• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dimensi Elemen Struktur Kolom

Stuktur kolom yang akan diteliti terdiri dari kolom K1, K3, K4, dan K7 yang merupakan kolom penyangga jembatan penghubung antar gedung pada RSBA Jakarta Timur. Dimensi kolom yang digunakan untuk struktur ini adalah sebagai berikut.

Tabel 4 Dimensi kolom yang diteliti pada tiap lantai No Lantai

Dimensi Kolom (panjang x lebar) mm

K1 K3 K4 K7 1 Basement 2 800x800 600x600 - - 2 Basement 1 800x800 600x600 - - 3 Lantai 1 800x800 600x600 700x700 - 4 Lantai Mezzanine 800x800 600x600 700x700 - 5 Lantai 2 725x725 600x600 700x700 500 x 500 6 Lantai 3 725x725 600x600 700x700 500 x 500 7 Lantai 4 725x725 600x600 700x700 500 x 500 8 Lantai 5 650x650 600x600 600x700 500 x 500 9 Lantai 6 650x650 600x600 600x700 500 x 500 10 Lantai 7 650x650 600x600 600x700 500 x 500 11 Lantai 8 600x600 600x600 600x700 500 x 500

Kolom K1 memiliki dimensi yang sama dari lantai basement dua hingga lantai Mezzanine, lantai dua hingga lantai empat, lantai lima hingga lantai tujuh, dan pada lantai delapan mengalami perubahan. Kolom K3 memiliki dimensi yang tetap dari lantai basement dua hingga lantai delapan. Kolom K4 muncul pada lantai satu dengan dimensi yang sama hingga lantai empat, kemudia berubah pada lantai lima hingga lantai delapan. Kolom K7 mulai muncul pada lantai dua dengan dimensi tetap hingga lantai delapan.

Balok

Pada lantai basement 2 tidak terdapat balok, karena hanya terdapat pelat lantai dengan ketebalan 600 mm. Balok B1, B2, dan B3 muncul dari lantai dua hingga lantai delapan. Balok-balok ini merupakan komponen struktur yang terdapat pada jembatan penghubung antar gedung. Sedangkan pada lantai Mezzanine, hanya terdapat balok B4 dan B6. Dimensi balok yang digunakan pada struktur ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5 Dimensi balok yang diteteliti pada tiap lantai Lantai Dimensi Balok (mm x mm) B1 B2 B3 B4 B5 B6 Basement 2 - - - - Basement 1 - - - 500x500 250x500 500x500 Lantai 1 - - - 500x500 250x500 500x500 Lantai Mezza - - - 400x600 - 400x500 Lantai 2-8 300x500 400x900 500x900 500x500 250x500 400x500 Lantai 9 (Atap) 301x500 400x900 500x900 400x500 250x500 400x500 Pelat

Tebal pelat pada lantai basement 1 sebesar 150 mm dan 120 mm untuk pelat lantai Mezzanine hingga lantai 9 (atap).

Pondasi Bored Pile dan Pile Cap Dimensi bored pile yang digunakan adalah:

- Bored Pile 1 (BP1) Diameter : 1000 mm Panjang : 24600 mm - Bored Pile 2 (BP2) Diameter : 800 mm Panjang : 24600 mm Dimensi pile cap yang digunakan: - Pile Cap 2 (PC2)

Panjang : 4100 mm

Lebar : 1800 mm

Tebal : 1750 mm

- Pile Cap 2a (PC2a)

Panjang : 3600 mm Lebar : 1600 mm Tebal : 1750 mm - Pile Cap 2b (PC2b) Panjang : 3600 mm Lebar : 1200 mm Tebal : 1750 mm - Pile Cap 3 (PC3) Panjang : 4600 mm Lebar1 : 1666 mm Lebar2 : 1532 mm Lebar3 : 1200 mm Tebal : 1750 mm

Spesifikasi Bahan Mutu Beton

- Tiang Bor = K-300 (f‟c = 24,90 Mpa)

- Tie Beam, Pile Cap = K-3η0 (f‟c = 29,00 Mpa)

- Plat dan Balok Lt. Basement s/d Lt. Atap = K-3η0 (f‟c = 29,00

Mpa)

- Dinding Basement = K-3η0 (f‟c = 29,00

Mpa)

Mutu Baja Tulangan

- Baja Tulangan Polos U-24 (fy = 240 Mpa) = Ø8, Ø10, Ø12 - Baja Tulangan Deform U-40 (fy = 400 Mpa) = D10, D13, D16,

D19, D22, D25, D28, D32

Mutu Baja Profil - SS41 atau BJ37 (fy = 240 Mpa)

Modulus Elastisitas Beton Tabel 6 Modulus elastisitas material beton yang digunakan

Mutu Beton (Mpa) Modulus Elastisitas (Mpa) f’c = 24,9 24950 f’c = 29,0 26925 Pembebanan Beban Mati - Beton bertulang : 2400 kg/m3 - Baja : 7850 kg/m3

- Tembok Hable/selcon : 180 kg/m2 - Plafond, ducting AC, lampu/penerangan : 25 kg/m2 Beban Hidup

- Parkir lantai dasar : 800 kg/ m2

- Koridor : 300 kg/ m2

Pemodelan Struktur

Tahap pemodelan ini terdiri dari dua bagian yaitu pemodelan dengan menggunakan Tekla Structures dan pemodelan pada SAP2000.

Pemodelan 3D menggunakan Tekla Structures

Langkah-langkah pemodelan dalam Tekla Structures akan dijelaskan secara lengkap. Langkah pertama yang dilakukan ialah membuka software Tekla Structure 17. Pada jendela Tekla Structures – Login terdiri dari tiga bagian yang harus di tentukan, yaitu Environment, Role, dan License. Pilih “UK” untuk

Environment, pilih “Engineer” untuk Role, dan pilih “Educational” pada License,

kemudian pilih “OK”. Setelah login, dari menu File pilih New (Ctrl + N) untuk membuka lembar kerja baru, tentukan lokasi dan nama penyimpanan file.

Gambar 4 Tampilan login Tekla Structures

Grid

Langkah selanjutnya adalah menetapkan “grid” yang akan digunakan untuk

mempermudah proses pemodelan. Caranya ialah, dari menu Modeling, pilih

Create Grid”, akan muncul tampilan seperti gambar berikut. Tentukan “Coordinat” dan “Label” sesuai dengan gambar shop drawing yang didapat. Coordinat X dan Y untuk arah X dan Y, dan coordinat Z menunjukkan elevasi

dari setiap lantai bangunan. Kemudian pilih “Create”.

Pembuatan grid juga dapat dilakukan dengan meng-import langsung dari software lain yang didukung dengan format IFC, DWG, CIS/2, DSTV, SNDF, DGN, dan DXF. Jenis grid juga bervariasi, sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan. Berikut adalah tampilan grid yang digunakan dalam penelitian ini.

Gambar 5 Tampilan grid untuk acuan pemodelan pada Tekla Structures

Bored Pile

Setelah grid sudah ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah mulai melakukan pemodelan pondasi. Pondasi yang digunakan ialah pondasi bored pile, komponennya terdiri dari pile cap dan piles. Pada Tekla Structures, sudah terdapat template pondasi mini pile yang dapat digunakan, hanya merubah dimensi dari pondasi yang dibutuhkan. Dari menu Detailing, pilih Component Catalog (Ctrl +

F), kemudian pilih “Concrete foundation(1030)”.

Gambar 6 Pengaturan untuk membuat model pondasi dengan mini pile Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa diameter pile 1000 mm berjumlah dua buah, kedalaman 24600 mm, pile cap/massive berbentuk persegi panjang ukuran 3600 x 1600 mm dan tinggi 1150 mm. Setelah data sudah di input, lakukan hal yang sama untuk pile cap dan piles yang berbeda bentuk dan

jumlahnya. Tentukan namanya sebagai BP1, pilih “Save As”, lalu pilih “Save”, pilih “OK”. Langkah selanjutnya letakkan mini pile pada setiap titik berdasarkan denah bored pile dengan menggunakan mouse. Untuk memodelkan tulangan pondasi, dari menu Detailing pilih Reinforcement Foundation. Atur ukuran dan jumlah tulangan yang dipakai. Untuk pondasi jenis lain juga dapat dimodelkan,

pilihan jenis pondasi terdapat pada menu Modeling. Berikut ini adalah contoh mini pile yang berhasil dimodelkan.

Gambar 7 Pondasi bored pile yang sudah berhasil dimodelkan Kolom

Tahap pemodelan berikutnya ialah memodelkan elemen struktur kolom. Langkah pertama yaitu mendefinisikan dimensi dan posisi kolom dari menu

Modeling”, pilih “Create Concrete Part”, kemudian pilih “Column”. Untuk

setiap dimensi dan posisi kolom yang berbeda, lakukan hal yang sama. Kemudian

pilih “Apply”, lalu pilih “OK”. Letakkan setiap komponen kolom berdasarkan

denah kolom pada setiap lantai menggunakan mouse. Untuk memodelkan tulangan kolom, dari menu Detailing pilih Reinforcement Column. Atur ukuran dan jumlah tulangan yang dipakai. Berikut ini adalah contoh kolom yang berhasil dimodelkan.

Gambar 8 Pengaturan dimensi kolom dan kolom yang sudah berhasil dimodelkan

Tahapan selanjutnya ialah pemodelan elemen struktur balok. Dari menu

Modeling”, pilih “Create Concrete Part”, kemudian pilih “Beam”. Untuk setiap

dimensi balok yang berbeda, lakukan hal yang sama. Kemudian pilih “Apply”, lalu pilih “OK”. Letakkan setiap komponen balok berdasarkan denah balok pada setiap lantai menggunakan mouse. Untuk memodelkan tulangan balok, dari menu Detailing pilih Reinforcement Beam. Atur ukuran dan jumlah tulangan yang dipakai. Berikut ini adalah contoh balok yang berhasil dimodelkan.

Gambar 9 Pengaturan dimensi balok dan balok yang sudah berhasil dimodelkan

Tahapan selanjutnya ialah pemodelan elemen struktur pelat. Dari menu

Modeling”, pilih “Create Concrete Part”, kemudian pilih “Slab”. Untuk setiap

dimensi balok yang berbeda, lakukan hal yang sama. Kemudian pilih “Apply”, lalu pilih “OK”. Letakkan setiap komponen balok berdasarkan denah pelat pada setiap lantai menggunakan mouse. Untuk memodelkan tulangan pelat, dari menu Detailing pilih Reinforcement Slab. Atur ukuran dan jumlah tulangan yang dipakai. Berikut ini adalah contoh pelat yang berhasil dimodelkan.

Gambar 10 Pengaturan dimensi slab dan slab yang sudah berhasil dimodelkan

Setelah dilakukan pemodelan secara keseluruhan, hasilnya seperti gambar berikut ini.

Gambar 11 Model utuh gedung RSBA Jakarta Timur pada Tekla Structures Namun pada penelitan ini pemodelan lebih difokuskan pada bagian jembatang penghubung antara gedung baru dan gedung lama RSBA Jakarta, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Berikut ini adalah hasil pemodelan khusus jembatan penghubung.

Gambar 12 Model bangunan penghubung antar gedung RSBA Jakarta Timur Analisis struktur

Hasil pemodelan struktur yang sudah lengkap pada software Tekla Structures akan di export ke software SAP2000 untuk melakukan analisis struktur. Hasil import model ke dalam SAP2000 terlihat seperti gambar berikut.

Analisis Pembebanan Beban Gempa

Gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2 persen. Faktor keutamaan dan kategori risiko struktur, bangunan ini tergolong kategori risiko IV dengan faktor keutamaan gempa (Ie) sebesar 1,50. Gedung RSBA Jakarta Timur termasuk bangunan tidak beraturan, sehingga analisis stuktur yang digunakan adalah analisis dinamik. Analisis respon spektrum adalah salah satu cara analisis dinamik struktur yang menggunakan model matematika dimana struktur diberlakukan suatu respon spektrum gempa rencana.

Berdasarkan peta hazard gempa Indonesia tahun 2010, gedung RSBA Jakarta Timur teeletak pada wilayah 3 (zone 3) dan jenis tanah lunak (site Class SE).

Gambar 14 Peta hazard gempa Indonesia tahun 2010

Percepatan puncak (PGA) di batuan dasar (SB) sebesar 0,3g. Hasil penyelidikan tanah dari data sekunder yang diperoleh, nilai N < 15 pada kedalaman 30 m. Percepatan respon maksimum yaitu 0,25 x 0,3 = 0,75g.

Hasil dari respon spektra desain pada permukaan tanah seperti gambar dibawah ini.

Gambar 15 Respon spektrum desain gempa wilayah 3 berdasarkan peta hazard gempa Indonesia 2010

Berdasarkan hasil running analysis pada aplikasi program SAP2000 v17.1.1, maka diperoleh nilai beban terpusat pada masing-masing kolom sebagai berikut:

Gambar 16 Denah kolom tumpuan jembatan penghubung Tabel 7 Nilai beban terpusat tiap kolom akibat pengaruh struktur atas

Kolom P (ton) K1a 235,360 K1b 231,490 K3a 288,817 K3b 243,303 K3c 209,833 K3d 177,002 K4a 431,132 K4b 415,876 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 (S p ek tr a l A cc el er a ti o n ) T (Perioda) K1b K1a K3b K3a K3c K3d K4b K4a

Resume Data Tanah

Data tanah yang diperoleh dapat disimpulkan kondisi tanah dasar secara umum adalah seperti berikut.

Tabel 8 Deskripsi tanah berdasarkan kedalaman tanah

Kedalaman Deskripsi Tanah

0,00 – 1,0 m Pasir halus warna coklat nilai qc 10-20 kg/cm2

1,00 – 6,50 m Lempung kelanauan bercampur pasir warna merah. NSPT = 9-13

blow/30cm, nilai qc 10-20 kg/cm2 6,50 – 9,00 m Pasir kelanauan (silty sand) dengan

konsistensi very loose to loose. NSPT = 3-10 blow/30cm, qc 10-30 kg/cm2 9,00 m – 17,00 m Pasir kelanauan (silt sand) dengan

konsistensi loose to medium dense berwarna coklat hitam. NSPT = 9-19 blow/30cm, qc >250 kg/cm2. Muka air tanah pada kedalaman 11,2-11,5 m. 17,00 m – 18,50 m Batu dengan konsistensi very dense

berwarna hitam. NSPT >60 blow/30cm.

18,50 m – 20,0 m Pasir kelanauan (silty sand) berwarna coklat dengan konsistensi dense. NSPT=35-43 blow/30cm.

20,00 m – 23,00 m Pasir kelanauan (silty sand) berwarna hitam keabuan dengan konsistensi very dense. NSPT > 60 blow/30cm.

23,00 m – 30,00 m Batu koral berwarna hitam dengan konsistensi verydense. NSPT > 60 blow/30cm.

Analisis Daya Dukung Pondasi dari Data Lapangan

Kapasitas Daya Dukung Pondasi Bored Pile dari Hasil Cone Penetration Test (CPT) / Sondir

Daya dukung pondasi akan dihitung berdasarkan nilai tahanan ujung (qc) dan tahanan gesekan selimut tiang (fs) dari hasil penyondiran. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode Aoki De Alencar.

Data bored pile :

Diameter (D) = 80 cm dan 100 cm Keliling (As) = 251,2 cm dan 314 cm Luas (Ap) = 5024 cm2 dan 7850 cm2

Contoh perhitungan pada titik S1: Perhitungan daya dukung ujung:

Nilai dari qca diambil berdasarkan rataan perlawanan konus ±1,5D ujung tiang.

D=80 cm,

qca = (50+60+45+40+55+200+250+250+250+250+250+250+250)/13 qca (base) = 169,231 kg/cm2

kapasitas dukung ujung per satuan luas (qb):

qb = qca (base)/Fb (nilai Fb diambil dari tabel 1) qb = 169,231/2,5

qb = 48,352 kg/cm2

Nilai dari kapasitas dukung ujung adalah: Qp = qb x Ap

Qp = 48,352 kg/cm2 x 5024 cm2 Qp = 242,9187 ton

Kapasitas dukung selimut tiang:

f = qc (side) * αs / Fs (nilai αs diambil dari tabel 2, dan nilai Fs diambil dari tabel 1)

qc (side)= 169,23 kg/cm2 f = 269,23 kg/cm2 x 0,06 x 6 f = 1,45 kg/cm2 Depth (m) Perlawanan konus (kg/cm2) 13,4 50 13,6 40 13,8 50 14 60 14,2 45 14,4 40 14,6 55 14,8 200 15 250 15,2 250 15,4 250 15,6 250 15,8 250 16 250 16,2 250 16,4 250 16,6 250 Clay Qc (side) = 169,23 kg/cm2 15 m

Nilai dari tahanan selimut tiang:

Qs = 1,45 kg/cm2 x (251,2 cm x 1500 cm) Qs = 546,567 ton

Maka nilai dari daya dukung pondasi D80 cm adalah:

Qtot = 242,92 ton + 546,56 ton Qtot = 789,48 ton

D=100 cm,

Perhitungan daya dukung ujung:

Nilai dari qca diambil berdasarkan rataan perlawanan konus ±1,5D ujung tiang

qca =

(40+40+50+60+45+40+55+200+250+250+250+250+250+250+250+250+250)/17 qca (base) = 164,118 kg/cm2

Kapasitas dukung ujung per satuan luas (qb):

qb = qca (base)/Fb (nilai Fb diambil dari table 1) qb = 164,118/2,5

qb = 46,891 kg/cm2

Nilai dari kapasitas dukung ujung adalah: Qp = qb x Ap

Qp = 46,891 kg/cm2 x 7850 cm2 Qp = 368,09 ton

Kapasitas dukung selimut tiang:

f = qc (side) * αs / Fs (nilai αs diambil dari tabel 2, dan nilai Fs diambil dari tabel 1)

qc (side) = 169,23 kg/cm2

f = 169,23 kg/cm2 x 0,06 x 6 f = 1,45 kg/cm2

Nilai dari tahanan selimut tiang: Qs = f x As

Qs = 1,45 kg/cm2 x (314 cm x 1500 cm) Qs = 683,2 ton

Maka nilai dari daya dukung pondasi D80 cm adalah: Qtot = Qp + Qs

Qtot = 368,09 ton + 683,2 ton Qtot = 1051,3 ton

Dari data yang diperoleh, terdapat lima (5) titik penyondiran yang dilakukan maka nilai dari daya dukung tiap titik terlihat pada tabel dibawah ini.(Data CPT lengkap ada pada lampiran)

Tabel 9 Daya dukung pondasi pada lima titik berdasarkan data CPT

Titik Qult (ton)

D = 80 D = 100 S-1 789,486 1051,301 S-2 1033,939 1289,521 S-3 772,879 1030,216 S-4 772,879 780,894 S-5 792,980 780,894 Max 1033,939 1289,521 Min 772,879 780,894 Average 832,433 986,565

Kapasitas Daya Dukung Pondasi Bored Pile dari Hasil Standart Penetration Test (SPT)

Kapasitas daya dukung pondasi berdasarkan nilai N-SPT dihitung dengan menggunakan metode Meyerhoff. (Data hasil SPT lengkap ada pada lampiran)

Perhitungan pada titik Bore Hole 1 (BH-1) Data bored pile :

Diameter (D) = 80 dan 100 cm Keliling (As) = 251,2 cm dan 314 cm Luas (Ap) = 5024 cm2 dan 7850 cm2 D=80cm,

Daya dukung ujung tiang pada tanah non kohesif adalah: Qp = 40NSPT x Lb/D x Ap

= 40 x 10 x 2/0,8 x 5024 Qp= 502,4 ton

Tahanan kulit tiang:

Qs = 2 x NSPT x Ap x Li = 2 x 10 x 5024 x 2 Qs = 100,6 ton

Daya dukung ujung tiang pada tanah kohesif adalah: Qp = 9 x cu x Ap

= 9 x 16 x 5024 Qp = 72,4 ton

Tahanan selimut tiang:

Qs = α x Cu x Ap x Li

= 1 x 16 x 5024 x 2 Qs = 80,5 ton

Sehingga daya dukung total pondasi untuk kedalaman 24,6 m berdasarkan dua data bore hole (BH) dapat dilihat pada tabel berikut ini. (data lengkap terlampir)

Tabel 10 Daya dukung pondasi pada dua titik berdasarkan data NSPT Titik Qult (ton)

D = 80 D = 100

BH - 1 628,07 785,09

BH - 2 633,10 791,37

Kapasitas Daya Dukung Pondasi Bored Pile berdasarkan Data Laboratorium Perhitungan pada titik Bore Hole 1 (BH-1)

Berdasarkan data hasil pengolahan laboratorium dilakukan perhitungan daya dukung pondasi dengan menggunakan metode Vesic.

Daya dukung ujung tiang menggunakan metode Vesic: Qp = Ap x qp = Ap (c x Nc* + σo‟ x Nσ*) q' 3 Ko 2 1        q‟ = 10,47 x 24,6 = 257,56 kN/m2 o‟ = 257,56 / 2 3 ) 16 sin 1 ( 2 1 m kN o          = 210,23 kN/m2

Untuk menentukan nilai Nc‟dan N „ perlu dihitung dahulu nilai Irr,

berdasarkan rumus:

Irr = Ir / (1 + Ir x ∆)

Untuk kondisi tidak terjadi perubahan volume, ∆= 0, sehingga Irr = Ir.

Tanah Silt and clays harga Ir berkisar antara 50 - 100. Diambil Ir = 100, maka dengan Irr = Ir = 100, dan Ø = 16o

Nc‟ = 33,43 N „ = 10,58 Maka : Qp = Ap (c.Nc*o‟. Nσ*)

= 0,502 m2 (16 kN/m2 x 33,43 + 333,723 kN/m2 x 10,58) = 2042,58 kN

= 204,258 ton

Daya dukung sisi tiang Metoda Vijavregive ( metoda  ) Qs = Ap x L xfav Fav =  ( v' __ + 2 cu ) = 0,16 x (408,852 + 2 x 16,62) = 72,77 Qs = 2,514 x 24,6 x 72,77 Qs = 4501,31 kN Qs = 450,13 ton

Maka daya dukung total pondasi adalah: Qtot = Qp + Qs

= 204,25 + 450,13 Qtot = 654,39 ton

Maka untuk daya dukung pondasi pada BH-1 dan BH-2 adalah: Tabel 11 Daya dukung pondasi pada dua titik berdasarkan data laboratorium

Titik D (m) Qs Qp Qs + Qp (KN) Qp (ton)  BH 1 0,8 4501,32 2042,59 6543,91 654,39 1 5626,65 3194,45 8821,10 882,11 BH 2 0,8 4452,63 2073,51 6526,14 652,61 1 5565,79 3239,86 8805,65 880,56

Nilai daya dukung pondasi bored pile berdasarkan data lapangan dan data laboratorium adalah sebagai berikut:

Tabel 12 Daya dukung pondasi berdasarkan data lapangan dan data laboratorium

D (m) Daya Dukung (ton)

CPT SPT Lab

0,8 772,88 763,06 652,61

1 780,89 954,17 880,56

Jika safety factor yang digunakan pada kontrol baik untuk bangunan permanen = 2,5 maka daya dukung ijin pondasi adalah:

Tabel 13 Daya dukung ijin pondasu dengan SF=2,5

D (m) Daya Dukung ijin (ton)

CPT SPT Lab

0,8 309,15 305,23 261,05

1 312,36 381,67 352,23

Jumlah Tiang yang Dibutuhkan

Keperluan tiang pondasi untuk setiap tumpuan kolom ditentukan oleh besarnya gaya vertikal dari struktur atas dibagi dengan daya dukung per satu tiang. Nilai daya dukung pondasi yang digunakan adalah hasil perhitungan berdasarkan nilai N-SPT. Daya dukung berdasarkan N-SPT merupakan nilai yang dianggap mewakili daya dukung di lapangan.

= 235, 36 / 381,67

= 0,0,62 ambil jumlah tiang (N) = 3 buah (berdasarkan gambar shop drawing)

Berat tiang = 3 x 0,25 x 3,14 x (1^2) x 24,6 x 24

= 139,039 ton

Maka Rv total = Rv + berat tiang

= 235,36 + 139, 039

Tabel 14 Jumlah tiang pondasi pada tiap kolom berdasarkan daya dukung pondasi tunggal

Kolom D (m) Rv (ton) Qult (ton) N Pile

Perlu Terpasang K1a 1 235,36 381,67 0,62 3,00 K1b 1 231,49 381,67 0,61 2,00 K3a 0,8 288,82 305,23 0,95 2,00 K3b 0,8 243,30 305,23 0,80 2,00 K3c 0,8 209,3 305,23 0,69 2,00 K3d 0,8 177,00 305,23 0,58 2,00 K4a 0,8 431,13 305,23 1,41 2,00 K4b 0,8 415,88 305,23 1,36 2,00

Bored Pile Group

Apabila dalam satu pondasi terdiri dari beberapa jumlah tiang, maka nilai daya dukungnya adalah:

= 1- [(n-1) x m + (m-1) x n) / 90 x m x n] = 1 – 18,43[2-1) x 3 + (3-1) x 2) / 90 x 3 x 2] = 0,76 Maka, Qg = 0,76 x 381,38 x 3 = 871,38 ton Syarat aman bahwa,

Qg ≥ Rv total

871,38 ton > 374,39 ton....OK!

Sehingga konfigurasi pondasi bored pile untuk setiap kolom adalah: Tabel 15 Daya dukung pondasi group pada tiap kolom

Kolom D (m) Rv (ton) Qult (ton) n-

Pile Rv tot group Qp Ket K1a 1 235,36 381,67 3 374,40 0,76 871,38 OK K1b 1 231,49 381,67 2 324,18 0,88 670,88 OK K3a 0,8 288,82 305,23 2 348,14 0,88 536,51 OK K3b 0,8 243,30 305,23 2 302,63 0,88 536,51 OK K3c 0,8 209,83 305,23 2 269,16 0,88 536,51 OK K3d 0,8 177,00 305,23 2 236,32 0,88 536,51 OK K4a 0,8 431,13 305,23 2 490,45 0,88 536,51 OK K4b 0,8 415,88 305,23 2 475,20 0,88 536,51 OK

Berdasarkan tabel diatas bahwa untuk kolom K4a dan K4b merupakan nilai beban vertikal total terbesar yaitu 490,4 ton dan 475,2 ton.

Penurunan Kelompok Pondasi Bored Pile

Untuk menghitung penurunan kelompok pondasi bored pile digunakan rumus sebagai berikut:

q = 235360 kg / (319,8 cm x 460 cm) q = 1,599 kg/cm2 Sg = 1,599 x 460 x 0,5 / 2 x 250 Sg = 0,735 cm

Penurunan pada tiap kelompok pondasi bored pile berdasarkan pile cap: Tabel 16 Penurunan pondasi group pile cap

Pile Cap Q (kg) Bg (cm) Lg (cm) I qc (kg/cm2) q (kg/cm2) Sg (cm) PC3 235360,4 460 319,8 0,5 250 1,600 0,736 PC2 231490,5 180 410 0,5 250 3,137 0,565 PC2a 288817,2 160 360 0,5 250 5,014 0,802 PC2b 431131,6 120 360 0,5 250 9,980 1,198

Penurunan ijin untuk pondasi bored pile sebesar 0,1D: Sijin = 0,1 x 100 cm

= 10 cm

Penurunan yang terjadi masih dalam batas toleransi, Sg ≤ Sijin

0,73η cm ≤ 10 cm...OK!

Dokumen terkait