• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap faktor - faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013 sebagai berikut :

1. Karakteristik Ibu 1) Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang metode kontrasepsi. Orang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional daripada mereka yang berpendidikan rendah, lebih kreatif dan lebih terbuka terhadap usaha- usaha pembaharuan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pendidikan dari 54 ibu yang menjadi responden ditemukan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMP yaitu 18 orang (33,3%) dan minoritas Perguruan Tinggi yaitu 6 orang (11,1 %).

Menurut hasil penelitian Haryani (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor Keluarga Berencana dalam pemilihan penggunaan jenis kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) menyatakan ada pengaruh yang bermakna antara faktor pendidikan terhadap pemilihan penggunaan kontrasepsi IUD.

Sesuai dengan pendapat Purwoko (2000) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pasangan yang ikut KB, makin besar pasangan suami istri memandang anaknya sebagai alasan penting untuk melakukan KB, sehingga semakin meningkatnya pendidikan semakin tinggi proporsi mereka yang mengetahui dan menggunakan kontrasepsi untuk membatasi jumlah anaknya.

Pada penelitian ini karena mayoritas responden berpendidikan SMP sehingga mempengaruhi terhadap rendahnya minat ibu menggunakan kontrasepsi AKDR. 2) Usia

Usia merupakan umur ibu akseptor KB yang dihitung sejak lahir hingga penelitian dilakukan. Dari hasil penelitian usia ibu ditemukan bahwa mayoritas ibu berumur 20-35 tahun sebanyak 29 orang (53,7%) dan minoritas ibu yang berumur > 35 tahun sebanyak 12 orang (22,2%).

Menurut hasil penelitian Brambila C dan Taracena B (2003), rendahnya penggunaan AKDR dipengaruhi oleh faktor usia. Hal ini dikaitkan dengan pendapat Pendit (2006) bahwa usia seorang wanita dapat mempengaruhi kecocokan dan akseptabilitas metode- metode kontrasepsi tertentu. Dua kelompok pemakai, remaja dan wanita perimenopause perlu mendapat perhatian khusus. Menurut Hartanto (2004), AKDR kurang dianjurkan bagi ibu yang berumur kurang dari 20 tahun dan belum mempunyai anak. Bagi ibu yang berumur antara 20-30/35 tahun, segera setelah anak pertama lahir dianjurkan untuk memakai AKDR sebagai pilihan utama, sedangkan bagi ibu yang berumur diatas 35 tahun, penggunaan kontrasepsi spiral dan norplant merupakan pilihan utama.

Dalam penelitian ini, ibu akseptor KB yang berumur kurang dari 20 tahun di ambil sebagai sampel/ responden karena di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang terdapat banyak ibu akseptor KB yang masih berumur kurang dari 20 tahun, namun sudah mempunyai anak lebih dari 2 orang.

2. Pengetahuan Ibu tentang Kontrasepsi AKDR

kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim sebanyak 53 orang (98,1%). Ini menunjukkan bahwa hampir seluruh ibu mengetahui bahwa AKDR merupakan suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim ibu. Sedangkan sebagian besar menjawab salah pada pertanyaan tentang rasa nyeri saat haid akan hilang setelah 3 bulan sebanyak 34 orang (63%). Hal ini dikarenakan masih kurangnya ibu mendapatkan sumber informasi tentang efek samping kontrasepsi AKDR, karena sumber informasi juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Berdasarkan hasil penelitian faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayangmenyatakan bahwa mayoritas responden yang tidak menggunakan kontrasepsi AKDR berada dalam klasifikasi pengetahuan cukup yaitu 24 responden (44,4%) dan minoritas responden yang tidak menggunakan kontrasepsi AKDR berada dalam klasifikasi baik sebanyak 8 responden (14,8%).

Menurut hasil penelitian Haryani (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor Keluarga Berencana dalam pemilihan penggunaan jenis kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) menyatakan ada pengaruh yang bermakna antara faktor pengetahuan terhadap pemilihan penggunaan kontrasepsi IUD.

Adanya pengetahuan akan menimbulkan kesadaran seseorang yang akhirnya memicunya untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya tersebut (Notoatmodjo, 2003). Semakin baik pengetahuan seseorang tentang suatu objek maka akan semakin tinggi kesadarannya untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan pengetahuannya tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun responden berpengetahuan cukup, tetapi responden tidak mau ikut serta menjadi akseptor

AKDR. Seharusnya responden yang memiliki pengetahuan cukup mau ikut serta menjadi akseptor AKDR.Alasan responden tidak ikut menjadi akseptor AKDR karena sikap negatif ibu terhadap kontrasepsi AKDR.

3. Sikap Ibu tentang Kontrasepsi AKDR

Jika dilihat secara rinci dari kuesioner sikap, mayoritas responden sangat setuju pada saat pemasangan AKDR menimbulkan rasa malu yaitu sebanyak 17 orang (31,5%). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang kurang tahu bahwa pada saat pemasangan AKDR privasi ibu tetap dijaga. Kemudian, mayoritas responden setuju saat pemasangan AKDR responden merasa takut jika sudah memakai AKDR tidak bisa hamil lagi yaitu sebanyak 21 orang (38,9%). Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang kurang mengetahui efek samping penggunaan AKDR.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas ibu memiliki sikap yang negatif yaitu sebanyak 35 orang (64,8 %). Ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar ibu memiliki sikap yang negatif terhadap kontrasepsi AKDR.

Menurut hasil penelitian Haryani (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor Keluarga Berencana dalam pemilihan penggunaan jenis kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device) menyatakan ada pengaruh yang bermakna antara faktor sikap terhadap pemilihan penggunaan kontrasepsi IUD, dari hasil analisis statistik didapat hit > t tab (2,354 > 1,988).

Menut Pendit (2006), sikap dan keyakinan merupakan kunci penerimaan KB. Banyak sikap yang dapat menghalangi KB dan penggunaan suatu alat kontrasepsi. Banyak ibu bersikap negatif terhadap alat kontrasepsi AKDR. Hal ini karena sering mendengar rumor/ mitos yang beredar di masyarakat, misalnya rumor tentang

AKDR yang dapat berpindah- pindah tempatnya dan hilang, dapat menyebabkan kanker.

Menurut asumsi peneliti bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang negatif terhadap kontrasepsi AKDR sehingga banyak akseptor KB yang tidak mau menggunakan kontrasepsi AKDR.

Dokumen terkait