• Tidak ada hasil yang ditemukan

yang di akses client 68 Lampiran 22 Tampilan Chart yang di akses client

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan alat kontrol dan pengujian sensor sesuai dengan rancangan dan metode yang telah direncanakan. Selanjutnya, hasil – hasil percobaan akan dibahas menurut bagin – bagian dari system control.

Sensor Temperatur

Device yang di pakai untuk sensing temperatur adalah DS18B20. Device ini sudah terintegrasi dengan sensor temperatur semikonduktor didalamnya, dan terdapat dalam 2-byte memori scratchpad yang menyimpan data temperatur yang sudah setara degan derajat celcius. Sehingga pengujiannya tidak dapat secara langsung karena keluaranya sudah dalam bentuk digital dengan format seperti pada Gambar 17.

Gambar 17. Format data keluaran DS18B20

Oleh karena itu, untuk pengujian kami menggunakan mikrokontroller TINI sebagai data collector, dan hasilnya akan dibandingkan dengan pembacan temperatur dari Extech DigitalThermometer.

Untuk mengakses DS18B20 dari TINI kita membutuhkan software atau firmwork yang kita buat dengan bahasa pemograman java dan dijalankan diTINI. Firmwork terdiri dari classclass yang saling mendukung, yang digunakan disini adalah TWS (Tini Web Sever) versi 5.01. Firmwork ini dapat kita edit sesuai kebutuhan. Dua class yang penting untuk mengakses DS18B20, yaitu class

TempDevice dan WeatherStation.

public class WeatherStation {

….

private DSPortAdapter adapter1; … adapter1 = OneWireAccessProvider.getAdapter(Pr efs.getAdapterType(), Prefs.getAdapterComPort()); … System.out.println("Found Adapter1: " + adapter1.getAdapterName()); … adapter1.beginExclusive(true); … }

Pada class ini kita ingin megakses adapter 1-wire karena kita memakai sensor yang mendukung 1-wire. Fungsi dari adapter adalah sebagai:

 Inisialisasi komunikasi jaringan

 Bertugas sebagai penerjemah dari host port dan 1-wire network yang dikontrol

 Mengirim pulsa pemograman

 Mengatur pencarian alamat device public class TempDevice extends OWDevice {

private OneWireContainer28 device = null; … device = new OneWireContainer28(adapter, getSerialNum()); … …

byte[] state = device.readDevice(); device.setTemperaturResolution(devi ce.RESOLUTION_12_BIT, state); device.writeDevice(state); … …

byte[] state = device.readDevice(); device.doTemperaturConvert(state); state = device.readDevice(); result=(float)device.getTemperatur( state); // convert to degs F if (Prefs.isTempDegsF()) result = result*9.0f/5.0f+32f; … … }

Setelah kita dapatkan adapter, kemudian hasil tesebut kita ambil ke class

TempDevice. Class ini bertugas untuk mengakses secara langsung device 1-wire

melalui container. Container adalah akses high-level yang tersedia oleh keluarga device dalam hal ini adalah DS18B20. Dalam container terdapat method yang salah satunya adalah untuk mendapatkan temperatur dari device yaitu methodgetTemperatur. Salah satu keunggulan lain dari DS18B80 device adalah kita dapat menentukan resolusi dari keluaran sensor dengan software tampa tambahan hardware. Resolusi yang mungkin adalah 9 bit (0.5oC), 10 bit (0.25oC), 11 bit (0.125 oC) dan 12 bit (0.0625 oC). Resolusi dapat kita bentuk melalui container dengan syntax setTemperaturResolution. Pengaturan resolusi tadi secara langsung akan mempengaruhi waktu konfersi temperatur dari sensor, terlihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Waktu konfersi DS18B20 ke temperatur

Pada percobaan pendahuluan didapatkan data temperatur dari DS18B20 dengan alat Extech Digital Thermometer. Ditunjukan pada Gambar 19.

Gambar 19. Grafik hubungan waktu dengan DS18b20 dan EXTECH thermometer

Dari Gambar 19 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil pembaacan temperatur oleh DS18B20 dan EXTECH. Pembacaannya memiliki perbedaan sekitar 1oC, oleh karena itu perlu adanya kalibrasi pada divice DS18B20, yaitu dengan mengurangkan hasil pembacaan DS18B20 dengan 1. Dari data yang sama didapatkan bahwa pengukuran dengan DS18B20 didapat tingkat presisi sebesar 86.5 %. Data terlampir pada lampiran 1.

Setelah melakukan kalibrasi, dilakukan ulang pengukuran temperatur setiap sensor yang digunakan dengan pembanding EXTECH thermometer ditunjukan pada Gambar 20 :

Gambar 20. Grafik hubungan sensor 1 dan EXTECH thermometer terhadap waktu

Gambar 21. Grafik hubungan sensor 2 dan EXTECH thermometer terhadap waktu

Gambar 24. Hubugan temperatur oleh pemanas dengan waktu

Gambar 22. Grafik hubungan sensor 3 dan EXTECH thermometer terhadap waktu

Gambar 23. Grafik hubungan sensor 4 dan EXTECH thermometer terhadap waktu Pada Gambar 20, merupakan hasil yang didapat oleh DS18B20 ke 1 atau kita sebut sensor 1 yang mempuyai alamat hexadecimal 9D000001986C7C28 dengan akurasi sebesar 94.6%. Data Gambar 20 terlampir pada lampiran 2. Gambar 21 didapat oleh DS18B20 ke 2 atau sensor 2 dengan alamat hexadeecimal F400000109860728 dengan akurasi mencapai 95 %. Data Gambar 21 terlampir pada lampiran 3. Gambar 22 didapat dari DS18B20 ke 3 atau sensor 3 mempunyai alamat hexadecimal 500000010A003E28 yang mempunyai akurasi sebesar 97%. Data Gambar 22 terlampir pada lampiran 4. Gambar 23 diperoleh dari DS18b20 ke 4 atau sensor 4 yang mempunyai alamat hexadecimal 65000001096B3A28 dengan akurasi mencapai 94,4%. Data Gambar 23 terlampir pada lampiran 5. Masing masing

sensor mempunyai respon waktu rata – rata sekitar 4 s, respon waktu adalah waktu yang dibutuhkan untuk sensor merubah output dari perubahan input. Maka dapat disimpulkan semua DS18B20 mempuyai akurasi yang baik untuk kita gunakan pada penelitian ini.

Dari grafik Gambar 20 sampai Gamber 23 dapat dilihat bahwa terdapat kemiripan yaitu pada daerah temperatur ruangan hasil penbacaan tiap – tiap sensor mendekati temperatur referensi,tapi ketika temperatur dinaikan pembacaan temperatur mulai kurang baik karena luas permukan DS18B20 lebih luas dibandingkan dengan luas permukaan sensor EXTECH maka EXTECH Thermometer akan lebih cepat panas di bandingkan DS18B20. Untuk lebih menyesuaikan nilai pembacaan sensor dengan nilai referensi, pemanas pada ruangan harus lebih disempurnakan agar panas yang dihasilkan merata.

Sistem Pemanas

Pemanas yang digunakan sangat sederhana yaitu Hair dryer, namun dapat menghasilkan udara panas yang cukup dan dapat mendorong panas tersebut menyebar ke seluruh ruangan. Pada percobaan hair dryer yang dipakai adalah dua buah. Dengan daya sekitar 400W perbuah pemanas ini mampu memanaskan ruangan maksimal sekitar 490C. seperti terlihat pada Gambar 24. Data Gambar 24 terlampir pada lampiran 6.

Dari kurva Gambar 24 didapatkan hubungan antara temperatur dari pemanas dengan waktu dapat dibagi menjadi dua wilayah kurva. Hal ini dikarenakan kenaikan temperatur yang tidak linier. yaitu wilayah 1

Gambar 25. Hubugan temperatur oleh pemanas dengan waktu pada daerah 1

Gambar 26. Hubugan temperatur oleh pemanas dengan waktu pada daerah 2

Gambar 27. Hubugan temperatur oleh pendingin dengan waktu

dari awal pengambilan sampai 300 s, wilayah 2 dari 320 s sampai 2060 s, ditunjukan pada Gambar 25 dan Gambar 26.

DariGambar25 didapat persamaan garis: y = 0.049x + 26.41

dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa untuk menaikkan temperatur 10 dari range temperatur 270 sampai kira – kira 40 diperlukan waktu sekitar 20.4 detik.

DariGambar 26 didapatkan persamaan garis y = 0.003x + 42.36

dari persamaan tersebut dapat dihitung bahwa untuk menaikan 1o dari range temperatur 40 sampai dengan 48 diperlukan waktu 333 detik.

Dari kedua range temperatur tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang sangat besar dalam hal waktu penaikan temperatur,

oleh karena itu pemanas menggunakan hair dryer agak kurang efektif. Untuk kontrol diperlukan pemanas yang waktu kenaikan untuk setiap derajat harus linier atau mendekati sama.

Sistem pendingin

Pendingin yang digunakan harus sesederhana mungkin. Akan tetapi mampu untuk mendinginkan udara dalam greenhouse. Pendingin yang biasanya dipakai dalam sebuah ruangan adalah AC. Oleh karena itu, sistem pendingin yang dipakai pada penelitian ini meniru sisitemnya. Kompresor diubah oleh es balok dan kondensornya menggunakan kipas.

Setelah melakukan pengujian didapatkan, seperti terlihat pada grafik pada Gambar 27. Data Gambar 27 terlampir pada lampiran 7.

DariGambar 27 diperoleh persamaan: y = -0.004x + 26.16

dari persamaan tersebut diketahui bahwa waktu yang diperlukan pendingin untuk menurunkan 1o yaitu sekitar 250 detik. Pendingin yang dibuat kurang efektif karena waktu yang diperlukan untuk menurunkan temperatur lama dan pendingin ini hanya mendinginkan sampai 24o. karena es yang seharusnya berubah dari fase padat ke fase gas sedikit dan kurang maksimal dan panas yang diturunkan kecil.

Program Kontrol Temperatur

Secara umum program kontrol pada greenhouse terlihat pada Gambar 28.

Mulai Inisialisasi Dapatkan temperatur E = SP - PV E > 0 E = 0 E < 0 pendingin pemanas diam Dapatkan temperatur Selesai

Gambar 28. Diagram alir program control

Langkah pertama adalah inisialisasi konfigurasi program, yang terletak pada file

prefs.ini contoh file dapat diihat dilampiran. Pada file tersebut terdapat beberapa kofigurasi yang harus diisi seperti tempat halaman utama web, tempat menyimpan data dan yang terpenting adalah daftar alamat sensor yag kita pakai dan memasukan jangkauan set point, seperti contoh dibawah ini.

Prefs_Version = 5.0

… …

# 1-Wire Sensors - device serial number + hub channel & port Temp_Sensor_1 = 9D000001986C7C28,0,0 Temp_Sensor_2 = F400000109860728,0,0 Temp_Sensor_3 = 500000010A003E28,0,0 Temp_Sensor_4 = 65000001096B3A28,0,0 Temperatur_Hi_Red = 25 Temperatur_Lo_Green = 20 Web_Server_Root_Directory = /web/ Web_Server_Default_Page = weather.xml Web_Server_Port = 80

Setelah inisialisasi konfigurasi, kemudian melakukan inisialisasi program. Hal tersebut dilakukan oleh main class TWS.java dan memanggil class – class yang terhubung dengannya termasuk class TempDevice

namun ada sedikit perubahan pada class WeatherStation karena memakai 4 sensor yaitu penambahan :

public class WeatherStation { … protected TempDevice ts1; protected TempDevice ts2; protected TempDevice ts3; protected TempDevice ts4; …

ts1 = new TempDevice(adapter1, hub, "Temp_Sensor_1"); ts2 = new TempDevice(adapter1, hub, "Temp_Sensor_2"); ts3 = new TempDevice(adapter1, hub, "Temp_Sensor_3"); ts4 = new TempDevice(adapter1, hub, "Temp_Sensor_4"); … …

public void getWeather() { … ts1.read(); ts2.read(); ts3.read(); ts4.read(); … } }

Setelah melakukan pemanggilan classclass yang bersangkutan main class akan berjalan dan mendapatkan temperatur melalui method getWeather()pada class WeatherStation dan akan memanggil kembali setelah 10 detik. Pada main program terlihat seperti: public class TWS { private WeatherStation ws; … if ((second % 10) == 0){ … ws.getWeather(); … float temperaturt = (ws.ts1.getCurrentMeasurement()+ws. ts2.getCurrentMeasurement() +ws.ts3.getCurrentMeasurement()+ws. ts4.getCurrentMeasurement())/4; if (temperaturt > pr.getBetaBriteHiTemp()){ pemanas.set(); pendingin.clear(); kipas.clear (); }else if (temperaturt < pr.getBetaBriteLoTemp()){ pemanas.clerar(); pendingin.set(); kipas.set(); } else { pemanas.set(); pendingin.set(); kipas.set(); } } }

Setelah mendapat temperatur rata – rata dari empat sensor, main class akan melakukan perbandingan dengan set point yang didapat dari prefs.ini dan mendapatkan error. Nilai error inilah yang akan digunakan untuk melakukan tindakan selanjutnya jika error memiliki nilai positif atau lebih besar dari nol artinya temperatur greenhouse terlalu dingin dari set point maka pemanas akan menyala. Jika error bernilai negative atau lebih kecil dai nol yang berarti temperatur greenhouse terlalu panas dari setpoin maka pendingin akan berjlan. Jika idak diantara keduanya maka pemanas dan pendingin matikan. Seperti terlihat pada syntax di atas.

Main program akan mengecek kembali temperatur dan sisitem kontrol setelah 10 detik

terus menerus sampai program dimatikan. Hasil data akan disimpan dalam TINI dalam bentuk file berakhiran log, hal ini di atur oleh

class DataLogger dan Logger.

pengaturan penyimpanan log file berada pada file prefs.ini.

Untuk memonitoring greenhouse yang kita buat, terdapat fasilitas userinterface. Sehingga lebih menarik dan memudahkan ketika memonitoring. Prinsipnya yaitu client-server, TINI kita jadikan server sedangkan komputer yang mengakses kita jadikan client. Pada sisi client, user interface dapat di akses melalui jaringan dengan menggunakan web browser seperti internet exploler dan Mozilla firefox, karena userinterfacenya di buat dengan bahasa XHTML, yaitu HTML yang berisi data XML dengan XLS. Syntaxnya yaitu :

html> <head> <script> function loadXMLDoc(fname) { var xmlDoc; … function displayResult() { xml=loadXMLDoc("weather.xml"); xsl=loadXMLDoc("weather_image.xsl") ; … … </script> </head> <body id="example" onLoad="displayResult()"> </body> </html>

Jadi sytax utama di atas mengubah file XML dan file XLS dari yang di generate server menjadi file HTML. Ketika dipangil index.html dari web browser maka akan tampil seperti Gambar 29.

Dari sisi server harus ada perintah atau program yang melayani permintaan client, permintaan client adalah melalui jalur HTTP atau port 80. Layanan ini di penuhi oleh

class HTTPServer dan class WebWorker. Untuk mengubah data menjadi bentuk XML sehingga dapat dirubah menjadi betuk HTML di kerjaan oleh class WebPage.

Gambar 29. Tampilan user dalam bentuk XHTML

Gambar 30. Tampilan user untuk chart dalam bentuk HTML

Fasilitas lain dari program ini adalah dapat melihat data yang kita peroleh secara grafik atau chart langsung pada tini melalui jaringan. Failitas ini dikerjakan oleh class charter. Potogan syntaxnya seperti di bawah

public class Charter {

private static final int NUM_FILES = 4;

private static final String[] FILENAME = {"temp.log", "temp2.log", "temp3.log", "temp4.log"}; … … if (ws.ts1.isAvailable()) { file = new FileOutputStream(Prefs.getWebPagePa th() + FILENAME[0], true); file.write((time + DELIM).getBytes()); // time file.write((ws.ts1.getCurrentMeasur ementStr() + NEWLINE ).getBytes()); … … }

Prinsip kerjanya yaitu data tiap sensor di buat file log dan kemudian data tersebut di ambil dan di generate oleh applet pada sisi server dan di akses pada sisi client melalui web browser. Potongan sytax pada sisi client dengan program HTML: <html> <head> <title>TiniWeatherServer Weather Charts</title> </head>

<body> <center> <h2>Weather Data Plots</h2>

The Charts load slowly - Please be patient. <br>

Hover mouse over data point for details. Click the 'Expand' link to view a larger chart.

<table border="5" align="center" bgcolor="#ffffff" cellspacing="10" cellpadding="0" width="900"> <tr align="center" height="350"> <!-- start of Temperatur 1--> <td> <applet code=com.ve.kavachart.applet.dateLi neApp archive=dateLineApp.jar width=400 height=300> <param name=inputDateFormat value="HH:mm"> <param name=customDatasetHandler value="temp.log"> <param name=dataSet0Name value="Temp"> <param name=dataSet0Color value="red"> <param name=dataSet0LineWidth value="1"> … … </body> </html>

Setelah di akses oleh client akan terlihat seperti Gambar 30.

Gambar 31. Wilayah logika dan penempatan sensor pada greenhouse

Gambar 32. Hubungan temperatur rata – rata dan EXTECH terhadap waktu pada daerah I

Gambar 33. Hubungan temperatur rata – rata dan EXTECH terhadap waktu pada daerah VII Untuk menghindari memori over flow,

data pada log akan otomatis dihapus setiap 6 jam. Oleh karena itu program ini dapat berjalan 24 jam penuh tampa berhenti.

Kestabilan Sistem Kontrol Greenhouse Sistem yang kita buat bertujuan untuk mengatur perubahan temperatur terhadap waktu sehingga mencapai set point yang diinginkan. Hal yang perlu di pertimbangkan adalah metode dalam menentukan temperatur dalam ruangan, karena temperatur dihasilkan dari tumbukan atom maka agak sukar untuk memprediksi tiap titik. Metode untuk menentukan temperatur dalam greenhouse dalam penelitian ini memakai rata –rata sensor. Oleh karena itu, dalam penelitian ini di gunakan 4 sensor yang di tempatkan seperti pada Gambar 31.

Pertama greenhouse dibagi menjadi beberapa wilayah logika sehingga kita mendapatkan titik – titik pertemuan antar wilayah, disitulah sensor diletakan. Pengujian dilakukan pada tiga wilayah yang mewakili, dengan batas ubah atas dan bawah 1oC dengan set poin 29oC. Hasil pengujian beberapa wilayah dapat dilihat pada grafik di bawah

Pada Gambar 32, merupakan grafik yang di dapat pada daerah I. EXTECHthermometer di letakan di tengah wilayah I, dan dilakukan pada set point 290. Dari perhitugan data yang terlampir didapatkan akurasi dari rata – rata DS18B20 dengan temperatur referensi EXTECH adalah sekitar 96%. Data Gambar 32 terlampir pada lampiran 8. Dengan perlakuan yang sama, tetapi pada daerah VII didapatkan grafik pada Gambar 33. Data Gambar 33 terlampir pada lampiran 9. Pada daerah ini, akurasinya sekitar 95.7%.

Hal yang sama juga kita terapkan pada daerah IX, sehingga mendapatkan grafik pada Gambar 34. Data Gambar 34 terlampir pada lampiran 10. Pada daerah ini, akurasinya sekitar 94%. Dari tiga daerah tersebut masing masing memiliki akurasi yang baik. Dari data akurasi pada tiga daerah tersebut diharapkan dapat mewakili daerah yang lain, sehingga metode penentuan temperatur degan rata – rata dapat dipakai pada penelitian ini. Namun jika menginginkan akurasi lebih tinggi lagi, diperlukan metode numerik untuk penentuan temperaturnya secara lebih detail misal tempat panasnya. S4 S3 S2 S1 29.8 cm I II III IV V VI VII VIII IX P P S = sensor, P = pemanas

Gambar 34. Hubungan temperatur rata – rata dan EXTECH terhadap waktu pada daerah IX

Gambar 35. Hubungan temperatur yang di control dengan waktu dengan batas ubah atas dan bawah 00C

Gambar 37. Hubungan temperatur yang di control dengan waktu dengan batas ubah atas dan bawah 1oC

Setelah mengetahui bahwa dengan metode rata – rata baik untuk penentuan temperatur greenhouse pada penelitian ini, maka kontrol greenhouse diuji, dengan hasil di seperti di bawah ini.

Pada kurva Gambar 35 yaitu hubungan temperatur yang dikontrol terhadap waktu. Dapat dilihat bahwa pencapaian set point yang di set 30oC berlagsung cepat karena tipikal pemanas yang pada daerah temperatur tersebut dapat naik dengan cepat. Dari data grafik pada lampiran 11, di dapatkan rata – rata offset atau osilasi terhadap set point sekitar 0.56oC dan frequensinya sekitar 0.01 Hz. Dengan batas ubah atas (+E) sebesar 0oC dan batas ubah bawah (-E) sebesar 0C.

Dengan harga osilasi yang baik sekitar 2% dari set point di dapat 0.6oC maka pengkontrolan pada set point ini baik. Namun jika batas ubah atas dan bawahnya 00 kemungkinan untuk alat pendingin dan pemanas cepat rusak. Untuk mengatasi hal tersebut nilai batas ubah atas dan bawah kita naikan menjadi 0,5oC. Hasilnya pada dapat dilihat pada grafik Gambar 36. Data dari grafik ini terdapat pada lampiran 12, di dapatkan offset atau osilasi dari set point 28.5 sekitar 0.45oC dan frequensinya sebesar 0.007 Hz, dengan harga toleransi osilasi 2% dari set point yaitu 0.570C. jika alat pendingin dan pemanas ruangan greenhouse sudah terlalu tua atau di pakai dalam jangka waktu lama, sebagai alternative kita naikan baas ubah atas dan batas ubah bawah menjadi 10C. Diperoleh hasil seperti terlihat pada grafik Gambar 37. Data dari grafik ini terdapat pada lampiran 13, diperoleh offset atau osilasi terhadap set point 29oC yaitu sekitar 0.59oC dan frekuensinya

Gambar 36. Hubungan temperatur yang di control dengan waktu dengan batas ubah atas dan bawah 0.50C

sekitar 0.007 Hz, dengan harga toleransi sebesar 2% dar harga set point yaitu 0.58oC. Dari semua harga batas ubah atas dan batas ubah bawah, yang terbaik dari data di atas adalah 0.50C. Sedangkan jika dilihat dari frequensi osilasi sebaiknya semakin kecil, oleh karena itu metode pengontrolan harus di perbaiki guna memperoleh frequensi osilasi yang lebih kecil.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Device DS18B20 dapat digunakan untuk mengukur temperatur dengan akurasi diatas 86.5 %.

2. Pemanas yang di gunakan mampu untuk memanskan ruangan sampai 40oC. Sedangkan pendinginnya dapat mendinginkan ruangan sampai 240C. 3. User interface dapat diakses melalui

wireless dengan prinsip client-server dengan jalur HTTP atau port 80.

4. Penentuan temperatur ruangan dengan metode rata – rata dengan akurasi minimum 90%. Sisitem kontrol yang di gunakan adalah on-off dengan deadband yang baik adalah sekitar 0.50C

Saran

Untuk penentuan temperatur ruangan diperlukan metode yang lebih baik contohnya dengan metode numerik, hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan memori pada tini.

Untuk pendingin, diperlukan metode yang lebih efektif dan dapat mendinginkan dengan cepat. Untuk pemanas, diperlukan pemanas dengan panas yang diberikan berbanding waktu harus linier.

Perlu ditambahkan tampilan LCD pada TINI sehingga orang yang dekat tdak perlu menyalakan Komputer untuk melihat temperatur ruangan.

Diperlukan metode pengontorlan yang lebih baik misalnya pengontrolan PID agar ferequensi osilasi menjadi lebih kecil.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Tiwari, G.N dan Goyal, R.K. 1998. Greenhouse Technology. Narosa. India. [2] Tipler, Paul A. Fisika Untuk Sains Dan

Teknik Jilid 1. Erlangga. Indonesia.

[3] Mahalik, Nitaigour Premchand. 2004. Mechatronics : Principles, Concepts and Applications. Tata McGraw-Hill Pub. Company Limited.

[4] Sutadi, Dwi. 2004. I/O Bus dan Motherboard. Andi Offset. Yogyakarta. [5] Mismail, Budiono. 1998. Dasar-dasar

Rangkaian Logika Digital. Penerbit ITB. Bandung.

[6] Loomis, Don. 2001. The TINI™ Specification and Developer’s Guide. Addison-Wesley. Boston.

[7] Anonim. DS18S20 High-Precision 1-Wire Digital Thermometer. www.maxim- ic.com. 10 Januari 2007.

[8] Fraden, Jacob. 2004. Handbook of Modern Sensors. Springer-Verlag.Inc. New York.

[9] Arsenal, Bobi. 2007. Monitoring Temperatur Melalui Jaringan Menggunakan DSTINI400. Tugas Akhir 1 D3 Departemen Fisika FMIPA IPB (Pembimbing Mahfudin Zuhri), Bogor. [10] Ismed, Doni. 2007. Aplikasi Sensor

Temperatur DS18S20 Menggunakan AVR ATMEGA8535 Berbasis Bahasa Pemograman Delphi. Tugas Akhir 1 D3 Departemen Fisika FMIPA IPB (Pembimbing Mahfudin Zuhri), Bogor. [11] Bray T, Paoli J, . Sperberg-McQueen C.

M, Maler E, Yergeau F. 2006. Extensible Markup Language (XML) 1.0 (Fourth Edition). Wiley. Canada

[12] http://www.w3.org/TR/REC-xml/ . 25 November 2008

[13] Asyari, S. 2008. Client - Server Model.http://sanyasyari.com/2006/09/26/c lient-server-model/. tgl: 25 November 2008

[14] Bitson T. 2006. Weather Toy: Build and Hacking Your Own 1-Wire Weather Station. Wiley. Canada.

[15] Axelson J. 2003. Embedded Ethernet and Internet Complete. Lakeview Research LLC. Madison.

[16] Hall M. 2007. Ajax: The Basic.

Lampiran 1. Data DS18b20 dengan EXTECH

Dokumen terkait