• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desa Sei Beras Sekata merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.Berdasarkan data WKPP Desa Sei Beras Sekata memiliki topografi datar yaitu kurang dari 5%, berada pada ketinggian 20 mdpl dan jenis tanahnya adalah alluvial. Berdasarkan data Stasiun Sampali Kabupaten Deli Serdang memiliki suhu udara rata-rata bulanan 27,31oC dan besar persentase lama penyinaran matahari bulanan 4,15 %. Batas wilayah Desa Sei Beras Sekata Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut:

Utara : Desa Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal Selatan : Desa Sukamaju Kecamatan Sunggal Barat : Desa Sukamaju Kecamatan Sunggal

Timur : Desa Tanjung Selamat Kecamatan Sunggal.

Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air pada jaringan irigasi ini berasal dari sungai Tanjung Selamat.Jaringan Irigasi ini mengairi lahan pertanian di 12 desa dan salah satunya adalah Desa Sei Beras Sekata.Desa Sei Beras Sekata memiliki luas lahan sawah 412 ha, lahan kering 138 ha, tegal kebun 31 ha dan 137 ha pemukiman (PPL Sei Beras Sekata, 2013).

Tektur Tanah

Hasil analisis tekstur tanah pada 2 saluran tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil analisis tektsur tanah

Fraksi

No Lokasi Pasir Debu Liat Tekstur Tanah

(%) (%) (%)

1 Tepi Kanan Saluran I 49,84 27,28 22,88 Lempung Liat Berpasir 2 Tepi Kiri Saluran I 43,84 37,28 18,88 Lempung

3 Bagian Dalam Saluran

I 81,84 11,28 6,88 Pasir Lempung

4 Tepi Kanan Saluran II 53,84 25,28 20,88 Lempung Liat Berpasir 5 Tepi Kiri Saluran II 45,84 29,28 24,88 Lempung

6 Bagian Dalam Saluran

II 53,84 21,28 24,88 Lempung Liat Berpasir Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa tanah pada bagian dalam saluran 1 bertekstur pasir lempung dan saluran 2 bertekstur lempung liat berpasir, bagian tepi kanan saluran 1 dan saluran 2 bertekstur lempung liat berpasir, bagian tepi kiri saluran 1 dan saluran 2 bertekstur lempung. Tekstur tanah ditentukan dengan menggunakan segitiga USDA (Gambar 1).Perbedaan tekstur di masing-masing bagian saluran dapat dilihat dari perbedaan persentase kandungan fraksi-fraksi di setiap bagian saluran.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa persentasi kandungan fraksi pasir yang lebih besar terdapat pada bagian dalam saluran I dan bagian dalam saluran II.Hal ini dapat terjadi karena di dalam saluran air terus mengalir, sehingga terjadi pengangkutan fraksi-fraksi yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari pada pasir seperti debu dan liat.Menurut Darmawijaya dalam Huda (2010)berat jenis pasir lebih besar dari pada berat jenis debu dan berat jenis liat.

Bahan Organik

Hasil analisis bahan organik tanah pada 2 saluran tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil analisa bahan organik

No Lokasi % C-Organik (%) Bahan Organik (%)

1 Tepi Kanan Saluran I 0,34 0,59

Tepi Kiri Saluran I 0,21 0,36

Bagian Dalam Saluran I 0,28 0,48

2 Tepi Kanan Saluran II 0,14 0,24

Tepi Kiri Saluran II 0,44 0,76

Bagian Dalam Saluran II 0,10 0,17

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa kandungan bahan organik di bagian tepi kiri saluran 2 memiliki nilai bahan organik yang paling tinggi dibandingkan dengan bagian saluran lainnya.Hal ini disebabkan oleh banyaknya tumbuhan yang tumbuh di bagian tepi saluran tersebut menyebabkan nilai bahan organiknya menjadi tinggi (Lampiran 13). Menurut Foth (1994) banyaknya tanaman akan meningkatkan bahan organik pada tanah karena sisa-sisa tanaman dapat diuraikan oleh jasad renik.

Kerapatan Massa

Pengukuran kerapatan massa tanah pada 2 saluran tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil analisa kerapatan massa

No Lokasi Kerapatan Massa (g/cm3)

1 Tepi Kanan Saluran 1 1,28

Tepi Kiri Saluran 1 1,19

Bagian Dalam Saluran 1 1,10

2 Tepi Kanan Saluran 2 1,20

Tepi Kiri Saluran 2 1,35

Bagian Dalam Saluran 2 1,33

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai kerapatan massa pada kedua saluran berada diantara 1,10g/cm3 sampai 1,35 g/cm3. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Mustafa, dkk (2012) besar kerapatan massa tanah-tanah pertanian bervariasi sekitar 1,0 g/cm3 sampai 1,6 g/cm3.

Hasil pengukuran kerapatan massayang paling besar terdapat dibagian tepi kiri saluran 2 dan bagian dalam saluran 2. Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai liat terbesar berada pada bagian tepi kiri dan bagian dalam saluran 2 sehingga tanah menjadi lebih padat dari pada bagian saluran lainnya.Menurut Hardjowigeno (2007) kerapatan massa merupakan petunjuk kepadatan tanah dimana semakin padat suatu tanah maka akan semakin tinggi kerapatan massanya, artinya semakin sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar.

Kerapatan Partikel

Pengukuran kerapatan partikel tanah pada 2 saluran tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil analisa kerapatan partikel

No Lokasi Kerapatan Partikel (g/cm3)

1 Tepi Kanan Saluran 1 2,34

2 Tepi Kiri Saluran 1 2,19

3 Bagian Dalam Saluran 1 2,88

4 Tepi Kanan Saluran 2 2,65

5 Tepi Kiri Saluran 2 2,33

6 Bagian Dalam Saluran 2 2,60

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai kerapatan partikel pada kedua saluran, bervariasiyaitu kerapatan partikel pada bagian tepi kedua saluran lebih besar dibandingkan bagian dalam kedua saluran.Hal ini disebabkan oleh ukuran fraksi tanah. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa persentase kandungan fraksi pasir pada bagian dalam kedua saluran lebih banyak dibandingkan bagian tepinya.

Fraksi pasir memiliki ukuran pori yang lebih besar sehingga kerapatan partikelnya rendah. Hal ini lah yang menyebabkan kerapatan partikel di dalam saluran lebih tinggi dibandingkan bagian tepi saluran. Menurut Huda (2010) partikel-partikel tanah yang ukuran partikelnya kasar, memiliki nilai berat jenis yang tinggi misalnya pasir, ukuran pasir lebih besar daripada ukuran partikel liat sehingga berat jenis pasir lebih tinggi daripada liat.

Porositas Tanah

Nilai porositas tanah pada 2 saluran tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil analisa porositas tanah

No Lokasi Porositas (%)

1 Tepi Kanan Saluran 1 50,77

Tepi Kiri Saluran 1 58,68

Bagian Dalam Saluran 1 49,77

2 Tepi Kanan Saluran 2 49,06

Tepi Kiri Saluran 2 48,72

Bagian Dalam Saluran 2 42,92

Dari Tabel 6 diperoleh bahwa porositas tanah di dalam saluran lebih kecil daripada di tepi saluran. Nilai kerapatan massa dan kerapatan partikel mempengaruhi besar porositas tanah. Berdasarkan rumus pada Persamaan 3 kerapatan massa berbanding terbalik dengan porositas tanah dan berbanding lurus dengan kerapatan partikelnya jika salah satu nya bernilai tetap. Tabel 4 menunjukan nilai kerapatan massa di dalam dan tepi saluran 1 dan saluran 2 yang cukup berbeda. Berdasarkan hal tersebut maka perbedaan nilai porositas tanah di dalam dan di tepi saluran disebabkan oleh nilai kerapatan massa beragam akibat

dari kandungan fraksi liat yang persentasenya tidak merata (Tabel 2), sehingga nilai porositas tanah di tepi saluran yang lebih besar dari pada di dalam saluran.

Menurut Foth (1994), persentase volume yang diisi oleh pori-pori kecil pada tanah berpasir adalah rendah yang menjadi penyebab rendahnya kapasitas penahanan air. Sebaliknya, tanah permukaan yang betekstur halus mempunyai ruang pori total yang lebih banyak dan relatif sebagian besar tersusun dari pori-pori kecil sehingga tanah memiliki kapasitas menahan air yang tinggi. Dari tabel 2 dilihat bahwa besarnya kandungan fraksi pasir pada bagian dalam saluran 1 dan saluran 2 lebih besar dari pada bagian tepinya sehingga diperoleh nilai porositas yang lebih besar.

Debit Air

Pengukuran debit pada saluran 1 dan saluran 2 dengan menggunakan sekat ukur tipe Thompson di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil pengukuran debit saluran

No Lokasi Saluran 1(l/det) Saluran 2 (l/det)

1 Hulu 2,42 2,99

2 Hilir 1,79 2,13

Dari Tabel 7 diketahui bahwa debit air pada bagian hulu saluran lebih besar dibandingkan dengan bagian hilir. Hal ini disebabkan karena terjadi kehilangan air yang disebabkan oleh evapotranspirasi, perkolasi dan rembesan sehingga mengakibatkan berkurangnya air di bagian hilir saluran.

Evapotranspirasi

Pengukuran evapotranspirasi dengan menggunakan data BMKG Sampali di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil pengukuran evapotranspirasi

No Lokasi Evapotranspirasi (mm/hari)

1 Saluran 1 2,64

2 Saluran 2 2,82

Dari Tabel 8 dapat dilihat perbedaan evapotranspirasi pada saluran 1 dan saluran 2.Jumlah evapotranspirasi pada saluran 2 lebih besar daripada saluran 1. Hal ini disebabkan adanya perbedaan jenis tumbuhan dan tahapan pertumbuhan tanaman yang tumbuh di tepi kedua saluran, dimana tumbuhan tersebut memiliki nilai kebutuhan air yang berbeda. Nilai koefisien tanaman jagung pada saluran 2 adalah 0,96 sedangkan nilai koefiseien rumput-rumputan pada saluran 1 adalah 0,85.

Pada saat penelitian dibagian tepi saluran 2 dipenuhi oleh tumbuhan jenis rumput-rumputan dan tanaman jagung, sedangkan pada saluran 1 hanya ditumbuhi rumput-rumputan dalam jumlah sedikit (Lampiran 13). Adanya tanaman di sekitar saluran akan mempengaruhi besar kehilangan air. Adanya tanaman akan meningkatkan jumlah evapotranspirasi. Tanaman disekitar saluran juga akan menyerap air dari saluran untuk pertumbuhannya sehingga kehilangan air meningkat.

Perkolasi

Pengukuran perkolasi pada saluran 1 dan saluran 2 dengan menggunakan ring perkolasi di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil pengukuran perkolasi N

o Lokasi Perkolasi(mm/hari)

1 Saluran 1 11,45

2 Saluran 2 6,33

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa laju perkolasi pada saluran 1 lebih besar dari pada saluran 2. Kandungan pasir pada tanah mempengaruhi besar air yang lolos akibat perkolasi.Tanah pasir memiliki daya daya hantar air yang lebih cepat tetapi kemampuan menyimpan air dan zat hara rendah.Analisis sifat fisik tanah pada Tabel 2 menunjukan bahwa persentase kandungan pasir pada bagian dalam saluran 1 lebih besar dari pada saluran 2, sedangkan persentase debunya saluran 1 memiliki kandungan debu yang lebih sedikit daripada saluran 2.

Rembesan

Pengukuran rembesan pada saluran 1 dan saluran 2 di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil pengukuran koefisien rembesan N

o Lokasi Koefisien Rembesan (mm/hari)

1 Tepi Kanan Saluran

1 8.899,2

2 Tepi Kiri Saluran 1 26.697,6

3 Tepi Kanan Saluran

2 78.796,8

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai koefisien rembesan tiap bagian saluran berbeda.Saluran tersier di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang yang terbuat dari saluran tanah merupakan penyebab utama terjadinya kehilangan air yang besar akibat rembesan. Pada Tabel 10 juga dapat dilihat bahwa jumlah rembesan yang terjadi pada saluran 2 lebih besar dari pada saluran 1. Hal ini disebabkan oleh ukuran saluran yang berbeda serta komposisi fraksi pasir pada bagian tepi kanan dan tepi kiri saluran 2 lebih besar dibandingkan dengan tepi kanan maupun tepi kiri saluran 1, sehingga air akan mudah lolos melalui tepi saluran tersebut. Kehilangan air yang disebabkan rembesan saluran mengakibatkan mengakibatkan rendahnya efisiensi pengairan.

Tabel 10 merupakan hasil pengukuran nilai koefisien rembesan pada saluran irigasi tersier Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal KabupatenDeli Serdang.Terdapat perbedaan nilai koefisien rembesan di bagian tepi kiri dan tepi kanan saluran 1.Tepi kanan saluran 1 lebih rendah nilai koefisien rembesannya dari pada tepi kiri saluran 1 karena porositas tanah pada tepi kanan saluran 1 lebih rendah dari pada tepi kanan saluran 1 (Tabel 6), sehingga ruang pori yang tersedia untuk menyerap air lebih banyak di bagian tepi kiri saluran 1.

Pada saluran 2 terdapat perbedaan nilai koefisien rembesan antara tepi kanan dan tepi kiri saluran. Hal ini terjadi karena nilai porositas bagian tepi kanan saluran 2 lebih besar dibandingkan dengan bagian tepi kiri saluran 2 (Tabel 6),

sehingga ruang pori yang tersedia untuk menyerap air lebih banyak ada pada bagian tepi kanan saluran daripada bagian kiri saluran.

Dari Tabel 9 dan Tabel 10 jika dibandingkan nilai rembesan dibagian kanan saluran, bagian kiri saluran serta bagian dalam saluran (perkolasi) diperoleh data yang sangat berbeda. Hal ini dapat terjadi karena dibagian dalam saluran sudah terjadi pemadatan tanah yang cukup lama, sehingga nilai rembesan di bagian dalam saluran tersebut lebih kecil dari pada dibagian tepi kanan maupun tepi kiri saluran.

Perbedaan yang relatif besar pada nilai koefisien rembesan pada tiap saluran, dimana bagian tepi kiri saluran 1 lebih besar dari pada tepi kanan saluran 1 dan bagian tepi kanan saluran 2 lebih besar dari pada bagian tepi saluran 1. Hal ini juga dipengaruhi oleh nilai d (nilai jarak mendatar dari titik kontak permukaan air di hulu bendung dengan bidang kemiringan bendung), nilai debit rembesan per satuan panjang bendung serta nilai ketingian muka air saluran. Nilai d (nilai jarak mendatar dari titik kontak permukaan air di hulu bendung dengan bidang kemiringan bendung) berbanding lurus dengan nilai koefisien rembesan, semakin besar nilai d maka nilai koefisien rembesan akan semakin besar juga. Nilai debit rembesan per satuan panjang juga berbanding lurus berbanding lurus dengan nilai koefisien rembesan, semakin besar nilai debit rembesan maka nilai koefisien rembesan akan semakin besar. Dan nilai ketinggian muka air saluran berbanding terbalik dengan nilai koefisien rembesan, sehingga semakin besar nilai ketinggian muka air saluran maka nilai koefisien rembesan akan semakin kecil.

Besar efisiensi pada saluran 1 dan saluran 2 di Desa Sei Beras Sekata Daerah Irigasi Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Efisiensi saluran tersier

No Lokasi Jarak Pengukuran Efisiensi (%)

1 Saluran 1 30 m 73,93

Saluran 2 30 m 71,03

Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa pada jarak saluran yang sama yaitu 30 m efisiensi yang dihasilkan berbeda. Hal ini terjadi karena efisiensi irigasi didasarkan pada jumlah air yang hilang di saluran, yang meliputi evapotranspirasi, perkolasi maupun rembesan yang berakibat terhadap rendahnya efisiensi penyaluran air.

Menurut Direktorat Jendral Pengairan (2010) efisiensi irigasi yang baik pada tingkat tersier adalah 80% - 87,5%. Pada Tabel 11 diperoleh nilai efisiensi saluran 1 dan saluran 2 menghasilkan efisiensi yang masih kurang memenuhi kriteria hal ini terjadi karena kurangnya perawatan terhadap saluran irigasi, perlunya dilakukan pencegahan untuk kehilangan air sepanjang saluran irigasi tersier dengan menggunakan bahan kedap air untuk pelapisan dinding saluran (misalnya beton) sehingga kehilangan air akibat rembesan, evapotranspirasi serta perkolasi akan berkurang atau tidak ada sama sekali (Wigati dan Zahab, 2005).

Dokumen terkait