• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Kondisi Serasah dan Lahan Setelah Panen Tebu

Berdasarkan hasil survey lapangan di PG. Subang, Jawa barat, permasalahan yang dihadapi setelah panen adalah menumpuknya sampah biomasa dalam jumlah yang sangat besar di lahan. Sampah tersebut adalah sisa tanaman tebu (serasah) yang terdiri dari daun tebu kering, pucuk tebu, tebu muda berupa tunas yang tumbuh terlambat (sogolan), tali tutus dan batang tebu. Serasah ini jika dibiarkan di lahan akan menghambat pertumbuhan tunas tebu pada saat

ratoon cane dan menghambat kegiatan pengolahan tanah pada saat plant cane. Solusi sementara saat ini serasah tersebut dibakar dengan pengawasan yang cukup ketat oleh pihak pabrik karena belum ditemukan cara penanganan dan pemanfaatan serasah yang lebih efektif dan efesien. Pembakaran biasanya dilakukan sore atau malam hari untuk karena hembusan angin relatif lebih lambat, disamping itu efek pemanasan dirasa lebih rendah. Pembakaran serasah tebu telah dirasakan menimbulkan masalah, antara lain:

1. Membahayakan rumah penduduk dari kebakaran, karena ada beberapa areal perkebunan tebu sangat dekat dengan rumah penduduk .

2. Pembakaran serasah tebu di lahan dapat mengakibatkan polusi udara, dan mengotori udara di sekitar kebun. Ini dapat mengganggu kesehatan pernafasan orang yang berdomisili di daerah dekat kebun.

3. Serasah tebu setelah pembakaran, terutama sisa batang tebu biasanya dibersihkan dengan trash rake. Namun saat ini Pabrik Gula Subang sudah tidak lagi menggunakannya untuk untuk mengurangi biaya operasional. Bila sampah arang sisa pembakaran tidak dibersihkan akan menghambat pengoperasian alat pemecah tanah (ripper) karena pada saat dioperasikan, sampah akan tersangkut dan menumpuk di bagian implement.

4. Sampah batang tebu sisa pembakaran juga sering menghambat operasi pengolahan tanah.

Serasah yang jumlahnya sangat banyak tersebut sulit untuk dibuang atau dipindahkan karena belum ada alat atau mesin yang cocok untuk itu. Bila dilakukan secara manual akan menghabiskan banyak waktu dan biaya.

Sifat Fisik Serasah Tebu

Pemahaman secara utuh tentang kondisi dan sifat fisik dari serasah tebu merupakan syarat awal dalam kegiatan perancangan (desain) mesin pengumpul dan pencacah serasah tebu. Serasah tebu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sisa-sisa bagian tebu yang tertinggal di lahan tebu setelah panen. Bagian-bagian tebu tersebut antara lain daun tebu kering, batang tebu,dan pucuk tebu.

Kondisi serasah tebu yang terhampar di lahan setelah pemanenan di PG. Subang ditunjukkan pada Gambar 23. Serasah ini direncanakan untuk di bakar agar proses selanjutnya seperti pengolahan tanah dapat dilakukan.

Gambar 23 Kondisi serasah di lahan tebu di PG Subang.

Kerapatan isi serasah diukur langsung di lahan PG Subang. Sampel serasah diambil dari tumpukan serasah pada luasan 2 m x 2 m. Pengukuran ini dilakukan secara acak pada berbagai lahan. Pengukuran dilakukan pada 10 sampel berbeda. Situasi pengukuran ditunjukkan pada Gambar 24. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 2.

35

Gambar 24 Pengukuran serasah tebu di lahan PG Subang.

Tabel 2 Kerapatan isi tumpukan serasah tebu diukur pada luasan 2 m x 2 m No Tinggi tumpukan

(m)

Volume (m3) Berat (kg) Kerapatan (kg/m3) 1 0.35 1.40 7 5.00 2 0.40 1.60 13 8.13 3 0.35 1.40 10 7.14 4 0.35 1.40 11 7.86 5 0.35 1.40 8 5.71 6 0.40 1.60 15 9.38 7 0.37 1.48 10 6.76 8 0.30 1.20 15 12.50 9 0.35 1.40 10 7.14 10 0.40 1.60 12 7.50 Rata-rata 0.36 1.45 11.10 7.71

PG Subang yang memiliki luas areal kebun 5350 ha atau ekuivalen dengan 1783 ha tumpukan serasah (untuk sistem tebang 4-2). Dengan berat serasah rata-rata 11.1 kg untuk setiap 4 m2 luas tumpukan, maka PG Subang akan menghasilkan serasah sebesar sekitar 49487.5 ton (±50000 ton) setiap musim panen. Luas total areal tanaman tebu Indonesia adalah 480148 ha, yang terdiri dari 292.564 ha kebun rakyat, 90.747 ha perkebunan pemerintah, dan 96.837 ha perkebunan perusahan swasta. Jumlah total biomass tebu setelah panen yang dihasilkan adalah sekitar 444137 ton. Jumlah biomas sebesar ini sangat berpotensi untuk dimanfaatkan demi sistem pertanian tebu berkelanjutan.

Rata-rata tinggi tumpukan serasah tebu di lahan adalah 0.36 m, dan memiliki kerapatan isi rata-rata 7.71 kg/m3. Ketinggian tumpukan akan sangat menentukan mekanisme pengambilan serasah oleh mesin dari lahan. Sementara, kerapatan isi akan sangat mempengaruhi mekanisme pengangkatan dan pengaliran serasah menuju bagian pengumpan pencacah. Dalam rancangan tinggi tumpukan digunakan 0.40 m.

Serasah yang berupa pucuk tebu telah diukur. Pengukuran dilakukan pada 100 sampel pucuk tebu seperti pada Gambar 25. Sampel serasah tebu pada perkebunan tebu PT Rajawali II Unit PG Subang, sebagian besar berupa daun tebu dan pucuk tebu. Pengukuran dimensi daun tebu dan pucuk tebu dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanian IPB. Jumlah sampel yang diukur adalah 100 buah daun tebu maupun pucuk tebu.

Gambar 25 Pengukuran dimensi serasah tebu di laboratorium TMBP IPB. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pucuk tebu memiliki panjang rata-rata 162.54 cm, jumlah daun rata-rata-rata-rata tiap pucuk adalah 4 lembar, lebar daun pucuk rata-rata 5.02 cm, diameter pucuk rata-rata 21.34 mm, tebal daun rata-rata 0.35 cm dan berat pucuk rata-rata 57.35 gram. Hasil pengukuran serasah daun tebu menunjukkan bahwa panjang daun rata-rata 161.11 cm, lebar daun posisi tepi rata-rata 4.38 cm, lebar daun posisi tengah rata-rata 4.08 cm, lebar daun posisi ujung rata-rata 3.89 cm dan berat daun rata-rata 8.90 gram. Data hasil pengukuran pucuk tebu disajikan pada Tabel 3 dan pengukuran daun tebu disajikan pada Tabel 4 .

Hasil pengukuran kadar air serasah tebu (batang, daun dan pucuk) basis kering ditunjukkan pada Tabel 5. rata kadar air batang adalah 84.15%. Rata-rata kadar air daun adalah 16.94%. Rata-Rata-rata kadar air pucuk daun adalah 15.90%

37

Tabel 3 Data pucuk tebu pada serasah tebu PG subang

Panjang Pucuk (cm) Jumlah Daun (unit) Lebar Daun Pucuk (cm) Diameter Pucuk (cm) Tebal Daun Pucuk (cm) Massa Pucuk (gram) Maksimum 190 6 6 32.30 0.50 98.10 Minimum 130 3 4 15.3 0.2 29 Rata-rata 162.54 4 5.02 21.34 0.35 57.35

Tabel 4 Data daun tebu pada serasah tebu PG Subang

Panjang serasah (cm) Lebar Posisi Tepi (cm) Lebar Posisi Tengah (cm) Lebar Posisi Ujung (cm) Tebal Daun (cm) Berat daun (gram) Maksimum 195 6 5.6 5.3 0.25 13 Minimum 117 3 2.8 2.9 0.25 3.5 Rata-rata 161.51 4.38 4.08 3.89 0.25 8.90 Tabel 5 Data kadar air serasah tebu basis kering

No. Sampel Batang (%) Pucuk (%) Daun (%) Sampel 1 88.57 15.78 17.86 Sampel 2 87.67 15.82 15.29 Sampel 3 79.88 16.52 17.78 Sampel 4 80.13 16.10 17.33 Sampel 5 84.52 14.29 16.46 rata -rata 84.15 15.70 16.94

Dengan menggunakan data hasil pengukuran karakteristik pemadatan tumpukan serasah tebu, dapat diketahui besarnya gaya yang diterima oleh serasah akibat dari tekanan oleh silinder penarik dan bagian konveyor dalam unit pengangkat pada mesin pencacah serasah tersebut. Untuk keperluan disain bagian silinder penarik (tipe reel) dan bagian konveyor, data ini dibagi dalam dua kelompok yaitu elastisitas serasah tebu dari 0.4 m menjadi 0.3 m di bawah bagian silinder penarik (Tabel 6) dan elastistisitas serasah tebu dari 0.27 m menjadi 0.08 m di bawah bagian konveyor (Tabel 7).

Tabel 6 Elastisitas serasah tebu dari ketebalan tumpukan 0.4 m menjadi 0.3 m No. Luas Penekanan (m2 Berat Beban Pemberat (N) )

Tekanan yang Diberikan Beban (N/m2) 1 0.3 15.77 52.57 2 0.3 16.89 56.30 3 0.3 15.54 51.80 4 0.3 13.32 44.40 5 0.3 14.68 48.93 6 0.3 15.91 53.03 7 0.3 12.89 42.97 8 0.3 16.55 55.17 Rata-rata 0.3 15.19 50.65

Tabel 7 Elastisitas serasah tebu dari ketebalan tumpukan 0.27 m menjadi 0.08 m

No. Luas Penekanan (m2 Berat Beban Pemberat (N) )

Tekanan yang Diberikan Beban (N/m2) 1 0.3 362.53 1208.45 2 0.3 357.97 1193.23 3 0.3 339.13 1130.44 4 0.3 344.93 1149.78 5 0.3 351.37 1171.25 6 0.3 353.04 1176.81 7 0.3 356.41 1188.03 8 0.3 334.44 1114.80 Rata-rata 0.3 349.98 1166.60

Kondisi profil guludan juga diamati langsung di PG Subang (Gambar 26). Pengukuran profil guludan dilaksanakan dengan menggunakan reliefmeter dan mistar atau meteran. Listyanto et al. (2005) mengungkapkan bahwa guludan tebu untuk keprasan pertama (R1), kedua (R2), ketiga (R3) di lahan PG Jatitujuh memiliki bentuk dan ukuran yang tidak jauh berbeda. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran lebar guludan, yakni guludan untuk (R3) memiliki lebar yang sedikit lebih besar (85 cm) dibandingkan dengan guludan untuk R1 dan R2, yang memiliki lebar 80 cm. Ketinggian guludan dari permukaan juringan 20 cm, dan lebar daerah tunggul yang harus di kepras sebesar 40 cm.

39

Gambar 26 Pengukuran profil guludan di PG Subang.

Dari hasil pengukuran diketahui bahwa profil guludan di PG Subang memiliki bentuk dan ukuran yang tidak jauh berbeda dengan PG Jatitujuh Cirebon. Profil guludan hasil pengukuran ditunjukkan pada gambar 27. Profil guludan di PG Subang memiliki lebar guludan 120 cm, jarak antar tanaman 120 cm dan tinggi guludan 20 cm.

Gambar 27 Profil Guludan di PG Subang.

Kondisi dan ukuran guludan ini sangat menentukan ukuran mesin secara keseluruhan. Posisi roda traktor penarik maupun roda mesin pencacah serta roda unit pengangkat harus berada pada cekungan guludan. Jarak dan ketinggian guludan juga dipergunakan untuk menentukan lebar kerja alat. Dengan mengasumsikan serasah tersebar merata di atas permukaan lahan, ukuran guludan

ini juga dapat digunakan untuk menduga volume serasah yang akan diangkat dan disalurkan dalam satu lintasan pengambilan.

Proses Perancangan Unit Pengangkat Serasah Tebu

Konsep rancangan

Perancangan ini merupakan bentuk rancangan baru karena belum ada mesin pengangkat serasah tebu pada mesin pencacah serasah tebu yang mobile di lahan tebu. Konsep yang dirancang adalah untuk mengangkat serasah tebu yang menumpuk di lahan, lalu menyalurkan serasah ke unit pencacah untuk selanjutnya dibenamkan. Rancangan mesin ini digerakkan oleh traktor roda 4 dan diputar dengan poros PTO traktor. Konsep rancangan mesin disajikan pada Gambar 28. Oleh karena itu, dengan waktu dan sumber daya yang tersedia, penelitian ini baru mengarah pada pemenuhan fungsi penarik serasah dari lahan dan fungsi penyalur ke unit pencacah.

Beberapa parameter dasar rancangan yang telah dikembangkan dari identifikasi awal di PG Subang adalah sebagai berikut:

- Rata-rata tinggi tumpukan serasah di lahan adalah 0.36 m, ketebalan maksimal 0.40 m dan kerapatan isi serasah dilahan 7.71 kg/m3

- Lebar guludan 1.20 m, tinggi guludan 0.20 m. Dalam rancangan lebar kerja unit pengangkat serasah adalah 0.60 m.

. Dalam rancangan digunakan tinggi tumpukan serasah 0.40 m.

- Posisi serasah tebu diasumsikan masih rata dengan puncak guludan.

- Kecepatan maju traktor 0.3 m/s.

- Posisi arah maju unit pengangkat serasah dan mesin pencacah selalu bergerak sejajar traktor penarik (Gambar 28)

- Tinggi keluaran conveyor sama dengan tinggi input penjepit pencacah dari tanah.

- Roda traktor, roda mesin pencacah dan roda unit pengangkat tidak boleh menginjak puncak guludan.

41

Gambar 28 Layout rancangan unit pengangkat serasah pada mesin pencacah serasah tebu.

Mesin pengangkat dan pencacah seresah tebu akan ditarik oleh traktor roda empat dengan posisi gerakan selalu sejajar. Tenaga penggerak diambil dari PTO traktor roda empat. Posisi roda traktor, roda pencacah dan roda unit pengambil dan konveyor harus selalu terletak pada juring guludan. Jarak lebar roda belakang unit pengambil dan konveyor dirancang 240 cm yang merupakan posisi (layout) memungkinkan (Gambar 28). Jarak lebar roda depan unit pengangkat dirancang 80 cm. Pertimbangan jarak ini adalah lebar sisa yang memungkinkan dapat dijadikan alur roda. Jarak antar tanaman adalah 120 cm dengan jari-jari tanaman 20 cm, sehingga sisanya 80 cm. Lebar kerja unit pengangkat serasah adalah 0.60 m.

Untuk menyesuaikan kondisi guludan dan kondisi tumpukan serasah di lahan, maka sangat penting menentukan posisi reel untuk penarikan serasah. Tinggi bagian depan penarik seresah adalah 5 cm dari bagian bawah roda depan. Artinya dengan lebar 80 cm dan asumsi seresah tebu masih rata pada bagian atas guludan, maka posisi ini dirancang untuk dapat mengambil semua serasah dengan ketinggian 40 cm dari rata bagian atas guludan. Asumsi seresah masih rata pada

bagian atas diambil, karena melihat kondisi di lahan yang menunjukkan bahwa setelah 4 -7 hari pemanen, seresah masih pada posisi tersebut.

Parameter dasar rancangan tersebut kemudian dikembangkan menjadi parameter disain. Parameter disain yang dipergunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah :

1. Rancangan pengambilan serasah adalah dari ketebalan 40 cm (diambil ketebalan maksimum serasah di lahan), kemudian terambil oleh jari-jari penarik 30 cm, dilemparkan ke rumah penyalur menjadi ketebalan 27 cm dan disalurkan menuju bagian input penjepit mesin pencacah serasah dengan ketebalan 8 cm.

2. Mekanisme penyaluran dengan 2 (dua) konveyor, yaitu konveyor atas dan bawah. Sudut inklinasi konveyor bawah adalah 290 dengan pertimbangan menyesuaikan tinggi input mesin pencacah serasah tebu. Sudut inklinasi konveyor atas adalah 130 dengan pertimbangan memenuhi parameter bahwa ketebalan input konveyor adalah 27 cm.

Rancangan Fungsional

Fungsi utama dari unit yang akan dirancang adalah mengangkat serasah tebu dari lahan ke unit pencacah. Adapun penguraian fungsi utama menjadi fungsi penguraian disajikan pada Gambar 29.

43

Gambar 29 Skema rancangan fungsional unit pengangkat serasah tebu. Fungsi utama:

mengangkat serasah tebu dari lahan ke unit

pencacah

Fungsi menarik serasah dari lahan ke komponen

penyalur

Fungsi menyalurkan serasah dari komponen penarik ke unit pencacah

Mendukung unit pengangkat

Menghasilkan tenaga putar dan menyesuaikan

jumlah putaran sesuai kebutuhan

Dudukan yang berfungsi untuk menempelkan penarik Merubah sudut penarik

Menyalurkan serasah dari bagian penarik ke unit pencacah

Dudukan yang berfungsi untuk menempelkan penyalur Menempelkan penyalur pada dudukan Memperkuat konstruksi mesin pencacah,

menghubungkan semua bagian, tempat melekatnya semua komponen Menutup unit pengangkat serasah dan

mencegah serasah keluar dari mesin Menahan bobot

Menghasilkan tenaga putar Menghasilkan jumlah putaran sesuai

kebutuhan

Menarik serasah dari lahan ke komponen penyalur (fungsi penarik)

Rincian komponen yang digunakan dalam disain ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 8 Uraian fungsi dari unit pengangkat

No. Fungsi Sub Fungsi Komponen

1. Menarik serasah dari lahan ke komponen penyalur

Menarik serasah dari lahan ke komponen penyalur (fungsi

penarik)

Besi silinder Dudukan yang berfungsi untuk

menempelkan penarik

Pipa silinder, besi plat Merubah sudut penarik Sistem empat

batang hubung, 2. Menyalur serasah

dari komponen penarik ke unit

pencacah

Menyalurkan serasah dari komponen penarik ke unit

pencacah

besi siku Konveyor rantai,

sprocket dan besi poros Dudukan yang berfungsi untuk

menempelkan penyalur

Pillow block

Menempelkan penyalur pada

cover

Mur dan baut 3. Mendukung unit

pengangkat

Menghubungkan semua unit Rangka Memperkuat konstruksi mesin

pencacah , menutupi unit pengangkat serasah, tempat melekatnya semua komponen

dan mencegah serasah keluar dari mesin

Cover

Menahan bobot dan menggerakan mesin pencacah

Roda 4. Menghasilkan

tenaga putar dan menyesuaikan jumlah putaran sesuai kebutuhan

Menghasilkan tenaga putar PTO traktor

Menghasilkan jumlah putaran sesuai kebutuhan

Sprocket dan rantai, pully,

45

Rancangan Struktural

Mekanisme kerja dari bagian mesin ini adalah sebagai berikut:

Silinder penarik yang berada di bagian paling depan dari mesin akan berputar untuk menarik tumpukan serasah. Pada penelitian ini lebar kerja penarikan adalah 0.60 m dan serasah tebu diasumsikan telah dikondisikan memenuhi lebar kerja alat. Berikutnya serasah akan dilemparkan ke rumah penyalur mengikut i arah plat pengarah, untuk selanjutnya dialirkan menuju bagian pengumpan jepit. Selama proses penyaluran ini, serasah akan ditekan sehingga semakin padat dan memiliki ketebalan yang sesuai untuk masuk ke dalam silinder penjepit pengumpan. Adapun konsep desain dari rancang bangun unit pengangkat serasah tebu pada mesin pencacah sersah tebu dapat dilihat pada Gambar 30. Gambar teknik unit pengangkat serasah tebu pada mesin pencacah serasah tebu terlampir pada Lampiran 6.

Gambar 30 Skema rancangan unit pengangkat serasah tebu.

Cover dan Rangka

Komponen cover dan rangka merupakan komponen yang terbentuk dari besi plat, besi U, pipa silinder, besi silinder dan dilengkapi pillow block. Komponen

cover direncanakan mempunyai lebar pemasukan 640 mm karena lebar pengangkatan serasah yang direncanakan adalah 600 mm dan mempunyai tinggi pemasukkan awal (di depan) adalah 615 mm karena tinggi pengangkatan serasah yang direncanakan adalah 400 mm. Sedangkan tinggi pengeluaran (di belakang)

adalah 395 mm. Dasar rancangannya adalah untuk memenuhi tinggi pemasukan pada unit pencacah sebesar 80 mm, maka tinggi keluaran konveyor dirancang 80 mm . Jika ditambah dengan dua diameter sprocket (Ø 100 mm) dan tinggi sudu konveyor, maka tinggi pengeluaran pada rangka adalah 395 mm.

Besi plat yang digunakan untuk membentuk body unit pengangkat adalah besi plat yang mempunyai ketebalan 5 mm. Penggunaan besi plat 5 mm tersebut agar cover tersebut juga memiliki fungsi sebagai rangka yang kuat untuk menopang komponen-komponen lain yang ada di unit pengangkat. Namun untuk memperkokoh cover unit pengangkat maka perlu ditambahkan pipa besi yang berada didepan. Selain itu juga digunakan besi silinder yang berdiameter 9 mm yang terletak di depan bawah yang mempunyai fungsi sebagai penggarpu serasah tebu yang ada di lahan. Pillow block yang digunakan pun terdiri dari dua jenis masing-masing mempunyai diameter lubang bantalan adalah 31 mm dan 25 mm. Untuk menghubungkan unit pengangkat dengan unit pencacah maka digunakan besi U dengan ketebalan 5 mm. Komponen cover dan rangka unit pengangkat serasah tebu ditunjukkan pada Gambar 31.

Gambar 31 Komponen cover dan rangka.

Silinder Penarik

Komponen silinder penarik atau reel penarik merupakan komponen yang terletak di bagian depan dari cover. Komponen silinder penarik unit pengangkat serasah tebu ditunjukkan pada Gambar 32. Komponen ini terbuat dari besi plat,

615 mm 640 mm 395 mm 290 Plat pengarah Cover

47

besi silinder, pipa besi dan bearing. Diameter silinder penarik yang direncanakan adalah 1000 mm. Komponen ini terbagi menjadi poros penarik, badan penarik, sudu penarik dan sistem empat batang hubung.

Gambar 32 Komponen silinder penarik.

Poros penarik berbeda dengan poros dengan poros penarik pada umumnya. Poros penarik terletak di ujung kiri dan kanan badan penarik namun kedua ujung tersebut tidak saling berhubungan. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu sistem empat batang hubung. Poros yang digunakan berdiameter 31 mm. Adapun rincian perhitungan poros silinder penarik dapat dilihat pada Lampiran 3. Berbeda dengan poros kanan yang menggunakan pillow block, poros sebelah kiri tidak dipasang dengan pillow block namun hanya dipasang pada cover kemudian dikencangkan dengan baut. Hal ini disebabkan agar mudah dalam melakukan bongkar pasang komponen penarik pada cover.

Badan penarik terbuat dari besi plat dengan tebal 5 mm yang berbentuk lingkaran dan di bagian garis singgung lingkaran terdapat empat buah bearing. Bearing ini berfungsi sebagai penahan dari pipa besi yang ujung sudah dikencangkan dengan baut agar bisa berputar. Selain itu juga, pipa besi ini berfungsi sebagai penghubung antara penutup penarik kanan dengan penutup penarik kiri. Badan penarik memiliki diameter 500 mm. Di badan penarik juga terdapat 4 penahan sudu penarik yang terbuat dari besi plat dengan tebal 5 mm.

Dalam komponen silinder penarik terdapat empat sudu penarik. Keempat sudu tersebut dipasang di badan penarik (pipa besi) dengan pola zig-zag. Hal ini

Poros penarik 500 mm Badan penarik Sudu penarik

dimaksudkan agar sudu yang lain dapat menutupi bagian sudu lain dalam menarik serasah dari lahan ke dalam mesin. Sudu penarik ini terbuat dari besi silinder dengan diameter 9 mm. Besi silinder ini cukup kuat untuk menarik serasah dari lahan ke dalam mesin. Dalam satu pipa terdapat 8 atau 7 besi silinder dengan masing-masing memiliki panjang 250 mm.

Mekanisme empat batang hubung ditempatkan di sebelah kanan dari komponen penarik. Mekanisme empat batang hubung ditunjukkan pada Gambar 33. Mekanisme empat batang hubung ini memiliki empat bagian, yaitu: pusat sistem, lengan panjang, lengan pendek dan poros empat batang hubung. Batang hubung terbuat dari besi plat dengan ketebalan 5 mm. Fungsi dari mekanisme empat batang hubung adalah agar tidak terjadi benturan antara sudu penarik dengan sudu penyalur karena jarak antara penarik dan penyalur yang sempit. Fungsi lain dari mekanisme empat batang hubung adalah mencegah keluarnya serasah karena tersangkut sudu penarik yang tegak lurus seperti penarik biasa.

Gambar 33 Mekanisme empat batang hubung.

Penyalur (Konveyor)

Komponen penyalur merupakan komponen yang terletak setelah komponen penarik jika dilihat dari depan. Komponen penyalur ditunjukkan pada Gambar 34. Komponen penyalur ini terdiri dari konveyor bawah dan konveyor atas. Serasah akan melewati ruang diantara konveyor atas dan konveyor bawah.

49

Konveyor yang digunakan pada komponen ini adalah konveyor rantai. Jarak antara konveyor atas dan konveyor bawah di depan adalah 27 mm sedangkan di belakang berjarak 8 mm. Kedua konveyor ini dihubungkan dengan sistem transmisi pembalik.

Gambar 34 Komponen konveyor.

Konveyor bawah merupakan konveyor utama yang mendorong serasah tebu dari komponen penarik ke unit pencacah. Konveyor ini terbuat dari 2 poros besi pejal dengan diameter 25 mm, memiliki kemiringan 29o dari permukaan tanah dan setiap poros diberi 2 buah sprocket yang memiliki 15 gigi disertai dengan pasak di antara poros dengan sprocket. Kedua sprocket tersebut memiliki jarak 600 mm sesuai dengan pemasukan serasah dari lahan. Rantai yang digunakan khusus untuk rantai konveyor yang memiliki sisi sebagai penambat sudu konveyor. Gambar rantai konveyor yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 35. Sudu yang digunakan adalah besi siku yang mempunyai ketebalan 2 mm. Besi siku tersebut diberi lubang dikedua sisinya dengan jarak 540 mm disesuaikan dengan sisi penambat pada rantai konveyor. Sudu konveyor bawah memiliki tinggi 25 mm. Jumlah sudu yang ada pada konveyor bawah adalah 16

Konveyor atas

Konveyor bawah Transmisi

buah dengan masing-masing berjarak 100 mm. Jarak antara poros konveyor bawah adalah 800 mm.

Gambar 35 Konveyor rantai pada komponen penyalur.

Konveyor atas merupakan konveyor pembantu untuk mendorong serasah ke unit pencacah. Selain itu juga, konveyor atas berfungsi memampatkan serasah tebu bersama konveyor bawah. Spesifikasi konveyor atas hampir sama dengan konveyor bawah. Hal yang membedakannya adalah konveyor atas memiliki 15 buah sudu, sudunya bergerigi, tinggi sudu 38 mm, kemiringan konveyor dari permukaan tanah adalah 13o

Ban Depan

dan jarak antara poros adalah 600 mm.

Komponen ban depan (Gambar 36) merupakan komponen pelengkap yang

Dokumen terkait