Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa perlakuan pengujian diameter puli pada alat pembuat sari kacang hijau memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap volume kacang hijau yang dihasilkan, bahan yang tertinggal, waktu kerja pengepresan dan ampas yang keluar pada alat.
Tabel 3. Hasil pengujian terhadap parameter yang diamati Perlakuan Kapasitas
Berdasarkan Tabel 3 kapasitas efektif alat terbesar terdapat pada perlakuan D1 dengan ukuran diameter puli 3 inci yaitu sebesar 14,48 liter/jam sedangkan kapasitas efektif alat terkecil terdapat pada perlakuan D3 dengan ukuran diameter puli 5 inci yaitu 12,04 liter/jam. Persentase bahan tertinggal terbesar terdapat pada perlakuan D3 dengan ukuran diameter puli 5 inci yaitu 5,3% sedangkan persentase bahan tertinggal terkecil terdapat pada perlakuan D1 dengan ukuran diameter pulin3 inci yaitu 2,5%. Waktu kerja pengepresan tercepat terdapat pada perlakun D1 dengan ukuran diameter puli 3 inci yaitu 0,0516 jam sedangkan waktu kerja pengepresan terlama terdapa pada perlakuan D3 dengan ukuran diameter puli 5 inci yaitu 0,0826 jam. Persentase ampas terbesar terdapat pada perlakuan D1 dengan ukuran diameter puli 3 inci yaitu 48 % sedangkan persentase ampas terkecil terdapat pada perlakuan D3 dengan ukuran diameter puli 5 inci yaitu 34,8 %.
Nilai kecepatan putaran yang dihasilkan pada perlakuan D1 dengan ukuran diameter puli 3 inci yaitu sebesar 70 rpm, perlakuan D2 dengan ukuran
diameter puli 4 inci yaitu sebesar 52,5 rpm dan perlakuan D3 dengan ukuran diameter puli 5 inci yaitu 42 rpm. Dari data yang tersebut diketahui bahwa kecepatan putaran tercepat terdapat pada perlakuan D1 dengan ukuran diameter puli 3 inci dan terlama terdapat pada perlakuan D3 dengan ukuran diameter puli 5 inci.
Kapasitas Efektif Alat
Kapasitas efektif alat diperoleh dengan perbandingan berat hasil olahan dengan waktu. Waktu pengolahan dihitung dari mulai memasukkan bahan ke dalam hopper sampai bahan selesai diolah. Dari hasil analisis sidik ragam Lampiran 3 dapat dilihat bahwa perlakuan diameter puli memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kapasitas efektif alat pembuat sari kacang hijau, sehingga diperlukan analisis lanjutan yaitu dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui hubungan antar perlakuan.
Tabel 4. Uji DMRT kapasitas efektif alat pembuat sari kacang hijau
Jarak DMRT Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - D3 12,04 a A
2 0,69 1,05 D2 12,92 b AB
3 0,72 1.09 D1 14,48 c B
Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa uji DMRT dengan taraf uji 0,01 yaitu kapasitas efektif alat dengan perlakuan D1 tidak berbeda sangat nyata dengan perlakuan D2 tetapi berbeda sangat nyata dengan perlakuan D3. Dari hasil penelitian sehingga dapat disimpulkan bahwa puli terbaik adalah dengan perlakuan D1 yaitu menggunakan puli berdiameter 3 inci.
Perbedaan diameter puli pada alat pembuat sari kacang hijau mempengaruhi kecepatan putaran yang ditransmisikan oleh sabuk v terhadap
screwpress sehingga menyebabkan perbedaan kapasitas efektif alat. Kecepatan screwpress yang semakin lama menyebabkan kacang hijau yang masuk melalui silinder pisau mengalami proses penekanan yang kuat terhadap dinding tabung saringan dan dinding pengeluaran ampas, sehingga volume sari kacang hijau yang dihasilkan banyak dan ampas yang keluar dari saluran pengeluaran tidak basah.
Hal ini sesuai dengan literatur Yusuf (2015) cara untuk memperbesar atau memperkecil kapasitas yaitu dengan mengubah jumlah mata pisau, rpm alat atau tebal potongan, perubahan yang paling mudah dilakukan untuk memperbesar dan memperkecil kapasitas alat adalah dengan merubah rpm. Selain itu kecepatan putaran pada saat pengepresan mempengaruhi kapasitas efektif alat dikarenakan waktu proses pengolahan sangat berperan penting terhadap kapasitas efektif alat, akan tetapi hasil pengolahan yang di olah juga sesuai atau bisa dikatakan hasil olahannya tidak kurang dari bahan yang digunakan.
Hubungan antara dimeter puli pada alat pembuat sari kacang hijau terhadap kapasitas efektif alat dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 8. Hubungan diameter puli terhadap kapasitas efektif alat
y = -1.2215x + 17.824
Berdasarkan Gambar 8 menunjukan bahwa semakin besar diameter puli, kapasitas alat yang dihasilkan semakin rendah begitu pula sebaliknya, semakin kecil diameter puli, kapasitas alat yang dihasilkan semakin tinggi. Perlakuan D3 memiliki kapasitas efektif alat yang rendah dikarenakan memiliki hasil sari yang banyak dan waktu yang lama. Sedangkan perlakuan D1 memiliki kapasitas efektif alat yang tinggi dikarenakan memiliki hasil yang sedikit dan waktu yang cepat.
Persamaan garis pada gambar terbentuk dari persamaan y = -1,221x + 17,82 disebut dengan persamaan regresi. Persamaan regresi merupakan persamaan yang dapat digunakan untuk melihat bagaimana variabel-variabel saling berhubungan atau dapat diramalkan. Hubungan yang dimaksud adalah antara diameter puli dan kapasitas efektif alat, sehingga kita dapat menghitung nilai dari kapasitas efektif alat jika dilakukan perubahan diameter puli tanpa melakukan pengujian kembali.
Dari gambar di atas juga diperoleh nilai R² = 0,826 yang merupakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi menunjukkan erat atau tidaknya hubungan antara variabel-variabel tersebut. Berdasarkan literatur Yusuf (2015) jika nilai koefisien korelasi antara 0,800-1,000 berarti tingkat hubungan antara dua variabel sangat kuat.
Persentase Bahan Tertinggal pada Alat
Persentase bahan tertinggal di alat diperoleh dengan perbandingan berat bahan tertinggal pada alat dengan berat bahan awal yang digunakan dan dikali dengan 100%. Dari hasil analisis sidik ragam Lampiran 4 dapat dilihat bahwa perlakuan ukuran diameter puli memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap persentase bahan tertinggal pada alat pembuat sari kacang hijau,
sehingga diperlukan analisis lanjutan yaitu dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui hubungan antar perlakuan.
Tabel 5. Uji DMRT persentase bahan tertinggal pada alat pembuat sari kacang hijau
Jarak DMRT Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - D1 2,5 a A
2 0,94 1,42 D2 4,3 b B
3 0,97 1,48 D3 5,3 c B
Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa uji DMRT dengan taraf uji 0,01 yaitu persentase bahan tertinggal dengan perlakuan D1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan D2 dan perlakuan D2 tidak berbeda sangat nyata dengan perlakuan D3.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa puli terbaik adalah dengan perlakuan D1 yaitu menggunakan puli berdiameter 3 inci.
Hubungan antara diameter puli pada alat pembuat sari kacang hijau terhadap persentase bahan tertinggal pada alat dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 9. Hubungan diameter puli terhadap persentase bahan tertinggal
y = 1.415x - 1.6056
Berdasarkan Gambar 9 dapat dilihat bahwa semakin besar ukuran diameter puli yang digunakan, persentase bahan tertinggalnya semakin tinggi dan semakin kecil ukuran diameter puli yang digunakan, persentase bahan tertinggal semakin rendah, sehingga dapat disimpulkan perlakuan pada D1 dengan ukuran diameter puli 3 inci adalah perlakuan yang memiliki persentase bahan tertinggal terkecil dan perlakuan D3 dengan ukuran diameter puli 5 inci adalah perlakuan yang memiliki persentase bahan tertinggal terbesar. Bahan yang tertinggal di screwpress disebabkan karena sudut screwpress terlalu kecil sehingga kacang hijau yang akan dipress masuk ke dalam sudut yang kecil tersebut, sehingga putaran screw tidak dapat mengolah atau menghantar kacang hijau untuk dipress ke saluran pengeluaran.
Semakin besar ukuran diameter puli yang digunakan akan semakin lama pula proses pengepresan terjadi. Semakin lama proses pengepresan, kacang hijau akan semakin lama ke luar ke tempat ampas sedangkan sari kacang hijau yang dipres sudah habis. Sebaliknya semakin kecil ukuran diameter puli yang digunakan akan semakin cepat pula proses pengepresan terjadi. Semakin cepat proses pengepresan, kacang hijau akan semakin cepat ke luar ke tempat ampas sedangkan sarikacang hijau yang dipres belum habis. Hal ini sesuai dengan literatur Utoyo (2016) yang menyatakan semakin besar kecepatan putaran yang diberikan, proses pengolahan pada screwpress akan semakin cepat, begitu pula sebaliknya, semakin kecil kecepatan putaran yang diberikan, proses pengolahan pada screwpress akan semakin lama.
Selain pada tempat pengepresan, bahan tertinggal juga terdapat dalam silinder pisau penghancur atau tabung penghancur kacang hijau. Kacang hijau
yang sudah hancur pada tabung penghancur akan turun dan masuk ke dalam tempat pengepresan. Perpindahan kacang hijau dari tabung penghancur ke tempat pegepresan dibantu oleh air. Akan tetapi ada kacang hijau yang tersangkut di tabung penghancur dikarenakan air yang mengalirkan kacang hijau sudah habis dahulu sebelum bahan turun semua. Selain itu faktor lain yang menyebabkan bahan tersangut adalah lubang saluran penghubung antara tabung dan tempat pengepresan yang terlalu kecil. Sehingga pada saat penggunaan alat perlu dibersihkan agar proses pengolahan tidak terkendala dan hasil pengolahan sesuai dengan yang diinginkan.
Waktu Kerja Pengepresan
Waktu kerja pengepresan adalah waktu yang dibutuhkan oleh alat untuk melakukan proses pengepresan. Waktu kerja pengepresan diperoleh dengan mengukur lamanya proses pengepresan menggunkan stopwatch. Setelah waktu diketahui, akan dihitung waktu kerja pengepresan. Dari hasil analisis sidik ragam Lampiran 5 dapat dilihat bahwa perlakuan diameter puli memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap waktu kerja pengepresan pada alat pembuat sari kacang hijau, sehingga diperlukan analisis lanjutan yaitu dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui hubungan antar perlakuan.
Tabel 6. Uji DMRT waktu kerja pengepresan pada alat pembuat sari kacang hijau
Jarak DMRT Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - D1 0,0516 a A
2 0,0023 0,0034 D2 0,0650 b B
3 0,0023 0,0036 D3 0,0826 c C
Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukan berbeda sangat nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa uji DMRT dengan taraf uji 0,01 yaitu waktu dengan perlakuan D1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan D2 dan dengan perlakuan D3. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa puli terbaik adalah dengan perlakuan D1 yaitu menggunakan puli berdiameter 3 inci.
Hubungan antara dimeter puli pada alat pembuat sari kacang hijau terhadap waktu pengepresan pada alat dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 10. Hubungan diameter puli terhadap waktu kerja pengepresan Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa semakin besar ukuran diameter puli yang digunakan akan semakin lama waktu yang diperlukan untuk mengolah sari kacang hijau. Hal ini disebabkan karena kecepatan yang dihasilkan oleh masing-masing ukuran diameter puli berbeda-beda, semakin kecil ukuran diameter puli yang digunakan akan semakin besar kecepatan putaran yang dihasilkan dan semakin cepat pula waktu yang dibutuhkan dalam mengolah sari kacang hijau dan semakin besar ukuran diameter puli yang digunakan akan semakin kecil kecepatan putaran yang dihasilkan dan semakin lama pula waktu yang dibutuhkan dalam mengolah sari kacang hijau. Hal ini diperkuat oleh Siregar
y = 0.0145x + 0.0073
(2019) yang menyatakan bahwa semakin kecil ukuran diameter puli yang digunakan akan semakin besar kecepatan putaran yang dihasilkan dan semakin cepat waktu yang dibutuhkan alat untuk mengolah bahan dan begitu pula sebaliknya, semakin besar ukuran diameter puli yang digunakan akan semakin kecil kecepatan putaran yang dihasilkan dan semakin lama pula waktu yang dibutuhkan alat untuk mengolah bahan.
Persentase Ampas pada Alat
Persentase ampas pada alat diperoleh dengan perbandingan berat ampas pada alat dengan berat bahan awal yang digunakan dan dikali 100%. Dari hasil analisis sidik ragam Lampiran 6 dapat dilihat bahwa perlakuan diameter puli memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap persentase ampas pada alat pembuat sari kacang hijau, sehingga diperlukan analisis lanjutan yaitu dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui hubungan antar perlakuan.
Tabel 7. Uji DMRT persentase ampas pada alat pembuat sari kacang hijau
Jarak DMRT Perlakuan Rataan Notasi
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - D3 34,83 a A
2 2,68 4,06 D2 42,83 b B
3 2,78 4,21 D1 48 c C
Keterangan: Notasi huruf yang berbeda menunjukan berbeda nyata pada taraf 5%
dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa uji DMRT dengan taraf uji 0,01 yaitu persentase ampas dengan perlakuan D1 berbeda sangat nyata dengan perlakuan D2 dan dengan perlakuan D3. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa puli terbaik adalah dengan perlakuan D3 yaitu menggunakan puli berdiameter 5 inci.
Hubungan antara dimeter puli pada alat pembuat sari kacang hijau terhadap persentase ampas pada alat dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 11. Hubungan diameter puli terhadap persentase ampas
Berdasarkan Gambar 11 dapat dilihat bahwa semakin besar ukuran diameter puli yang digunakan, persentase ampasnya semakin rendah dan semakin kecil ukuran diameter puli yang digunakan, persentase ampasnya semakin tinggi.
Hal ini dikarenakan pada proses pengepresan, semakin cepat putaran pengepresan yang dihasilkan akan semakin cepat kacang hijau ke luar ke tempat pengeluaran ampas sedangkan ampas masih mengandung sedikit sari kacang hijau yang tidak terpres. Sebaliknya, semakin lama putaran yang dihasilkan pada proses pengepresan akan semakin lama kacang hijau ke luar ke tempat pengeluaran ampas tetapi ampas yang ke luar sudah dalam keadaan kering. Sehinnga dapat diketahui bahwa perlakuan D1 dengan ukuran diameter puli 3 inci adalah perlakuan yang memiliki persentase ampas terbesar dan perlakuan D3 dengan ukuran diameter puli 5 inci adalah perlakuan yang memiliki persentase ampas terkecil dan dapat dikatakan perlakuan terbaik.
Banyaknya ampas yang keluar dari alat dikarenakan kecepatan alat dalam mengolah kacang hijau. Sementara dari segi tekstur kacang hijau yang digunakan
y = -13,16x + 136,4
sudah bagus karena direndam selama 14 jam. Hal ini sesuai dengan literatur (Yusuf, 2015) yang menyatakan bahwa banyaknya jumlah ampas yang didapatkan dikarenakan 2 faktor yaitu dari faktor bahan yang digunakan dan faktor alat yang digunakan.
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Diameter puli pada alat pembuat sari kacang hijau memberikan pengaruh sangat nyata pada kapasitas efektif, persentase bahan tertinggal, waktu pengepresan dan persentae ampas pada alat.
2. Kapasitas efektif alat, persentase bahan tertinggal dan waktu kerja pengepresan terbaik terdapat pada perlakuan D1 yaitu dengan menggunakan puli diameter 3 inci, persentase ampas terbaik terdapat pada perlakuan D3, yaitu dengan puli diameter 5 inci.
3. Berdasarkan uji DMRT, kapasitas efektif alat terbaik terdapat pada perlakuan D1, yaitu dengan puli diameter 3 inci.
4. Berdasarkan uji DMRT, persentase bahan tertinggal terbaik terdapat pada perlakuan D1, yaitu dengan puli diameter 3 inci.
5. Berdasarkan uji DMRT, waktu pengepresan terbaik terdapat pada perlakuan D1, yaitu dengan puli diameter 3 inci.
6. Berdasarkan uji DMRT, persentase ampas terbaik terdapat pada perlakuan D3, yaitu dengan puli diameter 5 inci.
7. Secara keseluruhan, perlakuan terbaik yang diperoleh adalah perlakuan D3, yaitu dengan menggunakan puli dengan diameter 5 inci karena menghasilkan produk yang banyak dan ampas yang sedikit.
Saran
1. Diperlukan pengujian lanjutan mengenai besar lubang pembuangan ampas pada pengepresan sehingga ampas yang keluar lebih sidikit.
2. Diperlukan modifikasi pada screwpress agar proses pengepresan lebih bagus dan bahan tertinggal lebih sedikit.