• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Risiko

Risiko produksi akan mempengaruhi tingkat produktivitas yang dihasilkan. Dengan demikian terjadinya fluktuasi dalam produktivitas yang dihasilkan perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi adanya risiko dalam kegiatan produksi. Risiko produksi yang terjadi pada Puncak Berry Farm disebabkan oleh kondisi alam yang tidak pasti serta hama dan penyakit yang sulit diprediksi. Risiko produksi ini menyebabkan produktivitas stroberi dan sayuran menjadi rendah sehingga akan mempengaruhi penerimaan dan pendapatan perusahaan. Risiko produksi yang dibahas dalam penelitian ini difokuskan pada risiko produksi stroberi, brokoli, daun bawang dan pakcoy.

Kegiatan budidaya stroberi dan sayuran pada Puncak Berry Farm memiliki risiko yakni pada proses produksi. Indikasi adanya peluang risiko produksi pada usaha ini yakni ditunjukkan dengan adanya variasi atau fluktuasi produktivitas yang diperoleh. Tingkat produktivitas pada stroberi, brokoli, daun bawang, dan pakcoy pada Puncak Berry Farm dalam beberapa periode produksi dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Tingkat produktivitas stroberi, brokoli, daun bawang, dan pakcoy pada Puncak Berry Farm

Produktivitas / Periode Stroberi (Kg/Polybag) Brokoli (Kg/Polybag) Daun Bawang (Kg/Polybag) Pakcoy (Kg/Polybag) 1 0,41 0,289 1,296 1,715 2 0,41 0,279 1,282 1,675 3 0,51 0,299 1,268 1,695 4 0,33 0,289 1,296 1,675 5 0,50 0,289 1,282 1,675 6 0,58 0,299 1,282 1,715 7 0,34 0,299 1,353 1,695 8 0,43 0,289 1,311 1,675 9 0,48 0,299 1,296 1,695 10 0,61 0,279 1,325 1,675 11 0,52 0,299 1,296 1,675 12 0,60 0,309 1,325 1,715 Rata-rata 0,48 0,29 1,30 1,69

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa produktivitas komoditas stroberi, brokoli, daun bawang, dan pakcoy pada beberapa periode produksi mengalami fluktuasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan menghadapai risiko dalam memproduksi stroberi, brokoli, daun bawang, dan pakcoy.

Penentuan risiko produksi pada penelitian ini didasarkan pada penilaian varian, standar deviasi, dan koefisien variasi yang diperoleh dari hasil peluang terjadinya suatu kejadian. Peluang (probability) menunjukkan distribusi frekuensi terhadap suatu kejadian. Langkah awal yang dilakukan adalah mengukur peluang yang diperoleh dari frekuensi kejadian yang dibagi dengan periode waktu selama berlangsung. Data yang digunakan untuki analisis risiko produksi adalah data penerimaan stroberi, brokoli, daun bawang, dan pakcoy untuk 12 periode produksi. Oleh karena itu peluang komoditas stroberi, brokoli, daun bawang, dan pakcoy dari setiap periode diasumsikan bernilai sama yaitu sebesar 0,083. Setelah dilakukan pengukuran tingkat penerimaan dan peluang, maka dilakukan penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dengan menggunkan ekspected return. Expected return merupakan nilai harapan yang dihasilkan setelah memperhitungkan risiko yang ada. Hasil perhitungan expected return produksi stroberi, brokoli, daun bawang dan pakcoy pada Puncak Berry Farm dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Penilaian expected return produksi stroberi, brokoli, daun bawang, dan pakcoy pada Puncak Berry Farm

No Komoditas Peluang Expected Return (Rp)

1 Stroberi 0,083 502 580 065

2 Brokoli 0,083 77 218 750

3 Daun Bawang 0,083 228 333 333

4 Pakcoy 0,083 133 481 250

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui expected return pada komoditas stroberi merupakan yang paling tinggi dibandingkan komoditas brokoli, daun bawang, dan pakcoy yaitu sebesar Rp502.580.065. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan untuk komoditi stroberi memiliki harga yang cukup tinggi dibandingkan komoditi sayuran yang lain dan harga jual stroberi sendiri stabil setiap waktunya. Selain itu dikarenakan permintaan pengunjung khususnya untuk stroberi cenderung lebih banyak dibandingkan komoditas sayuran yang lain. Selanjutnya, uraian berikut akan menjelaskan mengenai risiko produksi pada kegiatan spesialisasi dan kegiatan portofolio (Diversifikasi).

Penilaian Risiko Produksi Pada Kegiatan Spesialisasi

Penilaian juga dapat dilakukan dengan mengukur nilai penyimpangan yang terjadi. Beberapa pengukuran risiko diantaranya adalah nilai varian (variance), standar deviasi (standard deviation), dan koeffisien variasi (coefficient variation). Ketiga ukuran tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai varian sebagai penentu ukuran yang lainnya. Dalam penelitian ini return yang digunakan adalah penerimaan per periode produksi pada komoditas stroberi, brokoli, daun bawang dan pakcoy yang dihasilkan oleh Puncak Berry Farm. Penilaian risiko stroberi

dan sayuran yang dilakukan perusahaan Puncak Berry Farm dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Penilaian risiko pada kegiatan spesialisasi komoditas stroberi, brokoli, daun bawang, dan pakcoy pada Puncak Berry Farm

Komoditi Ukuran

Variance Standard Deviation Coeff Variation

Stroberi 8,93588E+15 94 529 789 0.188

Brokoli 5,12012E+12 2 262 768 0.029

Daun Bawang 1,59722E+13 3 996 526 0.018

Pakcoy 1,70543E+12 1 305 921 0.010

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa pada komoditas stroberi mempunyai variance yang paling tinggi dibandingkan dengan brokoli, daun bawang dan pakcoy. Demikian halnya dengan nilai standar deviasi stroberi mempunyai nilai tertinggi dibandingkan dengan komoditas lainnya. Pada umumnya nilai variance berbanding lurus dengan standard deviation, apabila nilai variance tinggi maka standard deviation yang diperoleh juga akan tinggi dan sebaliknya. Nilai standard deviation merupakan akar kuadrat dari variance

sedangkan coefficient variation merupakan rasio dari standard deviation dengan nilai ekspected return.

Penilaian risiko produksi yang paling tepat yaitu dengan menggunakan

coefficient variation. Nilai coefficient variation tertinggi berdasarkan produktivitas adalah pada komoditas stroberi dengan nilai coefficient variation

sebesar 0,188 yang artinya setiap return yang diharapkan sebesar Rp1.000.000 maka risiko (kerugian) yang dihadapi sebesar Rp188.000. Semakin besar nilai

coefficient variation maka semakin tinggi tingkat risiko yang dihadapi. Sedangkan risiko produksi paling kecil diperoleh hasil coefficient variation dengan nilai sebesar 0,010 yaitu pada komoditas pakcoy. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan, dalam melakukan budidaya sroberi tanaman ini mudah terkena hama dan penyakit pada musim penghujan. Sehingga pada musim penghujan produksi dan produktivitas stroberi sering mengalami penurunan yang berimplikasi terhadap pennerimaan yang diperoleh perusahaan. Jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman stroberi lebih banyak bila dibandingkan dengan komoditas yang lainnya. Serangan hama dan penyakit ini berpengaruh terhadap produktivitas stroberi. Apabila serangan hama dan penyakit cukup tinggi, maka produktivitas stroberi akan mengalami penurunan.

Perusahaan Puncak Berry Farm melakukan pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit ini dengan menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk menekan hama dan penyakit. Sehingga perusahaan harus mengalokasikan sebagian dana untuk menyediakan obat-obatan tersebut. Meskipun risiko tanaman stroberi relatif lebih tinggi dibandingkan komoditas yang lain, tetapi hal tersebut belum mendatangkan kerugian bagi perusahaan karena harga jual lebih tinggi dan masa tanaman yang lebih lama yaitu kurang lebih dua tahun sehingga stroberi dapat berproduksi selama kurang lebih dua tahun.

Penilaian Risiko Produksi Pada Kegiatan Portofolio

Risiko produksi masing-masing komoditas yang dijelaskan pada uraian sebelumnya menggambarkan risiko yang dihadapi perusahaan pada masing- masing komoditas yang diusahakan. Perusahaan Puncak Berry Farm melakukan diversifikasi dalam usahatani. Hal ini disebabkan pada kurun waktu yang sama perusahaan melakukan pola tanam secara monokultur dan tumpang sari. Dengan pengusahaan secara diversifikasi maka risiko yang dihadapi perusahaan dinamakan risiko portofolio.

Pada metodologi telah disebutkan bahwa beberapa ukuran risiko yang dapat digunakan diantaranya adalah nilai variance, standard deviation dan coefficient variation (Elton dan Gruber, 1995). Dalam melakukan perbandingan terhadap risiko produksi spesialisasi dan portofolio maka ukuran risiko yang dilakukan dengan menghitung variance gabungan dari beberapa kegiatan usaha. Berdasarkan pola tanam yang digunakan pada keempat komoditas dapat dilakukan secara tumpang sari. Pola tanam yang dilakukan adalah stroberi tumpangsari dengan brokoli, stroberi dengan daun bawang, dan stroberi dengan pakcoy Analisis perbandingan risiko produksi yang dilakukan berdasarkan hasil return

yaitu penerimaan yang didapatkan. Nilai koefisien korelasi yang digunakan pada kegiatan portofolio ini adalah berdasarkan perhitungan menggunakan uji signifikansi koefisien korelasi pearson. Hasil perhitungan korelasi dapat dilihat pada lampiran 3. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi antara dua variabel stroberi dan sayuran hampir semuanya mendekati nol (0) sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tidak ada hubungan. Hasil perhitungan risiko pada kegiatan portofolio stroberi, brokoli, daun bawang dan pakcoy dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13 Penilaian risiko pada kegiatan portofolio stroberi, brokoli, daun bawang dan pakcoy pada Puncak Berry Farm

Komoditi Ukuran No Expected Return (Kg/Tanaman) Variance Standard Deviation Coeff Variation Aktual 1 S+B 360792960 5,98102E+15 77337058 0,214 2 S+D 411164488 5,94411E+15 77098043 0,188 3 S+P 379547127 5,97209E+15 77279283 0,204 Perencanaan 4 S+B+D 397638858 6,26084E+15 79125471 0,199 5 S+B+P 383411046 6,27419E+15 79209803 0,207 6 S+D+P 406078233 6,2558E+15 79093588 0,195 7 S+B+D+P 395709379 6,26363E+15 79143077 0,200 Keterangan : S = Stroberi B = Brokoli D = Daun Bawang P = Pakcoy

Hasil perhitungan risiko pada kegiatan portofolio yang ditampilkan pada Tabel 13 merupakan gambaran risiko yang dihadapi perusahaan Puncak Berry Farm dengan melakukan dua,tiga dan empat kombinasi. Analisis perbandingan

risiko produksi yang dilakukan berdasarkan hasil return yaitu penerimaan yang dihasilkan. Penjelasan mengenai analisis risiko portofolio pada Tabel 13 akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Stroberi dan Brokoli

Tabel 13 menunjukkan bahwa perbandingan risiko yang dihadapi Puncak Berry Farm jika mengusahakan diversifikasi stroberi dan brokoli. Nilai coefficient variation untuk kombinasi stroberi dan brokoli memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan risiko stroberi dan brokoli pada usaha tunggalnya. Hasil perhitungan tersebut diperoleh dari hasil pembagian antara standard deviation

gabungan antara komoditas stroberi dan brokoli dengan ekspected return

gabungan antara stroberi dan brokoli yaitu sebesar 0,214. Nilai coefficient variation 0,214 artinya setiap return yang diharapkan sebesar Rp1.000.000 maka risiko (Kerugian) yang dihadapi sebesar Rp214.000. Bobot portofolio yang digunakan untuk menghitung variance pada kegiatan portofolio dua kombinasi untuk masing-masing komoditas yaitu dua berbanding satu (2:1) atau 67 persen untuk stroberi dan 33 persen untuk brokoli dengan nilai koefisien korelasi yang digunakan pada kegiatan portofolio ini adalah (0,25), Hal ini dapat disumpulkan kedua variabel atau kedua komoditi tersebut tidak berhubungan. Sedangkan perhitungan nilai ekspected return kombinasi stroberi dan brokoli didapat sebesar Rp360.792.960.

Berdasarkan informasi di lapangan, hama yang terdapat pada stroberi dan brokoli yaitu kutu putih, hama tersebut diduga dapat mempengaruhi produksi stroberi dan brokoli yang dapat menyebabkan risiko untuk kombinasi dua komoditi antara stroberi dan brokoli cukup tinggi dibandingkan kombinasi dua komoditi yang lain. Selain itu, Penyakit yang menyerang stroberi cenderung lebih banyak bila dibandingkan dengan brokoli. Penyakit yang biasanya menyerang tanaman stroberi disebabkan oleh cendawan, bakteri dan virus. Sedangkan penyakit pada brokoli biasanya seperti ulat tanah, ulat grayak, ulat perusak daun dan jamur. Hal inilah yang menyebabkan diversifikasi stroberi dan brokoli memiliki risiko yang paling tinggi di antara tiga risiko diversifikasi dua komoditas. 2. Stroberi dan Daun Bawang

Penilaian risiko pada kegiatan portofolio komoditas stroberi dan daun bawang diperoleh nilai coefficient variation yaitu sebesar 0,188. Nilai coefficient variation 0,188 artinya setiap return yang diharapkan sebesar Rp 1.000.000 maka risiko (Kerugian) yang dihadapi sebesar Rp 188.000. Kegiatan portofolio stroberi dan daun bawang ini memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan kombinasi stroberi dengan brokoli dan stroberi dengan pakcoy. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih besar mendapatkan keuntungan apabila mengusahakan kegiatan portofolio stroberi dengan daun bawang dibandingkan apabila mengusahakan kegiatan portofolio stroberi dengan brokoli atau stroberi dengan pakcoy. Sedangkan nilai ekspected return yang diperoleh pada kegiatan portofolio komoditas stroberi dengan daun bawang lebih besar dibandingkan ekspected return pada kegiatan porofolio yang lain untuk kombinasi dua komoditi yaitu sebesar Rp411.164.488. Bobot portofolio yang digunakan untuk menghitung

variance pada kegiatan portofolio stroberi dan daun bawang yaitu untuk masing- masing komoditas dua berbanding satu (2:1) atau 67 persen untuk stroberi dan 33 persen untuk daun bawang dengan nilai koefisien korelasi yang digunakan pada

kegiatan portofolio ini adalah (-0,11). Hal ini dapat disumpulkan kedua variabel atau kedua komoditi tersebut tidak berhubungan.

Berdasarkan informasi dilapangan, tanaman daun bawang lebih tahan terhadap serangan hama, biasanya tanaman daun bawang ini dipengaruhi oleh kondisi tanah dan penyakit yang sering menyerang yaitu jamur. Sedangkan tanaman stroberi yang rentan terhadap perubahan cuaca dan serangan hama dan penyakit. Hama yang tedapat pada stroberi biasanya seperti kutu daun, tungau, kumbang penggerek dan kutu putih. Penyakit yang biasanya menyerang disebabkan oleh cendawan, bakteri dan virus. Hal ini menyebabkan walaupun penerimaan perusahaan dari stroberi relatif tinggi dibandingkan dari daun bawang tetapi perusahaan menghadapi risiko yang lebih tinggi dalam mengusahakan stroberi dibandingkan daun bawang.

3. Stroberi dan Pakcoy

Penilaian risiko pada kegiatan portofolio pada komoditas stroberi dan pakcoy memperoleh nilai coefficient variation sebesar 0,204. Nilai coefficient variation 0,204 artinya setiap return yang diharapkan sebesar Rp1.000.000 maka risiko (Kerugian) yang dihadapi sebesar Rp204.000. Kegiatan portofolio stroberi dengan pakcoy memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan mengusahakan komoditas stroberi dan brokoli. Sedangkan untuk nilai ekspected return gabungan dari komoditas stroberi dan pakcoy memperoleh nilai sebesar Rp379.547.127. Hasil tersebut masih lebih rendah dari ekspected return stroberi pada usaha tunggalnya dan lebih tinggi dari ekspected return pakcoy pada usaha tunggalnya. Bobot portofolio yang digunakan untuk menghitung variance pada kegiatan portofolio stroberi dengan pakcoy untuk masing-masing komoditas yaitu dua berbanding satu (2:1) atau 67 persen untuk stroberi dan 33 persen untuk pakcoy dengan nilai koefisien korelasi yang digunakan pada kegiatan portofolio ini adalah (0,26) sehingga dapat disumpulkan kedua variabel atau kedua komoditi tersebut tidak berhubungan.

Berdasarkan informasi di lapangan stroberi sangat rentan terhadap perubahan cuaca, dan serangan hama dan penyakit dibandingkan dengan pakcoy. Pada saat musim hujan serangan penyakit pada stroberi lebih tinggi dibandingkan pakcoy. Umumnya jenis penyakit yang menyerang stroberi juga lebih banyak seperti kapang kelabu (botrytis cinerea), buah busuk matang (ripe fruit root), busuk rizopus (rhizopus stolonifer), empulur merah ( red core, red stele), embun tepung (sphaetotheaca mascularis atau uncinula necator), daun gosong (diplocarpon earliana atau marssonia fragariae), dan bercak daun (ramularia tulasnii). Penyakit yang menyerang pakcoy juga lebih sedikit yang ditemui di lapangan yaitu jamur. Serangan hama pada stroberi lebih banyak dibandingkan dengan pakcoy antara lain kutu daun, tungau, kumbang penggerek, dan kutu putih. Berbeda halnya dengan pakcoy yang serangan hamanya hanya dua jenishama yaitu kumbang dan ulat. Hal ini menyebabkan walaupun penerimaan perusahaan dari stroberi relatif tinggi dibandingkan dari pakcoy tetapi perusahaan menghadapi risiko yang lebih tinggi dalam mengusahakan stroberi dibandingkan pakcoy. 4. Stroberi, Brokoli dan Daun Bawang

Penilaian risiko pada kegiatan portofolio pada komoditas stroberi, brokoli dan daun bawang merupakan kombinasi yang direncanakan sebagai bahan masukan untuk perusahaan. Nilai coefficient variation diperoleh untuk kombinasi stroberi, brokoli dan daun bawang yaitu sebesar 0,199. Nilai coefficient variation

0,199 artinya setiap return yang diharapkan sebesar Rp1.000.000 maka risiko (Kerugian) yang dihadapi sebesar Rp199.000. Bobot portofolio yang digunakan unruk menghiung variance pada kegiatan portofolio stroberi, brokoli dan daun bawang untuk masing–masing komoditas yaitu 70 persen stroberi, 15 persen brokoli dan 15 persen daun bawang dengan nilai koefisien korelasi yang digunakan pada kegiatan portofolio ini adalah stroberi dengan brokoli (0,25) dan stroberi dengan daun bawang (-0,11). Hal ini dapat disumpulkan kedua variabel atau kedua komoditi tersebut tidak berhubungan.

Berdasarkan informasi di lapangan stroberi sangat dipengaruhioleh lingkungan eksternal. Stroberi sangat rentan terhadap perubahan cuaca, danserangan hama dan penyakit. Pada saat musim hujan serangan penyakit padastroberi relatif tinggi dibandingkan dengan ketiga komoditas lainnya. Umumnya jenis penyakit yang menyerang stroberi juga lebih banyakseperti kapang kelabu (botrytis cinerea), buah busuk matang (ripe fruit root), busuk rizopus (rhizopus stolonifer), empulur merah ( red core, red stele), embun tepung (sphaetotheaca mascularis atau uncinula necator), daun gosong (diplocarpon earliana atau marssonia fragariae), dan bercak daun (ramularia tulasnii).

Penyakit yang menyerang daun bawang juga lebih sedikit yang ditemui di lapangan yaitu (jamur). Sedangkan penyakit pada brokoli biasanya seperti ulat tanah, ulat grayak, ulat perusak daun dan jamur.

5. Stroberi, Brokoli, dan Pakcoy

Penilaian risiko pada kegiatan portofolio pada komoditas stroberi, brokoli dan pakcoy merupakan kombinasi yang direncanakan sebagai bahan masukan untuk perusahaan. Nilai coefficient variation diperoleh untuk kombinasi stroberi, brokoli dan pakcoy yaitu sebesar 0,207. Nilai coefficient variation 0,207 artinya setiap return yang diharapkan sebesar Rp1.000.000 maka risiko (Kerugian) yang dihadapi sebesar Rp207.000. Bobot portofolio yang digunakan unruk menghiung

variance pada kegiatan portofolio stroberi, brokoli dan pakcoy untuk masing – masing komoditas yaitu 70 persen stroberi, 15 persen brokoli dan 15 persen pakcoy dengan nilai koefisien korelasi yang digunakan pada kegiatan portofolio ini adalah stroberi dengan brokoli (0,25) dan stroberi dengan pakcoy (0,26), dan brokoli dengan pakcoy (0,62). Korelasi untuk brokoli dan pakcoy menunjukan signifikan dan mendekati satu maka kedua komoditi tersebut berhubungan sedangkan stroberi dengan brokoli dan stroberi dengan pakcoy nilai korelasinya lebih mendekati nol (0) sehingga hal ini dapat disumpulkan kedua variabel atau kedua komoditi tersebut tidak berhubungan.

Berdasarkan informasi di lapangan stroberi sangat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal. Stroberi sangat rentan terhadap perubahan cuaca, danserangan hama dan penyakit. Pada saat musim hujan serangan penyakit pada stroberi relatif tinggi dibandingkan dengan ketiga komoditas lainnya. Umumnya jenis penyakit yang menyerang stroberi juga lebih banyakseperti kapang kelabu (botrytis cinerea), buah busuk matang (ripe fruit root), busuk rizopus (rhizopus stolonifer), empulur merah ( red core, red stele), embun tepung (sphaetotheaca mascularis atau uncinula necator), daun gosong (diplocarpon earliana atau

marssonia fragariae), dan bercak daun (ramularia tulasnii). Penyakit yang menyerang pakcoy juga lebih sedikit yang ditemui di lapanganyaitu kumbang dan (jamur). Sedangkan penyakit pada brokoli biasanya seperti ulat tanah, ulat grayak, ulat perusak daun dan jamur. Risiko diversifikasi antara stroberi, brokoli dan

pakcoy merupakan risiko yang paling tinggi diantara kombinasi tiga komoditi yang lain. Hal ini tidak terlepas dari karakter stroberi dan brokoli yang sangat peka terhadap perubahan cuaca, serangan hama dan penyakit.

6. Stroberi, Daun Bawang, dan Pakcoy

Penilaian risiko pada kegiatan portofolio pada komoditas stroberi, daun bawang dan pakcoy merupakan kombinasi yang direncanakan sebagai bahan masukan untuk perusahaan. Nilai coefficient variation diperoleh untuk kombinasi stroberi, brokoli dan daun bawang yaitu sebesar 0,195. Nilai coefficient variation

0,195 artinya setiap return yang diharapkan sebesar Rp1.000.000 maka risiko (Kerugian) yang dihadapi sebesar Rp195.000. Bobot portofolio yang digunakan unruk menghiung variance pada kegiatan portofolio stroberi, daun bawang untuk masing – masing komoditas yaitu 70 persen stroberi, 15 persen daun bawang dan 15 persen pakcoy dengan nilai koefisien korelasi yang digunakan pada kegiatan portofolio ini adalah stroberi dengan daun bawang (-0,11) dan stroberi dengan pakcoy (0,26), dan daun bawang dengan pakcoy (0,06) karena semua hasil korelasinya lebih mendekati nol (0) sehingga hal ini dapat disumpulkan kedua variabel atau kedua komoditi tersebut tidak berhubungan.

Berdasarkan informasi di lapangan stroberi sangat dipengaruhioleh lingkungan eksternal. Stroberi sangat rentan terhadap perubahan cuaca, danserangan hama dan penyakit. Pada saat musim hujan serangan penyakit padastroberi relatif tinggi dibandingkan dengan ketiga komoditas lainnya. Umumnya jenis penyakit yang menyerang stroberi juga lebih banyakseperti kapang kelabu (botrytis cinerea), buah busuk matang (ripe fruit root), busuk rizopus (rhizopus stolonifer), empulur merah ( red core, red stele), embun tepung (sphaetotheaca mascularis atau uncinula necator), daun gosong (diplocarpon earliana atau marssonia fragariae), dan bercak daun (ramularia tulasnii).

Penyakit yang menyerang pakcoy juga lebih sedikit yang ditemui di lapanganyaitu kumbang dan (jamur). Sedangkan penyakit pada daun bawang biasanya hanya satu jenis yaitu jamur. Risiko diversifikasi antara stroberi, daun bawang dan pakcoy merupakan risiko yang paling rendah di antara tiga risiko diversifikasi tiga komoditas yang dihitung. Hal ini tidak terlepas dari karakter stroberi yang sangat peka terhadap perubahan cuaca dan serangan hama dan penyakit.

7. Stroberi, Brokoli, Daun Bawang, dan Pakcoy

Penilaian risiko pada kegiatan portofolio pada komoditas stroberi, brokoli, daun bawang dan pakcoy merupakan kombinasi yang direncanakan sebagai bahan masukan untuk perusahaan. Nilai coefficient variation diperoleh untuk kombinasi stroberi, brokoli dan daun bawang yaitu sebesar 0,200. Nilai coefficient variation

0,200 artinya setiap return yang diharapkan sebesar Rp1.000.000 maka risiko (Kerugian) yang dihadapi sebesar Rp200.000. Bobot portofolio yang digunakan untuk menghitung variance pada kegiatan portofolio stroberi, brokoli, daun bawang dan pakcoy untuk masing – masing komoditas yaitu 70 persen stroberi, 10 persen brokoli, 10 persen daun bawang dan 10 persen pakcoy dengan nilai koefisien korelasi yang digunakan pada kegiatan portofolio ini adalah stroberi dengan daun bawang (-0,11) dan stroberi dengan pakcoy (0,26), stroberi dengan brokoli (0,25) brokoli dengan daun bawang (0,14) brokoli dengan pakcoy (0,62), dan daun bawang dengan pakcoy (0,06). Hasil korelasi untuk beberapa kombinasi

tersebut hampir semua lebih mendekati nol (0) sehingga hal ini dapat disumpulkan kedua variabel atau kedua komoditi tersebut tidak berhubungan.

Nilai risiko cenderung lebih tinggi pada usaha diversifikasi yang mengandung komoditas stroberi dibandingkan usaha diversifikasi yang tidak mengandung stroberi. Hal ini disebabkan stroberi memiliki tingkat risiko yang paling tinggi dibandingkan ketiga komoditas yang lain. Selain itu produksi stroberi lebih tinggi dikarenakan perusahaan lebih berkonsentrasi pada stroberi. Hal ini berpengaruh pada proporsi banyaknya polybag yang digunakan untuk stroberi yang paling banyak diantara komoditas sayuran yang diusahakan Puncak Berry Farm. Perbedaan banyaknya polybag ini berpengaruh pada penghitungan risiko portofolio terutama bobot portofolio stroberi yang paling tinggi dibandingkan ketiga komoditas lainnya. Hal inilah yang menyebabkan nilai risiko portofolio usaha diversifikasi yang mengandung stroberi relatif tinggi.

Berdasarkan hasil perbandingan risiko pada keempat komoditas stroberi, brokoli, daun bawang dan pakcoy yang dilakukan Puncak Berry Farm disimpulkan bahwa diversifikasi dapat mengurangi risiko yang ada. Tetapi dengan melakukan diversifikasi tidak serta merta berarti menghilangkan risiko atau membuat risiko menjadi nol. Artinya meskipun perusahaan telah melakukan diversifikasi, perusahaan tetap menghadapi risiko. Hal ini dapat dilihat pada hasil perbandingan risiko produksi yang diperoleh yakni nilai variance, standard deviation, coefficient variation tidak sama dengan nol. Adanya diversifikasi maka kegagalan pada salah satu usaha diharapkan bisa dikompensasi dari usaha yang lainnya. Oleh karena itu, diversifikasi merupakan alternatif yang tepat untuk meminimalkan risiko sekaligus melindungi dari fluktuasi produksi.

Hasil analisis risiko diversifikasi menghasilkan kombinasi stroberi dan brokoli merupakan diversifikasi yang paling tinggi risikonya sedangkan risiko yang paling rendah adalah kombinasi stroberi dan daun bawang. Demikian dapat

Dokumen terkait