• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Hasil

Panjang Tanaman (cm)

Data pengamatan panjang tanaman mulai pengamatan 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 MST dicantumkan pada Lampiran 5, 7, 9, 11, 13, 15 dan 17 sedangkan sidik ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada Lampiran 6, 8, 10, 12, 14, 16 dan 18. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa konsentrasi urine kelinci berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman 5, 6, dan 7 MST. Perlakuan frekuensi pemberian urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap parameter panjang tanaman. Interaksi konsentrasi urine kelinci dengan pemberian urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman.

Rataan panjang tanaman mentimun 1-7 MST pada perlakuan konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan panjang tanaman 1 - 7 MST (cm) pada perlakuan konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci

Frekuensi Pemberian

Konsentrasi Urine Kelinci (ml/L)

Rataan K0 (Kontrol) K1 (150ml/L) K2 (300ml/L) K3 (450ml/L) 1 MST F1(1 minggu sekali) 5,85 5,41 5,55 5,59 5,60 F2(2 minggu sekali) 5,34 5,89 6,15 5,86 5,81 Rataan 5,59 5,65 5,85 5,73 2 MST F1(1 minggu sekali) 25,63 23,88 23,63 21,88 23,75 F2(2 minggu sekali) 23,75 25,44 23,94 24,13 24,31 Rataan 24,69 24,66 23,78 23,00 3 MST F1(1 minggu sekali) 83,75 85,00 88,50 85,00 85,56 F2(2 minggu sekali) 82,25 87,13 83,38 86,88 84,91 Rataan 83,00 86,06 85,94 85,94 4 MST F1(1 minggu sekali) 159,38 175,38 170,00 188,88 173,41 F2(2 minggu sekali) 159,88 167,00 172,13 173,00 168,00 Rataan 159,63 171,19 171,06 180,94 5 MST F1(1 minggu sekali) 227,88 216,25 238,25 239,13 230,38 F2(2 minggu sekali) 222,50 226,75 231,13 234,25 228,66 Rataan 225,19 b 221,50 b 234,69 a 236,69 a 6 MST F1(1 minggu sekali) 250,25 242,88 268,25 263,38 256,19 F2(2 minggu sekali) 245,88 253,88 258,25 267,75 256,44 Rataan 248,06 b 248,38 b 263,25 a 265,56 a 7 MST F1(1 minggu sekali) 258,00 248,63 276,63 271,00 263,56 F2(2 minggu sekali) 252,88 261,25 266,25 274,38 263,69 Rataan 255,44 b 254,94 b 271,44 a 272,69 a

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Daari Tabel 1 tampak bahwa pada umur 5, 6, dan 7 MST, tanaman terpanjang terdapat pada perlakuan K3 (450 ml/L) yang berbeda tidak nyata

dengan K2 (300 ml/L) tetapi berbeda nyata dengan K0 (kontrol) dan K1 (150 ml/L).

Interaksi antara konsentrasi urine kelinci dan perlakuan frekuensi permberian urine kelinci menunjukkan respons yang tidak nyata terhadap panjang tanaman mentimun.

Jumlah Daun (helai)

Data pengamatan jumlah daun mulai pengamatan 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 MST dicantumkan pada Lampiran 19, 21, 23, 25, 27, 29 dan 31 sedangkan sidik ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada Lampiran 20, 22, 24, 26, 28, 30 dan 32. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa konsentrasi urine kelinci berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun 3,4, 5, 6, dan 7 MST. Perlakuan frekuensi pemberian urine kelinci menunjukan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah daun. Interaksi konsentrasi urine kelinci dengan pemberian urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman.

Rataan jumlah daun tanaman mentimun 1-7 MST pada pemberian urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan jumlah daun 1-7 MST (cm) pada perlakuan konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci

Frekuensi Pemberian

Konsentrasi Urine Kelinci (ml/L)

Rataan K0 (Kontrol) K1 (150ml/L) K2 (300ml/L) K3 (450ml/L) 1 MST F1(1 minggu sekali) 2,88 2,88 3,00 3,00 2,94 F2(2 minggu sekali) 3,00 3,00 2,88 3,00 2,97 Rataan 2,94 2,94 2,94 3,00 2 MST F1(1 minggu sekali) 5,50 5,50 5,38 5,13 5,38 F2(2 minggu sekali) 5,38 5,75 5,50 5,63 5,56 Rataan 5,44 5,63 5,44 5,38 3 MST F1(1 minggu sekali) 12,75 12,50 12,25 13,25 12,69 F2(2 minggu sekali) 12,25 12,50 12,50 13,00 12,56 Rataan 12,50 b 12,50 b 12,38 b 13,13 a 4 MST F1(1 minggu sekali) 20,88 22,00 22,25 24,00 22,28 F2(2 minggu sekali) 21,25 23,00 22,00 23,00 22,31 Rataan 21,06 c 22,50 ab 22,13 b 23,50 a 5 MST F1(1 minggu sekali) 30,00 31,38 31,88 32,88 31,53 F2(2 minggu sekali) 32,13 32,13 32,25 34,13 32,66 Rataan 31,06 b 31,75 b 32,06 b 33,50 a 6 MST F1(1 minggu sekali) 32,13 34,25 33,88 34,63 33,72 F2(2 minggu sekali) 33,50 34,63 34,38 35,25 34,44 Rataan 32,81 b 34,44 a 34,13 a 34,94 a 7 MST F1(1 minggu sekali) 32,63 34,50 34,38 35,00 34,13 F2(2 minggu sekali) 33,88 35,25 34,88 35,50 34,88 Rataan 33,25 b 34,88 a 34,63 a 35,25 a

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Dari Tabel 2 tampak bahwa pada umur 3, 4, 5 MST jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan K3 (450 ml/L) yang berbeda nyata dengan K0 (kontrol), K1 (150 ml/L) dan K2 (300 ml/L). Sementara pada umur 6 dan 7 MST jumlah

daun terbanyak terdapat pada perlakuan K3 yang berbeda tidak nyata dengan K2 (300ml/L) akan tetapi berbeda nyata dengan K0 (kontrol) dan K1 (150 ml/L).

Interaksi antara konsentrasi urine kelinci dan perlakuan frekuensi permberian urine kelinci menunjukkan respons yang tidak nyata terhadap jumlah daun tanaman mentimun.

Jumlah Bunga Jantan (buah)

Data pengamatan jumlah bunga jantan pada pengamatan 4, 5, 6, dan 7 MST dicantumkan pada Lampiran 33, 35, 37, dan 39 sedangkan sidik ragam masing-masing pengamatan dicantumkan pada Lampiran 34, 36, 38 dan 40. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa konsentrasi urine kelinci berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah bunga jantan 4, 5, 6, dan 7 MST. Perlakuan frekuensi pemberian urine kelinci menunjukan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah bunga jantan. Interaksi konsentrasi urine kelinci dengan pemberian urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman.

Rataan jumlah bunga jantan tanaman mentimun 4-7 MST pada perlakuan konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan jumlah bunga jantan 4-7 MST (cm) pada perlakuan konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci

Frekuensi Pemberian

Konsentrasi Urine Kelinci (ml/L) Rataan K0 (Kontrol) K1 150ml/L) K2 (300ml/L) K3 (450ml/L) 4 MST F1(1 minggu sekali) 12,13 11,63 13,13 13,75 12,66 F2(2 minggu sekali) 12,00 11,63 12,38 13,00 12,25 Rataan 12,06 b 11,63 c 12,75 ab 13,38 a 5 MST F1(1 minggu sekali) 20,13 21,00 21,25 22,25 21,16 F2(2 minggu sekali) 20,13 20,63 21,50 21,50 20,94 Rataan 20,13 c 20,81 b 21,38 ab 21,88 a 6 MST F1(1 minggu sekali) 17,50 17,50 18,63 19,38 18,25 F2(2 minggu sekali) 17,13 18,38 18,63 19,25 18,34 Rataan 17,31 c 17,94 b 18,63 ab 19,31 a 7 MST F1(1 minggu sekali) 13,00 13,75 14,50 14,00 13,81 F2(2 minggu sekali) 12,75 14,50 14,63 15,63 14,38 Rataan 12,88 b 14,13 a 14,56 a 14,81 a

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Dari Tabel 3 tampak bahwa pada umur 4, 5 dan 6 MST jumlah bunga jantan terbanyak pada perlakuan K3 (450 ml/L) yang berbeda tidak nyata dengan K2 (300 ml/L) akan tetapi berbeda nyata dengan K0 (kontrol) dan K1 (150 ml/L).

Sementara itu pada umur 7 MST jumlah bunga jantan terbanyak terdapat pada K3 (450 ml/L) sebesar 14,81 bunga yang berbeda tidak nyata dengan K1 (150

ml/L) dan K2 (300 ml/L) akan tetapi berbeda nyata dengan K0 (kontrol)

Interaksi antara perlakuan konsentrasi urine kelinci dan frekuensi permberian urine kelinci menunjukkan respons yang tidak nyata terhadap jumlah bunga jantan tanaman mentimun.

Jumlah Bunga Betina (buah)

Data pengamatan jumlah bunga betina pada pengamatan 4, 5, 6, dan 7 MST dicantumkan pada Lampiran 41, 43, 45, dan 47 sedangkan sidik ragam

masing-masing pengamatan dicantumkan pada Lampiran 42, 44, 46 dan 48. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa konsentrasi urine kelinci berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah bunga betina 4 MST. Perlakuan frekuensi pemberian urine kelinci menunjukan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah bunga betina. Interaksi konsentrasi urine kelinci dengan pemberian urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman.

Rataan jumlah bunga betina tanaman mentimun 4-7 MST pada perlakuan konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan jumlah bunga betina 4-7 MST (cm) pada perlakuan konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci

Frekuensi Pemberian

Konsentrasi Urine Kelinci (ml/L) Rataan K0 (Kontrol) K1 (150ml/L) K2 (300ml/L) K3 (450ml/L) 4 MST F1(1 minggu sekali) 2,00 1,75 2,50 3,88 2,53 F2(2 minggu sekali) 2,38 2,50 2,50 3,50 2,72 Rataan 2,19 b 2,13 b 2,50 b 3,69 a 5 MST F1(1 minggu sekali) 2,75 2,25 3,38 3,25 2,91 F2(2 minggu sekali) 2,38 2,25 2,50 2,88 2,50 Rataan 2,56 2,25 2,94 3,06 6 MST F1(1 minggu sekali) 3,13 2,88 2,50 3,25 2,94 F2(2 minggu sekali) 3,13 3,00 2,75 3,00 2,97 Rataan 3,13 2,94 2,63 3,13 7 MST F1(1 minggu sekali) 2,63 1,50 1,88 2,25 2,06 F2(2 minggu sekali) 2,00 2,00 2,13 2,25 2,09 Rataan 2,31 1,75 2,00 2,25

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Dari Tabel 4 tampak bahwa pada umur 4 MST jumlah bunga betina terbanyak terdapat pada perlakuan K3 (450 ml/L) sebesar 3,69 bunga yang berbeda nyata dengan K0 (kontrol), K1 (150 ml/L) dan K2 (300 ml/L).

Interaksi antara perlakuan konsentrasi urine kelinci dan frekuensi permberian urine kelinci menunjukkan respons yang tidak nyata terhadap jumlah bunga betina tanaman mentimun.

Jumlah Buah per Tanaman (buah)

Data pengamatan jumlah buah per tanaman dicantumkan pada lampiran 49 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada lampiran 50. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa konsentrasi urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap parameter jumlah buah per tanaman. Sementara itu, frekuensi pemberian urine kelinci berpengaruh nyata terhadap jumlah buah per tanaman. Interaksi konsentrasi urine kelinci dengan pemberian urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman.

Rataan jumlah buah per tanaman pada perlakuan konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Rataan jumlah buah per tanaman (buah) pada pemberian urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci

Frekuensi Pemberian

Konsentrasi Urine Kelinci (ml/L)

Rataan K0 (Kontrol) K1 (150ml/L) K2 (300ml/L) K3 (450ml/L) F1(1 minggu sekali) 2,13 2,00 2,38 2,00 2,13 b F2(2 minggu sekali) 3,13 2,38 2,63 2,63 2,69 a Rataan 2,63 2,19 2,50 2,31

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Perlakuan frekuensi pemberian urine kelinci 2 minggu sekali (F2) menghasilkan jumlah buah per tanaman terbesar yaitu 2,69 buah yang berbeda nyata dengan perlakuan F1 (1 minggu sekali) yang menunjukkan jumlah buah tanaman paling sedikit yaitu 2,13 buah.

Interaksi antara perlakuan konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap jumlah buah per tanaman mentimun.

Berat Buah per Tanaman (g)

Data pengamatan berat buah per tanaman dicantumkan pada lampiran 51 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada lampiran 52. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa konsentrasi urine kelinci dan perlakuan frekuensi pemberian urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap parameter berat buah per tanaman. Interaksi konsentrasi urine kelinci dengan pemberian urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman.

Rataan berat buah per tanaman pada konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Rataan berat buah per tanaman (g) pada konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci

Frekuensi Pemberian

Konsentrasi Urine Kelinci (ml/L)

Rataan K0 (Kontrol) K1 (150ml/L) K2 (300ml/L) K3 (450ml/L) F1(1 minggu sekali) 346,46 366,25 395,83 460,33 392,22 F2(2 minggu sekali) 320,07 549,58 364,43 427,14 415,30 Rataan 333,27 457,92 380,13 443,73

Tabel 6 menunjukkan bahwa konsentrasi urine kelinci pada perlakuan K1 menunjukkan berat buah per tanaman terbesar yaitu 457,92 g yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan K0 yang menunjukan berat buah terkecil yaitu 333,27 g.

Perlakuan frekuensi pemberian urine kelinci 2 minggu sekali (F2) menghasilkan berat buah per tanaman terbesar yaitu 415,30 g buah yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan F1 (1 minggu sekali) yang menunjukkan berat buah tanaman terkecil yaitu 392,22 g.

Interaksi antara konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap berat buah per tanaman mentimun.

Panjang Buah per Tanaman (cm)

Data pengamatan panjang buah per tanaman dicantumkan pada lampiran 53 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada lampiran 54. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian urine kelinci dan perlakuan frekuensi pemberian urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap parameter panjang buah per tanaman. Interaksi konsentrasi urine kelinci dengan pemberian urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman.

Rataan panjang buah per tanaman pada konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Rataan panjang buah per tanaman (cm) pada konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci

Frekuensi Pemberian

Konsentrasi Urine Kelinci (ml/L)

Rataan K0 (Kontrol) K1 (150ml/L) K2 (300ml/L) K3 (450ml/L) F1(1 minggu sekali) 21,86 21,99 22,23 22,71 22,20 F2(2 minggu sekali) 21,64 21,30 22,24 23,20 22,10 Rataan 21,75 21,64 22,24 22,96

Tabel 7 menunjukkan bahwa konsentrasi urine kelinci pada perlakuan K3 menunjukkan panjang buah per tanaman terbesar yaitu 22,96 cm yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan K1 yang menunjukan panjang buah terkecil yaitu 21,64 cm.

Perlakuan frekuensi pemberian urine kelinci 1 minggu sekali (F1) menghasilkan panjang buah per tanaman terbesar yaitu 22,20 buah yang berbeda

tidak nyata dengan perlakuan F2 (2 minggu sekali) yang menunjukkan panjang buah tanaman terkecil yaitu 22,10 cm.

Interaksi antara konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap panjang buah per tanaman mentimun.

Diameter Buah per Tanaman (mm)

Data pengamatan diameter buah per tanaman dicantumkan pada lampiran 55 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada lampiran 56. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap parameter diameter buah per tanaman. Interaksi konsentrasi urine kelinci dengan pemberian urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tanaman.

Rataan diameter buah per tanaman pada konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Rataan diameter buah per tanaman (mm) pada konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci

Frekuensi Pemberian

Konsentrasi Urine Kelinci (ml/L)

Rataan K0 (Kontrol) K1 (150ml/L) K2 (300ml/L) K3 (450ml/L) F1(1 minggu sekali) 5,51 5,01 5,17 5,16 5,21 F2(2 minggu sekali) 4,79 4,70 4,95 5,20 4,91 Rataan 5,15 4,85 5,06 5,18

Tabel 8 menunjukkan bahwa konsentrasi urine kelinci pada perlakuan K3 menunjukkan diameter buah per tanaman terbesar yaitu 5,18 mm yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan K1 yang menunjukan panjang buah terkecil yaitu 4,85 mm.

Perlakuan frekuensi pemberian urine kelinci 1 minggu sekali (F1) menghasilkan diameter buah per tanaman terbesar yaitu 5,21 buah yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan F2 (2 minggu sekali) yang menunjukkan panjang buah tanaman terkecil yaitu 4,91 mm.

Interaksi antara konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap diameter buah per tanaman mentimun.

Pembahasan

Pengaruh konsentrasi urine kelimci terhadap pertumbuhan dan produksi mentimun

Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa konsentrasi urine kelinci berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tanaman (5, 6, dan 7 MST), jumlah daun (3, 4, 5, 6, dan 7 MST), jumlah bunga jantan (4,5, 6 dan 7 MST) dan jumlah bunga betina (4 MST)

Pada parameter panjang tanaman, konsentrasi urine kelinci berpengaruh nyata pada 5, 6, dan 7 Minggu Setelah Tanam (MST). Dari rataan yang ada dapat dilihat bahwa pemberian urine kelinci sebanyak 450 ml/L (K3) menghasilkan panjang tanaman terbesar yakni 275,69 cm yang berbeda nyata dengan perlakuan K0 (tanpa pemberian urine kelinci) dengan panjang tanaman 255,44 cm. Hal ini diduga karena kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman mentimun mampu tercukupi oleh pemberian urine kelinci secara bertahap dimana pada saat awal-awal pertumbuhan tanaman belum menunjukkan angka yang signifikan tetapi pada pengamatan minggu kelima sampai selesai pengamatan menunjukkan angka yang berbeda nyata dengan perlakuan tanpa

konsentrasi urine kelinci (K0). Hal ini juga dapat dilihat pada parameter jumlah daun (helai) dimana pemberian urine kelinci menunjukan angka yang berpengaruh nyata secara bertahap dimulai dari minggu ketiga sampai minggu ke tujuh. Dengan demikian pemberian urine kelinci dapat dijadikan alternatif untuk meminimalkan pemakaian pupuk kimia mengingat peran urine kelinci sebagai pupuk organik dengan kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman karena berupa unsur hara N, P dan K yang cukup baik dan arena kandungan proteinnya yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suradi (2005), potensi kelinci tidak hanya sebagai penghasil daging yang sehat. Juga sebagai penghasil kulit bulu (fur) dan wool. Selain dari pada itu kotoran kelinci merupakan sumber pupuk kandang yang baik karena mengandung unsur hara N, P dan K yang cukup baik.

Konsentrasi urine kelinci berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah bunga jantan (4, 5, 6 dan 7 MST) dan Jumlah Bunga Betina (4 MST). Dimana pada perlakuan K3 (450 ml/L) menunjukan angka yang tertinggi baik bunga jantan maupun bunga betina. Hal ini diduga karena urine kelinci yang memiliki hormon penunjang tumbuh seperti auxin dan giberelin yang baik untuk merangsang pembungaan tanaman. Hal ini sesuai dengan penyataan dari Sarwono (2002), urine kelinci banyak dimanfaatkan sebagai pupuk cair untuk bunga potong dan sayuran dan diduga mengandung hormon penunjang tumbuh seperti auxin atau giberillin. Untuk meningkatkan mutu pupuk yang dihasilkan termasuk mengurangi bau yang timbul, dekomposisi manure dan/atau urine dapat dilakukan dengan penggunaan probiotik.

Pengaruh frekuensi pemberian urine kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi mentimun

Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa frekuensi pemberian urine kelinci berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah buah per tanaman.

Pada parameter jumlah buah per tanaman, perlakuan frekuensi pemberian urine kelinci berpengaruh nyata dengan F2 (dua minggu sekali) memiliki jumlah buah per tanaman yang terbanyak sebesar 2,69 buah dan F1 (seminggu sekali) memiliki jumlah buah per tanaman yang terendah sebesar 2,13 buah.. Hal ini diduga karena pemberian urine kelinci memiliki interval waktu tersendiri karena bila diberikan lebih banyak dapat menyebabkan kelayuan pada tanaman. Dengan demikian diperlukan frekuensi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. hal ini didukung oleh pernyataan dari Jumiati (2007), semakin tinggi dosis dan konsentrasi pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis dan konsentrasi yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman. Oleh karena itu, pemilihan dosis dan konsentrasi yang tepat perlu diketahui oleh para peneliti maupun petani dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian di lapangan.

Pengaruh interaksi konsentrasi dan frekuensi pemberian urine kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi mentimun.

Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa interaksi pemberian urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter perlakuan yang ada.

Dari pengamatan yang dilakukan, dapat dilihat dari seluruh tabel yang ada bahwa interaksi dari konsentrasi urine kelinci dan frekuensi pemberian urine kelinci menunjukan data yang berpengaruh tidak nyata pada seluruh parameter penelitian. Hal ini diduga karena pemberian urine kelinci yang berlebihan akan mengakibatkan timbulnya kelayuan pada tanaman sehingga perlakuan frekuensi yang terlalu sering dengan konsentrasi yang besar akan mengganggu proses metabolisme tanaman. Menurut Jumiati (2007), semakin tinggi dosis dan konsentrasi pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara yang diserap tanaman juga semakin tinggi. Namun pemberian dengan dosis dan keonsentrasi yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman. Oleh karena itu pemilihan dosis dan konsentrasi yang tepat perlu diketahui oleh peneliti maupun petani guna untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimal.

Dokumen terkait