• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak, Luas dan Batas-batas Tapak

Dusun Muara Dua secara administratif termaksud kedalam Desa Cibunian yang berada di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor , Propinsi Jawa Barat. secara geografis berada di antara 6o36’00’’LS-6o36’30’’LS dan 106 o38’00’’BT -106 o42’00’’BT.

Gambar 4 Dusun Muara Dua dan Orientasi Studi Sumber : Kantor Desa Cibunian dan hasil tracking

Luas Dusun Muara Dua sebesar 33,4 ha terbagi menjadi 3 RT. Peta orientasi dan batas tapak yang akan direncanakan dapat dilihat pada Gambar 4. Batas-Batas tapak meliputi, sebelah utara berbatasan dengan Kampung Cipatat, sebelah timur berbatasan dengan Sungai Cianten, sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Muara Satu, dan sebelah barat berbatasan dengan Gunung Batu yang merupakan area Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Aksesibilitas

Dusun Muara Dua dapat ditempuh dari stasiun Bogor selama ±1,5 jam dengan jarak 45 km, sedangkan dari kampus IPB Dramaga dibutuhkan waktu ±1 jam dengan jarak 32 km. Waktu tersebut ditempuh dengan kendaraan pribadi. Berdasarkan ketersediaan alat transportasi, aksesibilitas menuju tapak cukup sulit karena kawasan Dusun Muara Dua merupakan kawasan yang jauh dari pusat kota sehingga diperlukan kendaraan pribadi untuk mencapai lokasi dan kondisi akses jalan Desa dan Dusun Muara Dua masih kurang baik. Untuk itu diperlukan perbaikan jalan-jalan dusun.

a. Jalan Kecamatan b. Jalan Desa c. Jalan Dusun Gambar 5 Kondisi Jalan

Topografi

Dusun Muara Dua berada pada elevasi terendah 649 mdpl dan elevasi tertinggi 779 mdpl. Secara umum kondisi topografi tapak berbukit-bukit dengan kemiringan lahan yang bervariasi. Berdasarkan klasifikasi kemiringan lahan, Dusun Muara Dua memliki 5 klasifikasi kemiringan yaitu wilayah datar pada kemiringan 0-8%, wilayah relatif datar 8-15%, wilayah berbukit 15-25% dan wiayah curam 25-40% dan wilayah sangat curam >40%.

Gambar 6 Peta Kontur Dusun Muara Dua Sumber : Badan Informasi Geospasial

Gambar 7 Peta Kemiringan Lahan Dusun Muara Dua Sumber : Badan Informasi Geospasial

Tabel 4 Persentase Kemiringan Lereng

Kemiringan Persentase Luas (%) Luas (Ha)

0-8% 62,7 20,94 8-15% 6,5 3,49 15-25% 17,6 5,90 25-40% 10,2 3,44 >40% 3,0 0,37 Jumlah 100,0 33,4

Sumber :Badan Infromasi Geospasial

Ragam ketinggian pada lahan akan mempengaruhi aktivitas pada lahan tersebut. Aktivitas dan fasilitas umum bagi pengunjung dapat diakomodasikan pada kemiringan 0-8% dan 8-15%. Sedangkan pada kemiringan 15-25% , 25-40% dan >40% pemanfaatannya sangat terbatas sehingga perlu adanya proses pengolahan lebih lanjut.

Tata Guna Lahan

Penggunan Lahan kawasan didominasi oleh sawah seluas 13,08 ha (39,1%) yang dijadikan sebagai lahan produksi penanaman tanaman padi, hutan rakyat seluas 7,14 ha (21,3%), kebun campuran seluas 7,24 ha (21,6%) dan semak seluas 2,10 ha (6,2%) sisanya adalah area terbagun seperti: jalan dan pemukiman.

Gambar 8 Peta Tata Guna Lahan Sumber : hasil digitasi dan observasi

Berdasarkan temuan dilapang terdapat area persawahan yang telah beralih fungsi menjadi area timbunan tanah. Petakan sawah tersebut berada pada RT 2 seluas 0,48 ha yang dibeli oleh kontraktor Brantas untuk menimbun tanah buangan proyek PLTA pada Dusun Muara Satu. Hal tersebut menjadi salah satu kendala yang dapat meganggu view kawasan tersebut.

Tabel 5 Presentase Penggunaan Lahan Tata Guna Lahan Luas

Ha % Hutan Rakyat 7,14 21,3 Sawah 13,08 39,1 Kebun campuran 7,24 21,6 Semak 2,10 6,2 Lain-lain 3,44 11,8 Jumlah 33,40 100,0

Sumber : hasil analisis

Akustik dan Visual

Kawasan Dusun Muara Dua memiliki wilayah yang luas dengan pemandangan alam yang menawan, sawah terasering yang indah dengan panorama Gunung Gede di sebelah barat dan Gunung Kasur disebelah timur, Sungai Cianten yang menyegarkan dan hawa pegunungan yang sejuk mampu menambah minat wisatawan datang ke tempat ini untuk menikmati pemandangan alam kawasan Dusun Muara Dua.

Gambar 9 Pemandangan Alam Dusun Muara Dua

Pada saat udara cerah, semua elemen yang ada di area persawahan mengeluarkan warnanya dengan maksimal sehingga kesan ceria dapat dirasakan. Ritme suara kicauan burung yang samar-samar terdengar menjadikan kesan ruang yang ramai dan alami serta gemiricik suara sungai yang begitu menyegarkan bersatu padu menciptakan suasan pedesaan yang alami dan menenangkan. Perpaduan antara semua elemen pembentuk lanskap Dusun Muara Dua yang didukung oleh kondisi iklim yang sejuk sangat menarik untuk dinikmati.

Geologi dan Jenis Tanah

Menurut hasil studi pusat geologi. Geologi kecamatan Pamijahan didominasi oleh tanah Podsolik Merah kekuningan (BAPPEDA Kabupaten Bogor, 2009). Jenis tanah tersebut memiliki lapisan solum tanah yang agak tebal, yaitu 90-180 cm. Warna tanah ini kemerah-merahan hingga atau kekuning-kuningan. Struktur B horizonnya adalah gumpak, sedangkan teksturnya dari lempung berpasir hingga liat, namun kebanyakan adalah berliat (Hardjowigeno, 2003). Tanah jenis ini mudah terkena bahaya erosi akibat gerakan air karena sifat fisiknya tidak mantap dan stabilitas agregatnya kurang sehingga agregat tanahnya harus dikuatkan oleh perakaran tanaman maupun pondasi.

Iklim

Data-data Iklim didapatkan dari Stasiun Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor. Data iklim tersebut meliputi jumlah curah hujan, kelembaban dan Suhu Kecamatan Pamijahan sepanjang tahun 2013.

(a) Hamparan sawah (b) Sungai Cianten

Curah Hujan. Stasiun Klimaologi Dramaga Bogor mencata penyebaran curah hujan bulanan Kecamatan Pamijahan berkisar dari 62,3-410,7 mm dengan rata-rata curah huan 333,025 mm/bulan. Curah hujan terendah tercatat pada bulan Juni dan curah hujan tertinggi tercatat pada bulan Desember. Penyebaran data curah hujan sepanjang tahun 2013 dapat terlihat pada Gambar 10. Dengan data tersebut

Gambar 10 Curah Hujan Tahun 2013

Kelembaban Nisbi. Kelembaban nisbi (relative humudity) merupakan perbandingan antara kelmbaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Dengan kata lain kelembaban nisbi menunjukan persentase uap air di dalam udara. Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor mencatat kelembaban tertinggi terdapat pada bulan Januari dengan kelembaban 88% dan kelembaban terendah terdapat pada bulan September dan November dengan kelembaban 78%. Penyebaran data kelembaban sepanjang tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11 Kelembaban Nisbi Tahun 2013 0 100 200 300 400 500 600 mm bulan 72 74 76 78 80 82 84 86 88 90 % bulan

Suhu. Suhu merupakan keadaan panas atau dinginnya udara. Semakin tinggi kawasan dari permukaan laut maka semakin turun suhu udara di daerah tersebut. Kisaran suhu rata-rata bulanan sepanjang tahun 2013 yang dicatat oleh Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor adalah 21°C -30°C dengan nilai terendah pada bulan November dan tertinggi pada bulan Oktober. Penyebaran data suhu sepanjang tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 12d.

Gambar 12 Suhu Tahun 2013

Menurut Laurie (1985), Kisaran suhu yang nyaman untuk manusia adalah apabila Nilai Indeks Kenyaman (Thermal Humidity Index) kurang dari 27. Berdasarkan perhitungan dengan memasukan suhu rata-rata sebesar 26,1°C, serta dengan memasukan nilai kelembaban rata-rata 83% maka diperoleh nilai THI sebesar 25,21 (Tabel 6) Nilai tersebut kurang dari 27, sehingga suhu kawasan perkebunan teh kayu Ayro termasuk dalam kategori nyaman.

Tabel 6 Nilai Thermal Humidity Index

Suhu (°C) Kelembaban (%) THI Keterangan

26,1 83 25,21 THI<27 = nyaman

Sumber : hasil analisis Hidrologi

Sumber air untuk mengairi sawah, kebun dan kebutuhan sehari-hari berasal dari anak sungai dari Perkebunan Teh Cianten dan anak Sungai Cikasari. pertemuan kedua anak sungai tersebut merupakan awal terciptanya nama Muara. Berdasarkan wawancara langsung kepada Pak Uci selaku Kepala Dusun Muara Dua, Sungai Cianen ini tidak pernah mengering sepanjang tahun tetapi debit airnya bervariasi. Hal ini disebabkan oleh pengaruh musim. Jika musim penghujan debit air sungai akan tinggi dan sebaliknya jika musim kemarau debit air akan berkurang walaupun tidak menunjukkan perubahan yang signifikan sehingga kekurangan air sangat jarang terjadi. Sungai ini dimanfaatkan juga oleh masyarakat di sekitar perkebunan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi dan sebagainya.

0 5 10 15 20 25 30 35 ° C bulan

a. Sungai Cianten b. Kolam c. Saluran irigasi Gambar 13 Kondisi Hidrologi idan Drainase pada Tapak

Secara umum kondisi drainase sawah juga sangat baik terlihat dari tidak pernahnya terjadi kekeringan dan air pun selalu mengalir ke saluran irigasi dengan lancar. Masyarakat di sekitar juga banyak memanfaatkan aliran air yang masuk dengan membuat kolam-kolam ikan kecil di samping rumah mereka.

Fasilitas dan Utilitas

Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi lapang pada sekitar tapak sudah terdapat beberapa fasilitas umum pendukung wisata seperti sudah tersedianya penginapan, sarana ibadah (mesjid), Pos Jaga, MCK dan beberapa fasilitas penunjang lainnya. Semua fasilitas yang ada rata-rata dalam kondisi baik.

Tabel 7 Fasilitas Dusun Muara Dua

No. Jenis Jumlah

(Unit)

Keterangan 1 Saran Pendidikan 2 Terdiri dari: SD & Madrasah 2 Sarana Ibadah 3 Terdiri dari: 3 Mesjid

3 Wisma Tikukur 1 Sebagai panggung serbaguna

4 Saung Tikukur 2 Sebagai rumah penginapan untuk wisatawan 6 WC Umum 3 Satu WC umum terdiri dari 3 Kamar Mandi 7 Pos Jaga 1 Digunakan warga untuk menjaga kemanan

dusun Sumber : Observasi Lapang

Beberapa kendala yang dihadapi adalah fasilitas yang ada masih dirasa sangat kurang dalam mendukung kegiatan wisata. Seperti masih kurangnya tempat parkir khusus pengunjung, pusat informasi, kios penjual souvenir, serta penginapan, maka diperlukan pengadaan fasilitas yang kurang pada tempat-tempat wisata khususnya kawasan agrowisata dan pengadaannya harus sesuai dengan kondisi tapak dan fungsinya.

Vegetasi dan Satwa

Vegetasi utama pada tapak adalah oryza sativa dan terdapat beberapa tanaman yang mendominasi khususnya pada area lahan hutan produktif seperti Asparagus cochinchinensis (Bambu tali) Albizia chinensis (Jenjeng), Gramatophyllum speciosum (tebu), dan Maesopsis eminii (manii). Sedangkan pada area pemukiman warga sangat sering dijumpai tanaman jenis bunga seperti Musa paradisiaca (pisang), Hibiscus rosa-sinensi (bunga sepatu) dan Bougainvillea sp. (bugenvil). Namun vegetasi tersebut masih kurang tertata

dengan baik sehingga perlu dilakukan penambahan dan penataan vegetasi dengan fungsi perencanaan yang telah ditentukan agar terlihat lebih estetis serta mampu menyediakan habitat bagi satwa yang ada.

a. Jenjeng b.Bambu Tali c. Oryza sativa

Gambar 14 Beberapa jenis Vegetasi yang Ditemui di Tapak

Satwa yang dtemukan di tapak dibedakan menjadi dua, yaitu hewan yang dijadikan ternak dan satwa liar, Hewan yang dipelihara sebagai ternak diantaranya adalah ayam, bebek, kambing dan domba. Sedangkan satwa liar yang terdapat disekitar seperti ular sawah, kadal, belut, anjing namun, sesekali terlihat burung Elang Jawa yang lalu lalang melintas di sekitar kawasan tapak. Hal tersebut dapat menilaikan nilai tambah terhadap kawasan Dusun Muara Dua.

Aspek Sosial Keaadaan Sosial-Budaya Masyarakat Sekitar

Menurut data Monografi Desa Cibunian tahun 2007, penduduk Desa Cibunian berjumlah 10646 jiwa dengan penduduk jenis kelamin laki-laki berjumlah 5433 jiwa dan jenis kelamin perempuan 5213 jiwa. Perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan hampir imbang dengan presentase 48,9% untuk jenis kelamin laki-laki dan 51,1% untuk perempuan. Berdasarkan data yang diperoleh dari kepala dusun, jumlah penduduk dusun dalam satuan KK berjumlah 227 yang tersebar di 3 RT. Sebgaian besar penduduk Dusun berprofesi sebagai petani, baik petani pemilik tanah, penggarap tanah maupun buruh tani dengan produksi padi antara 6-9 ton /tahun dan upah buruh tani antara Rp 25.000-Rp 50.000 per hari.

Tabel 8 Mata Pencaharian Desa Cibunian

No Mata pencaharian Orang

1 Petani:

Petani pemilik tanah Petani penggarap tanah Buruh tani 1324 621 399 356 2 Pengusaha 17 3 Pengrajin 59 4 Industri kecil 12 5 Buruh industri 41 6 Pertukangan 68 8 PNS 18

Sumber : Laporan Data Monografi Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Tahun 2007

Tipe rumah dari masyarakat yang tinggal di Dusun Muara Dua Desa cukup baik. Rata-rata bangunan rumah sudah dibangun permanen dengan material semen dan bata. Namun tidak jarang masih terlihat rumah yang terbuat dari papan/kayu. Pemandangan rumah warga juga mampu menambah daya tarik bagi kawasan Dusun Muara Dua. Selain itu Masyarakat Dusun Muara Dua juga rutin merayakan upcara Seren Tahun di tiap Bulan Muharam sebagai rasa syukur masyarakat atas padi yang telah dihasilkan. Wayang golek dan tutunggulan menjadi penampilan utama dalam acara ini. Hal tersebut dapat dikembangkan sebagai atraksi wisata.

Gambar 15 Bentuk Rumah Warga Dusun Muara Dua Persepsi dan Prefrensi Pengunjung

Dari hasil survei lapang yang didapatkan melalui kuisioner kepada 30 responden yang diperoleh dengan metode purposive sampling, maka informasi dari responden dapat diklasifikasikan berdasarkan identitas, persepsi serta prefrensi yang diinginkan pengunjung. Dilihat dari data yang diperoleh, wisatawan yang banyak berkunjung ke Dusun Muara Dua adalah masyarakat Bogor (73%), masyarakat luar Bogor (27%). Para wisatawan yang dominan adalah wisatawan berjenis kelamin perempuan (54%) dibandingkan wisatawan berjenis kelamin laki-laki (46%).

Usia para wisatawan yang berkunjung ke Dusun Muara Dua yang terbanyak adalah usia 10-17 tahun (40%), kemudian usia 17-22 tahun (34%) dan usia >22 tahun (26%). Dapat dilihat di Tabel 9.

Tabel 9 Identitas, Persepsi dan Prefrensi Pengunjung

No Variabel Frekuensi

relatif (%) 1. Dareah Asal :

a. Kabupaten Bogor b. Luar Kabupaten Bogor

73 27 2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 46 54 3. Usia : a. 10-17 tahun b. 17-22 tahun c. >22 tahun 40 34 26

Tabel 9 Identitas, Persepsi dan Prefrensi Pengunjung (Lanjutan) No Variabel Frekuensi relatif (%) 4. Kunjungan ke lokasi : a. Satu kali b. Dua kali c. Tiga kali

d. Lebih dari tiga kali

43 17 3 37 5. Frekuensi kunjungan : a. 2 kali/tahun b. 3 kali/tahun c. 1 kali/tahun d. 2 kali/bulan e. 1 kali/minggu

f. Lebih dari 1 kali/minggu

13 38 23 15 0 8 16 6. Aktivitas yang dilakukan dikawasan/tapak (> 1 jawaban)

a. Piknik b. Bermain c. Menikmati pemandangan d. Berolahraga e. Foto-foto 54 13 22 31 6 28 7. Persepsi Pengunjung terhadap kawasan/tapak :

a. Keindahan : 1. Sangat indah 2. Indah 3. Kurang indah b. Kenyamanan : a) Sangat nyaman b) Nyaman c) Kurang nyaman c. Keamanan : 1. Sangat aman 2. Aman 3. Kurang aman 40 57 3 17 80 3 17 60 23 8. Jenis agrowisata yang diinginkan (>1 jawaban)

a. Perikanan b. Pertanian c. Peternakan d. Kehutanan 56 18 34 28 20 9. Jenis wisata yang diinginkan (>1 jawaban)

a. Piknik b. Menikmati pemandangan c. Berolahraga d. Camping e. Photo Hunting f. Outbond 88 17 20 6 20 15 22 10. Fasilitas pelayanan yang diinginkan (>1 jawaban)

a. Tempat parkir b. Gazebo c. Penginapan d. Tempat Ibadah e. Kafetaria f. Pusat informasi g. Shelter sepeda h. Menara pandang 115 12 11 17 13 17 6 13 11 11. Ketersediaan untuk ditarik biaya masuk :

a. Bersedia b. Tidak bersedia

93 7 Sumber : wawancara dan analisis

Dilihat dari data yang diperoleh, frekuensi berkunjung wisatawan yang banyak berkunjung ke Dusun Muara Dua adalah 2 kali/tahun (38%), 3 kali/ tahun (23%), 1 kali/tahun (15%), 1 kali/ minggu (8%), lebih dari 1 kali/minggu (16%).

Persepsi pengunjung terhadap kawasan Dusun Muara Dua digambarkan dengan beberapa parameter yaitu, keindahan, kenyamanan dan kemanan. Dilihat dari segi keindahan, 40% menyatakan sangat indah, 57% menyatakan indah dan sisanya 3% menyatakan kurang indah. Dilihat dari segi kenyamanan, 17% menyatakan sangat nyaman, 80% menyatakan nyaman dan sisanya 3% menyatakan kurang nyaman. Dilihat dari segi kemanan, 17% menyatakan sangat aman, 60% menyatakan aman dan sisanya 23% menyatakan kurang aman.

Aktivitas yang dilakukan pengunjung yang dilakukan di Dusun Muara Dua kebanyakan melakukan aktivitas menikmati pemandangan sebesar 31% dan foto-foto yaitu sebesar 28% karena pemandangan sawah terasering dan pegunungan yang indah sehingga mayoritas pengunjung melakukan aktivitas tersebut.

Dari data disebutkan bahwa persentase tertinggi pengembangan agrowisata yang diinginkn pengunjung adalah wisata pertanian sebesar 34% dan terbesar kedua adalah jenis wisata peternakan sebesar 28%.

Jenis aktivitas wisata yang diinginkan pengunjung adalah 22% pengunjung menginginkan aktivitas outbond, 20% menginginkan aktivitas camping dan menikmati pemandangan, 17% menginginkan aktivitas piknik, 15% menginginkan aktivitas photo hunting dan sisnya 6% menginginkan aktivitas olahraga. Untuk jenis fasilitas pelayanan, terlihat bahwa 17% menginginkan penginapan dan kafetaria, 13% menginginkan tempat ibadah dan shelter sepeda, 12% menginginkan tempat parkir, 11% menginginkan gazebo dan menara pandang dan 6% menginginkan pusat informasi.

Dilihat dari kesedian pengunjung untuk membayar biaya menginap dan tiket masuk kawasan , diperoleh 97% menyatakan bersedia dengan rentang tiket masuk antara Rp.1.500 hingga Rp.20.000 per orang dan untuk biaya menginap antara Rp.150.000 hingga Rp.300.000. Hanya sebesar 3% pengunjung yang menyatakan tidak bersedia membayar jika dilakukan penarikan tiket masuk.

Aspek Legal

Sebagai dasar pengembangan kawasan dalam bidang parawisata khususnya agrowisata diperlukan aspek legalitas yang berlandaskan pada :

a. Undang-Undang Nomor. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya

b. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990, tentang Kepariwisataan

Undang-undang tersebut melarang keras tindakan konversi lahan pertanian maupun lahan konservasi alam dalam pengembangan kawasan wisata karena dapat menggangu satwa liar dan langka yang dilindungi di Indonesia yang terus mengalami penurunan jumlah dari tahun ke tahun. Pengembangan area wisata juga wajib diarahkan untuk mewujudkan dan memelihara kelestarian objek daya tarik wisata serta dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat untuk ikut serta dalam pembangunan, pengembangan, pengelolaan dan pemilikan

kawasan pariwisata. Hal tersebut akan menjadi dasar dalam tahap perencanaan kawasan.

Analisis Kelayakan Objek Agrowisata

Suatu daerah tujuan wisata harus memiliki objek atau atraksi yang dapat dijual kepada wisatawan. Oleh karena itu diperlukan analisis kelayakan objek-objek yang ada pada tapak untuk dijadikan suatu objek-objek atau atraksi yang akan dikembangkan dengan basis wisata pertanian.

Analisis dilakukan dengan melakukan obeservasi langsung ke tapak yang dipandu oleh kepala Dusun yang mengetahui seluk beluk tapak. Hasil dari observasi ini adalah Peta Sebaran Objek Daya Tarik Wisata (Gambar 16) berupa sebaran titik-titik objek wisata yang nantinya akan dilakukan penilaian kelayakan dengan metode yang sudah ditentukan.

Dari keseluruhan objek yang diobservasi. kawasan Dusun Muara Dua memiliki objek daya tarik wisata pertanian sebanyak 22 objek. Objek tersebut terdiri dari petakan sawah, rumah penggilingan padi, peternakan domba atau kambing, peternakan ayam, peternakan ikan, kolam bebek, kebut bibit sengon, saung tikukur dan tepian sungai Cianten.

Kemudian ke 22 objek tersebut diberi nilai berdasarkan bobot kriteria yang telah ditentukan. Hasil dari penilaian tersebut diklasifikasikan berdasarkan Klasifikasi Nilai Kelayakan Kawasan Agrowisata Tabel 10. Klasifikasi penilaian didasari oleh jumlah total kriteria kelayakan agrowisata yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Romanji, 2006).

Keterangan:

R = nilai interval tiap klasifikasi Smax = nilai tertinggi

Smin = Nilai terendah

K = jumlah klasifikasi penilaian

Hasil dari penilaian kelayakan objek agrowisata ditampilkan pada Tabel 11. Hasil tersebut menyatakan bahwa tidak semua objek layak untuk dijadikan suatu objek agrowisata. Masing-masing objek memiliki bobot nilai yang beragam. Dan dari 22 objek yang dianalisis terdepat 2 objk yang memiliki nilai kelayakan kurang layak. Sehingga hanya 20 objek yang akan dikembangkan menjadi objek wisata pada tapak.

Tabel 10 Klasifikasi Nilai Kelayakan Kawasan Agrowisata Nilai Kelayakan Kawasan Agrowisata

1-2 Tidak Layak

2-3 Layak

Tabel 11 Penilaian Kelayakan Kawasan atau Objek Agrowisata Dusun Mura 2 Objek Obyek dan Atraksi Berbasis Pertanian (20%) Obyek dan Atraksi Alami (20%)

Obyek dan Atraksi Budaya/Sosial

(15%)

Akses (15%)

Letak dari Jalan Utama (15%)

Sarana Wisata

(15%) Nilai KKA Sij Sij x Aij S

ij

Sij x Aij Sij Sij x Aij Sij Sij x Aij

Sij Sij x Aij Sij Sij x Aij

RT 3

Kolam ikan 3 0,60 2 0,40 2 0,30 3 0,45 4 0,60 1 0,15 2,50 Layak

Kandang Domba (1) 2 0,40 2 0,40 4 0,60 3 0,45 4 0,60 1 0,15 2,60 Layak Kandang Domba (2) 1 0,20 1 0,20 2 0,30 3 0,45 4 0,60 1 0,15 1,90 Tidak Layak Blok Sawah 1 3 0,60 4 0,80 4 0,60 3 0,45 4 0,60 1 0,15 3,20 Sangat Layak

Blok Sawah 2 2 0,40 2 0,40 4 0,60 3 0,45 4 0,60 1 0,15 2,60 Layak

Blok Sawah 3 3 0,60 3 0,60 4 0,60 3 0,45 4 0,60 1 0,15 3,00 Layak

Kandang Ayam 2 0,40 2 0,40 4 0,60 3 0,45 4 0,60 1 0,15 2,60 Layak

Penggilingan Padi 2 0,40 2 0,40 3 0,45 3 0,45 4 0,60 1 0,15 2,45 Layak

Panggung seni 1 0,20 1 0,20 4 0,60 3 0,45 4 0,60 3 0,45 2,50 Layak

Pendopo Tikukur 1 0,20 2 0,40 4 0,60 3 0,45 4 0,60 4 0,60 2,85 Layak

RT 2

Kandang Ayam 2 0,40 2 0,40 4 0,60 3 0,45 4 0,60 1 0,15 2,60 Layak

Kolam ikan 2 0,40 2 0,40 4 0,60 3 0,45 4 0,60 1 0,15 2,60 Layak

Blok Sawah 4 1 0,20 1 0,20 1 0,15 3 0,45 4 0,60 1 0,15 1,75 Tidak Layak

Blok Sawah 5 4 0,80 4 0,80 4 0,60 2 0,30 4 0,60 1 0,15 3,25 Layak

Home Industri Petong 1 0,20 1 0,20 4 0,60 3 0,45 4 0,60 1 0,15 2,20 Layak Rumah Bibit Sengon 2 0,40 2 0,40 4 0,60 3 0,45 4 0,60 1 0,15 2,60 Layak Penggilingan Padi 2 0,40 2 0,40 3 0,45 3 0,45 4 0,60 1 0,15 2,45 Layak

RT 1

Kandang Domba 2 0,40 2 0,40 3 0,45 2 0,30 4 0,60 1 0,15 2,30 Layak

Blok Sawah 6 4 0,80 4 0,80 4 0,60 2 0,30 4 0,60 1 0,15 3,25 Sangat Layak

Blok Sawah 7 3 0,60 3 0,60 4 0,60 2 0,30 4 0,60 1 0,15 2,85 Layak

Kolam bebek 2 0,40 2 0,40 3 0,45 2 0,30 4 0,60 1 0,15 2,30 Layak

Tepian Sungai Cianten (1)

4 0,80 4 0,80 4 0,60 2 0,30 4 0,60 1 0,15 3,25 Sangat Layak Tepian Sungai Cianten

(2)

Gambar 16 Foto Objek Daya Tarik Wisata Pertanian Dusun Muara Dua

Dusun Muara Dua RT 3 a) Kolam ikan b) Kandang Domba (1) c) Kandang Domba (2) d) Blok Sawah 1 e) Blok Sawah 2 f) Blok Sawah 3 g) Kandang Ayam h) Penggilingan Padi i) Panggung seni j) Pendopo Tikukur Dusun Muara Dua RT 2

a) Kandang ayam b) Kolam ikan c) Blok Sawah 4 d) Blok Sawah 5 e) Home Industri Petong f) Rumah bibit sengon

g) Penggilingan padi

Dusun Muara Dua RT 1 a. Kandang Domba b. Blok Sawah 6 c. Blok Sawah 7 d. Kolam bebek

e. Tepian Sungai Cianten (1) f. Tepian Sungai Cianten (2)

Sawah

Sawah pada kawasan Dusun Muara Dua didominasi oleh sawah bertingkat (terasering) dengan kondisi sawah yang cukup baik hanya satu blok sawah yaitu blok sawah 5 yang sudah mengalami alih fungsi lahan menjadi area timbunan tanah proyek PLTA sehingga blok sawah tersebut tidak layak menjadi suatu objek agrowisata. Tidak semua blok sawah dengan nilai layak berpotensi untuk dilakukan aktivitas wisata. Berdasarkan Peta Kemiringan sawah terdapat 2 blok sawah yang tidak berpotensi untuk dilakukan aktivitas agrowisata yaitu pada blok 4 dan blok 7 karena pada blok tersebut masih didominasi lahan dengan kemiringan >15%. Kemiringan tersebut tidak sesuai untuk suatu aktivitas wisata.

Gambar 18 Kemiringan Lahan Sawah Sumber : Hasil analisis

Rumah Penggilingan Padi

Untuk mengetahui proses budidaya padi sebagai sarana edukasi pertanian. Oleh karena itu rumah penggilingan padi termasuk kedalam objek daya tarik agrowisata. Terdapat tiga rumah penggilingan padi di dusun Muara Dua. Walaupun tidak pada masa panen, setiap hari selalu ada warga yang menggunakan rumah penggilingan tersebut. Kondisi rumah penggilingan padi pada dusun muara dua cukup baik.

Peternakan

Peternakan di Dusun Muara Dua terbagi menjadi peternakan ayam, peternakan kambing atau domba dan peternakan ikan. Kondisi peternakan ayam yang ada cukup baik dan terawat. Komoditas pertanian yang dihasilkan dari peternakan ayam adalah daging dan telur. Sedangkan kondisi peternakan kambing atau domba sebagian ada yang terawat dan ada yang tidak. Ada satu kandang domba yang tidak memnuhi kelayakan karena kondisinya sangat kurang terawat dan terlalu kecil. Untuk kondisi kolam ikan dan bebek sebagian tidak terawat namun masih dalam kategori layak. Walaupun mayoritas objek peternakan

memiliki nilai yang layak, Penambahan dan perbaikan fasilitas terutama kandang masih harus dilakukan.

Rumah Bibit Sengon

Rumah bibit sengon merupakan kerjasama antara warga dan PT. WIKA yang ditujukan untuk membuat dusun lebih hijau dan asri. Selain itu sengon juga menghasilkan kayu setelah 5 tahun. Sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. kondisi rumah bibit sengon cukup baik dan terawat.

Pendopo Tikukur

Pendopo Tikukur merupakan satu-satunya fasilitas yang memang

Dokumen terkait