• Tidak ada hasil yang ditemukan

16

Kandungan Nutrien Pakan Perlakuan

Tepung daun katuk (TDK) mengandung protein kasar dan Zn yang lebih tinggi daripada tepung daun murbei (TDM), tetapi TDM mengandung serat kasar, energi bruto dan Ca yang lebih tinggi daripada TDK (Tabel 3.1). Komposisi kimia TDK dan TDM menunjukan bahwa kedua tepung daun tersebut potensial sebagai bahan pakan sumber protein dan mineral untuk puyuh. Al-kirshi et al. (2009) melaporkan bahwa TDM merupakan sumber protein yang baiksebagai pakan unggas. Tepung daun katuk dan murbei juga mengandung tannin dan saponin (Tabel 3.1). Kandungan tannin TDM sekitar 2.5 kali lebih tinggi daripada dalam TDK.

Tabel 3.2. Komposisi dan kandungan nutrien pakan puyuh petelur

P0 P1 P2 P3 Jagung kuning 46.00 46.00 46.00 46.00 Dedak padi 13.20 7.20 4.65 6.60 Bungkil kedele 21.00 18.00 20.00 18.30 Tepung ikan 5.00 3.60 4.00 4.00 Minyak kelapa 6.50 6.50 6.60 6.50 Tp daun katuk (TDK) 0.00 10.00 0.00 5.00 Tp daun murbei (TDM) 0.00 0.00 10.00 5.00 DCP 0.00 0.50 0.70 0.50 CaCO3 7.30 7.00 7.00 7.00 NaCl 0.30 0.30 0.30 0.30 Premix 0.50 0.50 0.50 0.50 L-Lisina 0.00 0.00 0.00 0.00 Dl-Metionina 0.20 0.40 0.25 0.30 JUMLAH 100.00 100.00 100.00 100.00

Kandungan nutrien berdasarkan perhitungan

Bahan kerinag(%) 90.21 89.96 90.51 90.25 Energi metabolis (kkal/kg) 2961.80 2874.05 2916.74 2891.87 Protein kasar (%) 18.21 17.85 18.19 17.87 Lemak kasar (%) 9.11 9.18 9.15 9.15 Serat kasar (%) 3.41 3.31 3.50 3.47 Lisina (%) 1.10 0.90 0.97 0.93 Metionina (%) 0.56 0.70 0.56 0.61 Sistina (%) 0.29 0.24 0.26 0.25 Met+Sis (%) 0.85 0.94 0.82 0.85 Calcium (%) 3.15 3.15 3.18 3.16 Fosfor tersedia (%) 0.43 0.44 0.46 0.44 Natrium (%) 0.19 0.17 0.18 0.18 Klorin (%) 0.26 0.24 0.24 0.25 Asam linoleat (%) 1.50 1.26 1.18 1.24 Tanin (%) 0.00 0.046 0.109 0.078 Saponin (%) 0.00 0.284 0.128 0.206

Ket.: P0 = pakan kontrol (tanpa tepung daun katuk dan murbei); P1 = pakan dengan 10% tepung daun katuk (TDM); P2 = Pakan dengan 10% tepung daun murbei (TDM); dan P3 = Pakan dengan 5% TDM dan 5% TDK.

17 Komposisi dan kandungan nutrien pakan ditunjukan pada Tabel 3.2. Kandungan nutrien pakan memenuhi kebutuhan nutrien puyuh petelur yang direkomendasikan Leesons dan Summers (2005).

Kandungan tanin dan saponin dalam TDK dan TDM serta kandungannya dalam pakan diperlihatkan pada Tabel 3.1. dan 3.2. Pakan yang mengandunag TDK, TDM dan campurannya mengandung tannin dan saponin yang lebih tinggi dari pakan kontrol. Kedua antinutrien ini menurunkan kecernaan protein (Francis et al., 2002) dan efisiensi pakan (Medugu et al., 2012).

Performa Puyuh Umur 10 sampai 17 Minggu

Tabel 3.3. Rataan performa puyuh petelur umur 10 sampai 17 minggu

P0 P1 P2 P3 Konsumsi pakan(g/ekor/hari) 22.24 ± 0.17 20.02 ± 0.39 22.87 ± 0.28 22.10 ± 0.13 Bobot telur (g/butir) 9.53 ± 0.35 9.22 ± 0.16 9.59 ± 0.28 9.48 ± 0.21 Produksi telur (%) 45.19 ± 9.40a 39.16 ± 9.04a 22.82 ± 8.66b 20.87 ± 7.32b

Ket.: P0 = pakan kontrol (tanpa tepung daun katuk dan murbei); P1 = pakan dengan 10% tepung daun katuk (TDM); P2 = Pakan dengan 10% tepung daun murbei (TDM); dan P3 = Pakan dengan 5% TDM dan 5% TDK.

Konsumsi Pakan

Konsumsi pakan puyuh (20.02-22.87 g/ekor/hari) tidak dipengaruhi oleh perlakuan (Tabel 3.3). Hasil ini menunjukan bahwa pakan yang mengandung TDK, TDM atau campurannya memiliki palatabilitas yang sama dengan pakan kontrol. Kandungan tannin pada pakan yang mengandung 10% TDM tidak mempengaruhi konsumsi pakan.

Tabel 3.4. Rataan konsumsi tannin dan saponin dari pakan yang mengandung tepung daun katuk (TDK) dan murbei (TDM)

P0 P1 P2 P3

Konsumsi tannin (g/ekor) 0.00±0.00 0.92±0.03 2.49±0.29 1.71±0.12 Konsumsi saponin (g/ekor) 0.00±0.00 5.69±0.18 2.93±0.34 4.55±0.32

Ket.: P0 = pakan kontrol (tanpa tepung daun katuk dan murbei); P1 = pakan dengan 10% tepung daun katuk (TDM); P2 = Pakan dengan 10% tepung daun murbei (TDM); dan P3 = Pakan dengan 5% TDM dan 5% TDK.

Bobot Telur

Rataan bobot telur tidak dipengaruhi oleh penggunaan TDK, TDM atau campurannya dalam pakan (Tabel 3.3). Bobot telur puyuh ( 9.22-9.59 g/butir) termasuk bobot telur puyuh yang normal. TDK dan TDM dapat digunakan dalam pakan puyuh. Kandungan sterol dalam TDK dan TDM tidak mempengaruhi bobot telur.

18

Produksi Telur (%QD Production)

Penggunaan TDM dan campuran TDK dan TDM dalam pakan menurunkan produksi telur (Tabel 3.3). hasil ini menunjukan bahwa penggunaan TDK dalam pakan puyuh petelur menghasilkan pengaruh yang saman dengan puyuh yang mendapat pakan kontrol, tetapi pemberian TDM serta campuran TDK dan TDM menurunkan (P<0.05) produksi telur. Penurunan produksi telur tampaknya berkaitan dengan kandungan sterol dalam TDM dan campuran TDM dan TDK. Komponen sterol pada kedua bahan pakan tersebut berbeda. Kandungan tannin pada pakan juga berperan terhadap penurunan produksi telur.

Produksi telur mingguan (Gamabar 3.1) menunjukan bahwa puyuh yang diberi pakan yang mengandung 10% TDK mencapai 5% QD Production terlebih dahulu pada umur 7 minggu, dan puyuh yang diberi 10% TDM memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai hal tersebut. Subekti et al. (2008) menunjukan pola yang sama bahwa puyuh yang diberi TDK bertelur lebih cepat daripada puyuh yang diberi ekstrak tepung daun katuk. Hasil ini menunjukkan bahwa phytosterol dan antioksidan yang terkandung dalam TDK meningkatkan performa reproduksi puyuh.

Gambar 3.1. Produksi telur puyuh umur 7 sampai 17 minggu P0 = pakan kontrol (tanpa tepung daun katuk dan murbei); P1 = pakan dengan 10% tepung daun katuk (TDM); P2 = Pakan dengan 10% tepung daun murbei (TDM); dan P3 = Pakan dengan 5% TDM dan 5% TDK. Puncak produksi telur puyuh yang diberi pakan kontrol dicapai pada umur 16 minggu sebesar 54.8%, puyuh yang diberi 10% TDK pada umur 15 minggu sebesar 52.5%, puyuh yang diberi TDM pada umur 14 minggu sebesar 34.5% dan puyuh yang diberi campuran TDK dan TDM pada umur 16 minggu sebesar 39.3%.

19

Kualitas Telur Puyuh Umur 13 sampai 17 Minggu Bobot Telur

Bobot telur yang dihasilkan puyuh umur 13 sampai 17 minggu dipengaruhi (P<0.05) oleh perlakuan (Tabel 3.5.). Pemberian 10% TDK (P0) maupun campuran 5% TDK dan 5% TDM menurunkan (P<0.05) bobot telur puyuh. Sebaliknya, pemberian 10% TDM tidak mempengaruhi bobot telur. Pemberian TDM tampaknya mengurangi pengaruh negatif terhadap penurunan bobot telur. Bobot telur yang dihasilkan pada penelitian ini termasuk bobot telur puyuh normal, seperti yang dikemukakan Song et al. (2001) bahwa rataan bobot telur puyuh adalah 10.34±0.93 g, juga Kalsum et al. (2012) yang menyatakan bahwa bobot telur puyuh adalah 11.04 g.

Bobot dan Persentase Bobot Kuning Telur

Kuning telur yang dihasilkan puyuh yang diberi pakan mengandung TDK berbeda (P<0.05) dari yang dihasilkan pakan perlakuan lainnya (Tabel 3.5). Bobot dan persentase bobot kuning telur dari puyuh yang diberi TDK lebih rendah dari perlakuan lain. Hal ini dapat disebabkan oleh asupan nutrien yang rendah. Persentase kuning telur dari puyuh yang diberi 5% TDK dan 5% TDM paling tinggi (P<0.05) daripada perlakuan lainnya. Bobot dan persentase bobot kuning telur yang dihasilkan pada penelitian ini pada kondisi normal, dengan bobot 3.25±0.40 g dan persentase bobot kuning telur 31.4±1.98 % (Song et al. 2001) dan 31.58% (Kalsum et al. 2012).

Bobot dan Persentase Bobot Putih Telur

Bobot putih telur yang dihasilkan puyuh yang diberi pakan dengan TDM sama dengan kontrol, sementara puyuh yang diberi campuran TDK dan TDM menghasilkan bobot putih telur yang lebih rendah (P<0.05) dari perlakuan lain. (Tabel 3.5). Persentase bobot putih telur dari puyuh yang diberi TDK sama dengan kontrol, sementara puyuh yang diberi campuran TDK dan TDM menghasilkan persentase bobot putih telur yang paling rendah. Bobot dan persentase bobot putih telur yang dihasilkan pada penelitian ini lebih rendah dari bobot putih telur yang dikemukakan Song et al.( 2001) yaitu 6.33±0.59 g dan 61.2±2.32 %, tetapi sama dengan yang dikemukakan Kalsum et al. ( 2012) yaitu 51.84%.

Bobot dan Persentase Bobot Kerabang Telur

Bobot keranag telur dari puyuh yang diberi TDK sama dengan kontrol, tetapi menghasilkan persentase bobot kerabang telur yang paling tinggi (P<0.05) dari perlakuan lainnya. (Tabel 3.5). Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan phytosterol dari TDK yang menstimulasi deposit Ca pada kerabang telur. Bobot dan persentase bobot kerabang telur yang dihasilkan pada penelitian ini lebih tinggi dari yang dikemukakan Song et al. (2001) yaitu bobot kerabang 0.76±0.01 g dengan persentase 7.3±0.69 %.

20

Tebal Kerabang Telur

Tebal kerabang telur tidak dipengaruhi oleh pemberian TDK, TDM maupun campurannya dalam pakan (Tabel 3.5). Dibandingkan dengan tebal kerabang yang dikemukakan Song et al. (2001) yaitu 174±15.5 µm dan dari Kalsum et al. (2012) of 0.194 mm, tebal keranag telur pada penelitian ini lebih tebal karena puyuh berada pada masa awal produksi.

Tabel 3.5. Rataan Kualitas Telur Puyuh Umur 13 Sampai 17 Minggu

P0 P1 P2 P3 Bobot telur (g/butir) 10.05 ± 0.46a 9.53 ± 0.21b 9.97 ± 0.33ab 9.53 ± 0.23b Bobot kuning telur (g) 3.23 ± 0.16a 3.03 ± 0.09b 3.34 ± 0.15a 3.24 ± 0.09a Persentase bobot kuning telur (%) 32.14 ± 0.67bc 31.8 ± 0.96c 33.34 ± 0.99ab 33.99 ± 1.02a Bobot putih telur (g) 5.25 ± 0.27a 4.98 ± 0.16ab 5.14 ± 0.18a 4.78 ± 0.28b Persentase bobot putih telur (%) 52.20 ± 0.87a 52.19 ± 1.10a 51.46 ± 0.69ab 50.33 ± 0.66b Bobot kerabang telur(g) 1.39 ± 0.06a 1.39 ± 0.06a 1.32 ± 0.12ab 1.27 ± 0.03b Persentase bobot kerabang telur (%) 13.97 ± 0.36ab 14.66 ± 0.55a 13.23 ± 1.12b 13.55 ± 0.53b Tebal kerabang telur (mm) 0.24 ± 0.06 0.26 ± 0.04 0.22 ± 0.03 0.23 ± 0.06 Skor warna kuning telur 6.93 ± 0.29d 10.03 ± 0.22a 8.34 ± 0.53c 9.31 ± 0.56b Vitamin A kuning telur (mg/100g) 2061.00d ±36.20 2560.62a ±68.67 2190.12c ±63.82 2390.05b ±34.48

Ket.: P0 = pakan kontrol (tanpa tepung daun katuk dan murbei); P1 = pakan dengan 10% tepung daun katuk (TDM); P2 = Pakan dengan 10% tepung daun murbei (TDM); dan P3 = Pakan dengan 5% TDM dan 5% TDK.

Skor Warna Kuning Telur

Skor warna kuning telur yang dihasilkan dari puyuh yang diberi 10% TDK nyata (P<0.05) lebih tinggi dari perlakuan lain (Tabel 3.5). Hal ini dapat disebabkan oleh adanya karotenoid pada TDK. Karotenoid (β-carotene) memiliki fungsi yang sama dengan xantophyl terhadap warna kuning telur. Subekti et al. (2008) dan Piliang et al. (2009b) mengemukakan hal yang sama, yaitu puyuh yang diberi tepung daun katuk (TDK) menghasilkan skor warna kuning telur yang

21 lebih tinggi daripada puyuh yang diberi ekstrak katuk. Indarsih dan Tamsil (2012) juga mendapatkan hal yang sama pada telur itik yang diberi duckweed dalam pakan.

Vitamin A Kuning Telur

Kandungan vitamin A kuning telur dari puyuh yang diberi TDK TDM dan campurannya lebih tinggi (P<0.05) dari kontrol (Table 3.5). Hal ini disebabkan oleh kandungan β-caroten dalam TDK dan TDM yang merupakan prekursor vitamin A precursor, yang dikonversikan menjadi vitamin A. Hal ini menunjukan bahwa TDK, TDm dan campurannya merupakan sumber provitamin A yang baik. Penggunaan kedua macam tepung daun tersebut menghasilkan telur puyuh yang kaya akan vitamin A.

KESIMPULAN

Tepung daun katuk (TDK) mengandung sterol yang dapat mempengaruhi puncak produksi telur. Senyawa sterol dapat mempengaruhi efisiensi penggunaan protein, serta metabolisme Ca dan P pada produksi telur. Pemberian tepung daun katuk (TDK) dan tepung daun murbei (TDM) meningkatkan skor warna kuning telur dan kandungan vitamin A kuning telur dengan adanya β-karoten.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan terima kasih kepada LPPM IPB atas dana penelitian yang diberikan melalui Penelitian Unggulan/Strategis Institut Pertanian Bogor tahun Anggaran 2012 Nomor: 477/IT3.11/PG/2012 Tanggal: 28 Mei 2012.

22

4 PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK DAN MURBEI

DALAM

PAKAN

TERHADAP

UKURAN

DAN

KANDUNGAN MINERAL TULANG TIBIA SERTA

Dokumen terkait