• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. 1 ANALISA TABEL TUNGGAL IV. 2 ANALISA TABEL SILANG IV. 3 PENGUJIAN HIPOTESIS IV. 4 PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V. 1 KESIMPULAN V. 2 SARAN

- DAFTAR REFERENSI - DAFTAR LAMPIRAN - KUESIONER PENELITIAN

- SURAT KETERANGAN PENELITIAN - BIODATA PENELITI

BAB II LANDASAN TEORI II. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Komunikasi

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bahagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi.

Istilah komunikasi saat ini sudah demikian populer dan dipergunakan oleh kebanyakan orang. Ia dipergunakan dalam semua kesempatan baik dalam pembahasan maupun membicarakan berbagai masalah.

Komunikasi adalah inti semua hubungan sosial, apabila orang telah mengadakan hubungan tetap, maka sistem komunikasi yang mereka lakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat mempererat atau mempersatukan mereka, mengurangi ketegangan atau melenyapkan persengketaan apabila muncul.

Selanjutnya kalau kita sedikit melangkah memasuki komunikasi maka komunikasi itu merupakan suatu kegiatan manusia yang sedemikian otomatis. Dengan berkomunikasi orang dapat menyampaikan pengalamannya kepada orang lain pula, tanpa mengalaminya sendiri. Melalui komunikasi orang dapat merencanakan masa depannya, membentuk kelompok dan lain-lain. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan informasi, opini, ide, konsepsi, pengetahuan, perasaan, sikap, perbuatan dan sebagainya kepada sesamanya secara

timbal balik, baik sebagai penyampai maupun penerima komunikasi. Sehingga dengan demikian, terbinalah perkembangan kepribadiannya baik sebagai diri pribadi maupun kemasakan sosial, serta tercapainya pula kehidupan bersama dan bermasyarakat.

Tan dan Wright, menyatakan komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bitter yakni komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang, bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah keduanya disebut sebagai media cetak serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop (Ardianto, 2004:3).

Menurut Harold Koontz dan kawan-kawan :

“Communication as the transfer of information from the sender to the

penyampai informasi dari pengirim kepada penerima dan informasi itu dimengerti oleh yang belakangan (Moekijat, 1993 : 2).

Sementara itu menurut Agee, Ault, dan Emery, komunikasi merupakan suatu seni menyampaikan informasi, ide-ide, dan sikap dari seseorang kepada orang lain. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa dalam proses komunikasi tersebut seorang komunikator mengirim suatu pesan melalui saluran tertentu kepada komunikan dengan mengharapkan sejumlah efek ( Agee, 1988 : 34 ).

Menurut Bernard B. dan Garry A. Stainer komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan lambang-lambang-kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaianlah yang biasanya dinamakan komunikasi (Effendy, 1986 : 62).

Menurut Scanlan dan Bernard Keys, secara sederhana komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses menyampaikan informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain (Moekijat, 1993 : 5).

Menurut Bungin (2006 : 71) komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah :

a) Komunikator b) Media massa

d) Gatekeeper

e) Khalayak (publik), dan Umpan balik

II. 1 Ruang Lingkup Komunikasi

Adapun Ruang Lingkup Komunikasi dapat dilihat di bawah ini : 1. Komponen Komunikasi a. Komunikator (communicator) b. Pesan (message) c. Media (media) d. Komunikan (communicant) e. Efek (effect) 2. Proses Komunikasi a. Proses secara primer b. Proses secara sekunder 3. Bentuk Komunikasi

a. Komunikasi Persona (Personal Communication)

1) Komunikasi intrapersona (intrapersonal communication) 2) Komunikasi antarpersona (interpersonal communication) b. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

1). Komunikasi kelompok kecil (small group communication) : a) ceramah (lecture)

b) diskusi panel (panel discussion) c) simposium (symposium) d) forum

e) seminar

f) curah saran (brainstorming) g) dan lain-lain

2) Komunikasi kelompok besar (large group communication/public speaking)

c. Komunikasi Massa (Mass Communication) 1) pers

2) radio 3) televisi 4) film

5) dan lain-lain

d. Komunikasi Medio (Medio Communication) 1) surat 2) telepon 3) pamflet 4) poster 5) spanduk 6) dan lain-lain 4. Sifat Komunikasi

a. Tatap Muka (face-to-face) b. Bermedia (mediated) c. Verbal (verbal)

1) lisan (oral)

2) tulisan/cetak (written/printed) d. Nonverbal (non-verbal)

1) kial/isyarat badaniah (gestural) 2) bergambar (pictorial)

5. Metode Komunikasi a. Jurnalistik (journalism)

1) jurnalistik cetak (printed journalism)

2) jurnalistik elektronik (electronik journalism) jurnalistik radio (radio journalism)

jurnalistik televisi (television journalism) b. Hubungan Masyarakat (public relations) c. Periklanan (advertising)

d. Pameran (exhibition/exposition) e. Publisitas (publicity)

f. Propaganda

g. Perang urat saraf (psychological warfare) h. Penerangan

6. Teknik Komunikasi

a. Komunikasi informatif (informative communication) b. Komunikasi persuasif (persuasive communication)

c. Komunikasi instruksif/koersif (instructive/coersive communication) d. Hubungan manusiawi (human relations)

7. Tujuan Komunikasi

a. Perubahan sikap (attitude change) b. Perubahan pendapat (opinion change) c. Perubahan perilaku (behavior change) d. Perubahan sosial (social change) 8. Fungsi Komunikasi

a. Menyampaikan informasi (to inform) b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain) d. Mempengaruhi (to influence) 9. Model Komunikasi

a. Komunikasi satu tahap (one step flow communication) b. Komunikasi dua tahap (two step flow communication) c. Komunikasi multitahap (multistep flow communication) 10. Bidang Komunikasi

b. Komunikasi manajemen/organisasional (management/organizational communication)

c. Komunikasi perusahaan (business communication) d. Komunikasi politik (political communication)

e. Komunikasi internasional (international communication) f. Komunikasi antarbudaya (intercultural communication) g. Komunikasi pembangunan (development communication) h. Komunikasi lingkungan (enviromental communication) i. Komunikasi tradisional (traditional communication)

Demikianlah ikhtisar mengenai lingkup komunikasi dipandang dari berbagai segi (Effendy, 1992 : 6-9).

II. 2 Fungsi Komunikasi

Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi berbagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut :

a. Informasi : pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi (pemasyarakatan) : penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat

yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif didalam masyarakat.

c. Motivasi : menjelaskan setiap tujuan masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

d. Perdebatan dan Diskusi : menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional dan lokal.

e. Pendidikan : pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

f. Memajukan kebudayaan : penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangun imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya.

g. Hiburan : penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan image dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, olah raga, permainan dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompok dan individu.

h. Integrasi : Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain (Widjaja, 1993 : 9-10).

II. 3. Komunikasi Massa

Secara sederhana pengertian komunikasi massa dapat diartikan sebagai komunikasi yang umum, cepat dan selintas. Komunikasi massa adalah komunikasi umum, bukannya bersifat pribadi. Pesan-pesan yang disampaikan bukan ditujukan kepada satu orang saja ; isinyapun terbuka bagi semua orang.

Defenisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan oleh Bittner : “ Mass communication is messages communicated through a mass medium to a lerge of people”. (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang) (Rakhmat, 1993 : 213).

Komunikasi massa pada hakikatnya adalah komunikasi dengan menggunakan saluran media massa. Komunikasi massa dalam abad modern sudah merupakan pula industri raksasa, baik di bidang penerbitan, penyelenggaraan siaran radio dan televisi maupun perusahaan-perusahaan lain yang menunjang kegiatan komunikasi massa, misalnya perusahaan iklan, pusat-pusat produksi siaran sampai pula kepada perusahaan-perusahaan yang menjual jasa penelitian (Assegaff, 1991 : 11).

Pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massal dan untuk menjangkau khalayak dalam

jumlah besar. Di samping itu, ada pula makna lain - yang dianggap makna asli - dari kata massa, yakni suatu makna yang mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk, yang komponen-komponennya sulit dibedakan satu sama lain. Kamus bahasa Inggris ringkas memberikan defenisi “massa” sebagai “suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualitas”. Defenisi ini hampir menyerupai pengertian “massa” yang digunakan oleh para ahli sosiologi, khususnya bila dipakai dalam kaitannya dengan khalayak media (McQuail, 1994 : 31).

Little John menyatakan bahwa komunikasi massa adalah proses di mana organisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimkannya ke publik yang besar. Dan melalui proses tersebut, sejumlah pesan akan digunakan atau dikonsumsi oleh audiens. John menambahkan bahwa sentral studi komunikasi massa adalah media. Bila dikatakan bahwa sistem media merupakan bagian dari sistem dalam konteks yang lebih besar, yakni politik, ekonomi, dan institusi kekuasaan, studi komunikasi massa juga mempelajari kaitan sistem-sistem tersebut dengan keberadaan dan fungsi media massa dalam masyarakat (Panuju, 1995 : 53).

Jadi yang diartikan komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film, tidak tampak oleh si komunikator. Dengan demikian, maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” (one way traffic) (Effendy, 1992 : 50).

Namun, dalam Severin dan Tankard (2007 : 4) menurut Wright (1959), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi yang mempunyai tiga ciri yaitu:

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

Robert K. Merton dalam Bungin (2006: 78) mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function), yaitu fungsi yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional.

Fungsi komunikasi media massa sebagai bagian dari komunikasi massa terdiri atas:

A. Fungsi Pengawasan

Berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya.

B. Fungsi Social Learning

Melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepad masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung.

C. Fungsi Penyampaian Informasi

Yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Yang memungkinkan informasi dari sebuah institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat.

D. Fungsi Transformasi Budaya

Komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa.

E. Hiburan

Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.

Adapun efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara sederhana Keith R. Stamm dan John E. Bowes (1990) membagi kedua bagian dasar. Pertama, efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih), (Nurudin, 2006: 206).

II. 4. Media Massa dan Surat Kabar

Dalam komunikasi massa, pesan yang hendak disampaikan memerlukan saluran agar pesan itu sampai kepada khalayak, saluran inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan media massa.

Media massa adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan/ pernyataan/ informasi yang bersifat umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, tinggalnya tersebar, heterogen, anonim, tidak terlembaga, perhatiannya terpusat pada si pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu (Wahyudi, 1991: 90).

Salah satu jenis media massa adalah surat kabar. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut surat kabar ini adalah pers. Istilah pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan press mempunyai beberapa pengertian. Dalam Leksikon Komunikasi (1984 : 81) pers diartikan sebagai usaha percetakan atau penerbitan ; usaha pengumpulan dan penyiaran berita ; penyiaran berita melalui surat kabar, radio, televisi, dan majalah ; serta orang yang bergerak dalam penyiaran berita.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Robert Mc Cormick, yang menyatakan bahwa surat kabar adalah sebuah lembaga yang dikembangkan oleh peradaban modern untuk menyiarkan berita sehari-hari dan memajukan perdagangan serta industri melalui iklan yang disiarkan secara luas, memberikan informasi kepada

publik, memimpin pendapat umum serta mengadakan koreksi terhadap pemerintah yang tidak pernah dilakukan oleh konstitusi (Danandjaja, 1985 : 78).

Istilah surat kabar itu sendiri sebenarnya sudah ada. Dalam bahasa Inggris surat kabar disebut newspaper dan dalam bahasa Belanda disebut Krant. Assegaff memberikan pengertian surat kabar sebagai suatu penerbitan yang berupa lembaran yang berisi berita-berita, karangan-karangan dan iklan, yang dicetak dan terbit secara tetap atau periodik dan dijual untuk umum (1991 : 140 ).

II. 5. Berita dan Berita Kriminal

Unsur penting dari surat kabar dan semua media massa lainnya adalah berita. Tanpa berita surat kabar akan kehilangan salah satu fungsi utamanya, yaitu menyampaikan informasi.

Berita dalam arti teknis jurnalistik adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan (Assegaff, 1991 : 24).

Berita (news) adalah suatu fakta yang menarik perhatian atau gagasan yang perlu disampaikan kepada khalayak melalui media massa umum. Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi suatu fakta atau gagasan sehingga dapat dijadikan berita adalah :

1. Penting (significant), yaitu kejadian yang dapat mempengaruhi orang banyak, atau kejadian yang punya dampak terhadap kehidupan pembaca.

2. Besar (magnitude), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka berarti bagi kehidupan orang banyak atau kejadian yang dapat berakibat dijumlahkan dalam rangka menarik minat pembaca.

3. Waktu (timeless), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi atau baru ditemukan.

4. Dekat (proximity), ialah kejadian yang dekat bagi pembaca, kedekatan ini bisa bersifat geografis ataupun emosional.

5. Tenar/populer (prominence), menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca.

6. Manusiawi (human interest), ialah kejadian yang memberikan sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa atau orang besar dalam situasi biasa (Ngafenan, 1992 : 14-15).

Peristiwa menjadi berita bukan hanya karena kejadian itu ada, tetapi juga karena peristiwa itu diperoleh dan dibangun menjadi berita oleh wartawan dari dan bersama orang-orang lain dalam masyarakat dan dalam lingkungan kerjanya (Oetama, 1989 : 8).

Menurut Willard C. Bleyer dalam bukunya “Newspaper Writing and Editing”, Berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar, karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi

pembaca surat kabar; atau karena ia dapat menarik pembaca-pembaca tersebut (Assegaff, 1991 : 23-24).

Diantara berita yang paling menonjol dan banyak dibaca oleh pembaca adalah berita mengenai kejahatan (kriminal). Berita kejahatan dijumpai di hampir semua surat kabar. Surat kabar memuatnya karena pembaca suka dengan berita-berita tersebut. Pembaca hampir setiap hari dihadapkan pada pemberitaan yang menyangkut perilaku kejahatan seperti pembunuhan, perampokan, penganiayaan, perkosaan dan lain sebagainya.

Berita kriminal (Crime News) adalah berita mengenai kejahatan atau tindakan kriminal (Ngafenan, 1992 : 16).

Assegaff mengatakan bahwa berita kejahatan mencakup segala kejadian yang melanggar peraturan dan undang-undang negara. Jadi yang termasuk dalam berita-berita kejahatan adalah pembunuhan, penodongan, pencopetan, perampokan, pencurian, perkosaan dan lain sebgainya, yang melanggar undang-undang negara (1991 : 44).

Di kalangan masyarakat luas, para moralis dan ahli-ahli kriminologi terdapat bantahan yang tiada henti-hentinya akan manfaat maupun segi-segi negatif dimuatnya berita-berita kejahatan. Diantara segi-segi negatif pemuatan berita kejahatan yang sering dilontarkan sebagai kecaman antara lain dapat disebutkan :

1. Surat kabar seolah-olah mempromosikan kejahatan dengan berita-beritanya yang sensasional, yang menonjolkan tokoh-tokoh penjahat, surat kabar dalam hal ini bertindak seolah-olah “humas-nya” kaum penjahat.

2. Berita-berita kejahatan sering terjerumus ke dalam apa yang lazim disebut peradilan oleh pers (trial by newspaper) dan tidak urung sering pula terjadi distorsi.

3. Berita-berita kejahatan sering menimbulkan panik di dalam masyarakat dan dalam hal-hal tertentu menumbuhkan pula suasana murung.

4. Berita kejahatan sering mencampuri hak privasi (the right of privacy) seseorang. Sebaliknya ada pula segi-segi positif pemuatan berita kejahatan yang dapat dikemukakan oleh kalangan pers, antara lain :

1. Pemuatan secara teratur berita-berita kejahatn menunjukkan bahwa setiap kejahatan akan mendapatkan ganjaran hukuman dan merupakan pendidikan bagi masyarakat bahwa kejahatan tidak dapat ditutupi dan pada suatu saat akan terbongkar.

2. Berita kejahatan sering dapat dipergunakan sebagai bahan mengejar si penjahat. Pemuatan foto-foto pembunuh atau penculik yang melarikan diri, banyak membantu polisi membekuk si penjahat atas bantuan masyarakat yang megenalinya.

3. Rasa takut yang ada pada masyarakat bahwa kejahatannya akan terbuka dan dibeberkan dalam surat kabar merupakan “efek penjara” yang menyebabkan orang tidak mau berbuat kejahatan. (Takut dibongkar dan dimuat pers)

4. Pemberitaan kejahatan, khususnya ketika dalam pemeriksaaan dan persidangan banyak membantu melindungi si penjahat dari penyalahgunaan kekuasaan oleh penegak hukum (Assegaff, 1991 : 77-78).

Untuk dapat memberikan gambaran bagaimana baiknya pegangan dan kode etik jurnalistik dalam bidang pemberitaan kejahatan, baik yang dikutipkan pegangan yang berlaku pada redaksi surat kabar The Richmond News Leader, yang antara lain menyatakan :

1. Berita-berita kejahatan yang dimuat hanyalah berita-berita kejahatan yang terjadi di kota setempat dimana surat kabar tersebut terbit yang sifatnya dapat menarik perhatian pembaca.

2. Kejahatan-kejahatan kecil yang terjadi diluar daerah penerbitan surat kabar tidak akan diberitakan.

3. Dalam memberitakan berita-berita kejahatan yang tidak mengenai kategori kejahatan utama, detail cara-cara dan tekniknya tidak akan diberitakan untuk mencegah peniruan.

4. Di dalam memberitakan si penjahat tidak boleh diagung-agungkan agar tidak menimbulkan simpati kepada si penjahat.

5. Pemberitaan bunuh diri dari orang-orang yang putus asa dan tidak terkenal akan dihindarkan sejauh mungkin, untuk mencegah peniruan dari orang-orang lain yang juga tengah dirundung keputusasaan.

6. Di dalam semua pemberitaan kejahatan, tidak boleh dikembangkan tulisan-tulisan yang dapat menimbulkan simpati kepada si penjahat (Assegaff, 1991 : 81).

II. 6. Perhatian, Anak dan Orang tua.

Perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek (Kartono, 1990 : 111).

Perhatian dapat diartikan sebagai “menaruh hati”. Memang “menaruh hati” pada seluruh anggota keluarga adalah peletak dasar utama hubungan baik diantara para anggota keluarga. Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa di dalam keluarganya, berarti mengikuti dan memperhatikan seluruh perkembangan keluarganya. Lebih jauh lagi, orang tua dan anggota keluarga lainnya harus mengarahkan perhatian-perhatian untuk mencari lebih mendalam sebab-sebab dan sumber-sumber permasalahan. Juga perlu perhatian terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada setiap anggota keluarga (Gunarsa, 1995 : 42).

Ada bermacam-macam perhatian :

a. Kalau dilihat dari derajatnya maka akan terdapat perhatian yang tinggi dan perhatian yang rendah. Rentetan derajat perhatian itu mempunyai perbedaan sifat yang kualitatif. Orang yang melakukan perhatian yang tinggi kadang-kadang sampai melupakan waktu dan sekitarnya.

b. Kalau dilihat dari cara timbulnya, akan terdapat perhatian yang spontan dan perhatian yang refleksif. Dikatakan perhatian spontan apabila timbul dengan sendirinya. Sedang perhatian disebut refleksif apabila timbulnya secara sengaja, serta dibarengi dengan kemauan yang kuat.

c. Kalau dilihat dari sikap batinnya akan terdapat perhatian yang memusat dan perhatian yang merata. Pada perhatian memusat kalau ditujukan pada objek, sedangkan dikatakan perhatian yang merata kalau yang bersangkutan mengarahkan perhatiannya pada beberapa objek secara simultan, atau ganti berganti dalam waktu yang sangat dekat.

d. Kalau dilihat dari ukurannya, akan ada perhatian yang luas dalam banyak hal sama dengan perhatian yang merata, sedang dikatakan perhatian yang sempit kalau hanya tertuju pada objek yang terbatas saja.

e. Kalau dilihat dari sifatnya, akan ada perhatian yang statis dan ada perhatian yang dinamis. Orang berperhatian statis kalau dalam waktu yang lama secara berturut-turut hanya dapat melakukan suatu tugas dengan satu perhatian saja. Sedang perhatian dinamis kalau yang bersangkutan dapat memusatkan perhatiannya

Dokumen terkait