13,04 13 25 16 26,23 e+ e+ (liar) 87 75,65 13 25 14 22,95 e ee (Kolumbian) 13 11,31 26 50 23 37,72 S S_ (perak) 43 37,39 20 38,46 32 54,46 s ss (emas) 72 62,61 32 61,54 29 47,54 B B_ (lurik) 89 77,39 3 5,77 4 6,56 b bb (polos) 26 22,61 49 94,23 57 93,44

Warna putih tidak ditemukan baik pada ayam Arab dan Pelung. Hal ini disebabkan pada ayam Arab tingkat kemurniannya masih tinggi. Natalia et al. (2005) menyatakan bahwa warna bulu pada ayam Arab adalah berupa bintik putih atau merah baik pada jantan maupun betina. Sedangkan pada ayam Pelung ditemukan hanya yang berwarna (100%) yang merupakan wariasi warna hitam, liar dan kolumbian. Nataamijaya (2006) menyebutkan bahwa warna bulu yang terdapat pada betina dewasa adalah warna hitam, cokelat kehitaman dan kuning gambir, sedangkan pada jantan dewasa hanya ditemukan kombinasi warna bulu hitam dan merah. Persentase warna bulu putih dan berwarna pada ayam Kampung sebesar 13,11% dan 86,89%. Kusuma (2002) menyatakan bahwa persentase fenotip warna bulu pada

24 ayam Kampung adalah warna hitam sebesar 79,25% dan sisanya sebesar 20,75% adalah warna bulu putih dan cokelat.

Ayam Arab memiliki persentase pola warna hitam, liar dan kolumbian sebesar 13,04%, 75,65% dan 11,31%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa warna liar ditemukan paling tinggi pada ayam Arab. Warna liar adalah apabila ditemukan pada bagian dada dan ventral berwarna hitam yaitu pada hackle, punggung, saddle, wing covert dan sayap sekunder (jantan), sedangkan pada betina apabila ditemukan perpaduan warna hitam dan cokelat membentuk pola stippling. Sulandari et al. (2007) menyatakan bahwa ayam Arab mempunyai warna bulu dari kepala sampai leher putih keperakan dan warna bulu badan total hitam putih/lurik hitam putih. Munculnya pola warna hitam dan kolumbian diduga karena sudah terjadi perkawinan dengan ayam lokal lain walaupun sistem pemeliharaannya intensif. Persentase pola warna bulu terbesar pada ayam Pelung adalah kolumbian sebesar 50% diikuti oleh warna hitam dan liar masing>masing sebesar 25%. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Al>Muhibah (2006) dan Heryanto (2001) yang menyatakan bahwa frekuensi pola warna bulu hitam, liar dan kolumbian sebesar 61,04, 21,43, 17,53% dan 42,3, 39,3, 18,4%. Perbedaan tersebut diduga karena ayam pelung pada penelitian ini sudah mengalami persilangan dengan ayam lain. Persentase pola warna bulu pada ayam Kampung adalah hitam (26,23%), liar (22,95%) dan kolumbian (37,72%). Hasil ini sesuai dengan pernyataan Mansjoer (1985), yang menyatakan bahwa sebagian ayam Kampung memiliki pola warna bulu kolumbian (ee).

Persentase fenotipe untuk kerlip bulu pada ayam Arab adalah emas sebesar 62,61% dan perak 37,39%. Ayam Arab mempunyai dua jenis yaitu Brakel kriel silver (ayam Arab silver) dan Brakel kriel golden (ayam Arab golden). Sulandari et al. (2007) menyatakan bahwa strain asli ayam Arab yang dikembangkan di Indonesia adalah ayam Arab Silver. Jika kemudian muncul ayam Arab berwarna emas kemerahan (gold), hal itu adalah jenis atau strain lain dari ayam Arab. Kerlip bulu emas dan perak pada ayam Pelung berturut>turut sebesar 61,54% dan 38,46%. Ayam Kampung ditemukan corak bulu perak sebesar 54,46% dan emas sebesar 47,54%. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian Kusuma (2002) yang menyatakan bahwa persentase fenotipe kerlip bulu tertinggi pada ayam Kampung adalah kerlip bulu perak sebesar 69,81%.

25 Corak bulu lurik pada ayam Arab ditemukan lebih besar (77,39%) daripada corak polos (22,61). Sulandari et al. (2007) menyatakan bahwa warna bulu badan ayam Arab adalah total hitam putih atau lurik hitam putih. Persentase fenotipe corak bulu pada ayam Pelung didominasi oleh corak polos (94,23%), sedangkan sisanya adalah lurik (5,77%). Corak bulu polos sebesar 93,44% ditemukan pada ayam Kampung, sedangkan sisanya adalah lurik sebesar 6,56%. Hasil ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh Kusuma (2002) yang menyatakan bahwa persentase fenotip corak bulu polos pada ayam Kampung adalah sebesar 90,57%.

Warna

Persentase fenotipe warna shank pada ayam Arab, Pelung dan Kampung disajikan pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Persentase Fenotipe Warna Shank pada Ayam Arab, Pelung dan Kampung. Ekspres

i Lokus

Genotipe (Fenotipe)

Jenis Ayam

Arab Persentase Pelung Persentase Kampung Persentase (ekor) (%) (ekor) (%) (ekor) (%)

Warna Shank Id – id Id_ (Putih) 7 6,09 2 3,85 47 77,05 idid (Hitam) 108 93,91 50 96,15 14 22,95 Jumlah 115 100 52 100 61 100

Persentase warna shank hitam (idid) pada ayam Arab lebih besar dibandingkan dengan warna putih (Id_) yaitu masing>masing sebesar 93,91% dan 6,09%. Tingginya warna shank hitam disebabkan oleh adanya pigmen melanin pada epidermis (Jull, 1951). Hasil ini serupa dengan hasil pengamatan pada ayam Pelung yang memiliki persentase warna shank hitam sebesar 96,15%.

Persentase warna shank hitam ini sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Al>Muhibah (2006), yaitu sebesar 81,18%. Sedangkan pada ayam Kampung, persentase warna shank putih/kuning (Id_) lebih tinggi dibandingkan dengan warna hitam (idid) yaitu sebesar 77,05% dan 22,95%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mansjoer (1985), yang menyatakan bahwa sifat kulit putih dan kuning (Id) banyak ditemukan pada ayam Kampung. Warna putih pada shank, pada

26 beberapa ayam bangsa Inggris muncul karena tidak adanya pigmen melanin pada epidermis maupun dermis (Jull, 1951).

Bentuk Jengger

Persentase fenotipe bentuk jengger pada ayam Arab, Pelung dan Kampung disajikan pada Tabel 4. Perhitungan persentase fenotipe bentuk jengger pada ayam Arab, Pelung dan Kampung disajikan pada Tabel 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 62,61% jengger ayam Arab berbentuk tunggal sedangkan sisanya (37,39%) berbentuk kapri. Bentuk jengger pada ayam Pelung adalah 100% tunggal. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mansjoer (1985), Heryanto (2001) dan Al>Muhibah (2006) yang melaporkan bahwa jengger ayam Pelung 100% berbentuk tunggal. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu parameter kemurnian ayam Pelung dapat dilihat dari bentuk jenggernya. Bentuk jengger ayam Kampung adalah 96,72% tunggal dan 3,28% kapri.

Ayam Kampung yang diamati memiliki bentuk jengger tunggal sebanyak 96,72% dan kapri sebanyak 3,28%. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan pernyataan Mansjoer (1985) dan Nishida et al. (1980) yang menyatakan bahwa ayam Kampung memiliki bentuk jengger kapri yang lebih banyak dibandingkan dengan bentuk jengger tunggal.

Tabel 4. Persentase Fenotipe Bentuk Jengger pada Ayam Arab, Pelung dan Kampung.

Ekspresi Lokus Genotipe (Fenotipe)

Jenis Ayam

Arab Persentase Pelung Persentase Kampung Persentase (ekor) (%) (ekor) (%) (ekor) (%) Bentuk Jengger P – p P_ (Kapri) 43 37,39 0 0 2 3,28 pp (Tunggal) 72 62,61 52 100 59 96,72 Jumlah 115 100 52 100 61 100

Keaslian Ayam Arab, Pelung dan Kampung

Keaslian ayam Arab, Pelung dan Kampung dapat diketahui melalui perhitungan frekuensi (q), laju introgresi (nilai pengaruh) bangsa ayam ras luar negeri (Q), kandungan gen asli dan frekuensi gen asli (qN) terhadap ayam Arab, Pelung dan Kampung.

27

Frekuensi Gen Pengontrol Karakteristik Genetik Eksternal

Tabel 5 disajikan informasi frekuensi gen pengontrol untuk warna bulu, pola bulu, corak bulu, kerlip bulu, warna shank dan bentuk jengger.

Tabel 5. Frekuensi Gen Dominan dan Resesif Karakteristik Eksternal pada Ayam Arab, Pelung dan Kampung.

Ekspresi Lokus Genotipe

(Fenotipe) Gen

Jenis Ayam

Arab Pelung Kampung

Warna Bulu I I_ (Putih) qI 0,0000 0,0000 0,0679 i ii (berwarna) qi 1,0000 1,0000 0,9321 E E_ (Hitam) qE 0,0755 0,1340 0,2212 e+ e+_(liar) qe+ 0,5883 0,1589 0,1648 ee ee (Kolumbian) qe 0,3362 0,7071 0,6587 S S_ (perak) qS 0,2821 0,2511 0,3810 s ss (emas) qs 0,7179 0,7489 0,6190 B B_ (lurik) qB 0,6130 0,0370 0,0461 b bb (polos) qb 0,3870 0,9630 0,9539 Warna Shank Id Id_ (Putih) qId 0,0459 0,0248 0,7325 id idid (Hitam) qid 0,9541 0,9752 0,2675 Bentuk Jengger P P_ (Kapri) qP 0,2087 0,0000 0,0328 p pp (Tunggal) qp 0,7913 1,0000 0,9672 Berdasarkan frekuensi gen pengontrol karakteristik eksternal pada penelitian ini, secara umum frekuensi gen pengontrol tertinggi warna bulu yang dimiliki oleh ayam Arab adalah warna bulu berwarna (ii) sebesar 1,000, pola bulu liar (e+_) sebesar 0,5883, kerlip bulu emas (ss) sebesar 0,7179 dan corak bulu lurik (B_) sebesar 0,6130, pada ayam Pelung adalah berwarna (ii) sebesar 1,000, pola bulu kolumbian (ee) sebesar 0,7071, kerlip bulu emas (ss) sebesar 0,7489 dan corak bulu polos (bb) sebesar 0,9630, sedangkan pada ayam Kampung adalah berwarna (ii) sebesar 0,9321, pola bulu kolumbian (ee) sebesar 0,6587, kerlip bulu emas (ss) sebesar 0,6190 dan corak bulu polos (bb) sebesar 0,9539.

Frekuensi gen pengontrol tertinggi untuk warna shank pada ayam Arab adalah hitam (idid) sebesar 0,9541, ayam Pelung berwarna hitam (idid) sebesar

28 0,9752 dan ayam Kampung berwarna putih/kuning (Id_) sebesar 0,7325. Frekuensi gen pengontrol tertinggi bentuk jengger pada ayam Arab, Pelung dan Kampung adalah tunggal (pp) sebesar masing>masing 0,7913, 1,000 dan 0, 9672.

Laju Introgresi Ayam Ras Unggul Luar egeri

Performa karakteristik eksternal ayam>ayam di Asia Tenggara termasuk Indonesia, dipengaruhi oleh bangsa>bangsa ayam dari Eropa dan Amerika yaitu

Rhode Island Red, White Leghorn dan Barred Plymouth Rock.

Semakin tinggi nilai laju introgresi ayam ras unggul luar negeri terhadap ayam Arab, Pelung dan Kampung, maka tingkat keaslian ayam>ayam yang diamati tersebut semakin kecil. Kandungan gen asli yang tinggi menunjukkan tingkat keaslian yang tinggi pula.

Tabel 6 menunjukkan besarnya nilai pengaruh (introgresi) dari bangsa ayam Eropa dan Amerika terhadap ayam Arab, Pelung dan Kampung. Ayam Arab dan ayam Pelung memiliki tingkat keaslian yang tinggi yaitu masing>masing sebesar 94% dan 98%, sedangkan pada ayam Kampung, memiliki tingkat keaslian yang rendah yaitu sebesar 27%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh ayam ras unggul luar negeri terhadap ayam Arab dan Pelung sangat rendah, sedangkan pada ayam Kampung pengaruhnya tinggi. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh Nishida et al. (1982) menunjukkan bahwa tingkat keaslian ayam Kampung di Indonesia kurang lebih sebesar 50%.

Tabel 6. Perbandingan Nilai Introgresi (Q) Bangsa Ayam Asing Rhode Island Red

(SR), White Leghorn (WL) dan Barred Plymouth Rock (BR) terhadap Ayam Arab, Pelung dan Kampung.

Jenis Ayam Laju Introgresi QSR + QWL + QBR Kandungan Gen Asli 1> (QSR + QWL + QBR) QSR QWL QBR Arab >0,5671 0,0000 0,6130 0,0639 0,9361 (94%) Pelung >0,0122 0,0000 0,0370 0,0248 0,9752 (98%) Kampung 0,6864 0,0679 >0,0218 0,7325 0,2675 (27%) Hasil ini menunjukkan bahwa ayam Arab memiliki laju introgresi yang berasal dari ayam ras unggul luar negeri rendah (6,39%) dengan nilai pengaruh tertinggi (0,6130) berasal dari Barred Plymouth Rock. Hal ini hampir sama dengan

29 ayam Pelung yang memiliki laju introgresi sangat rendah (2,48%) dengan nilai tertinggi (0.0370) berasal dari Barred Plymouth Rock, sedangkan ayam Kampung memiliki laju introgresi yang relatif tinggi (73,25%) dengan nilai pengaruh tertinggi (0,6864) berasal dari Rhode Island Red. Hasil ini sama dengan pengamatan yang dilakukan oleh Nishida et al. (1982) yang menyatakan bahwa laju introgresi (nilai pengaruh) ayam ras unggul luar negeri yang mempengaruhi ayam lokal Indonesia (Kampung) tertinggi berasal dari Rhode Island Red.

Frekuensi Gen Asli

Nilai frekuensi gen asli yang tidak dipengaruhi oleh bangsa ayam dari Eropa dan Amerika pada karakteristik eksternal ayam Arab, Pelung dan Kampung disajikan pada Tabel 7. Gen>gen ayam Kampung yang dihitung keasliannya meliputi gen E (pola bulu hitam), e+ (pola bulu liar), e (pola bulu kolumbian), ZS (kerlip bulu perak), Zs (kerlip bulu emas), Zid (warna shank hitam/abu>abu), P (bentuk jengger kapri), dan p (bentuk jengger tunggal) (Nishida et al., 1980).

Frekuensi gen asli ayam Arab bernilai tinggi untuk s sebesar 1,2850, ayam Pelung pada id dan P dengan nilai yang sama yaitu sebesar 0,9752, sedangkan pada ayam Kampung tertinggi pada S sebesar 0,3349. Nishida et al. (1980), ayam Kampung asli Indonesia memiliki gen asli yaitu pola bulu tipe liar (e+), kerlip bulu emas (s), warna shank hitam (id) dan bentuk jengger kapri (P).

Tabel 7. Perbandingan Frekuensi Gen Asli yang tidak Dimasuki Bangsa Ayam Unggul Eropa dan Amerika Rhode Island Red (SR), White Leghorn (WL) dan Barred Plymouth Rock (BR) terhadap Ayam Arab, Pelung dan Kampung

Frekeunsi Gen Asli q (N)

Jenis Ayam

Arab Pelung Kampung

qE(N) = qE – qB >0,5375 0,0970 0,1751 qE+(N) = qE+ 0,5883 0,1589 0,1648 qe(N) = qe > QSR 0,9033 0,7193 >0,0277 qS(N) = qS > qB >0,3309 0,2141 0,3349 qs(N) = qs – QSR 1,2850 0,7611 0,0674 qid(N) =qid 0,9541 0,9752 0,2675 qP(N) = qP 0,2087 0,0000 0,0328 qp(N) = qp – qId 0,7454 0,9752 0,2347

30

Variabilitas Genetik

Variabilitas (keragaman) genetik ayam Arab, Pelung dan Kampung dapat diketahui dengan menghitung nilai heterosigositas harapan individu (h) dan rata>rata heterosigositas harapan per individu (H). Semakin tinggi nilai heterosigositas karakteristik genetik eksternal dalam suatu populasi maka semakin tinggi keragaman sifat tersebut dalam suatu populasi. Hasil perhitungan nilai heterosigositas antara ayam Arab, Pelung dan Kampung dapat dilihat di Tabel 8.

Ayam Arab dan Pelung memiliki warna bulu yang sudah seragam yang ditunjukkan dengan nilai heterosigositas harapan (h) sebesar 0,000 ± 0,000, begitu pula dengan bentuk jengger pada ayam Pelung sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa persentase keragaman untuk warna bulu pada ayam Arab dan Pelung serta bentuk jengger pada ayam Pelung adalah 0%. Ayam Arab, Pelung dan Kampung masih memiliki variasi yang beragam pada pola warna bulu yang ditinjukkan dengan nilai heterosigositas harapan (h) yang relatif masih tinggi yaitu masing>masing sebesar 0,5352, 0,4568 dan 0, 4900.

Tabel 8. Heterosigositas Harapan per Individu (h) dan Rata>Rata Heterosigositas per Individu (H) Ayam Arab, Pelung dan Kampung.

Sifat Yang Diamati Heterosigositas (h ± SE)

Arab Pelung Kampung

Warna Bulu 0,0000 ± 0,0000 0,0000 ± 0,0000 0,1266 ± 0,0394 Pola Bulu 0,5352 ± 0,0230 0,4568 ± 0,0502 0,4900 ± 0,0370 Kerlip Bulu 0,4050 ± 0,0260 0,4050 ± 0,0388 0,4717 ± 0,0217 Corak Bulu 0,4745 ± 0,0148 0,0713 ± 0,0343 0,0879 ± 0,0345 Warna Shank 0,0876 ± 0,0251 0,0484 ± 0,0290 0,3919 ± 0,0375 Bentuk Jengger 0,3303 ± 0,0313 0,0000 ± 0,0000 0,0634 ± 0,0301 [H ± SE (H)]* 0,3054 ± 0,0881 0,1636 ± 0,0855 0,2719 ± 0,0817 Keterangan: *Rataan Heterosigositas dan Rataan Simpangan Baku Heterosigositas

Nilai rataan heterosigositas harapan diperoleh dari pembagian antara jumlah total heterosigositas harapan dalam populasi dibagi dengan jumlah lokus yang diamati. Berdasarkan nilai rata>rata heterosigositas terhadap ayam Arab, Pelung dan Kampung yang diamati, menunjukkan bahwa ayam Pelung relatif lebih seragam dengan persentase keragaman sebesar 16%, sedangkan pada ayam Arab dan Kampung lebih relatif lebih beragam dengan persentase keragaman sebesar 30% dan

31 27%. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Widiastuti (2005), yang menyatakan bahwa nilai heterosigositas ayam Kampung berkisar antara 26>45%. Keragaman yang relatif masih tinggi pada kelompok ternak ayam Arab dan Kampung memberikan peluang yang tinggi untuk dilakukan seleksi.

KESIMPULA DA SARA

Dokumen terkait