• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

Konsumsi pakan adalah kemampuan untuk menghabiskan sejumlah pakan yang diberikan secara ad libitum. Konsumsi pakan dapat dihitung dengan pengurangan jumlah pakan yang diberikan dengan sisa pakan yang tersedia. Rataan konsumsi pakan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rataan konsumsi pakan sapi peranakan ongole (PO) selama penelitian dalam bahan kering (gr/ekor/hari)

Kolom S1 S2 S3 S4 Rataan Sd Baris P1 7.411 5.506 7.094 5.759 6.442 949,94 P2 5.284 8.535 5.761 7.331 6.728 1.488,90 P3 5.544 5.464 8.813 5.736 6.389 1.619,87 P4 5.102 6.186 6.246 8.965 6.625 1.646,61 Rataan 5.835 6.423 6.979 6.948 6.546 1.426,33 Sd 1.066,21 1.446,79 1.341,13 1.538,37 1.348,13 Keterangan : P1 = Perlakuan pertama S1 = Sapi pertama

P2 = Perlakuan kedua S2 = Sapi kedua

P3 = Perlakuan ketiga S3 = Sapi ketiga

P4 = Perlakuan keempat S4 = Sapi keempat Konsumsi pakan dari setiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1.

Grafik Konsumsi Pakan Sapi Peranakan Ongole 6200 6300 6400 6500 6600 6700 6800 P1 P2 P3 P4 Pe rlakuan

Ko

nsu

msi

P

akan

Total

Gambar 1. Grafik konsumsi pakan sapi peranakan ongole (PO)

Konsumsi pakan selama penelitian dari Tabel 10 diperoleh rataan konsumsi pakan sebesar 6.546 gr/ ekor/ hari, dengan rataan konsumsi pakan yang

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

tertinggi terdapat pada Perlakuan P2 (Pelepah 45%) sebesar 6.728 gr/ ekor/ hari dan rataan konsumsi pakan terendah terdapat pada Perlakuan P3 (Pelepah 50%) yaitu sebesar 6.389gr /ekor/ hari.

Pertambahan Berat Badan

Pertambahan berat badan ternak sapi diperoleh dari hasil penimbangan berat badan akhir dikurangi dengan berat badan awal penimbangan. Pengukuran berat badan dilakukan dengan selang waktu 14 hari sekali. Rataan pertambahan berat badan sapi selama penelitian ditunjukkan pada Tabel 12.

Tabel 12. Rataan pertambahan berat badan sapi peranakan ongole (PO) selama penelitian (gr/ekor/hari) Kolom S1 S2 S3 S4 Rataan Sd Baris P1 832 1046 821 618 829 174,82 P2 411 704 1211 529 713 352,68 P3 489 596 861 921 717 207,35 P4 614 814 554 446 607 154,52 Rataan 587 790 862 629 717 222,34 Sd 183,79 192,48 269,78 207,26 213,33

Keterangan : P1 = Perlakuan pertama S1 = Sapi pertama

P2 = Perlakuan kedua S2 = Sapi kedua

P3 = Perlakuan ketiga S3 = Sapi ketiga

P4 = Perlakuan keempat S4 = Sapi keempat

Pertambahan berat badan selama penelitian dari tabel 11 diperoleh rataan pertambahan berat badan sebesar 717 gr/ ekor/ hari, dengan rataan pertambahan berat badan tertinggi terdapat pada Perlakuan P1 (Pelepah 40%) yaitu sebesar 829 gr/ ekor/ hari, sedangkan yang terendah terdapat pada Perlakuan P 4 (Pelepah 55%) yaitu sebesar 607 gr/ ekor/ hari. Pertambahan berat badan pada

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

perlakuan S3P2 sebesar 1.211 gr/ekor/hari adalah pertambahan berat badan yang tertinggi selama penelitian.

Pertambahan berat badan dari setiap perlakuan disajikan pada Gambar 2.

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 P1 P2 P3 P4 Perlakuan

B e r

a t

B

a d

a n

Total

Gambar 2. Grafik pertambahan berat badan sapi peranakan ongole (PO)

Konversi Pakan

Konversi pakan adalah banyaknya pakan yang dikonsumsi oleh ternak untuk menaikkan persatuan berat badan. Konversi pakan diperoleh dari perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan bobot badan yang dihasilkan dari pakan yang dikonsumsi tersebut. Rataan konversi pakan yang didapat selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Rataan konversi pakan sapi peranakan ongole (PO) selama penelitian Kolom S1 S2 S3 S4 Rataan Sd Baris P1 8,91 5,26 8,64 9,32 8,03 1,87 P2 12,86 12,13 4,76 13,87 10,91 4,16 P3 11,33 9,16 10,24 6,23 9,24 2,19 P4 8,31 7,60 11,28 20,08 11,82 5,73 Rataan 10,35 8,54 8,73 12,37 9,99 3,49 Sd 2,12 2,88 2,86 6,02 3,47

Keterangan : P1 = Perlakuan pertama S1 = Sapi pertama

P2 = Perlakuan kedua S2 = Sapi kedua

P3 = Perlakuan ketiga S3 = Sapi ketiga

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

Konversi pakan selama penelitian dari tabel 12 diperoleh rataan sebesar 9,99 yang berarti bahwa untuk menaikkan 1kg berat badan sapi Peranakan Ongole (PO) membutuhkan pakan sebanyak 9,99 kg dalam bahan kering.,dimana rataan konversi pakan tertinggi terdapat pada Perlakuan P4 (Pelepah 55%) sebesar 11,81 sedangkan yang terendah terdapat pada Perlakuan P1 (Pelepah 40%) sebesar 8,03.

Menurut Anggorodi (1984), konversi pakan adalah indikator teknis yang dapat menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan pakan, semakin rendah angka konversi pakan berarti pakan semakin baik. Konversi pakan yang baik selama penelitian terdapat pada Perlakuan P1 (Pelepah 40%) sebesar 8,03 yang berarti untuk menaikkan 1kg berat badan maka ternak sapi membutuhkan 8,03 kg pakan.

Konversi pakan dari setiap Perlakuan disajikan pada Gambar 3.

Grafik Konversi Pakan

0 2 4 6 8 10 12 14 P1 P2 P3 P4 Pe rla kua n

Ko

nver

si

P

akan

Total

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

Pembahasan

Konsumsi Pakan

Efek pelepah daun kelapa sawit dan limbah industrinya sebagai pakan terhadap konsumsi total pakan dalam bahan kering dapat diketahui dengan melakukan analisa keragaman yang dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Analisa keragaman konsumsi pakan sapi peranakan ongole

SK db JK KT Fhit F tabel F.05 F.01 Baris 3 21.319.400 7.106.467 75,08 ** 4,76 9,78 Kolom 3 3.476.263 1.158.754 12,24 ** 4,76 9,78 Perlakuan 3 298.338 99.446 1,05 tn 4,76 9,78 Galat 6 567.896 94.649 Total 15 25.661.897 Keterangan : KK = 4,70% tn = tidak nyata ** = sangat nyata

Analisa sidik ragam di atas menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F Tabel pada taraf 0,05, sehingga disimpulkan bahwa pemberian pelepah daun kelapa sawit dalam pakan berbasis limbah perkebunan terhadap konsumsi pakan (dalam bahan kering) memberikan pengaruh tidak nyata (P<0,5). Tidak nyatanya pengaruh terhadap konsumsi pakan, hal ini disebabkan bahwa keempat macam pakan yang digunakan tidak berbeda pada konsumsi pakan (dalam bahan kering). Susunan pakan perlakuan tersebut memiliki susunan nutrisi yang relatif sama

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

(seperti kandungan proteinnya pada Perlakuan P1 sebesar 14,64 %, Perlakuan P2: 14,34 %, Perlakuan P3: 14,24 % dan Perlakuan P4 sebesar 14,22 %) dan ternak yang digunakan homogen. Hasil yang tidak nyata mungkin disebabkan oleh faktor dari ternak yaitu bobot tubuh, umur ternak, dan kondisi lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Parakkasi (1995) yang mengatakan bahwa tingkat konsumsi bahan kering dipengaruhi oleh beberapa faktor dari ternak antara lain: bobot badan, umur, kondisi tubuh, stress yang diakibatkan oleh lingkungan, makanan yaitu sifat fisik dan komposisi kimia makanan yang dapat mempengaruhi kecernaan yang selanjutnya mempengaruhi konsumsi.

Analisa keragaman menunjukkan waktu pemeliharaan berpengaruh sangat nyata terhadap konsumsi pakan sapi peranakan ongole (PO). Untuk mengetahui waktu yang lebih baik selama penelitian maka dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 1 % (0,01) yang tertera pada Tabel 15.

Tabel 15. Uji beda nyata terkecil (BNT) waktu pemeliharaan terhadap konsumsi pakan selama penelitian

Baris Rataan (gr/ ekor/ hari) Notasi

B1 5.526 A

B2 5.688 A

B3 6.539 B

B4 8.431 B

BNT0,01 = 806,42

Uji beda nyata terkecil (BNT) menjelaskan bahwa waktu B1 dan B2 tidak berbeda nyata sedangkan waktu B3 dan B4 tidak berbeda nyata, tetapi waktu B1 dan B2 dengan B3 dan B4 sangat berbeda nyata. Waktu B1 dan B2 selama penelitian terganggu akibat pemberian air hujan sebagai air minum ternak sapi sehingga mengakibatkan kerja mikroba rumen terganggu sedangkan pada waktu

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

B3 dan B4 konsumsi pakan sangat baik dan air minum yang digunakan berasal dari air sumur.

Analisa keragaman menunjukkan jenis sapi berpengaruh sangat nyata terhadap konsumsi pakan sapi peranakan ongole (PO). Untuk mengetahui sapi yang lebih baik selama penelitian maka dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 1 % (0,01) yang tertera pada Tabel 16.

Tabel 16. Uji beda nyata terkecil (BNT) jenis sapi terhadap konsumsi pakan selama penelitian

Kolom Rataan (gr/ ekor/ hari) Notasi

S1 5.835 A

S2 6.423 A

S3 6.979 A

S4 6.948 A

BNT0,01 = 806,42

Uji beda nyata terkecil (BNT) menjelaskan bahwa jenis S1, S2, S3 dan S4 tidak berbeda nyata terhadap konsumsi pakan perlakuan. Hal ini dikarenakan setiap sapi memperoleh perlakuan yang sama.

Konsumsi pakan selama penelitian diperoleh rataan konsumsi pakan sebesar 6.546 gr/ ekor/ hari, dengan rataan konsumsi pakan yang tertinggi terdapat pada Perlakuan P2 (Pelepah 45%) sebesar 6.728 gr/ ekor/ hari dan rataan konsumsi pakan terendah terdapat pada Perlakuan P3 (Pelepah 50%) yaitu sebesar 6.389 gr /ekor/ hari. Menurut hasil penelitian Yunika, (2008) pada sapi Peranakan Ongole yang mendapatkan pelepah daun sawit, jerami padi dan jerami jagung fermentasi Phanerochaete chrysosporium diperoleh konsumsi pakan sapi berkisar antara 6.764 – 7.391 gr/ ekor/ hari, sedangkan hasil penelitian Thony, (2007)

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

pada sapi peranakan brahman yang mendapatkan pelepah daun kelapa sawit dalam pakan diperoleh konsumsi pakan berkisar antara 868 – 3.186 gr/ekor/hari.

Pertambahan Berat Badan

Efek pelepah daun kelapa sawit dan limbah industrinya sebagai pakan terhadap pertambahan berat badan dapat diketahui dengan melakukan analisa keragaman yang dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Analisa keragaman pertambahan berat badan sapi peranakan ongole

SK db JK KT Fhit F tabel F.05 F.01 Baris 3 344.320 114.773 5,89 * 4,76 9,78 Kolom 3 204.352 68.117 3,49 tn 4,76 9,78 Perlakuan 3 98.918 32.973 1,69 tn 4,76 9,78 Galat 6 116.943 19.491 Total 15 764.534 Keterangan : KK= 19,478% tn = tidak nyata * = nyata

Analisa keragaman pada Tabel 14 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F Tabel (P<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian pelepah daun kelapa sawit dalam pakan berbasis limbah perkebunan terhadap pertambahan berat badan berpengaruh tidak nyata (P<0,5). Waktu pemeliharaan memberikan pengaruh yang nyata (0,05<P<0,01) terhadap pertambahan berat badan sapi Peranakan Ongole. Hal ini disebabkan oleh periode (waktu) pemberian dari setiap perlakuan adalah sama yaitu 28 hari, sehingga setiap sapi memberikan respon yang hampir sama terhadap masing-masing pakan.

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

Menurut Tomaszewska et al. (1993) mengatakan bahwa laju pertambahan berat badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan, dan genetik, dimana berat tubuh awal fase penggemukan berhubungan dengan berat dewasa. Pertambahan berat badan yang tidak berbeda nyata dapat juga disebabkan karena ternak sapi mengkonsumsi pakan yang jumlahnya tidak berbeda nyata. Menurut Cole (1982) mengatakan bahwa laju pertumbuhan ternak setelah disapih ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain potensi pertumbuhan dari masing-masing individu ternak dan pakan yang tersedia. Hal ini didukung juga oleh Soeparno dan Davies (1987) yang menyatakan bahwa jenis, kandungan gizi, dan konsumsi pakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan.

Analisa keragaman menunjukkan waktu pemeliharaan berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat badan sapi peranakan ongole (PO). Untuk mengetahui waktu pemeliharaan yang lebih baik selama penelitian maka dilakukan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 % (0,05) yang tertera pada Tabel 18.

Tabel 18. Uji beda nyata terkecil (BNT) jenis sapi terhadap pertambahan berat badan sapi peranakan ongole

Baris Rataan (gr/ ekor/ hari) Notasi

B1 948 a

B2 545 a

B3 663 a

B4 711 a

BNT0,05 = 241,57

Uji beda nyata terkecil (BNT) menjelaskan bahwa jenis waktu pemeliharaan B1, B2, B3 dan B4 tidak berbeda nyata terhadap pertambahan berat badan sapi peranakan ongole (PO). Hal ini dikarenakan setiap sapi memberikan

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

respon yang hampir sama terhadap pakan perlakuan dan setiap sapi memperoleh perlakuan yang sama.

Pertambahan berat badan selama penelitian diperoleh rataan pertambahan berat badan sebesar 717 gr/ekor/hari, dengan rataan berat badan tertinggi terdapat pada Perlakuan P1 yaitu sebesar 829 gr/ekor/hari, sedangkan ra terendah terdapat pada Perlakuan P4 yaitu sebesar 607 gr/ekor/hari. Hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian Yunika (2008) pada sapi Peranakan Ongole yang mendapatkan pelepah daun sawit, jerami padi dan jerami jagung fermentasi

Phanerochaete chrysosporium dimana pertambahan beratnya antara 0,35 – 0,45

kg/ekor/hari sedangkan hasil penelitian Thony (2007) pada sapi peranakan brahman yang mendapatkan pelepah daun kelapa sawit dalam pakan diperoleh pertambahan berat badan sapi berkisar antara 35 – 786 gr/ekor/hari. Pemberian pakan yang tersusun dari pelepah kelapa sawit, solid yang diperkaya, dan bungkil inti kelapa sawit dapat meningkatkan pertambahan bobot hidup harian sebesar 0,6 kg/hari merupakan hasil penelitian Mathius et al (2005), sedangkan hasil penelitian yang diperoleh Amzi dan Gunawan (2005) pada sapi bali yang

memanfaatkan pelepah kelapa sawit dan solid untuk pakan sapi dengan komposisi pakan pelepah sawit 55%, rumput lapangan 30% dan lumpur sawit/solid 15%, memperoleh pertambahan bobot hidup harian rata-rata 227 gram per ekor dan jumlah konsumsi pakan sebesar 8,85 kg per ekor. Pertambahan berat badan pada perlakuan S3P2 sebesar 1211 gr/ ekor/ hari adalah pertambahan berat badan yang tertinggi selama penelitian.

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

Konversi pakan adalah banyaknya pakan yang dikonsumsi oleh ternak untuk menaikkan persatuan berat badan. Konversi pakan diperoleh dari perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan bobot badan yang dihasilkan dari pakan yang dikonsumsi tersebut.

Efek pelepah daun kelapa sawit dan limbah industrinya sebagai pakan sterhadap konversi pakan dapat diketahui dengan melakukan analisa keragaman yang dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Analisa keragaman konversi pakan sapi peranakan ongole

SK db JK KT Fhit F tabel F.05 F.01 Baris 3 94,16 31,39 4,34 tn 4,76 9,78 Kolom 3 38,06 12,69 1,76 tn 4,76 9,78 Perlakuan 3 34,31 11,44 1,58 tn 4,76 9,78 Galat 6 43,36 7,23 Total 15 209,88 Keterangan : KK= 26,9% tn = tidak nyata

Analisa keragaman pada Tabel 15 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa F hitung lebih kecil dari F Tabel (P<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian pelepah daun kelapa sawit dalam pakan berbasis limbah perkebunan terhadap konversi pakan berpengaruh tidak nyata (P<0,5). Pertambahan berat badan sapi Peranakan Ongole yang tidak berbeda nyata disebabkan oleh konsumsi pakan yang jumlahnya tidak berbeda nyata, hal ini menghasilkan konversi pakan yang tidak berbeda nyata. Konversi pakan yang tidak berpengaruh nyata juga disebabkan adanya pertambahan berat badan yang

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

baik dan konsumsi pakan yang baik pula. Hal ini juga dikatakan oleh Martawidjaja et al (1999) yang berpedapat bahwa konversi pakan khususnya pada ternak ruminansia dipengaruhi oleh kualitas pakan, besarnya pertambahan berat badan, dan nilai kecernaan. Dengan memberikan kualitas pakan yang baik, ternak kan tumbuh lebih cepat dan lebih baik konversi pakannya. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Neshum et al (1979) yang mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi koversi pakan yaitu lingkungan seperti suhu, penyakit, makanan dan minuman, kemampuan genetik, nilai gizi pakan dan tingkat energi pakan.

Konversi pakan selama penelitian berkisar antara 8,03 – 11,81 sedangkan hasil penelitian Yunika (2008) pada sapi Peranakan Ongole yang mendapatkan pelepah daun sawit, jerami padi dan jerami jagung fermentasi Phanerochaete

chrysosporiumn diperoleh konversi pakan berkisar antara 17 – 25, sedangkan

hasil penelitian Thony (2007) pada sapi peranakan brahman yang mendapatkan pelepah daun kelapa sawit dalam pakan diperoleh konversi pakan berkisar antara 4–25, sedangkan dari hasil penelitian Mathius (2007) pada sapi dengan memanfaatkan produk fermentasi lumpur- bungkil sebagai pakan sapi potong menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan pakan terbaik pada ternak yang mendapat ransum solid 33%, dengan nilai konversi pakan antara 7,04 - 11,36.

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Rekapitulasi hasil penelitian terhadap pertumbuhan sapi Peranakan Ongole adalah sebagai berikut ditampilkan pada Tabel 20.

Tabel 20. Rekapitulasi hasil penelitian

Parameter Perlakuan P1 P2 P3 P4 Konsumsi Pakan 6.442 tn 6.728 tn 6.389 tn 6.625 tn PBB 829 tn 713 tn 717 tn 607 tn Konversi Pakan 8,03 tn 10,91 tn 9,24 tn 11,82 tn Waktu Konsumsi pakan Notasi Pertambahan berat badan Notasi Jenis Sapi Konsumsi Pakan Notasi B1 5.526 A 948 a S1 5.835 A B2 5.688 A 545 a S2 6.423 A B3 6.539 B 663 a S3 6.979 A B4 8.431 B 711 a S4 6.948 A tn = tidak nyata

Berdasarkan hasil rekapitulasi diperoleh bahwa pemanfaatan limbah perkebunan dan limbah industri kelapa sawit dalam pakan pada level 40%, 45%,

Tua Parulian Sianipar : Efek Pelepah Daun Kelapa Sawit Dan Limbah Industrinya Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole Pada Fase Pertumbuhan, 2009.

USU Repository © 2009

50% dan 55% terhadap konsumsi pakan, pertambahan berat badan dan konversi pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata. Pemanfaatan limbah perkebunan dan limbah industri kelapa sawit dalam pakan yang lebih efisien digunakan adalah pada level 40% pelepah daun sawit.

Dokumen terkait