• Tidak ada hasil yang ditemukan

Protokol ini memiliki tiga komponen utama dalam implementasi penyelenggaraan pemilu yakni mesin voting, Central legitimization Agency (CLA), dan Central Tabulating Facilities (CTF). Mesin voting merupakan komponen yang berinteraksi langsung dengan pemilih, dimana pemilih dapat melakukan proses pemberian suara untuk kandidat yang dipilihnya. Central

Legitimization Agency (CLA) adalah server pertama yang merupakan badan

sertifikasi pemilih yang memiliki tugas utama mengotentikasi dan mengotorisasi pemilih, CLA mempunyai pangkalan data yang menyimpan data. Pangkalan data ini tidak dapat diperlihatkan pada pihak lain sekalipun Central Tabulating

Facilities (CTF). Setiap proses yang membutuhkan data pemilih, contohnya login

dan verifikasi pilihan, harus melakukan pengecekan langsung dengan Central

legitimization Agency (CLA) melalui mesin voting. Central Tabulating Facilities

(CTF) adalah server kedua yang merupakan badan tabulasi atau penghitungan suara. Pangkalan data yang terdapat pada Central Tabulating Facilities (CTF) berisi suara atau pilihan pemilih dan perhitungannya untuk masing-masing kandidat.

Identifikasi Masalah dan Studi Pustaka

Penelitian yang telah dilakukan oleh Fitrah, dkk. (2012) mencoba mengembangkan sistem e-voting (online voting) untuk memberikan alternatif solusi pemecahan atas permasalahn-permasalan yang mungkin timbul dalam penyelenggaraan pemilu secara konvensional di Indonesia selama ini. Dalam penelitiannya, mengembangkan protokol e-voting Two Central Facilities untuk proses otentikasi pemilih menggunakan mifare card reader (smart card) sebagai media Personal Identity (ID) bagi pemilih yang akan melakukan proses pemberian suara atau pemilihan pada penyelenggaraan pemilu. Berdasarkan data informasi dari pakar pemilu bahwa hasil dari penelitian Fitrah, dkk. (2012) apabila diterapkan dalam proses pemungutan suara, maka masih memungkinkan adanya kecurangan atau memungkinkan timbul permasalahan dilapangan pada saat pelaksanaan pemilihan (pemungutan suara). Permasalan-permasalahan yang mungkin timbul tersebut adalah :

o Kurang terjaminnya keabsahan pemilih yang akan memberikan suara. Dengan media kartu :

 Pemilih yang datang saat pemungutan suara yang akan memberikan suaranya tidak bisa dijamin bahwa pemilih yang sah dan sudah terdaftar sebagai pemilih karena masih menggunakan kartu sebagai media identifikasi.

 Pemilih yang akan memberikan suaranya apabila kartu yang dimiliki terotentikasi oleh sistem e-voting maka bisa dipastikan dapat memberikan suaranya.

Dengan media sidik jari :

 Hanya pemilih yang sudah terdaftar dalam database yang dapat memberikan suaranya.

o Pemilih yang akan memberikan suaranya masih memungkinkan berpura-pura menjadi pemilih yang lain.

19 Dengan media kartu :

 Pemegang kartu saat akan melakukan pemilihan memungkinkan bukan pemilik yang sebenarnya, tetapi dapat digunakan orang lain.

Dengan media sidik jari :

 Setiap orang memiliki sidik jari yang unik dan tidak sama untuk semua orang walaupun kembar.

o Pemilih yang tidak sah dan belum memenuhi persyaratan sebagai warga negara yang memiliki hak untuk memilih masih memungkinkan memberikan suaranya.

Dengan media kartu :

 Persyaratan setiap warga negara untuk berhak memilih telah ditetapkan dalam undang-undang, tetapi warga negara yang belum memenuhi masih memungkinkan memberikan suaranya dalam pemilihan.

Dengan media sidik jari :

 Setiap warga negara yang sah dan memenuhi persyaratan saja yang boleh memilih dalam pemilihan.

 Warga negara yang sah dan memenuhi persyaratan untuk memilih saja yang disimpan ke dalam database pemilih.

o Pemilih yang berhak memilih masih memungkinkan menitipkan kartunya atau mewakilkan kepada orang lain untuk memberikan suaranya.

Dengan media kartu :

 Pada saat pemungutan suara, pemilih yang memegang kartu memungkin bukan miliknya tetapi milik orang lain yang digunakan karena pemilik kartu yang sah berhalangan.

 Pemegang kartu dapat menjual suaranya dengan mewakilkan hak suaranya kepada orang lain.

Dengan sidik jari :

 Sistem hanya memperbolehkan pemilih yang sah untuk memberikan suaranya sesuai dengan sidik jari yang terdaftar.

Identifikasi Kebutuhan Sistem

Sistem ini terdiri dari tiga entitas yaitu mesin voting, server Central

legitimization Agency (CLA), dan server Central Tabulating Facilities (CTF).

Pemilihan dilakukan pada mesin voting, pengecekan hak pemilih dilakukan pada

server Central legitimization Agency (CLA), dan proses penghitungan suara

dilakukan pada server Central Tabulating Facilities (CTF). Sistem hanya dapat bekerja melalui entitas yang telah ditetapkan sebelumnya. Central Tabulating

Facilities (CTF) maupun Central legitimization Agency (CLA) harus dapat

diakses oleh tiap-tiap mesin voting sehingga pemakaian databasenya dapat dilakukan secara terpusat.

Kebutuhan sistem untuk proses otentikasi pemilih menggunakan mesin

fingerprint scanner, dimana proses otentikasi ini berlangsung pada komunikasi

antara mesin voting dengan server Central legitimization Agency (CLA) sehingga pemilih yang bersangkutan yang harus memberikan suaranya. Cara kerja mesin

20 Pattern

Secara umum, sidik jari dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut Henry Classification System, yaitu:

Gambar 8 Tipe patern sidik jari

Dimana hampir 2/3 manusia memiliki sidik jari dengan Loop Pattern, hampir 1/3 lainnya memiliki sidik jari dengan Whorl Pattern, dan hanya 5-10% yang memiliki sidik jari dengan Arch Pattern. Pola-pola seperti ini digunakan untuk membedakan sidik jari secara umum, namun untuk mesin sidik jari, pembedaan seperti ini tidaklah cukup. Karena itulah mesin sidik jari diperlengkapi dengan metode pengenalan Minutiae.

Minutiae

Minutiae merupakan rincian sidik jari yang tidak penting bagi manusia,

tetapi bagi sebuah mesin sidik jari itu adalah detail yang sangat diperhatikan.

Gambar 9 Minutiae sidik jari

Minutiae pada sidik jari adalah titik-titik yang mengacu kepada :

Crossover : persilangan dua garis.

Core : putar-balikan (U turn) sebuah garis.u

Bifurcation : percabangan sebuah garis.

Ridge ending : berhentinya sebuah garis.

Island : sebuah garis yang sangat pendek.

Delta : pertemuan dari tiga buah garis yang membentuk sudut.

Pore : percabangan sebuah garis yang langsung diikuti dengan menyatunya

kembali percabangan tersebut sehingga membentuk sebuah lingkaran kecil. Mesin sidik jari akan mencari titik-titik ini dan membuat pola dengan menghubung-hubungkan titik-titik ini. Pola yang didapat dengan menghubungkan titik-titik inilah yang nantinya akan digunakan untuk melakukan pencocokan bila ada jari yang menempel pada mesin sidik jari. Jadi, sebenarnya mesin sidik jari tidak mencocokkan Gambar, tetapi mencocokkan pola yang di dapat dari

21

Gambar 10 Searching minutiae Searching Minutiae

Pada Gambar 10 di atas, Gambar di sebelah kiri adalah Gambar sidik jari yang telah tersimpan pada mesin sidik jari, sedangkan Gambar di sebelah kanan adalah hasil scan jari yang akan dicocokkan. Pertama-tama sistem akan mencari titik-titik

minutiae pada keduanya.

Gambar 11 Before match Before Match

Setelah itu, mesin sidik jari akan mengumpulkan titi-titik minutiae tersebut untuk dicocokkan.

Gambar 12 Match minutiae Match Minutiae

Langkah berikutnya, mesin sidik jari akan mencari kecocokan pola pada

minutiae-minutiae yang telah terkumpul tersebut. Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa

tidak semua minutiae harus digunakan atau memiliki kesamaan baik pada Gambar kiri maupun kanan.

22

Gambar 13 Matched result Matched Result

Jika mesin sidik jari mendapatkan pola yang sama (dalam contoh Gambar 13 di atas terdapat ada kesamaan), maka proses identifikasi sudah berhasil (dapat dilihat pada Gambar 13 bahwa letak pola tersebut tidak harus sama).

Dari ilustrasi di atas, bisa mendapatkan Gambaran yang jelas mengenai bagaimana mesin sidik jari bekerja. Oleh karena tidak semua minutiae harus digunakan dan juga karena letak pola yang ditemukan tidak harus sama, maka dapat disimpulkan bahwa posisi jari pada saat identifikasi pada mesin sidik jari tidak harus persis sama dengan pada saat menyimpan data sidik jari pertama kali pada mesin tersebut. (Ibnu Fajar, 2011).

Hal yang perlu juga diperhatikan dalam pengembangan sistem e-voting adalah spesifikasi dari kebutuhan sistem. Secara umum sistem otentikasi voter yang terajadi pada komunikasi antara mesin voting dengan server Central

legitimization Agency (CLA) menggunakan media fingerprint scanner yang

dibangun dapat memenuhi spesifikasi umum sebagai berikut :

1. Sistem mampu memfasilitasi proses pemilu yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.

Pemilu di Indonesia dilaksanakan untuk pemilihan anggota legislatif (DPR Pusat, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD) dan pemilihan kepala negara (pasangan Presiden dan wakil Presiden) atau kepala daerah (pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur, pasangan Bupati dan Wakil Bupati, atau Walikota dan Wakil Walikota).

Sistem yang dikembangkan merupakan prototype untuk pilkada, dimana dalam sistem ini tersedia halaman untuk memilih salah satu kandidat. 2. Sistem mampu melakukan verifikasi data pemilih (voter) dan mencatat status

pemilih apakah telah melakukan proses pemungutan suara atau belum.  Verifikasi pemilih dapat dilakukan setelah pemilih terdaftar dengan

hanya menggunakan sidik jari sehingga dapat meyakinkan bahwa pemilih yang berhak saja yang dapat melakukan proses pemungutan suara.

 Sistem mampu membuktikan apakah pemilih yang bersangkutan benar-benar telah melakukan proses pemilihan atau belum.

 Pemilih yang sudah melakukan pemilihan akan diubah statusnya oleh sistem telah melakukan pemilihan.

3. Hanya sidik jari pemilih yang terdaftar pada sistem yang diizinkan melakukan pemilihan.

 Terdapat Kode yang berisi NIK, Nama sebagai identitas pemilih dengan enkripsi sidik jari pemilih yang bersifat unique

23  Hanya Kode dan Nama yang terdapat pada Central legitimization

Agency (CLA) yang dapat melakukan proses pemilihan.

4. Pemilih dapat memasukkan pilihannya ke dalam sistem, dimana seorang pemilih hanya berhak melakukan pemungutan suara sebanyak satu kali.  Pemilih dapat melakukan pemilihan sesuai kandidat yang diinginkan,

karena terdapat halaman kotak suara pada sistem.

 Pemilih yang telah melakukan pemilihan, status pemilih berubah menjadi telah melakukan pemilihan sehingga apabila akan melakukan kembali pemilihan maka sistem akan menampilkan pesan dimana pemilih tidak bisa lagi melakukan pemilihan karena sistem tidak mengarahkan lagi ke halaman surat suara

5. Setiap pemilih yang telah melakukan pemilihan tidak dapat melakukan

pemilihan lagi.

 Sidik jari dari pemilih yang terbaca oleh mesin fingerprint scanner yang telah melakukan pemilihan dicatat pada Central legitimization Agency (CLA).

 Proses otentikasi tidak akan dilakukan oleh CLA untuk sidik jari yang telah berstatus “2” yang berarti sudah melakukan pemilihan sehingga setiap pemilih hanya dapat memberikan satu suara.

6. Tidak boleh memberikan lebih dari satu kali suara.

 Jika pemilih yang telah melakukan pemilihan akan memberikan suara untuk pemilihan kembali pada periode pemilu yang sama, maka mesin

voting akan mengembalikan pesan ke layar bahwa “ID voter sudah

melakukan pemilihan” dan tidak lagi diarahkan ke halaman surat suara oleh sistem.

7. Tidak ada yang bisa mengubah pilihan orang lain.

 Sebelum memilih, setiap mesin voting akan membaca sidik jari pemilih yang bersifat unique dari mesin fingerprint scanner yang digunakan. Identitas pemilih akan diotentikasi dan dilakukan proses check terhadap status pemilihanya apakah sudah memilih atau belum. Setiap pemilih, mesin voting, dan Central legitimization Agency (CLA) tidak dapat mengetahui dan mengganti pilihan setiap pemilih.

8. Setiap pemilih dapat memastikan bahwa suara mereka sudah dikirimkan dan terhitung dalam penghitungan akhir.

 Setiap kali pemilih memberikan suara kepada salah seorang kandidat, mesin voting akan mencatat sementara hasil voting dan menampilkan pesan “ Anda telah memilih kandidat nomor 1, 2 atau 3”. Apabila pesan konfirmasi pemilihan telah muncul ke layar, protokol menjamin bahwa hasil pemilihan telah tercatat di database kandidat.

Disain Sistem

Perancangan yang dikembangkan dari sistem e-voting ini dengan protokol

Two Central Facilities menggunakan fingerprint (sidik jari) dimana difokuskan

pada komunikasi antara mesin voter dan server Central legitimization Agency (CLA) meliputi proses registrasi database pemilih dan proses otentikasi pemilih. Diagram alir proses registrasi database sidik jari pemilih dapat dilihat pada Gambar 14. Pada proses ini, data masukan sidik jari yang didapat dari hasil akuisisi oleh mesin sensor sidik jari, akan melalui tahapan verifikasi yang

24

selanjutnya saat data telah dikenali dilanjutkan meregistrasi data tersebut ke database.

Memasukkan Kode dan Nama pemilih

Mulai

Mengambil citra sidik jari pemilih

Sidik jari dalam kondisi bagus?

Membaca citra sidik jari pemilih

Menyimpan sidik jari pemilih ke database

Selesai Ya

Gambar 14 Diagram alir proses registrasi pemilih

Mulai

Meletakkan sidik jari pemilih pada sensor fingerprint

Menangkap citra sidik jari pemilih

Mencocokkan sidik jari masukan dengan sidik jari

database CLA

Sidik jari cocok?

Proses otentikasi berhasil Proses otentikaasi gagal

Selesai Diperbolehkan melakukan pemilihan Tidak diperbolehkan melakukan pemilihan Ya Tidak

25 Proses otentikasi pemilih merupakan proses membandingkan sidik jari yang dicocokkan satu-satu dimana setiap sidik jari masukan dibandingkan dengan satu template sidik jari tertentu yang tersimpan dalam database Central

legitimization Agency (CLA). Keluaran dari program ini adalah keputusan apakah

proses otentikasi pemilih berhasil atau gagal. Jika proses otentikasi berhasil maka sistem memperbolehkan pemilih untuk memilih kandidat yang diinginkan. Jika proses otentikasi gagal maka sistem tidak memperbolehkan pemilih melakukan pemilihan. Diagram alir proses otentikasi pemilih dapat dilihat pada Gambar 15.

Adapun daftar tabel database yang berhubungan dengan pengembangan sistem e-voting ini dapat dilihat pada Tabel 1 dengan menggunakan database MySQL.

Tabel 1 Daftar tabel database

Nama Tabel Jumlah Kolom Tipe Data Keterangan Voterlist Code Name Status Fingerprint Varchar Varchar Integer Boolean

Database pemilih yang digunakan untuk proses otentikasi pemilih.

Primary key: code

Kandidat No_urut Nama_kandidat Foto Hasil Integer Varchar Varchar Integer

Database untuk memilih kandidat yang dinginkan. Pilihan terekam dihasil.

Primary key: nama_kandidat

Waktu Start_time End_time

Datetime Datetime

Menunjukkan waktu mulai dan akhir dari voting.

Masalah keamanan (security) database di MySQL merupakan hal yang juga harus diperhatikan, tidak boleh dianggap sepele apalagi dikesampinkan. MySQL merupakan software database yang bersifat client-server, yang memungkinkan beberapa user dapat mengakses server MySQL dari manapun. Untuk itu, server MySQL harus benar-benar aman dari akses (serangan) orang-orang yang tidak berhak. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan server MySQL :

a. Jangan pernah memberi akses ke semua user kecuali user root untuk dapat mengakses database MySQL. Jika seseorang dapat mengakses database ini, maka maka dapat melihat informasi user (termasuk user, password dan host) MySQL dan dapat menambah atau mengubah informasi tersebut.

b. Membatasi mengenai hak akses database di MySQL. Perintah GRANT dan REVOKE digunakan untuk mengatur hak akses di MySQL.

c. Jangan pernah menyimpan password dalam bentuk teks biasa di MySQL (gunakan fungsi enkripsi).

d. Hati-hati dalam memilih password. Menggunakan password yang mudah diingat tetapi sulit ditebak orang lain, menggunakan kombinasi huruf dan angka.

e. Memasang firewall di server untuk mencegah penyusup.

MySQL pada dasarnya merupakan sistem database yang aman. Untuk keamanan pada MySQL, harus mengatur hak akses (privilege) dari setiap user

26

terhadap data di database karena tidak semua user diperbolehkan mengakses data yang ada. MySQL memungkinkan mengatur hak akses user sampai pada tingkat kolom, artinya dapat mengatur kolom tertentu yang boleh diakses oleh user siapa saja.

Semua pengaturan hak akses (privilege) tersimpan di database MySQL yang secara default sudah ada di sistem MySQL. Cara kerja sistem privilege (Ihya, 2011) :

1. Sistem privilege MySQL memastikan bahwa user dapat melakukan hanya hal-hal yang diperbolehkan. Ketika connect ke server MySQL, identitas user ditentukan oleh host tempat melakukan koneksi dan username yang ingin digunakan. Sistem memberikan privilege sesuai dengan identitas user dan apa yang ingin dilakukan.

2. MySQL mempertimbangkan baik hostname dan username dalam mengidentifikasi karena mungkin ada alasan untuk menganggap bahwa

username yang diberikan adalah milik orang yang sama dimanapun di

internet. Sebagai contoh, user Bill yang connect dari whitehouse.gov tidak harus orang yang sama denga user Bill yang connect dari microsoft.com. MySQL menangani hal ini dengan mengijinkan untuk menentukan user dari

host yang berbeda yang mungkin namanya sama.

Kendali akses MySQL melibatkan dua tingkat :

- Tingkat 1: server mengecek apakah user diijinkan untuk connect ke server. - Tingkat 2: dianggap user dapat connect, server mengecek tiap permintaan

yang user jalankan untuk melihat apakah privilege user cukup untuk menjalankannya. Contohnya, jika user mencoba untuk memilih baris dari tabel dalam database atau menghapus sebuah tabel dari database, server memastikan bahwa user memiliki privilege select untuk tabel tersebut atau

privilege drop untuk database.

Dalam database MySQL terdapat lima buah tabel yang dapat digunakan untuk mengatur user dan izin akses masing-masing user-user privileges yaitu:

a. Tabel user

Tabel user merupakan tabel grant utama dalam database MySQL. Tabel ini mengontral siapa yang dapat terhubung ke MySQL, dari host mana mereka dapat terhubung, dan hak akses global (global privileges)apa yang mereka punyai. Berisi data user yang mendapatkan izin akses MySQL, asal koneksi dan izin koneksi kepada user. Tingkatan akses : Global.

b. Tabel db

Tujuan dari tabel db adalah memberikan hak akses database secara spesifik pada user. Hak-hak akses yang diterapkan pada tabel db juga secara spesifik pada database tertentu. Mengatur database apa saja yang dapat diakses oleh seorang user dan jenis izin aksesnya. Tingkatan akses : Database.

c. Tabel host

Tabel host berkaitan dengan tabel db dan diperiksa hanya ketika seseorang

27 tabel ini mengijinkan untuk menerapkan hak akses ke user yang terkoneksi dari banyak host. Mengatur asal host yang diperkenankan bagi user untuk mengakses MySQL, jika lebih dari satu host. Tingkatan akses : Database.

d. Tabel tables_priv

Tabel ini lebih spesifik ke hak akses tingkat tabel. Hak-hak akses yang terdapat di tabel ini diterapkan hanya pada tabel yang dispesifikkan pada

tables_priv. Mengatur tabel apa saja yang dapat diakses oleh seorang user

dan jenis izin aksesnya. Tingkatan akses : Tabel.

e. Tabel columns_priv

Tabel ini menunjukkan hak-hak akses yang berhubungan dengan kolom-kolom secara individu. Mengatur kolom-kolom (field) apa saja yang dapat diakses oleh seorang user dan jenis izin aksesnya. Tingkatan akses : kolom.

Izin akses bagi user (user privileges) terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Tingkatan akses user biasa, mencakup izin akses kedalam database atau kolom, yaitu :  ALTER  CREATE  DELETE  DROP  INDEX  INSERT  SELECT  UPDATE : : : : : : : :

Untuk mengubah tabel dan indeks yang sudah ada, misalnya menambah kolom baru atau menghapus kolom (pada tabel).

Untuk membuat database atau tabel yang baru. Untuk menghapus record.

Untuk menghapus tabel dan database.

Untuk membuat indeks baru atau menghapus sebuah indeks

Untuk menambah record pada tabel.

Untuk menampilkan data dari suatu tabel (beberapa tabel sekaligus).

Untuk peremajaan data (updating) pada tabel,

2. Tingkatan akses administrator (Global administrative), hanya digunakan oleh

user setingkat root atau administrator dan tidak diberikan kepada user biasa,

yaitu :  FILE  PROCESS  SHUTDOWN  CREATE TEMPORARY TABLE  RELOAD : : : : :

Untuk membaca dan menulis file di dalam server MySQL.

Untuk menampilkan dan

menghentikan suatu proses yang sedang dilakukan user.

Untuk mematikan srver MySQL. Untuk membuat tabel temporer. Untuk membaca ulang tabel izin

28  EXECUTE  LOCK TABLES  REPLICATION CLIENT  REPLICATION SLAVE  SHOW DATABASES : : : : :

akses (grant tables), melakukan proses flush pada file log, dan sebagainya.

Untuk menjalankan perintah. Untuk mengunci tabel.

Untuk proses replikasi database pada klien.

Untuk proses replikasi database sebagai database sekunder (slave). Untuk menampilkan seluruh database yang ada di server MySQL.

3. Tingkatan akses khusus (special privileges), dapat diterapkan pada setiap user dengan izin akses sebagai berikut :

 ALL

 USAGE :

:

Untuk memberikan semua izin akses sehingga user tersebut memiliki hak seperti layaknya seorang

root.

Untuk membuat user saja tetapi tidak memberikan izin akses apapun kepada user tersebut (user bisa masuk ke dalam MySQL server dengan password yang ditentukan, tetapi tidak bisa melakuklan hal lain.

Memberikan password untuk root dapat dilakukan dengan menggunakan perintah UPDATE :

update user set password : password(‘xxxxxxxxxxxxx’) where user = ‘root’;

Kemudian lanjutkan dengan perintah FLUSH :

Flush privileges

Fungsi flush : MySQL membaca grant tables hanya satu kali pada saat server pertama kali dijalankan, perintah flush akan memerintahkan kepada sistem untuk membaca ulang kelima grant tables tanpa harus merestart server MySQL.

Perintah GRANT merupakan perintah untuk memberikan hak akses bagi

user di MySQL agar dapat mengakses database, tabel dan kolom. Selain itu juga

dapat menambahkan user baru dengan perintah grant ini. Hal yang perlu diperhatikan apabila melakukan perubahan izin akses pada user MySQL yang masih aktif bekerja tidak langsung bisa menerapkan perubahan meskipun sudah melaukan flush privileges. Konfigurasi ini berlaku ketika user sudah menutup koneksi kemudian melakukan koneksi kembali. Izin akses penuh ini digunakan untuk mengakses seluruh database dalam server.

Bentuk umum :

GRANT jenis_akses (nama_kolom) ON nama_database TO nama_user IDENTIFIED BY “nama_password”

[WITH GRANT pilihan_akses]

Perintah tersebut di atas memberikan hak izin akses setara dengan root. Klausa

GRANT menetukan tipe dari hak akses yang harus diberikan pada akun user.

Klausa ON menspesifikasikan ke tabel atau database mana yang pernyataan grant diterapkan. Klausa TO menspesifikasikan hak akses kepada user yang diinginkan.

Option Identified By nama_password akan menerapkan user tersebut agar tetap

Dokumen terkait