• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Hasil

Hasil penelitian menunjukk an keragaman jenis nyamuk Anopheles spp yang dilaksanakan dari bulan Februari sampai Agustus 2011 di Kelurahan Caile dan Kelurahan Ela-Ela Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba sebagai berikut :

4.1.1 Keragaman Jenis Nyamuk Anopheles spp

Keragaman jenis nyamuk Anopheles spp dari berbagai metode penangkapan yaitu umpan orang di dalam dan di luar rumah, nyamuk yang istirahat di dinding dalam rumah, umpan hewan ternak (sapi/kerbau), dan penangkapan pada pagi hari di dalam dan di luar rumah (Tabe l 1).

Jumlah nyamuk Anopheles spp yang tertangkap selama penelitian berlangsung sebanyak 1956 spesimen di Kelurahan Caile, paling banyak tertangkap dengan umpan hewan ternak yaitu sejumlah 980 spesimen (50,10%), berikutnya dengan penangkapan umpan orang di luar rumah (UOL) tertangkap 555 (28,37%) spesimen. Melalui penangkapan malam dengan umpan orang di dalam rumah (UOD) tertangkap 228 (11,66%) spesimen. Untuk penangkapa n nya muk malam hari yang istirahat di dinding dalam rumah tertangkap 172 spesimen (8,79%) dan. penangkapan nyamuk pada pagi hari di dinding dalam rumah tidak tertangkap satu pun, sedangkan di dinding luar rumah dan sekitarnya tertangkap 21 (1,07%) spesimen.

Jumlah nyamuk Anopheles spp yang tertangkap selama tujuh bulan kegiatan penelitian berlangsung sebanyak 1241 spesimen di Kelurahan Ela-Ela, paling banyak tertangkap melalui penangkapan pada malam hari dengan penangkapan umpan orang di luar rumah (UOL) sejumlah 876 (70,59%) spesimen, dengan umpan orang di dalam rumah (UOD) tertangkap 282 (22,72%) spesimen, dan untuk penangkapan nyamuk malam hari yang istirahat di dinding da lam rumah tertangkap 59 (4,75%) spesimen. Penangkapan nyamuk pagi hari pada dinding dalam rumah tertangkap 4 (0,32%) spesimen dan di dinding luar rumah dan sekitarnya tertangkap 20 (1,61%) spesimen. Sementara itu penangkapan dengan metode umpan hewan tidak digunakan di Kelurahan Ela-Ela karena tidak terdapat rumah yang memiliki ternak.

Dari 1956 spesimen nyamuk Anopheles spp yang tertangkap selama penelitian ini, terdiri atas 8 spesies yaitu spesies An. barbirostris 817 (41,77%) spesimen, An. vagus 695 (35,53%) spesimen, An. subpictus 357 (18,25%) spesimen, An. indefinitus

29 (1,48%) spesimen, An. nigerrimus 8 (0,41%) spesimen, An. tesselatus 43 (2,45%) spesimen, An. flavirostris 1 (0,05%) spesimen, dan An. kochi 1 (0,05%) spesimen di Kelurahan Caile. Sementara itu, dari 1241 spesimen nyamuk Anopheles spp yang tertangkap, terdiri atas 5 spesies yaitu terbanyak spesies An. barbirostris 986 (79,45%) spesimen, berikutnya spesies An. subpictus 184 (14,83%) spesimen, An. vagus 57 (4,59%) spesimen, An. indefinitus 12 (0,97%) spesimen, dan terendah adalah An. nigerrimus 2 (0,16%) spesimen di Kelurahan Ela-Ela (Tabe l 1).

Jumlah spesies di Kelurahan Caile lebih banyak daripada di Ela-Ela dengan ditemukannya spesies An. tesselatus, An. flavirostris dan An. kochi. Larva spesies An. tesselatus umumnya menempati habitat persawahan, kolam yang teduh, kolam air tawar, saluran yang banyak naungan. Spesies ini menunjukkan toleransi yang rendah terhadap panas dan kekeringan, sehingga mungkin menjadi sebab tidak ditemukannya di Ela- Ela da n daerah pesisir lainnya de ngan habitat yang terke na sinar matahari langsung. Sementara untuk An. flavirostris, diketahui nyamuk ini bersifat zoofilik atau lebih suka menggigit ternak. Tempat perkembangbiakannya di air jernih yang mengalir pelan dan kena sinar matahari langsung seperti sungai dan mata air terutama

yang bagian tepinya berumput, sedangkan untuk larva An. kochi biasa ditemukan pada

air yag berlumpur, dasar kolam dengan atau tanpa rumput, jejak kaki hewan, dan sawah yang belum ditanami. Hal ini sesuai dengan kondisi habitat yang ada di Kelurahan Caile.

Hasil yang sama dilaporkan Ndoen et al. (2010) bahwa spesies An. tesselatus, An. flavirostris dan An. kochi ditemukan lebih banyak di daerah persawahan di Pulau Jawa, tetapi di NTT tidak ditemukan baik di persawahan maupun di kawasan pantai. Hasil ini juga sesuai de ngan hasil pengamatan Darma et al. (2004) dalam penelitiannya di daerah persawahan dan rawa di Desa Marga Mulya Tanggerang yang menemukan ragam spesies An. Annularis, An. barbirostris, An. kochi, An. subpictus,

An. sundaicus, An. tesselatus da n An. vagus. Hal yang sama juga dilaporkan oleh Maguire et al. (2005) dalam penelitiannya pada desa-desa pesisir pantai Tanjung Anom da n Karang Serang Tanggerang yang menemukan fauna An. subpictus Grassi,

An. vagus Doenitz, dan An. barbirostris Van der Wulp. Hasil penelitian ini juga sama dengan yang dilaporkan oleh Darundiati (2002) dalam penelitiannya di Kecamatan Pituruh Purworejo bahwa faktor lingkungan yaitu keberadaan genangan air, letak rumah, jarak sawah dari rumah, jarak rumah dengan breeding place, keberadaan

ternak mamalia, penempatan kandang ternak, dan jenis lantai rumah memiliki hubungan be rmakna de ngan kejadian malaria.

Hadi dan Koesharto (2006) menyatakan habitat nyamuk Anopheles bervariasi tergantung spesies, mulai dari lingkungan pegunungan sampai pantai. Aktivitas menggigitnya malam hari (nokturnal). Jarak terbangnya juga bervariasi tergantung spesies. Menurut Sukowati dan Sofyan (2009), penyebaran nyamuk Anopheles tidak hanya berdasarkan zoogeografi, namun juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat, pemanfaatan lahan dan ekosistem. Di Jawa dan Bali terdapat 4 spesies vektor malaria yaitu An. sundaicus sebagai vektor di daerah pantai, An. aconitus di daerah persawahan bertingkat, An. balabacensis di daerah pegunungan bervegetasi, dan An. maculatus di daerah pegunungan yang jarang vegetasinya.

Tabel 1. Komposisi Keragaman Nyamuk Anopheles spp dari Berbagai Metode Penangkapan di Kelurahan Caile dan Ela-Ela (Februari- Agustus 2011)

SPES IES

KEL URAHAN CAILE

(Persawahan)

KEL URAHAN ELA-ELA

(Pantai) MALAM PAGI MALAM PAGI UMPAN ORANG ISTIRAHAT UMPAN ORANG ISTIRAHAT UOD UOL DDR UH D R L R UOD UOL DDR D R L R An. barbirostris 180 373 69 191 0 4 221 702 41 4 18 An. subpictus 21 61 31 243 0 1 38 128 17 0 1 An. vagus 18 103 65 493 0 16 19 37 0 0 1 An. indefinitus 5 9 2 13 0 0 3 9 0 0 0 An.nigerrimus 2 2 0 4 0 0 1 0 1 0 0 An. tesselatus 2 7 5 34 0 0 0 0 0 0 0 An. flavirostris 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 An.k ochi 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 JUMLAH 228 555 172 980 0 21 282 876 59 4 20

Ket : UOD = Umpan Orang Dala m UOL = Umpan Orang Luar DDR = Dinding Dala m Ru mah DR = Dala m Ru mah LR = Luar Ru mah KD = Kandang

4.1.2 Kelimpahan Nisbi, Frekwensi dan Dominansi

Angka Kelimpahan nisbi, frekuensi dan dominansi dari spesies nyamuk

Anopheles spp yang tertangkap dengan metode umpan orang dalam dan luar rumah, istirahat di dinding dalam rumah malam hari da n di kandang, da n yang istirahat pagi hari di dinding dalam rumah da n sekitar luar rumah di Kelurahan Caile dan Ela- Ela (Tabel 2).

Hasil penangkapan dengan umpan orang di dalam rumah menunjukkan nyamuk yang memiliki angka kelimpahan nisbi tertinggi diantara enam spesies yang tertangkap di Kelurahan Caile adalah An. barbirostris (78,95%), berikutnya An. subpictus (9,21%), An. vagus (7,89%), An. indefinitus (2,19%), dan yang terendah adalah An. tesselatus da n An. nigerrimus (masing- masing 0,88%), Berdasarkan frekuensinya, frekuensi tertinggi ada pada populasi An. barbirostris, An. subpictus dan An. vagus (masing- masing 1 kali). Selanjutnya diikut i An. indefinitus dan An. tesselatus yang juga memiliki nilai frekuensi yang sama (0,29%), dan nilai yang terenda h frekuensinya adalah An. nigerrimus (0,14%). Seda ng menurut nilai dominansinya, angka tertinggi diantara enam spesies adalah An. barbirostris

(78,95%), berikutnya adalah An. subpictus (9,21%), An. vagus (7,89%), An. indefinitus (0,63%), An.tesselatus (0,25%) dan An. nigerrimus (0,13%).

Pada penangkapan dengan metode umpan orang, hasil penangkapan dengan umpan orang di dalam rumah menunjukkan nyamuk yang memiliki angka kelimpahan nisbi tertinggi diantara lima spesies yang tertangkap di Kelurahan Ela-Ela adalah An. barbirostris (78,37%), berikutnya, An. subpictus (13,48%), An. vagus (6,74%), An. indefinitus (1,06%), dan yang terendah adalah An. nigerrimus (0,35%). Berdasarkan frekuensinya, angka tertinggi pada populasi An. barbirostris, An. subpictus (masing-masing 1 kali). Selanjutnya diikuti An. vagus (0,86 kali), An.indefinitus (0,29 kali). Nilai yang terenda h frekuens inya adalah An. nigerrimus (0,14 kali). Menur ut nilai dominansinya, angka tertinggi diantara lima spesies adalah An. barbirostris (78,37%), berikutnya ada lah An. subpictus (13,48%), An. vagus (5,78%), kemudian diikuti oleh

An. indefinitus (0,30%) dan yang terendah adalah An. nigerrimus (0,05%).

Pada penangkapan dengan metode umpan orang, hasil penangkapan dengan umpan orang di luar rumah menunjukkan nyamuk yang memiliki angka kelimpahan nisbi tertinggi diantara enam spesies yang tertangkap di Kelurahan Caile adalah An. barbirostris (67,21%), berikutnya, An. vagus (18,73%), An. subpictus (10,99%), An. indefinitus (1,64%), dan An. tesselatus (1,26 %) da n yang terendah adalah An.

nigerrimus (0,36%). Berdasarkan frekuensinya tertinggi pada populasi An. barbirostris, An. subpictus dan An. vagus (masing- masing 1 kali). Selanjutnya diikuti An. indefinitus (0,71 kali). Nilai yang terenda h frekuens inya adalah An. nigerrimus da n An. tesselatus yang memiliki nilai frekuensi yang sama (0,14 kali). Menurut nilai dominansinya, angka tertinggi di antara enam spesies adalah An. barbirostris (67,82%), berikutnya adalah An. vagus (18,73%), An. subpictus

(10,99%), kemudian diikuti oleh An. indefinitus (1,17%), An. tesselatus (0,18%) dan yang terenda hadalah An. nigerrimus (0,05 %).

Hasil penangkapan dengan umpan orang di luar rumah menunjukkan nyamuk yang memiliki angka kelimpahan nisbi tertinggi diantara empat spesies yang tertangkap di Kelurahan Ela-Ela adalah An. barbirostris (80,14%), berikutnya, An. subpictus (14,61%), An. vagus (4,22%), dan yang terendah adalah An. indefinitus

(1,03%). Berdasarkan frekuensinya, nilai tertinggi ada pada populasi An. barbirostris,

An. subpictus dan An. vagus (masing- masing 1 kali) dan yang terendah adalah An. indefinitus (0,43 kali). Adapun menurut nilai dominansinya, angka tertinggi di antara empat spesies adalah An. barbirostris (80,14%), berikutnya, An. subpictus (14,61%),

An. vagus (4,22%), dan yang terendah adalah An. indefinitus (0,44%).

Tabel 2. Kelimpahan Nisbi dan Dominansi Nyamuk Anopheles spp dengan metode

human landing collection pada Malam Hari di Kelurahan Caile dan Ela-Ela (Februari-Agustus 2011)

KEL URAHAN CAILE

(Persawahan)

KEL URAHAN ELA-ELA

(Pantai)

SPES IES UOD UOL UOD UOL

KN D KN D KN D KN D An. barbirostris 78.95 78.95 67.21 67.21 78.37 78.37 80.14 80.14 An. subpictus 9.21 9.21 10.99 10.99 13.48 13.48 14.61 14.61 An. vagus 7.89 7.89 18.73 18.73 6.74 5.78 4.22 4.22 An. indefinitus 2.19 0.63 1.64 1.17 1.06 0.3 1.03 0.44 An.nigerrimus 0.88 0.13 0.36 0.05 0.35 0.05 0 0 An. tesselatus 0.88 0.25 1.26 0.18 0 0 0 0

Ket : UOD = Umpan Orang Dala m UOL = Umpan Orang Luar KN = Ke limpahan Nusbi

Pada metode penangkapan di kandang dan sekitarnya dengan delapan spesies di Kelurahan Caile, angka kelimpahan nisbi tertinggi pada spesies An. vagus

(50,31%), kemudian An. subpictus (24,80%), An. barbirostris (19,49%), An. tesselatus (3,47%), An. indefinitus (1,33%), An. nigerrimus (0,41%). Kelimpahan nisbi yang terendah yaitu An. flavirostris da n An. kochi (0,10%). Frekuensi tertangkap tertinggi dari penangkapan di kandang dan sekitarnya yaitu An. vagus, An. barbirostris da n An. subpictus (masing- masing 1 ka li). Kemudian An. tesselatus (0,71 ka li), An. indefinitus (0,57 kali). Sedangkan frekuensi tertangkap terendah dengan nilai yang sama pada An. nigerrimus, An. flavirostris, dan An. kochi (masing- masing 0,14 kali). Angka dominansi tertinggi pada spesies An. vagus (50,31%), selanjutnya

An. subpictus (24,80 %), An. barbirostris (19,49%), An. tesselatus (2,48%), An. indefinitus (0,76 %), An. nigerrimus (0,06%). Dominansi terendah dengan nilai yang sama pada An. flavirostris da n An. kochi (0,01%).

Spesies An. barbirostris adalah spesies terbanyak pertama (dominan). Spesies ini memang dikenal memiliki kemampuan berkembang biak pada habitat yang sangat beragam, di air jernih atau keruh, menggenang atau mengalir, ditempat teduh atau kena sinar matahari. Larvanya dapat ditemukan di persawahan, kolam dan rawa. Hasil pengamatan ini juga sesuai dengan penelitian di Desa Kasimbar dengan topografi persawahan dan di Desa Siboang dengan topografi pantai di Sulawesi Tengah, di areal ini spesies An. barbirostris paling dominan tertangkap mengisap darah orang baik di dalam rumah, di luar rumah serta yang istirahat di dinding da lam rumah. Spesies lain ditemukan menggigit orang dalam jumlah kecil (5%) diluar rumah. Spesies An. vagus

banyak ditemuka n sekitar tambatan ternak (66,91%) bila diba ndingka n dengan spesies lain (Jastal et al. 2001).

Hal yang sama juga dilapor ka n oleh Cooper et al. (2010) dalam penelitiannya yang dilakukan dari kawasan pantai Dili dan Bobonaro (pantai, dataran rendah pedalaman dan dataran tinggi) di Timor Leste, bahwa spesies

An. barbirostris selalu ditemukan dan tersebar luas di seluruh pesisir pantai dan dataran rendah daerah pedalaman. Spesies ini adalah salah satu Anopheles dominan yang dikumpulkan melalui metode human landing collection baik di pantai dan pedalaman meskipun hanya dari tiga lokasi larva yang ada. Sementara itu, An. vagus juga adalah spesies yang paling umum di wilayah yang disurvei melalui koleksi larva, human landing collection, perangkap berumpan CO2, dan perangkap cahaya.

Hasil yang sama dilaporkan pula oleh Ndoen et al. (2010) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara nyamuk Anopheles dan topografi di Pulau Jawa dan NTT, bahwa spesies An. barbirostris di Jawa ini sangat berhubungan dengan daerah dataran tinggi, sedangkan di NTT itu berhubungan dengan wilayah pesisir. Spesies An. subpictus yang ditemuka n di Jawa hanya di persawahan dan perbukitan, tetapi dominan ditemuka n di wilayah pesisir NTT. Spesies An. vagus terutama ditemukan di daerah perbukitan dan persawahan Pulau Jawa dan dengan jumlah yang lebih sedikit di wilayah pesisir. Hal ini tidak umum di NTT meskipun penyebarannya luas. Dalam penelitian ini juga ditemukan dalam jumlah yang relatif kecil seperti

An. flavirostris, An. indefinitus, An. kochi, An. sundaicus dan An. tesselatus

Untuk mengetahui perilaku nyamuk sebelum dan sesudah mengisap darah dilakukan penangkapan nyamuk yang istirahat di dinding dalam rumah pada malam hari. Dari penangkapan dengan metode yang istirahat di dinding ini didapatkan lima spesies di Kelurahan Caile. Kelimpahan nisbi tertinggi pada An. barbirostris

(40,12%), berikutnya An. vagus (37,79%), An. subpictus (18,02%), An. tesselatus

(2,91%) dan yang terenda h An. indefinitus (1,16%). Frekuensi tertangkap tertinggi

An. barbirostris (1 kali), berikutnya, An. vagus (0,86 kali), An. subpictus (0,71 kali),

An. tesselatus (0,43 kali) dan yang terendah adalah An. indefinitus (0,29 kali). Nilai dominansi tertinggi pada penangkapan ini adalah An. barbirostris (40,12%), berikutnya, An. vagus (32,39%), An. subpictus (12,87%), An. tesselatus (1,25%) dan yang terenda h ada lah An. indefinitus (0,33%).

.

Dari penangkapan dengan metode istirahat di dinding dalam rumah malam hari didapatkan tiga spesies di Kelurahan Ela-Ela. Kelimpahan nisbi tertinggi pada

An. barbirostris (69,49%), berikutnya, An. subpictus (28,81%), dan yang terendah An. nigerrimus (1,69%). Frekuensi tertangkap tertinggi An. barbirostris da n An. subpictus

(0,71 kali) dan yang terendah adalah An. nigerrimus (0,14 kali). Nilai dominansi tertinggi pada penangkapan ini adalah An. barbirostris (49,64%), berikutnya, An. subpictus (20,58%), dan yang terendah adalah An. nigerrimus (0,24%).

Hasil pengamatan nyamuk istirahat pagi hari untuk mengetahui tempat istirahat sebe narnya dari nyamuk Anopheles spp dalam menyelesaikan siklus gonot rop iknya. Penangkapan nyamuk pagi hari di Kelurahan Caile hanya ditemukan di luar rumah, terdiri atas 3 spesies yaitu An. barbirostris, An. subpictus, An. vagus, sedangkan di Kelurahan Ela-Ela ditemuka n di dinding dalam rumah yakni spesies

An. vagus dan di semak-semak luar rumah ditemukan spesies An. barbirostris, An. vagus dan An. subpictus (Tabel 3).

Lokasi habitat potensial nyamuk Anopheles spp di Kelurahan Caile berada di daerah persawahan berjarak sekitar 0,5-20 meter dari pemukiman penduduk yang disekitarnya terdapat lahan kosong yang ditumbuhi semak-semak dan terdapat genangan air serta menjadi lahan penempatan ternak besar seperti sapi di malam hari, kangkung dan rumput yang tumbuh di pinggir pematang sawah, bahkan juga terdapat tumpuka n sampa h. Sementara itu di Kelurahan Ela-Ela terdapat rawa, kolam, genangan air payau yang ditumbuhi rumput dan semak ditepinya. Kondisi lingkungan tersebut dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk vektor sehingga menjadi faktor penyebab meningkatnya angka kesakitan malaria.

Hasil ya ng sama dengan penelitian ini ditemukan di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo yang menunjukkan hasil penangkapan di pagi hari, habitat vektor malaria yaitu luba ng tanah yang ternaungi semak-semak dan yang digunakan sebagai tempat membuang sampah rumah tangga menjadi tempat istirahat alami bagi vektor malaria. Di luba ng tanah tempat membuang sampa h ini menumpuk cukup banyak dedaunan yang telah lapuk. Spesies An. vagus keba nyaka n ditemukan di semak-semak dan dikandang. Spesies An. barbirostris juga banyak ditemukan beristirahat di semak-semak (Handayani dan Darwin 2006).

Tabel 3. Keragaman, Kelimpahan Nisbi dan Dominansi Nyamuk Anopheles spp

dengan metode resting collection pada Malam dan Pagi Hari di Kelurahan Caile dan Ela-Ela (Februari-Agustus 2011)

SPESIES

KELURAHAN CAILE

(Persawahan)

KELURAHAN ELA-ELA

(Pantai)

MALAM PAGI MALAM PAGI

DDR LR DDR DDR LR KN D KN D KN D KN D KN D An. barbirostris 40.12 40.12 19 5 69.49 49.64 0 0 90.00 51.43 An. vagus 37.79 32.39 76 22 0 0 100 28.57 5.00 0.71 An. subpictus 18.02 12.87 5 1 28.81 20.58 0 0 5.00 0.71 An. indefinitus 1.16 0.33 0 0 0 0 0 0 0 0 An. nigerrimus 0.00 0.00 0 0 1.69 0.24 0 0 0 0 An. tesselatus 2.91 1.25 0 0 0 0 0 0 0 0 Ket : DDR = Dinding Dalam Rumah LR = Luar Rumah KN = Kelimpahan Nusbi D =Dominansi

Menurut Service (1976), lokasi yang menjadi tempat nyamuk di alam adalah cekungan pohon, lubang di bagian bawah sarang rayap, retakan dan celah-celah di tanah, batang pohon, bawah jembatan, dinding pagar dan batu bata, serta berbagai jenis vegetasi lainnya. Umumnya, nyamuk dewasa beristirahat di antara vegetasi yang akan memberikan perlindungan yaitu bebas dari angin, cahaya langsung matahari dan kekeringan.

4.1.3 Fluktuas i kepadatan Nya muk Anopheles spp setiap bulan

Kepadatan populasi vektor menjadi hal penting dalam mempengaruhi intensitas penularan dan tinggi prevalensi penyakit malaria. Salah satu data yang penting dikumpulkan dalam kegiatan surveilans malaria adalah informasi mengenai musim kepadatan vektor. Kepadatan nyamuk menggigit orang di Kelurahan Caile dan Ela-Ela mengalami fluktuasi baik di dalam maupun di luar rumah. Kepadatan nyamuk menggigit orang/malam diukur dengan menggunakan indikator MBR (man biting rate). Pengamatan yang dilakukan selama tujuh bulan ini dapat memberi gambaran mengenai kepadatan menggigit tertinggi dan terendah dari nyamuk vektor atau yang diduga vektor.

Spesies An. barbirostris juga memiliki kepadatan tertinggi menggigit orang dibanding spesies lainnya selama penelitian di Kelurahan Caile. Kepadatan menggigit untuk umpan orang (MBR) tertinggi pada bulan Maret senilai 37,93 nyamuk/orang/malam dan terendah pada bulan Juni 3,11 nyamuk/orang/malam. Spesies An. subpictus dengan tertinggi pada bulan Agustus (3,85 nyamuk/orang/malam) dan terendah pada bulan Juni dan Juli (0,44 nyamuk/orang/malam). Kepadatan spesies An. vagus tertinggi pada bulan Juni (6,37 nyamuk/orang/malam) dan terendah pada bulan Maret (0,30 nyamuk/orang/malam). Kepadatan rata-rata spesies An. indefinitus pada penangkapan umpan orang tertinggi pada bulan Februari (1,04 nyamuk/orang/malam) dan terendah pada bulan Mei dan Juni (0,15 nyamuk/orang/malam). Sedangkan spesies An. nigerrimus yang terangkap hanya di bulan Agustus dengan kepadatan 0,59 nyamuk/orang/malam. Spesies An. tesselatus tertinggi pada bulan Agustus 0,30 nyamuk/orang/malam dan terendah pada bulan Februari dan Mei (0,15 nyamuk/orang/malam) (Gambar 3).

Gambar 3. Fluktuasi Nilai Kepadatan Nyamuk Anopheles spp (MBR) di Kelurahan Caile (Februari-Agustus 2011).

Gambar 4. Fluktuasi Nilai Kepadatan Nyamuk Anopheles spp (MBR) di Kelurahan Ela-Ela (Februari-Agustus 2011). 0 5 10 15 20 25 30 35 40

FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS

M B R ( N y a m u k / O ran g / M al a m ) Bulan Penangkapan

An. barbirostris An. subpictus An. vagus

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGT

M B R ( N y a m u k / O ran g / M al a m ) Bulan Penangkapan

Spesies An. barbirostris memiliki kepadatan tertinggi menggigit orang dibanding dengan keempat spesies lainnya selama masa tujuh bulan pengamatan di Kelurahan Ela-Ela. Kepadatan menggigit untuk umpan orang atau MBR tertinggi pada bulan Februari senilai 81.00 nyamuk/orang/malam da n terendah pada bulan Juni 9.48 nyamuk/orang/malam. Spesies An. subpictus memiliki tingkat kepadatan dengan umpan orang tertinggi pada bulan Februari (40,11 nyamuk/orang/malam) dan terendah pada bulan Juni dan Juli 1,19 nyamuk/orang/malam. Tingkat kepadatan spesies An. vagus pada umpan orang tertinggi pada bulan Juni (3,85 nyamuk/orang/malam) dan terendah pada bulan Maret (0,30 nyamuk/orang/malam). Kepadatan rata-rata spesies An. indefinitus pada penangkapan umpan orang tertinggi pada bulan April (0,59 nyamuk/orang/malam) dan terendah pada bulan Juni (0,15 nyamuk/orang/malam). Selanj utnya, spesies An. nigerrimus yang dijumpa i hanya pada bulan Juli, kepadatannya untuk umpan orang adalah 0,15 nyamuk/orang/malam (Gambar 4).

Hasil penelitian di Kelurahan Caile dan Ela-Ela menunjukkan bahwa tingkat kepadatan nyamuk Anopheles spp tersebut sudah dapat menularkan malaria sesuai dengan yang telah dinyatakan oleh Bruce-Chwatt (1985), bahwa kepadatan vektor yang dapat menularkan malaria adalah 1-10 nyamuk/orang/malam atau lebih. Hal yang sama juga dilaporkan oleh Munif et al. (2008) yang menyatakan bahwa nyamuk

Anopheles spp dapat diduga sebagai vektor malaria apabila mempunyai MBR atau kontak terhadap manusia cukup tinggi.

Hal tersebut bisa terjadi karena semakin tinggi tingkat kepadatan nyamuk

Anopheles berarti frekuensi menggigit manusia dapat semakin sering terjadi. Bila nyamuk yang berpotensi vektor terinfeksi plasmodium karena menggigit orang yang sakit malaria ke mud ian menggigit orang yang sehat, maka sporozoit plasmodium

yang bersifat infektif dalam tubuh nyamuk masuk ke dalam tubuh manusia yang sehat sehingga menjadi sakit.

Berdasarkan data fluktuasi kepadatan nyamuk Anopheles dari hasil penelitian di Kelurahan Caile maupun Ela-Ela, maka untuk mencegah meningkatnya kejadian penyakit malaria di kedua wilayah ini, pencegahan melalui pengendalian vektor baik secara biologis, fisika dan kimiawi sebaiknya dilakukan sebelum musim atau mencapai puncak kepadatan tertingginya, yaitu sebe lum bulan februari da n bulan Mei. Sebab bila pengendalian vektor ini dilakukan pada saat puncak kepadatannya, maka besar kemungkinan dapat terjadi penularan atau kejadian penyakit malaria karena

nyamuk vektor masih memiliki kesempatan kontak dengan manusia dan menularkan sporozoit ke dalam darah manusia dan menjalani masa inkubasi hingga timbulnya kesakitan sekalipun setelah dilakukan pengendalian.

Seperti diketahui nyamuk mempunyai dua cara beristirahat, yaitu istirahat sebenarnya selama menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara saat aktif mencari darah. Penangkapan di dinding dalam rumah malam hari untuk mengetahui kebiasaan beristirahat sementara nyamuk sebelum dan sesudah mengisap darah. Kepadatan nyamuk yang istirahat di dinding diukur dengan indikator MHD (man hour density).

Dari penangkapan nyamuk yang istirahat di dinding selama penelitian berlangsung ditemukan lima spesies di Kelurahan Caile. Nyamuk Anopheles spp

dengan kepadatan tertinggi yang istirahat di dinding adalah spesies An. barbirostris

dengan puncak kepadatan pada bulan Maret (63,24/rumah/jam) dan terendah pada bulan Juni (6,12 /rumah/jam), Selanjutya diikuti oleh An. vagus dengan kepadatan tertinggi pada bulan Juni (63,24 per rumah/jam) dan terendah pada bulan Maret (0/rumah/jam). Spesies An. subpictus dengan tingkat kepadatan tertinggi terjadi pada bulan Mei (22,4/rumah/jam) dan terendah pada bulan Juni dan Juli (0/orang/jam). Berikutnya spesies An. indefinitus dengan istirahat di dinding pada bulan Maret dan April dengan nilai indeks MBR yang sama (2,04/rumah/jam). Terakhir spesies An. tesselatus yang tertangkap istirahat di dinding pada bulan April dan Juli dengan nilai indeks MBR yang sama (4,08 /rumah/jam) (Tabel 4).

Tabe l 4. Fluktuasi Nilai Kepadatan Nyamuk Anopheles spp yang Istirahat di Dinding (MHD) (nya muk/jam/rumah) di Kelurahan Caile (Februari-Agustus 2011)

SPES IES

M H D (nyamuk/jam/rumah)

RATA-RATA

FEB MARET APRIL M E I JUNI JU LI AGUS TUS

An. barbirostris 18.36 63.24 16.32 20.40 6.12 10.20 6.12 20.11

An. vagus 10.20 0.00 12.24 12.24 63.24 6.12 28.56 18.94

An. subpictus 8.16 4.08 14.28 22.44 0.00 0.00 14.28 9.03

An. indefinitus 0.00 2.04 2.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.58

An. tesselatus 0.00 0.00 4.08 0.00 0.00 4.08 0.00 1.17

Dokumen terkait