• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Hasil penelitian diperoleh dari konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum yang diperoleh dari DOC – 42 hari.

Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum merupakan kegiatan masuknya sejumlah unsur nutrisi yang ada dalam pakan tersebut. Konsumsi ransum dapat dihitung berdasarkan jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan sisa ransum dan ransum terbuang.

Rataan konsumsi ransum ayam pedaging selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Rataan konsumsi ransum ayam pedaging umur DOC – 42 hari g/ekor/minggu)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 R0 370.83 483.68 340.2 372.7 414.63 1982.04 396.41 R1 383.2 372.83 381.37 409.17 367.83 1914.40 382.88 R2 375.67 333.27 338.33 288.9 409.93 1746.10 349.22 R3 385.1 335.03 291.07 325.83 313.4 1650.43 330.09 Total 7292.97 1458.60 Rataan 364.65

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa rataan konsumsi ransum ayam pedaging tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (ransum tanpa tepung Chromolaena odorata) sebesar 396.41 g/ekor/minggu dan terendah terdapat pada perlakuan R3 ( ransum dengan pemberian tepung Chromolaena odorata 15%) sebesar 330.09 g/ekor/minggu.

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan dihitung dengan menimbang bobot badan setiap minggu dikurangi dengan bobot badan minggu sebelumnya.

Rataan pertambahan bobot badan ayam pedaging selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Rataan pertambahan bobot badan ayam pedaging umur DOC – 42 hari (g/ekor/minggu)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 R0 183.33 198.67 165.33 201.63 192.73 941.69 188.34 R1 173.93 171.17 169.77 187.6 175.33 877.80 175.56 R2 162.53 164.8 154 145.17 171.8 798.30 159.66 R3 145.8 138.13 116.83 115.17 133.13 649.06 129.81 Total 3266.85 653.37 Rataan 163.34

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan pertambahan bobot badan ayam pedaging yang tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (ransum tanpa tepung

Chromolaena odorata) sebesar 188.34 g/ekor/minggu dan terendah terdapat pada

perlakuan R3 ( ransum dengan pemberian tepung Chromolaena odorata 15%) sebesar 129.81 g/ekor/minggu.

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009 Konversi Ransum

Konversi ransum dihitung berdasarkan jumlah ransum yang dikonsumsi ayam dibagi dengan pertambahan bobot badan selama satu minggu.

Rataan konversi ransum ayam pedaging selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Rataan konversi ransum ayam pedaging umur DOC – 42 hari.

Perlakuan Ulangan Total Rataan

1 2 3 4 5 R0 1.97 2.29 2.01 1.82 2.13 10.22 2.04 R1 2.18 2.17 2.21 2.15 2.03 10.74 2.15 R2 2.44 2.08 2.33 2.08 2.45 11.38 2.28 R3 2.78 2.72 2.55 2.73 2.53 13.31 2.66 Total 45.65 9.13 Rataan 2.28

Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan konversi ransum ayam pedaging

tertinggi terdapat pada R3 (ransum dengan pemberian tepung

Chromolaena odorata 15%) sebesar 2.66 g/ekor/minggu dan terendah terdapat

pada perlakuan R0 (ransum tanpa tepung Chromolaena odorata) sebesar 2.04 g/ekor/minggu.

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Pembahasan

Pembahasan dilakukan dengan analisis keragaman dan uji statistik terhadap hasil penelitian yang diperoleh.

Konsumsi Ransum

Untuk mengetahui pengaruh semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum terhadap konsumsi ransum, maka dilakukan analisis keragaman yang dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Analisis keragaman konsumsi ransum ayam pedaging umur DOC – 42 hari.

SK Db JK KT Fhitung F0.05 F0.01

Perlakuan 3 13868.29226 4622.764085 2.78tn 3.24 5.29 Galat 16 26611.7088 1663.2318

Total 19 40480.00106 Keterangan : tn = tidak nyata

KK = 2.80%

Dari hasil analisis keragaman pada Tabel 8 menunjukkan bahwa Fhitung lebih kecil dari Ftabel ini menunjukkan bahwa pengaruh semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum terhadap konsumsi ransum memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0.05).

Hal ini disebabkan karena setelah penambahan semak bunga putih dalam ransum menyebabkan konsumsi ayam terhadap ransum menurun. Pada Tabel 5 dapat dilihat perlakuan R0 (ransum tanpa tepung Chromolaena odorata) rataan konsumsinya 396.408 g/ekor/minggu sedangkan perlakuan R1 (ransum dengan

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

pemberian tepung Chromolaena odorata 5%) rataan konsumsinya 382.88 g/ekor/minggu.

Secara biologis menurun, tetapi statistik mengatakan non signifikan, ini menunjukkan bahwa ditinjau dari konsumsi ransum palatabilitas Chromolaena

odorata baik dan sama dengan bahan lainnya.

Ini menunjukkan bahwa palatabilitas ransum sampai perlakuan 15% baik sehingga ayam mengkonsumsi ransum dalam jumlah sama. Hal ini sesuai dengan pendapat Anggorodi (1979) bahwa dalam mengkonsumsi ternak dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : umur, palatibilitas ransum, aktivitas ternak, energi ransum dan tingkat protein. Juga ditentukan oleh kualitas dan kuantitas dari ransum yang diberikan serta penggolongannya. Ransum yang diberikan pada ternak harus disesuaikan dengan umur dan berdasarkan kebutuhan, hal ini bertujuan selain untuk mengefisiensikan jumlah ransum pada ternak juga untuk mengetahui sejauh mana pertambahan berat badan yang dicapai.

Wahyu (1998) menambahkan bagi ayam pedaging jumlah konsumsi yang banyak bukanlah merupakan jaminan untuk mencapai pertumbuhan puncak. Kualitas dari bahan pakan dan keserasian komposisi gizi sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan merupakan dua hal mutlak yang menentukan tercapainya performans puncak.

Pertambahan Bobot Badan

Untuk mengetahui pengaruh semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum terhadap pertambahan bobot badan, maka dilakukan analisis keragaman yang dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 9. Analisis keragaman pertambahan bobot badan ayam pedaging umur DOC – 42 hari.

SK Db JK KT Fhitung F0.05 F0.01

Perlakuan 3 9559.487815 3186.495938 23.17** 3.24 5.29 Galat 16 2200.39956 137.5249725

Total 19 11759.88737 Keterangan : ** = sangat nyata

KK = 1.80%

Hasil analisis keragaman pada Tabel 9 menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel ini menunjukkan bahwa pengaruh semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum terhadap pertambahan bobot badan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01).

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa pertambahan bobot badan tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (ransum tanpa tepung Chromolaena odorata). Hal ini disebabkan tingkat konsumsi ransum pada R0 juga tinggi, jadi tingkat konsumsi ransum berbanding lurus dengan pertambahan bobot badan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartadisastra (1994), menyatakan bahwa berat badan ayam akan ditentukan jumlah konsumsi pakannya. Semakin besar bobot badan ayam, semakin banyak jumlah konsumsi pakannya.

Pertambahan bobot badan ayam dari ransum tanpa tepung

Chromolaena odorata dengan ransum pemberian tepung Chromolaena odorata

terdapat perbedaan pertumbuhan, sehingga kemampuan ternak dalam mengubah zat-zat nutrisi dalam ransum berbeda. Hal ini dapat dilihat dari pertambahan bobot badannya.

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Anggorodi (1979) menyatakan bahwa kemampuan ternak mengubah zat-zat nutrisi ditunjukkan dengan pertambahan bobot badan. Pertambahan bobot

badan merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan.

Kecepatan pertumbuhan ayam ditentukan oleh keseimbangan zat nutrisi dalam ransum, jenis kelamin, energi metabolisme, kandungan protein dalam

ransum dan kondisi lingkungan. Hal sesuai dengan pernyataan Maynard et al. (1984), disitasi Maharani (2002) menyatakan kecepatan

pertumbuhan tergantung dari spesies, jenis kelamin, umur dan keseimbangan zat-zat nutrisi dalam ransum. Wahyu (1992) mengemukakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan adalah bangsa, tipe ayam, jenis kelamin, energi metabolisme, kandungan protein dan suhu lingkungan.

Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan pengaruh semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum terhadap pertambahan bobot badan, maka dilakukan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada Tabel 10 dibawah ini :

Tabel 10. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) Pertambahan Bobot Badan ayam pedaging umur DOC – 42 hari.

Perlakuan Rataan F0.01

R0 188.34 C

R1 175.56 B

R2 159.66 B

R3 129.81 A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perlakuan yang berbeda sangat nyata pada taraf 1%

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa perlakuan R0 berbeda nyata dengan perlakuan R1, R2 dan R3 sedangkan perlakuan R1 tidak berbeda nyata terhadap R2 namun R3 berbeda nyata terhadap R0, R1 dan R2. Ini menunjukkan bahwa

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

penambahan tepung Chromolaena odorata sampai 10% dalam ransum memberikan pertambahan bobot badan yang sama.

Konversi Ransum

Untuk mengetahui pengaruh semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum terhadap konversi ransum, maka dilakukan analisis keragaman yang dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.

Tabel 11. Analisis keragaman konversi ransum ayam pedaging umur DOC – 42 hari.

SK Db JK KT Fhitung F0.05 F0.01

Perlakuan 3 1.095175 0.365058 17.55** 3.24 5.29

Galat 16 0.3328 0.0208

Total 19 1.427975

Keterangan : ** = sangat nyata KK = 1.58%

Hasil analisis keragaman pada Tabel 11 menunjukkan bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum terhadap konversi ransum memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01).

Hal menunjukkan bahwa pengaruh semak bunga putih dalam ransum menurunkan efisiensi ransum karena semak bunga putih mempunyai bau yang sangat menyengat dan rasa pahit. Hal ini sesuai dengan pernyatan Rasyaf (1995), mengatakan bahwa konversi ransum adalah ransum yang habis di konsumsi ayam dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan pertumbuhan bobot badan (pada waktu tertentu) semakin baik mutu ransum semakin kecil konversinya.

Menurut Tillman et al. (1991), semakin banyak ransum yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu satuan produksi maka semakin buruklah konversi

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

ransum. Baik buruknya konversi ransum ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya mutu ransum, temperatur, lingkungan dan tujuan pemeliharaan serta genetik.

Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan pengaruh semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum terhadap konversi ransum, maka dilakukan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada Tabel 12 dibawah ini :

Tabel 12. Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) konversi ransum ayam pedaging umur DOC - 42 hari. Perlakuan Rataan F0.01 R0 2.04 A R1 2.15 A R2 2.28 A R3 2.66 B

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perlakuan yang berbeda sangat nyata pada taraf 1%

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa perlakuan R0, R1 dan R2 tidak berbeda namun berbeda nyata dengan R3, ini menunjukkan bahwa penggunaan

Chromolaena odorata masih efisien sampai penambahan 10% terhadap konversi

ransum.

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Hasil dari keseluruhan penelitian yang dilakukan terhadap ayam pedaging umur DOC – 42 hari dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.

Tabel 13. Rekapitulasi pengaruh semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum terhadap performans ayam pedaging umur DOC – 42 hari.

Perlakuan Konsumsi ransum (g/ekor/minggu)

PBB

(g/ekor/minggu) Konversi Ransum

R0 396.41 tn 188.34 C 2.04 A

R1 382.88 tn 175.56 B 2.15 A

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

R3 330.09 tn 129.81 A 2.66 B

Keterangan : tn = tidak nyata

Notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya perlakuan yang berbeda sangat nyata pada taraf 1%

Tabel rekapitulasi diatas memperlihatkan bahwa pengaruh semak bunga putih (Chromolaena odorata) dalam ransum ayam pedaging memberikan hasil tidak nyata terhadap konsumsi ransum, tetapi menurunkan pertambahan bobot badan mulai dari perlakuan R1 (ransum dengan pemberian tepung Chromolaena

odorata 5%), R2 (ransum dengan pemberian tepung Chromolaena odorata 10%)

sampai R3 (ransum dengan pemberian tepung Chromolaena odorata 15%) dan konversi ransum tidak berbeda nyata hingga perlakuan R2.

Jefri Ginting : Pengaruh Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Pedaging Umur DOC - 42 Hari, 2009.

USU Repository © 2009

Dokumen terkait