• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Aktivitas Pendaratan Hasil Tangkapan

Proses pendaratan hasil tangkapan di PPI Karangsong dilakukan pagi sampai menjelang siang hari pukul 07.00-11.00 WIB. Nelayan melakukan pendaratan ikan hasil tangkapan untuk selanjutnya melelangnya di TPI. Ikan yang didaratkan merupakan ikan beku; yang dibekukan sejak ikan dimasukan ke dalam palkah kapal; palkah kapal gillnet sekaligus merupakan refrigerator. Kondisi ini mirip dengan pendaratan ikan hasil tangkapan di PPI Muara Angke yang berupa ikan beku/cumi beku dari kapal boukeami (Resti 2012).

Ikan yang dibongkar dari palkah diletakkan di dek kapal oleh anak buah kapal (ABK) itu sendiri. Setelah itu dilakukan proses pensortiran ikan oleh tenaga kerja wanita di atas dek kapal. Penyortiran hanya dilakukan pada jenis ikan. Menurut Pane (2009) seharusnya ikan disortir tidak hanya jenisnya saja tetapi harus juga menyortir ukuran, dan mutu ikan. Penyortiran jenis, ukuran, dan mutu ikan akan memudahkan bagi pedagang pembeli ikan terutama pengolah pembeli ikan di TPI terkait jenis, ukuran, dan mutu ikan yang sesuai dengan perdagangan atau permintaan konsumen, atau sesuai dengan kebutuhan bahan baku industri pengolahan/kebutuhan produk olahan (misalnya kesesuaian dengan ukuran kemasan)

Tidak ada dilakukan pencucian ikan di atas kapal karena ikan yang didaratkan berupa ikan beku; kecuali pencucian dilakukan terhadap ikan basah. Ikan yang telah disortir dimasukkan ke dalam keranjang lalu diturunkan ke dermaga. Selanjutnya keranjang berisi ikan tersebut diangkut ke TPI oleh nelayan ABK dengan cara dipikul oleh dua orang dalam sekali angkut. Jumlah keseluruhan nelayan ABK yang melakukan pendaratan ikan adalah sepuluh orang per kapal. Di TPI, ikan tersebut ditimbang per keranjang, kemudian diletakkan di atas lantai TPI untuk selanjutnya siap dilelang.

17 4.2Aktivitas Pemasaran dan Pendistribusian Ikan di PPI Karangsong

Hasil tangkapan ikan yang didaratkan langsung dilelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang telah disediakan. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu mewajibkan semua hasil tangkapan yang masuk ke TPI Karangsong harus dijual melalui proses pelelangan. Tetapi ada juga sebagian ikan yang langsung dijual kepada pembeli dalam jumlah besar yaitu satu kapal. Pembeli tersebut membeli langsung kepada pemilik ikan dengan patokan harga ikan hasil lelang sehari sebelumnya.

Setelah proses pelelangan ikan tersebut para bakul segera melakukan pengemasan ikan ke dalam boks fiber dan diberi es yang telah dihancurkan. Pengemasan ikan kedalam boks dilakukan oleh buruh yang ada di TPI. Boks fiber tersebut dibuat dari bahan dasar fiber glass, dengan volume muatan sebesar 125 kg. selain menggunakan boks fiber para bakul ada juga yang menggunakan tong/blong dengan volume muatan sebesar 70 kg. Selanjutnya ikan didistribusikan menggunakan mobil truk yang disewa oleh para bakul. Kapasitas muatan truk adalah sebanyak 30 boks fiber atau setara dengan 3,8 ton ikan, sedangkan kapasitas muatan pick up adalah sebanyak 30 blong atau setara dengan 2,1 ton ikan. Kedua kendaraan tersebut tidak memiliki pendingin ikan. Terdapat juga pendistribusian ikan menggunakan truk berukuran besar dan berpendingin oleh perusahaan besar walaupun dalam frekuensi pendistribusian yang jarang dilakukan. Ikan hasil pelelangan didistribusikan atau dipasarkan oleh para bakul keluar pelabuhan ke wilayah mencakup Indramayu itu sendiri, Cirebon, Kuningan, Majalengka, Bandung dan Jakarta (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, 2013).

4.3 Faktor-faktor Berpengaruh terhadap Pelelangan Ikan di TPI Karangsong

4.3.1 Proses Pelelangan dan Pelakunya

Proses pelelangan ikan di TPI PPI Karangsong Kabupaten Indramayu dimulai pada pagi hari pukul 09.00–13.00 WIB. Namun ketika hasil tangkapan yang didaratkan lebih banyak daripada biasanya, maka kegiatan pelelangan dilaksanakan hingga menjelang sore hari. Pada proses pelelangan ikan, setelah nelayan mendaftarkan keikutsertaannya dalam pelelangan, maka terlebih dahulu ikan ditimbang. Selanjutnya ikan yang disertakan dalam proses lelang diletakkan dalam keranjang ikan, selama ukuran ikan tersebut masih muat dalam keranjang ikan, atau ikan yang berukuran sangat besar diletakkan di atas lantai TPI seperti ikan layaran (Makaira indica), dan ikan lainnya. Pada tahap berikutnya dilakukan pelaksanaan pelelangan ikan oleh petugas lelang (juru lelang). Pencatatan hasil pelelangan ikan dilakukan oleh petugas lelang lainnya (juru blad) sehingga hasil lelang dapat tercatat dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di TPI, para bakul/ pedagang ikan yang mengikuti proses pelelangan terlebih dahulu mendaftar sebagai peserta lelang ke petugas loket (juru reken) untuk mengikuti lelang dengan menyerahkan uang jaminan kepada pengelola TPI sebesar 40-50% dari total nilai ikan yang akan dibeli di pelelangan. Selanjutnya para bakul/pedagang ikan mengikuti pelelangan ikan yang dilakukan oleh petugas juru lelang. Di dalam pelelangan ikan terdapat kegiatan t r a n s a k s i pelelangan, melalui mekanisme penawaran harga terendah (harga hari kemarin) ke harga tertinggi atau meningkat, yang ditawarkan oleh juru lelang. Para bakul/pedagang ikan mengangkat tangannya sebagai tanda setuju dengan harga yang ditawarkan tersebut. Bila

18

terdapat lebih dari satu bakul/pedagang mengangkat tangannya maka juru lelang akan menaikan harga lelang. Kemudian bila sampai lama waktu tertentu tidak ada lagi bakul/pedagang ikan yang mengangkat tangannya maka bakul/pedagang ikan yang terakhir mengangkat tangannya adalah sebagai pemenang lelang.

Aktifitas pelelangan ikan di TPI PPI Karangsong pada saat dilakukan penelitian adalah cukup tinggi. Setiap harinya terdapat kurang lebih 150 orang bakul/pedagang ikan dan pengolah ikan (yang sekaligus sebagai pembeli ikan di TPI) yang mengikuti pelelangan ikan. Sebanya k dua-pertiga dari jumlah bakul/pedagang ikan dan pengolah ikan tersebut adalah pedagang ikan yang berasal dari luar Indramayu (Dinas Perikanan d an Kelautan kabupaten Indramayu 2014).

Foto-foto berikut (Gambar 6) menyajikan pelaksanaan kegiatan pelelangan ikan di PPI Karangsong.

Foto-foto pelaksanaan kegiatan pelelangan ikan di TPI Karangsong, 2014

Penimbangan ikan di depan TPI Penyusunan ikan di lantai TPI

Pelaksanaan pelelangan ikan Pencatatan hasil pelelangan

Gambar 6 Kegiatan Pelelangan Ikan di TPI PPI Karangsong Indramayu 4.3.2 Faktor-faktor Berpengaruh Terhadap Nelayan Mengikuti Pelelangan

Ikan

Nelayan responden (pemilik/pengurus kapal/nakhoda) memiliki latar belakang/background keikutsertaan lelang: 70,3% selalu mengikuti pelelangan ikan di TPI Karangsong, 14,9% mengikuti pelelangan ikan namun juga pernah atau beberapa kali menjual hasil tangkapan langsung kepada pedagang besar/pedagang pengumpul, dan 14,9% tidak pernah mengikuti pelelangan ikan; dari sejumlah 222 responden kumulatif yang diwawancarai (Tabel 10). Dengan

19 demikian tidak seluruh responden yang diwawancarai merupakan nelayan yang selalu mengikuti pelelangan di TPI PPI Karangsong.

Tabel 10 Latar belakang keikutsertaan lelang responden nelayan di TPI PPI Karangsong, 2014

Background responden Jumlah jawaban responden kumulatif

Jumlah (%)

Selalu ikut lelang 156 70,3

Kadang-kadang ikut lelang 33 14,9

Tidak ikut lelang 33 14,9

Jumlah 222 100,0

Berdasarkan data jawaban responden (Tabel 10; Lampiran 1) dan pengolahan X² hit (Tabel 11 dan 12) diperoleh nilai X² hit= 43,6. Untuk taraf signifikansi α= 0,01 dan derajat bebas df= 22 diperoleh X2tab = 40,289 (tabel 4). Dengan demikian diperoleh nilai X2 hit = 43,6

>

X2 tab atau ≠ 0(α= 0,01; df= 22) atau Tolak H0 : Ada hubungan sangat nyata antara Var-1 dan Var-2. Artinya terdapat hubungan yang sangat nyata antara melaksanakan pelelangan ikan (atau tidak), dengan faktor-faktor atau alasan-alasan melaksanakan pelelangan ikan.

Hasil wawancara jawaban responden di atas menunjukan bahwa terdapat tiga faktor yang memiliki nilai lebih tinggi yaitu kepastian transaksi, tidak perlu cari pembeli, dan cash sebagian non cicil (Tabel 13; Lampiran 2). Kepastian transaksi terjadi karena terdapat perintah langsung dari pemilik kapal, terjadi kesepakatan bersama antara pemilik kapal dengan Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra, dan keinginan bersama para nelayan Indramayu untuk memajukan daerahnya tersebut. Tidak perlu mencari pembeli dikarenakan pihak KPL bekerjasama dengan TPI mencari pedagang/bakul agar semua hasil tangkapan nelayan yang didaratkan dan mengikuti lelang habis terjual sehingga nelayan tidak perlu mencari pembeli. Cash sebagian non cicil hal ini dapat terjadi dikarenakan sistem pedagang/bakul yang akan mengikuti lelang diwajibkan membayar uang muka (DP) sebesar 50% dari jumlah total pembelian ikan melalui lelang dan pelunasan dilakukan keesokan harinya sebelum mengikuti lelang.

Tabel 11 . Matriks data jawaban responden nelayan TPI Karangsong, Tahun 2014 Background responden: Ikut lelang/Tidak (1, 2, 3 )

Faktor-faktor/alasan-alasan mengapa mengikuti lelang

JB atau Jumlah a b c d e f g h i j k l Terlindung hukum Ada Kepastian transaksi Harga lebih tinggi Tidak perlu mencari pembeli Pembayaran Cash semua Pembayaran Cash sebagian tidak dicicil Pembayara n Cash sebagian dicicil “Ikut-ikutan” nelayan lain Mengiikut i peraturan Harga ikan stabil Fasilitas lelang lengkap Disuruh pemilik 1 18 40 2 40 1 36 0 1 10 4 1 3 156 2 0 11 0 11 0 11 0 0 0 0 0 0 33 3 0 11 0 11 0 11 0 0 0 0 0 0 33 JK atau Jumlah 18 62 2 62 1 58 0 1 10 4 1 3 222 Persentase (%) 8,1 27,9 0,9 27,9 0,5 26,1 0,0 0,5 4,5 1,8 0,5 1.4 100.0 Keterangan :

1 = Ya; 2= Ya, namun pernah atau beberapa kali menjual langsung hasil tangkapan kepada pedagang besar/pedagang pengumpul; 3= Tidak

JB = Jumlah Baris (Background responden, 1= Ya; 2= Ya, namun pernah atau beberapa kali menjual langsung hasil tangkapan kepada pedagang besar/pedagang pengumpul; 3= Tidak)

JK = Jumlah Kolom (Banyak faktor atau pilihan alasan mengikuti lelang)

21 Tabel 12 Pengolahan data perhitungan X² hit data responden nelayan PPI

Karangsong Tahun 2014 Background responden dan

pilihan faktor/alasan fo fe (fo-fe) (fo-fe)² (fo-fe)²/fe

1-a 18 12,6 5,4 28,64 2,3 1-b 40 43,6 -3,6 12,73 0,3 1-c 2 1,4 0,6 0,35 0,3 3-k 0 0,1 -0,1 0,02 0,1 3-l 0 0,4 -0,4 0,20 0,4 X²hit = 43,6

Tabel 13 Pilihan alasan responden untuk mengikuti pelelangan ikan di TPI PPI Karangsong Tahun 2014

Pilihan alasan mengikuti pelelangan ikan

Jumlah responden (orang)

Pesentase (%)

1. Terlindung hukum 18 11,5%

2. Ada kepastian transaksi 40 25,6%

3. Harga lebih tinggi 2 1,3 %

4. Tidak perlu mencari pembeli 40 25,6 %

5. Pembayaran cash semua 1 0,6 %

6. Pembayaran cash sebagian tidak dicicil 36 23,1 %

7. Pembayaran cash sebagian dicicil - -

8. “Ikut-ikutan” nelayan lain 1 0,6 %

9. Mengikuti peraturan 10 6,4 %

10. Harga ikan stabil 4 2,6 %

11. Fasilitas lelang lengkap 1 0,6 %

12. Disuruh pemilik 3 1,9 %

Jumlah 156 100 %

(1). Nelayan merasakan mendapatkan kepastian akan adanya transaksi/ pelelangan/jual beli ikan melalui pelelangan (27,9%),

(2). Bila nelayan menjual ikan melalui pelelangan ikan, nelayan tidak perlu lagi mencari-cari pembeli (27,9%),

(3). Pembayaran hasil penjualan pelelangan sebagian dilakukan secara cash setelah pelelangan selesai, dan sebagian sisanya dibayar hari berikutnya dalam satu kali pembayaran atau tanpa dicicil (26,1%).

Pilihan mayoritas alasan-alasan di atas berupa “Nelayan merasakan mendapatkan kepastian akan adanya transaksi/ pelelangan/jual beli ikan melalui pelelangan” adalah benar karena transaksi jual beli ikan melalui pelelangan dijamin oleh pihak pengelola pelelangan ikan (pengelola TPI). Pilihan mayoritas kedua dari alasan-alasan di atas adalah “Nelayan tidak perlu lagi mencari-cari pembeli ikan” adalah benar karena pada setiap penyelenggaraan transaksi pelelangan maka pembeli ikan (pedagang ikan atau pengolah ikan sebagai pembeli ikan) sudah tersedia di TPI. Pilihan mayoritas ketiga “Pembayaran hasil penjualan pelelangan sebagian dilakukan secara cash setelah pelelangan selesai, dan sebagian sisanya dibayar hari berikutnya dalam satu kali pembayaran atau

22

tanpa dicicil” adalah benar nelayan yang menjual hasil tangkapan melalui pelelangan merasakan kemudahan pembayaran hasil lelang.

4,4 Peran kelembagaan di TPI PPI Karangsong

Pada hakekatnya berdasarkan hasil wawancara terdapat tiga instansi/lembaga terkait pelelangan ikan di TPI PPI Karangsong, yaitu Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) (Gambar 7).

Dinas Perikanan dan Kelautan Indramayu Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) PPI Karangsong

Gambar 7 Kelembagaan terkait pelelangan ikan di TPI PPI Karangsong Secara umum Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu memiliki tugas pokok dan fungsi terkait bidang perikanan tangkap adalah sebagai berikut (DISKANLAH Kabupaten Indramayu, 2013) :

1. Pengelola dan pemanfaatan perikanan di wilayah perairan kabupaten.

2. Koordinasi dan pelaksanaan estimasi stock ikan di wilayah perairan kabupaten.

3. Pelaksanaan dan koordinasi perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan plasmanulfah sumberdaya ikan wewenangan kabupaten.

4. Dukungan pembuatan dan penyebarluasan peta pola migrasi dan penyebaran ikan di perairan wilayah kewenangan Kabupaten.

23 5. Pemberian izin penangkapan dan/atau pengangkutan ikan yang menggunakan kapal perikanan sampai dengan 10 GT serta tidak menggunakan tenaga kerja asing.

6. Penetapan kebijakan dan pelaksanaan pungutan perikanan kewenangan kabupaten.

7. Pelaksanaan kebijakan usaha perikanan tangkap dalam wilayah kewenangan kabupaten.

8. Pelaksanaan kebijakan pemberdayaan nelayan kecil.

9. Pelaksanaan kebijakan peningkatan kelembagaan dan ketenagakerjaan perikanan tangkap kewenangan kabupaten.

10.Pelaksanaan kebijakan system permodalan, promosi dan investasi di bidang perikanan tangkap kewenangan kabupaten.

11.a. Pelaksanaan dan koordinasi kebijakan penetapan lokasi pembangunan serta pengelolaan pelelangan kewenangan kabupaten.

b. Pengelolaan dan penyelenggaraan pelelangan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

12.Dukungan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan pada kewenangan perbatasan dengan negara lain.

13.Pelaksanaan kebijakan pembangunan kapal perikanan. 14.Pendaftaran kapal perikanan sampai 10 GT.

15.Pelaksanaan kebijakan pembuatan alat penangkap ikan.

16.Dukungan dalam penetapan kebijakan produktivitas kapal penangkapan ikan. 17.Pelaksanaan kebijakan penggunaan peralatan bantu dan penginderaan jauh

untuk penangkapan ikan.

18.Pelaksanaan kebijakan pemeriksaan fisik kapal perikanan berukuran sampai dengan 30 GT.

19.Pelaksanaan kebijakan dan standarisasi kelayakan kapal perikanan dan penggunaan alat tangkap ikan yang menjadi kewenangan kabupaten.

20.Pelaksanaan dan koordinasi kebijakan pemanfaatan dan penempatan rumpon di perairan laut kewenangan kabupaten.

21.Dukungan rekayasa dan pelaksanaan teknologi penangkapan ikan.

Dengan demikian berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu terkait dengan pelelangan ikan memiliki tugas pokok dan fungsi dalam pelaksanaan dan koordinasi kebijakan penetapan lokasi pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan/pangkalan pendaratan ikan, serta terkait pengelolaan dan penyelenggaraan pelelangan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Jawa Barat Nomor 5 tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan menyatakan bahwa semua ikan hasil tangkapan dari laut harus dijual segera melalui pelelangan di TPI. Penyelenggara pelelangan ikan di Kabupaten Indramayu adalah KUD Mina dan atau Koperasi Perikanan Laut yang memenuhi syarat; sesuai dengan Perda Kabupaten Indramayu Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Pelelangan Ikan. Namun, baik Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2005 dan Perda Kabupaten Indramayu Nomor 2 Tahun 2009 di atas tidak menyebutkan apa saja syarat yang harus dipenuhi oleh KUD Mina dan atau Koperasi Perikanan Laut untuk dapat menjadi penyelenggara pelelangan ikan di TPI.

24

Selanjutnya disebutkan dalam Perda Kabupaten Indramayu tersebut di atas, bahwa izin penyelenggaraan pelelangan ikan di Indramayu harus memiliki izin dari Bupati. Juga dinyatakan bahwa jika pada lokasi TPI tidak terdapat KUD Mina/ Koperasi Perikanan laut yang memenuhi syarat, atau pada pelaksanaannya KUD Mina/Koperasi Perikanan Laut kemudian tidak memenuhi syarat, maka penyelenggaraan pelelangan ikan dilaksanakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu. Dalam pelaksanaan penyelenggaraan pelelangan ikan di PPI Karangsong dikelola oleh Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra. Dengan demikian sampai saat ini KPL Mina Sumitra oleh Bupati Kabupaten Indramayu dipandang memenuhi syarat untuk menyelenggarakan pelelangan di PPI Karangsong.

Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu juga bertugas sebagai penyedia dan pembina dalam memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana TPI dan PPI Karangsong (Perda Kabupaten Indramayu Nomor 2, 2009) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2005). Koperasi Perikanan Laut Mina Sumitra merupakan penyelenggara atau pengelola pelelangan ikan di PPI Karangsong; untuk itu KPL Mina Sumitra membentuk/mengangkat Manager TPI Tempat Pelelangan Ikan Karangsong.

Dalam pengadaan kebutuhan prasarana dan sarananya, Manager TPI mengajukan kebutuhannya secara berjenjang ke KPL Mina Sumitra; selanjutnya KPL Mina Sumitra mengajukannya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu. Selain dapat mengajukannya ke Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu, juga dapat mengajukan anggaran ke Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu.

Koperasi Perikanan Laut Mina Sumitra tidak hanya memiliki peran sebagai penyelenggara/pengelola pelelangan ikan, namun juga memiliki peran mendasar sebagai suatu koperasi, yaitu membantu meningkatkan kesejahteraan anggota-anggotanya.

Suatu koperasi perikanan yang memiliki permodalan yang cukup, kemampuan organisasi dan manajemen yang baik, maka akan dapat meminjamkan modal kepada setiap anggotanya yang membutuhkan untuk modal kerja maupun investasi dengan persyaratan lunak (tidak serumit lembaga perbankan saat ini). Koperasi Perikanan Laut Mina Sumitra juga berperan sebagai lembaga pengelola keuangan kegiatan pelelangan ikan di TPI PPI Karangsong. Koperasi ini memiliki fungsi memberikan pinjaman modal bagi para nelayan anggota KPL dan memberikan pelayanan perbekalan logistik nelayan (seperti penyediaan BBM, es batu), suku cadang mesin, dan peminjaman modal atau pemberian kredit kepada Anggota dan Non anggota.

Pinjaman modal bagi para anggota KPL diberikan untuk mendukung usahanya, seperti usaha penangkapan, usaha penjualan ikan, dan lain-lain. Meskipun demikian, pinjaman modal yang diberikan KPL jumlahnya dibatasi sekitar Rp. 5.000.000,- per anggota dengan pinjaman 3% per tiap peminjaman modal dapat diberikan kepada Anggota KPL dan Non anggota.

Jumlah seluruh anggota KPL pada tahun 2012 sebanyak 407 orang, terdiri dari jumlah anggota aktif KPL yang tercatat sebanyak 62 orang, dan calon anggota aktif enam orang, sedangkan anggota yang tidak aktif satu tahun

25 berjumlah 22 orang, jumlah anggota tidak aktif selama lebih dari dua tahun sebanyak 317 orang.

Menurut (Maulana et all, 2014) Anggota dan non anggota dapat melakukan peminjaman kredit di KPL Mina Sumitra, akan tetapi ada perbedaan prosedur antara anggota dan non anggota. Prosedur peminjaman kredit di KPL Mina Sumitra adalah sebagai berikut :

1. Tahap Permohonan Pinjaman a. Calon peminjam

1) Anggota KPL

 Calon peminjam datang langsung ke KPL Mina Sumitra untuk mendaftarkan diri dengan membawa kartu identitas.

 Menuliskan besarnya kredit yang dibutuhkan. 2) Non Anggota KPL

 Calon peminjam datang langsung ke KPL Mina Sumitra untuk mendaftarkan diri dengan membawa kartu identitas.

 Menuliskan besarnya mengajukan surat permohonan yang telah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Desa tempat tinggal.

 Menyerahkan beberapa surat penting sebagai jaminan peminjaman kredit di KPL Mina Sumitra, sebagai contoh: BPKB Motor, Mobil, Surat Tanah, dan lain-lain.

b. Petugas bagian peminjaman (karyawan KPL Mina Sumitra) 1) Terhadap anggota KPL

 Memeriksa kelengkapan permohonan pinjaman dan melakukan wawancara seperlunya.

 Memberikan penjelasan kepada calon peminjam mengenai ketentuan pinjaman dengan bunga sebesar 1,5% (besarnya kredit) dan biaya angsuran 5% setiap bulan (penjualan hasil tangkapan yang diperoleh per trip) dengan durasi waktu peminjaman 3 tahun.

2) Terhadap non anggota KPL

 Memeriksa kelengkapan permohonan pinjaman dan melakukan wawancara seperlunya.

 Memberikan penjelasan kepada calon peminjam mengenai ketentuan pinjaman dengan bunga sebesar 3% (besarnya kredit)

dan biaya angsuran 5% setiap bulan

(penjualan hasil tangkapan yang diperoleh per trip). Dengan durasi waktu peminjaman 3 tahun.

2. Tahap Analisa dan Putusan Pinjaman

a. Petugas bagian peminjaman (karyawan KPL Mina Sumitra) melakukan analisa terhadap permohonan kredit yang diajukan oleh anggota atau non anggota.

b. Hasil dari analisa diperoleh keputusan apakah permohonan tersebut layak dikabulkan atau ditolak.

3. Tahap Realisasi Pinjaman

a. Persetujuan dan permohonan pinjaman diberlakukan kepada calon peminjam secara langsung melalui karyawan KPL Mina Sumitra di kantor KPL;

26

b. Diadakan penandatanganan akad peminjaman di KPL Mina Sumitra. c. Calon peminjam dapat mencairkan kredit.

Peminjaman modal atau kredit kepada nelayan oleh KPL sangat membantu nelayan anggotanya untuk membiayai operasional melaut. Peminjaman modal atau kredit kepada nelayan oleh KPL pada hakekatnya juga dapat dianggap sebagai salah satu cara KPL untuk mengikat anggotanya agar mendaratkan dan menjual ikan hasil tangkapannya di PPI Karangsong. Dengan adanya pinjaman modal laut tersebut maka diharapkan secara moral nelayan peminjam modal berkewajibkan mendaratkan dan menjual hasil tangkapannya di TPI PPI Karangsong. Sehingga walaupun tidak ada peraturan tertulis, bahwa anggota KPL diharuskan mendaratkan hasil tangkapan di PPI Karangsong, dan menjual ikan hasil tangkapannya melalui pelelangan di TPI PPI Karangsong, akan tetapi nelayan peminjam modal melaut tersebut semuanya mendaratkan di PPI Karangsong dan hampir semuanya menjual ikannya melalui pelelangan TPI ini. Dengan demikian aktifitas pendaratan dan pelelangan ikan hasil tangkapan di PPI Karangsong selalu ramai.

Peran pengelola/Manager TPI PPI Karangsong dalam membuat kebijakan-kebijakan turunan dari kebijakan-kebijakan atau peraturan yang ada di atasnya, agar pelaksanaan pelelangan ikan memiliki pedoman teknis (petunjuk teknis/juknis) dan berjalan dengan baik, adalah sangat diperlukan. Sesuai Perda Kabupaten Indramayu nomor 2 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan, maka Manager TPI memiliki kewenangan membuat kebijakan turunan dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh institusi/lembaga di atasnya seperti pengelola KPL, Pemerintah daerah Kabupaten Indramayu termasuk Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat termasuk Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan pengamatan dan dokumen yang didapat oleh peneliti, pengelola atau Manager TPI PPI Karangsong belum melaksanakan pembuatan kebijakan-kebijakan turunan. Hal ini diduga kebijakan-kebijakan turunan hanya dibuat oleh KPL Mina Sumitra.

Manager TPI PPI Karangsong sebagai kepanjangan tangan KPL Mina Sumitra, juga bertugas melakukan pungutan retribusi lelang yang sesuai dengan PERDA Kabupaten Indramayu No. 2 dan 5 tahun 2009. Besar retribusi adalah 5%, yang terdiri; retribusi lelang bagi nelayan 2%, dan bakul 3%. Terdapat kesepakatan hasil musyawarah bersama antara nelayan dengan KPL Mina Sumitra bahwa nelayan mendapatkan tambahan pembayaran biaya retribusi sebesar 2%, sehingga nelayan membayar keseluruhan retribusi sebesar 4%. Penggunaan dana retribusi, baik berdasarkan keputusan Perda maupun berdasarkam musyawarah, selanjutnya disajikan di Tabel 14. Penentuan retribusi ini telah diberlakukan sejak 1 Januari 2012 dan berlangsung dengan baik sampai saat ini.

27 Tabel 14 Besaran retribusi lelang yang diterapkan kepada nelayan dan bakul di

TPI PPI Karangsong. No. Pos Penggunaan

Retribusi lelang berdasarkan (%) Perda (Nelayan

pemilik & Bakul

Tambahan

(Nelayan) Jumlah 1. Penyelenggaraan dan administrasi TPI 1,70 % 0,30 % 2,00 %

2. Simpanan nelayan 0,35 % 0,10 % 0,45 %

3. Dana sosial 0,10 % 0,10 % 0,20 %

4. Dana asuransi nelayan 0,15 % 0,10 % 0,25 %

5. Dana paceklik 0,20 % 0,10 % 0,30 %

6. Retribusi 2,25 % - 2,25 %

7. Dana bantuan kas desa 0,05 % - 0,05 %

8. Dana keamanan 0,10 % - 0,10 %

Dokumen terkait