• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.2.1 Gambaran Pengetahuan Responden tentang Metode Kanguru

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu berjumlah 17 responden (56,7%) dan minoritas responden berpengetahuan baik berjumlah 2 orang (6,7%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Gustina (2008) bahwa mayoritas responden berpengetahuan kurang sebanyak 11 orang. Dari 30 responden terdapat 2 orang yang berpengetahuan baik. Setelah kedua responden selesai mengisi kuesionernya peneliti mengajak responden untuk diskusi sekilas tentang pewaratan metode kanguru dan pada saat itu responden tersebut mengatakan bahwa mereka pernah mendengar tentang perawatan dengan metode kanguru. Berdasarkan penelitian diketahui mayoritas umur responden 20-35 tahun. Dalam teori Notoatmodjo, 2010 mengatakan semakin banyak umur seseorang maka semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang dimiliki, dalam hal tersebut terjadi kesenjangan dimana mayoritas umur 20-35 tahun tetapi pengetahuannya masih kurang mungkin disebabkan karena ibu belum pernah mendengar perawatan dengan metode kanguru. Metode kanguru merupakan kontak kulit antara ibu dan bayi. Metode kanguru atau perawatan bayi melekat sangat bermanfaat untuk bayi yang lahir premature dan lahir dengan berat badan rendah. Sayangnya, fakta menunjukkan

bahwa perawatan dengan metode kanguru masih belum maksimal. Bahkan sebagian ibu belum mengetahui pengertian perawatan dengan metode kanguru (Deslidel, 2012). Hasil berdasarkan item jawaban yang benar dari 30 responden mayoritas responden menjawab dengan benar tentang salah satu perawatan bayi berat lahir rendah dengan inkubator sebanyak 28 orang (93,3%) Hal ini dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sudah mengetahui perawatan bayi dalam inkubator. Dari 30 responden mayoritas responden juga menjawab dengan benar tentang salah satu manfaat metode kanguru pada ibu yaitu ibu lebih percaya diri dalam merawat bayinya sebanyak 24 orang (80%) dan mayoritas juga ibu menjawab dengan benar tentang kondisi saat melakukan perawatan metode kanguru yaitu ibu harus dalam keadaan sehat sebanyak 24 orang (80%). Hal ini sejalan dengan penelitian Rahmayati (2011) bahwa mayoritas responden menjawab dengan benar tentang manfaat perawatan metode kanguru pada ibu yaitu ibu lebih percaya diri dalam merawat bayinya. Saat peneliti mengajak responden tersebut untuk diskusi sekilas tentang metode kanguru banyak responden yang mengatakan bahwa mereka belum pernah mendengar perawatan bayi dengan metode kanguru, tetapi mereka mengatakan bahwa mereka sering mendengar perawatan bayi dalam inkubator. Dan dari 30 responden minoritas responden menjawab dengan benar tentang yang dapat melakukan metode kanguru yaitu ibu dan keluarga yang mampu hanya 6 orang (20%) dan minoritas responden memjawab dengan benar tentang pengertian metode kanguru adalah kontak langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi yang dilakukan sejak dini sebanyak 10 orang (33,3%). Responden banyak menjawab bahwa metode kanguru

tersebut hanya dapat dilakukan oleh ibu. Dimana dapat diketahui bahwa sebenarnya metode kanguru sudah di aplikasikan namun belum terlaksana dengan baik dan metode ini bukan hanya ibu saja yang dapat melakukannya tetapi keluarga yang dianggap mampu dan dalam keadaan sehat juga dapat melakukan perawatan dengan metode kanguru ini.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu pendidikan. Kurangnya pengetahuan responden tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Dari karakteristik responden dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan menengah sebanyak 24 orang (80 %). Hal sejalan dengan penelitian Henny (2007) dimana mayoritas responden yang berpendidikan menengah pengetahuan juga kurang. Berdasarkan hasil penelitian tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan hasil yang dicapai, dimana responden yang berpendidikan menengah masih berpengetahuan kurang tentang perawatan dengan metode kanguru. Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan kesehatan kepada masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pendidikan dianggap memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, lewat pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan dan dengan pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya yang lebih baik. Semakin tinggi pendidikan seseorang, hidup manusia akan semakin berkualitas. Jika seorang wanita berpendidikan, mereka akan membuat keputusan yang benar dalam memperhatikan kesehatan anak-anaknya (Notoatmodjo, 2010).

Selain pendidikan, pekerjaan, sumber informasi, paritas juga sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dimana dari data karakteristik responden dapat diketahui mayoritas responden tidak mempunyai pekerjaan dengan yaitu 19 responden (63,3 %). Hal ini sejalan dengan penelitian Gustina (2008) yang mengatakan bahwa responden yang tidak bekerja pengetahuan juga kurang. Notoatmodjo, 2010 mengatakan bahwa apabila seseorang itu lebih luas hubungan sosialnya maka akan semakin baik pengetahuannya. Maka dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan penelitian yang sudah dilakukan, dimana ibu yang tidak bekerja pengetahuannya juga kurang terhadap perawatan bayi BBLR dengan metode kanguru. Hal ini terjadi karena apabila seseorang itu memiliki pekerjaan, maka hubungan sosialnya akan semakin luas. Dimana seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan pengalamannya masih kurang. Pengalaman dan pendidikan seseorang sejak kecil akan mempengaruhi sikap dan penampilan seseorang. Dalam kaitannya dengan pekerjaan ada kesesuaian antara pekerjaan dan diri seseorang yang memberikan kesan dan pengetahuan tersendiri (Hurlock, 2007).

Sumber informasi adalah suatu proses pemberitahuan yang dapat membuat seseorang mengetahui informasi dengan mendengar dan melihat sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung (Notoatmodjo, 2010). Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi seseorang, bila seseorang memperoleh informasi maka ia cenderung memiliki pengetahuan yang lebih luas. Dalam penelitian ini mayoritas responden mendapat informasi dari media elektronika dengan sebanyak 15 (50%) tetapi pengetahuan responden masih

kurang hal ini dapat terjadi karena kurangnya informasi dari petugas kesehatan. Sangat penting memberikan informasi yang ibu butuhkan agar ia dapat memahami seluruh proses perawatan metode kanguru dan ibu mengerti bahwa perawatan metode kanguru memang sangat penting. Ibu harus mengetahui manfaat perawatan dengan metode kanguru. Hal ini membuat perawatan metode kanguru menjadi lebih bermakna dan akan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan berhasil menjalankan perawatan metode kanguru baik dirumah sakit ataupun dirumah. Dalam hal ini perawat dapat memberikan penyuluhan tentang perawatan bayi dengan metode kanguru khususnya kepada ibu yang mempunyai bayi membutuhkan perawatan dengan metode kanguru.

Paritas adalah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita usia subur yang kawin pada tahun tertentu. Semakin tua umur seorang wanita maka tingkat kesuburan wanita pun berkurang sehingga hanya sedikit dari mereka yang melahirkan. Orang tua yang belum pernah memiliki anak dianggap belum berpengalaman dalam hal merawat anak (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa mayoritas responden dengan paritas multipara dengan yaitu 20 responden (66,7 %) dan dari hasil penelitian ditemukan kesenjangan dengan teori. Hal ini disebabkan karena ibu yang berparitas tinggi belum tentu mengetahui tentang perawatan bayi dengan metode kanguru dikarenakan ibu mungkin baru pertama sekali melahirkan bayi dengan berat lahir rendah sehingga ibu belum mengetahui perawatan dengan metode kanguru. Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa semakin tinggi paritas seorang ibu belum tentu pengetahuannya baik tentang perawatan metode kanguru.

BAB 6 PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap “gambaran pengetahuan ibu post partum tentang perawatan bayi dengan metode kanguru di rumah sakit Pirngadi Medan tahun 2013” diketahui mayoritas responden berusia 20-35 tahun dengan yaitu berjumlah 20 responden (66,7%), berdasarkan pendidikannya mayoritas responden berpendidikan menengah yaitu 20 responden (80%), berdasarkan pekerjaan mayoritas responden tidak mempunyai pekerjaan yaitu 19 responden (63,3%), berdasarkan sumber informasi mayoritas responden mendapat informasi dari media elektronika yaitu 15 responden (50%), berdasarkan paritas mayoritas responden dengan paritas multipara yaitu 20 orang (66,7%).

Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi dengan metode kanguru mayoritas responden berpengetahuan kurang yaitu berjumlah 17 responden (56,7%) dan minoritas responden berpengetahuan baik berjumlah 2 orang (6,7%). Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa semakin baik pengetahuan ibu post partum maka semakin baik pula ibu post partum mengenal dan memahami tentang perawatan dengan metode kanguru.

Dokumen terkait