• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelurahan Labuhan Deli berada di Kecamatan Medan Marelan yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan. Nelayan di daerah penelitian pada umumnya menangkap hasil laut berupa cumi. Banyaknya hasil tangkapan nelayan dipengaruhi oleh cuaca dan musim, rata-rata para nelayan melaut hingga 2 atau 3 hari sekali melaut. Pada umumnya kapal para nelayan didapat atau bekerja sama degan toke, sehingga biaya perawatan dan biaya sekali melaut ditanggung oleh toke. Untuk umpan baliknya hasil tangkapan nelayan berupa cumi harus dijual kepada toke dengan harga yang telah disepakati bersama.

Pada umumnya pendapatan para nelayan dibantu oleh keluarganya seperti anak yang ikut melaut ataupun anggota keluarga lain yang mendapatkan hasil dari berjualan dan bekerja di daerah penelitian. Dengan adanya bantuan dari keluarga, maka pendapatan keluarga akan bertambah.

Rata-rata keadaan rumah nelayan di daerah penelitian dapat dikategorikan sebagai layak huni atau dalam keadaan cukup karena rata-rata rumah penduduk di daerah penelitian memiliki atap genting dan seng, bilik tembok dan kayu, status kepemilikan adalah milik sendiri bukan sewa ataupun numpang, dan keadaan lantai ubin atau plester. Fasilitas rumah penduduk di daerah penelitian rata-rata mereka memiliki hiburan berupa TV ataupun tape recorder, pendingin ruangan menggunakan kipas angin,sumber penerangan menggunakan listrik, bahan bakar menggunakan gas dan sumber air menggunakan air PAM.

2

Tingkat kesehatan anggota keluarga di daerah penelitian tergolong dalam keadaan bagus ( jika jumlah anggota keluarga yang sakit < 25% dalam satu bulan). Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dari tenaga medis, obat-obatan, dan lain-lain dapat dikategorikan mudah karena seperti jarak RS terdekat dan jarak poliklinik antara 0,01-3km. Penanganan obat-obatan cukup terjangkau karena rata-rata penduduk di daerah penelitian jarang sakit. Kemudahan memasukkan anak kedalam suatu jenjang pendidikan rata-rata di daerah penelitian dapat dikategorikan sulit karena biaya sekolah yang masih tergolong mahal dan prosedur penerimaan yang sulit.

Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi di daerah penelitian dapat dikategorikan mudah karena disana terdapat transportasi angkutan umum dan biaya yang relatif cukup terjangkau bagi penduduk di daerah penelitian. Rasa aman dari gangguan tindak kejahatan di daerah penelitian dapat di kategorikan kurang karena kurangnya penjagaan seperti pos keamanan, dan sebagian penduduk pernah mengalami kehilangan suatu barang. Kemudahan dalam melakukan olahraga di daerah penelitian dapat dikategorikan sulit karena tidak ada fasilitas-fasilitas untuk penduduk melakukan kegiatan olahraga. Pernyataan diatas didapat dari indikator-indikator BPS agar pemerintah dapat melihat keadaan rumah penduduk apakah mereka layak mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti dana BOS atau sebagainya.

Nelayan dapat dikatakan sebagai pekerjaan turun temurun dari keluarga, karena di daerah yang memiliki pekerjaan mayoritas sebagai nelayan pada umumnya sudah menjadi suatu kebiasaan terutama bagi anak para nelayan. Orang

3

tua memiliki keraguan untuk menyekolahkan anak mereka ke perguruan tinggi, dan masalah yang paling dominan adalah masalah ekonomi. Karena untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang tinggi maka mereka akan mengeluarkan biaya yang tinggi juga. Maka dari itu tidak jarang para nelayan lebih memilih mengajak anaknya untuk melaut sehingga bisa menambah pendapatan keluarga. Karakteristik Responden

Total responden pada penelitian ini berjumlah 32 orang. Responden yang didapat yaitu nelayan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Kota Medan.

Tabel 8. Karakteristik Responden

No Karakteristik Rataan

1 Usia (Tahun) 52

2 Tingkat pendidikan (Tahun) 9 3 JumlahTanggungan (Jiwa) 4 4 Pendapatan (Rupiah/bulan) 904.969

Sumber : Data primer diolah, 2017

Dari Tabel 8 diatas dapat dilihat dari rataan umur nelayan responden adalah 52 tahun.Tingkat pendidikan dapat dilihat rata-rata 9 tahun atau setara dengan SMP (Sekolah Menengah Pertama).Rataan jumlah tanggungan responden penelitian sebanyak 4 orang, Rata-rata pendapatan nelayan responden adalah sebesar Rp904.969/bulan.

Pendapatan Nelayan

Pendapatan nelayan didapat dari hasil pengurangan penerimaan nelayan dikurang biaya sekali melaut.

4

Pendapan nelayan = Total penerimaan nelayan (Rp) - Total biaya (Rp)

=2.030.688 - 1.125.719

= 904.969

Penerimaan = Harga cumi (Rp/kg) x Produksi Tangkapan (kg/bulan)

= 44.594 x 7 x 7

= Rp 2.030.688/bulan

Tabel 9. Rata-rata Pendapatan dan Penerimaan Nelayan Pendapatan Penerimaan

Penerimaan 2.030.688 Harga 44.594

Biaya Melaut 1.125.719 Produksi

Tangkapan (Kg) 7

Jumlah 904.969 312.158

Data primer diolah (2017)

Dari Tabel 9 di atas dapat dilihat total penerimaan nelayan adalah Rp 2.030.688 kemudian dikurang dengan total biaya mereka melaut yaitu Rp 1.125.719. Dari hasil pengurangan di atas maka hasil dari pendapatan nelayan adalah Rp 904.969.

Jumlah harga jual yang diberikan oleh toke sebesar Rp 44.594 dan jumlah produksi tangkapan yang didapatkan nelayan adalah 7 kg. Kemudian jumlah tersebut dikali sehingga mendapatkan hasil sebesar Rp 312.158.

Rata-rata biaya nelayan melaut = Solar (Rp) + Makan dan Minum (Rp) + Rokok (Rp) + Dan lain-lain (Rp)

5

= 1.125.719

Tabel 10. Rata-rata Biaya Melaut

Biaya Nelayan Melaut

Solar 529.828

Makan dan Minum 294.672

Rokok 227.719

Dan Lain-lain 73.500 1.125.719

Data primer diolah (2017)

Dari Tabel 10 di atas total rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh nelayan adalah Rp 1.125.719/bulan dengan menjumlahkan rata-rata biaya minyak sebesar 529.828 ditambah makanan dan minuman sebesar 294.672 ditambah rokok sebesar 227.719 dan lain-lain sebesar 73.500.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Tradisional di Daerah Penelitian.

Adapun faktor-faktor yang di teliti ialah harga cumi, hasil tangkapan dan jumlah melaut/bulan. Dimana harga cumi adalah harga yang ditetapkan oleh toke di daerah penelitian.Harga cumi berada di rata-rata 44.594/kg. Hasil tangkapan adalah jumlah cumi yang didapatkan nelayan dalam sekali melaut. Jumlah melaut adalah banyaknya nelayan melaut per bulan.

Untuk Melihat bagaimana 3 faktor tersebut mempengaruhi pendapatan dapat di lihat dari tabel berikut :

6

Uji Kelayakan Model

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .834a .696 .663 92,967.422 a. Predictors: (Constant), Harga, Melaut, Hasil

Untuk melihat kelayakan model tersebut dapat dilhat melalui nilai R square yang di peroleh dari hasil uji statistik regresi linear berganda. Hasil uji statistik menunjukkan nilai koefisien determinan (R2) adalah sebesar 69,6%, hal ini menunjukkan variabel harga cumi, hasil tangkapan dan jumlah melaut secara bersama-sama mampu menerangkan variasi variabel pendapatan sebesar 69,6% dan sisanya sebesar 30,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model.

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.532E11 3 1.844E11 21.334 .000a Residual 2.420E11 28 8.643E9

Total 7.952E11 31 a. Predictors: (Constant), Harga, Melaut, Hasil b. Dependent Variable: Pendapatan

Berdasarkan Uji F yang dilakukan diperoleh nilai F hitung sebesar 21.334 dengan probabilitas 0.000<0.05 artinya bahwa semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model penelitian secara bersama sama berpengaruh terhadap variabel terikat.

7 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -1115034.909 296409.339 -3.762 .001 Melaut 92399.639 18438.743 .528 5.011 .000 Hasil 87828.723 15575.571 .599 5.639 .000 Harga 18.258 5.653 .340 3.230 .003 a. Dependent Variable: Pendapatan

Dari pengolahan data di atas juga terlihat model persamaan Y = -1115034.909 + 92399.639X1 + 87828.723X2 + 18.258X3.

Pengaruh Jumlah Melaut Terhadap Pendapatan Nelayan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.

Dengan nilai probabilitas sebesar 0.000 atau lebih kecil dari nilai alpha (0.000 < 0,05) yang mengartikan bahwa variabel jumlah melaut secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan. Selanjutnya nilai koefisien sebesar 92399,639 yang artinya hubungan variabel jumlah melaut dengan pendapatan nelayan bersifat positif atau searah. Setiap ada tambahan jam kerja sebesar 1 jam maka akan meningkatkan pendapatan nelayan sebesar Rp 92.399,639 dengan asumsi konstanta bernilai nol dan variabel bebas lainnya dianggap tetap (cateris paribus). Semakin lama waktu yang curahkan nelayan untuk melaut mengartikan bahwa semakin banyak waktu yang digunakan untuk berproduksi (mencari cumi). Hal tersebut tentu akan berdampak positif terhadap pendapatan nelayan yang

8

bersangkutan. Semakin panjang waktu melaut maka semakin besar pula potensi cumi yang akan ditangkap, dengan demikian semakin besar juga potensi pendapatan yang diperoleh. Semakin lama nelayan melaut maka pendapatan nelayan juga akan bertambah dan seiring dengan semakin jauh jarak yang di tempuh oleh nelayan akan menghasilkan lebih banyak hasil tangkapan ikan. Dari pernyataan tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa semakin panjang jam kerja yang dialokasikan oleh nelayan dalam pencarian cumi maka semakin besar juga potensi pendapatan nelayan yang bersangkutan. Fakta yang diperoleh dari observasi menunjukan bahwa nelayan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan hanya beroperasi di wilayah sekitar bibir pantai. Nelayan hanya mampu melaut dengan radius sekitar 3 km dari bibir pantai .Hal tersebut di latar belakangi oleh kondisi kapal (sampan) yang dimiliki oleh nelayan.Kapal (sampan) yang tidak mampu menahan kerasnya ombak menjadi penyebab nelayan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan tidak mencari cumi di tengah laut. Berdasarkan fakta tersebut maka wajar saja jika pengaruh curahan jam kerja berpengaruh besar terhadap pendapatan nelayan. Nelayan memaksimalkan waktu kerja untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar karena nelayan-nelayan tersebut tidak mampu melaut hingga ke tengah lautan. Pengaruh Harga Terhadap Pendapatan nelayan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.

Dengan nilai probabilitas sebesar 0.003 atau lebih kecil dari nilai alpha (0.003 <0,05) yang mengartikan bahwa variabel harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan

9

Medan Marelan. Selanjutnya nilai koefisien sebesar 18,258 yang artinya hubungan variabel harga dengan pendapatan neayan bersifat positif atau terarah. Setiap ada kenaikan harga ikan sebesar Rp 1 maka akan menyebabkan kenaikan pendapatan nelayan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan sebesar Rp 18.258 dengan asumsi konstanta bernilai nol dan variabel bebas lainnya dianggap tetap (cateris paribus). Ketika musim paceklik cumi seperti pada saat penelitian ini dilakukan kondisi harga ikan lebih mahal dari harga normal pada saat musim cumi.Hal tersebut ternyata tidak merugikan nelayan. Seperti teori penawaran, ketika suatu barang yang ditawarkan mengalami penurunan dengan asumsi bahwa barang merupakan barang yang diinginkan masyarakat, maka secara otomatis harga barang yang bersangkutan akan mengalami kenaikan. Kenaikan harga cumi berdampak positif terhadap nelayan, meskipun hasil tangkapan lebih rendah namun hal tersebut dapat meningkatkan pendapatan nelayan. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori yang di sampaikan Case & Fair yang menyebutkan bahwa harga adalah jumlah yang di jual oleh suatu produk per unit, dan mencerminkan beberapa yang tersedia di bayarkan oleh masyarakat. Dari pengertian tersebut harga merupakan faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan, harga juga dapat mengukur nilai dari suatu barang yang akan di perjual belikan. Selain itu Menurut Alimuddin (2009), Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang, ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

10

harga cumi yang diperoleh nelayan maka dapat meningkatkan pendapatan nelayan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.

Pengaruh Hasil Tangkapan Terhadap Pendapatan Nelayan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.

Dengan nilai probabilitas sebesar 0.000 atau lebih kecil dari nilai alpha (0.000< 0,05) yang mengartikan bahwa variabel Harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan. Selanjutnya nilai koefisien sebesar 87828,723 yang artinya yaitu hubungan variabel hasil tangkapan dengan pendapatan nelayan bersifat positif atau terarah. Setiap ada tambahan hasil tangkapan sebesar 1 kg maka akan menyebabkan kenaikan pendapatan nelayan di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan sebesar Rp 87.828,723 dengan asumsi konstanta bernilai nol dan variabel bebas lainnya dianggap tetap (cateris paribus). Semakin tinggi produktifitas tentunya berdampak positif terhadap pendapatan nelayan. Nelayan yang memiliki jumlah tangkapan lebih banyak dapat menjual cumi yang lebih banyak, dengan demikian potensi pendapatan akan menjadi lebih besar. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan Suhartati dalam Teori Ekonomi Mikro (2002) menyatakan bahwa produsen dianggap akan selalu memilih tingkat output (Q) yang dapat memperoleh keuntungan total maksimum yaitu kondisi yang memaksimalkan perbedaan antara total pendapatan dan total biaya. Selain itu hasil penelitian ini sesuai dengan teori Roger (2000) yang menyatakan bahwa berbagai harga persatuan (Unit) kali jumlah permintaan.Inilah besarnya pendapatan yang diterima oleh penjual suatu produk yang berharga, P untuk

11

sejumlah Q satuan yang terjual. Pendapatan marginal (marginal revenue , MR.) didevinisikan sebagai besarnya perubahan pendapatan total berkaitan dengan perubahan satu-satuan jumlah penjualan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alimudin (2009) yang berkesimpulan bahwa umur, lama pendidikan, pengalaman, hasil tangkapan dan pendapatan nelayan berpengaruh terhadap penerimaan dan penyaluran kredit di kecamatan Ampana kota.

Dokumen terkait