• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Hasil penelitian menunjukan perlakuan komposisimedia tanam buah naga berpengaruh nyata terhadap persentase tumbuh, waktu muncul tunas, panjang tunas 60, 75, 90 HST, panjang akar, volume akar, bobot basah akar dan bobot kering akar. Perlakuan panjang setek berpengaruh nyata terhadap persentase tumbuh, panjang tunas 60, 75, 90 HST, panjang akar, volume akar, bobot basah akar dan bobot kering akar . Interaksi antara komposisimedia tanam dengan panjang setek berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas 60, 75 dan 90 HST dan bobot kering akar.

Persentase Setek Hidup

Data pengamatan persentase setek hiduptanaman buah naga dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 6 –7.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media tanam dan panjang setek berpengaruhnyata terhadap persentase setek hidup, sedangkaninteraksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap persentase setek hidup tanaman buah naga.

Persentase setek hidup buah naga pada berbagai komposisimedia tanam dan panjang setekdapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase setek hidup (%) bibit setek tanaman buah naga pada berbagai jenis media tanam dan panjang setek

Komposisi Media Tanam Panjang Setek (cm) Rataan

K1 (20) K2 (25) K3 (30)

………..……..%.………

Top soil : Pasir (1:1) 94,45 55,56 72,23 74,08b

Top soil: Pasir : Pukan Sapi (1:1:1) 83,34 66,67 83,34 77,78b

Top soil : Pasir : Pukan Ayam (1:1:1) 94,45 64,65 83,34 90,74a

Top soil : Pasir : Pupuk Sampah Kota (1:1:1) 100,00 88,89 100,00 96,30a

Rataan 93,06a 68,94b 84,73a

Keterangan :Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap baris atau kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Rataan Duncan pada taraf α=5%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada perlakuan komposisi media tanam, persentase setek hidup tanaman buah naga tertinggi terdapat pada media top soil : pasir : pupuk sampah kota (1:1:1) yaitu 96,30% yang berbeda nyata pada perlakuan top soil : pasir yaitu (1:1)74,08% dan top soil : pasir : pupuk kandang sapi (1:1:1) 77,78%. Persentase setek hidup tanaman buah nagaterpanjang pada perlakuan panjang setek terdapat padapanjang setek 20 cm yakni 93,06% yang berbeda nyata dengan panjang setek 25 cmtetapi berbeda tidak nyata dengan panjang setek 30 cm.

Hubungan persentase bibit setek tanaman buah naga dengan panjang setek dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan persentase tumbuh bibit setek buah naga dengan panjang setek. Gambar 2 menunjukkan hubungan persentase setek hidup tanaman buah naga dengan panjang setek berbentuk kuadratik negatif dimana persentase setek hidup terendah 68,63%terdapat pada panjang setek 25,53 cm.

ŷ = 0,798x2 - 40,74x + 588,6 R² = 1 y min = 68,63 ; x opt= 25,53 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 20 25 30 P erse ntase S etek H idup (% ) Panjang Setek (cm)

Umur Muncul Tunas (hari)

Data pengamatan umur muncul tunas setek tanaman buah naga dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran8 –9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap umur muncul tunas tanaman buah naga.

Umur muncul tunas tanaman buah naga pada berbagai komposisimedia tanam dan panjang setekdapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Umur muncul tunas (hari) tanaman buah naga pada berbagai komposisimedia tanam dan panjang setek.

Komposisi Media Tanam Panjang Setek (cm) Rataan

K1(20) K2(25) K3 (30)

..………hari……….

Top soil : Pasir (1:1) 50,58 53,58 56,33 53,50a

Top soil : Pasir : Pukan Sapi (1:1:1) 32,83 34,08 26,75 31,22b

Top soil : Pasir : Pukan Ayam (1:1:1) 25,75 33,25 32,25 30,42b

Top soil : Pasir : Pupuk Sampah Kota (1:1:1) 53,92 51,92 40,25 48,69a

Rataan 40,77 43,21 38,90

Keterangan :Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Rataan Duncan pada taraf α=5%.

Tabel 2 menunjukkan bahwa pada perlakuan komposisimedia tanam, umur muncul tunas tanaman buah nagayang lebih cepat diperoleh pada komposisimedia tanam top soil : pasir : pupuk kandang ayam (1:1:1)dan top soil : pasir : pupuk kandang sapi (1:1:1)yang berbeda nyata dengan top soil : pasir (1:1) dan top soil : pasir : pupuk sampah kota (1:1:1).

Pada perlakuan panjang setek, umur muncul tunas tercepat cenderung diperoleh pada perlakuan panjang setek 30 cm yakni 38,90 harisedangkan umur muncul tunas terlama pada panjang setek 25 cm yakni 43,21 hari.

Panjang Tunas 60, 75 dan 90 HST (cm)

Data pengamatan panjang tunas 60, 75 dan 90 HST tanaman buah naga beserta sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 10 – 15.Hasil penelitianmenunjukkan bahwa perlakuan komposisimedia tanam dan panjang setek berpengaruh nyata terhadap panjang tunas 60, 75 dan 90 HST, sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap panjang tunas tanaman buah naga pada 60, 75 dan 90 HST.

Panjang tunas setek tanaman buah naga pada berbagai komposisimedia tanam dan panjang setek dapat dilihat di Tabel 3.

Tabel 3. Panjang tunas (cm) tanaman buah naga pada berbagai komposisimedia tanam dan panjang setek.

HST Media Tanam Panjang Setek (cm) Rataan

K1(20) K2(25) K3 (30)

..……….cm.………

60

Top soil : Pasir (1:1) 7,14 0,11 4,21 3,82b

Top soil : Pasir : Pukan Sapi (1:1:1) 20,77 16,01 27,08 21,29a

Top soil : Pasir : Pukan Ayam (1:1:1) 22,69 17,43 21,75 20,62a

Top soil : Pasir : Sampah Kota (1:1:1) 4,62 5,95 14,56 8,38b

Rataan 13,80a 9,87b 16,90a

75

Top soil : Pasir (1:1) 12,98 4,00 14,03 10,34c

Top soil : Pasir : Pukan Sapi (1:1:1) 32,77 23,94 43,29 33,33a

Top soil : Pasir : Pukan Ayam (1:1:1) 38,03 28,98 31,69 32,90a

Top soil : Pasir : Sampah Kota (1:1:1) 14,77 13,39 27,45 18,54b

Rataan 24,64a 17,58b 29,11a

90

Top soil : Pasir (1:1) 21,69 11,36 19,62 17,56c

Top soil : Pasir : Pukan Sapi (1:1:1) 42,18 31,64 53,59 42,47a

Top soil : Pasir : Pukan Ayam (1:1:1) 48,56 43,20 46,60 46,12a

Top soil : Pasir : Sampah kota (1:1:1) 23,18 22,50 34,11 26,59b

Rataan 33,90a 27,18b 38,48a

Keterangan :Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom atau baris yang sama pada waktu pengamatan yang samamenunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Rataan Duncanpada taraf α=5%.

Tabel 3 menunjukkan bahwa komposisi media tanam top soil : pasir : pupuk kandang sapi (1:1:1) dan top soil : pasir : pupuk kandang ayam (1:1:1) menghasilkan tunas terpanjang pada 60, 75 dan 90 HST yang berbeda nyata dengantop soil : pasir (1:1) dan top soil : pasir : pupuk sampah kota (1:1:1). Pada perlakuan panjang setek, panjang tunas terpanjang diperoleh pada perlakuan panjang setek 30 cm dan panjang setek 20 cm yang berbeda nyata pada dengan panjang setek 25 cm.

Hubungan panjang tunas tanaman buah naga 90 HST dengan berbagai komposisi media tanam dapat dilhat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan panjang tunas bibit setek tanaman buah naga 90 HST dengan berbagai komposisi media tanam

Gambar 2 menunjukkan hubungan panjang tunas tanaman buah naga dengan media tanam, dimana panjang tunasterpanjangterdapat pada komposisi media tanam top soil : pasir : pupuk kandang ayam (1:1:1) yakni 46,12 cm kemudian diikuti

17.56c 42.47a 46.12a 26.59b 0 10 20 30 40 50 60

Top : Soil : Pasir (1:1) (A1)

Top soil : Pasir : Pukan Sapi (1:1:1)

(A2)

Top soil : Pasir : Pukan ayam (1:1:1)

(A3)

Top soil : Pasir : Sampah Kota (1:1:1) (A4) P anjang T una s (c m) Media Tanam

dengan perlakuan top soil : pasir : pupuk kandang sapi (1:1:1) dan top soil : pasir : pupuk sampah kota (1:1:1)sedangkan terpendek pada perlakuan top soil : pasir (1:1).

Hubungan panjang tunas tanaman buah naga 90 HST dengan berbagai panjang setek dapat dilhat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan panjang tunas bibit setek tanaman buah naga 90 HST dengan berbagai panjang setek

Gambar 3 menunjukkan hubungan panjang tunas tanaman buah naga dengan panjang setek berbentuk kuadratik negatif dimana panjang tunas terpendek26,77 cm pada perlakuan panjang setek 24,39 cm.

Jumlah Tunas 60, 75 dan 90 HST

Data pengamatan jumlah tanaman buah naga dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran16– 21.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media tanam, panjang setek dan interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas tanaman buah naga pada 60, 75 dan 90 HST.

ŷ = 0,360x2 - 17,56x + 240,9 R² = 1 y min= 26,77: x opt=24,39 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 20 25 30 P anjang T una s (c m) Panjang Setek (cm)

Jumlah tunas tanaman buah naga pada berbagaikomposisimedia tanam dan panjang setek pada umur 60, 75 dan 90 HST dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah tunas (tunas) tanaman buah naga pada komposisimedia tanam dan panjang setek pada umur 60, 75 dan 90 HST

HST Media Tanam Panjang Setek (cm) Rataan

K1(20) K2(25) K3(30)

.………...tunas.………

60

Top soil : Pasir (1:1) 0,83f 0,33f 0,67f 0,61c

Top soil : Pasir : Pukan Sapi (1:1:1) 2,50d 2,75d 2,83cd 2,69b

Top soil : Pasir : Pukan Ayam (1:1:1) 3,92bc 4,92b 6,17a 5,00a

Top soil : Pasir : Sampah Kota (1:1:1) 0,83f 1,00ef 2,08de 1,31c

Rataan 2,02b 2,25b 2,94a

75

Top soil : Pasir (1:1) 1,33fg 0,92g 1,08fg 1,11c

Top soil : Pasir : Pukan Sapi (1:1:1) 2,58de 3,00cd 2,92cd 2,83b

Top soil : Pasir : Pukan Ayam (1:1:1) 3,92bc 4,83b 6,17a 4,97a

Top soil : Pasir : Sampah Kota (1:1:1) 1,17fg 1,58efg 2,08def 1,61c

Rataan 2,25b 2,58a 3,06a

90

Top soil : Pasir (1:1) 1,33d 1,08d 1,17d 1,19c

Top soil : Pasir : Pukan Sapi (1:1:1) 3,00bc 2,92bc 3,25bc 3,06b

Top soil : Pasir : Pukan Ayam (1:1:1) 3,92b 5,33a 6,33a 5,19a

Top soil : Pasir : Sampah Kota (1:1:1) 1,25d 1,67d 2,17cd 1,69c

Rataan 2,38b 2,75a 3,23a

Keterangan :Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap kolom dan baris yang sama pada waktu pengamatan yang samamenunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Rataan Duncanpada taraf α=5%.

Tabel 4 menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan komposisi media tanam top soil : pasir : pupuk kandang ayam (1:1:1) dengan panjang setek 30 cm menghasilkan jumlah tunas terbanyak pada 60, 75 dan 90 HST yang berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan komposisi media tanam top soil : pasir dan panjang setek 20 cm.

Panjang Akar

Data pengamatan panjang akar tanaman buah naga dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 22 –23.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan komposisimedia tanam dan panjang setek berpengaruh nyata terhadap panjang akar, sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap panjang akar tanaman buah naga.

Panjang akar tanaman buah naga pada berbagai komposisimedia tanam dan panjang setekdapat dilihat pada Tabel5.

Tabel 5. Panjang akar (cm) tanaman buah naga pada berbagai komposisimedia tanam dan panjang setek.

Media Tanam Panjang Setek (cm)

K1 (20) K2(25) K3(30) Rataan

.……….cm………….

Top soil : Pasir (1:1) 22,80 30,70 34,43 29,31a

Top soil : Pasir : Pukan Sapi (1:1:1) 21,72 18,50 20,75 20,32b

Top soil : Pasir : Pukan Ayam (1:1:1) 15,62 15,80 18,72 16,71b

Top soil : Pasir : Pupuk Sampah Kota (1:1:1) 23,22 27,28 34,23 28,24a

Rataan 20,84b 23,07ab 27,03a

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap baris atau kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Rataan Duncan pada tarafα=5%. Tabel 5 menunjukkantanaman buah naga pada perlakuan berbagai komposisi media tanamdiperoleh akar terpanjang pada perlakuan top soil : pasirdan top soil : pasir : pupuk sampah kotayang berbeda nyata pada perlakuan top soil : pasir: pupuk kandang sapi (1:1:1) dan top soil : pasir: pupuk kandang ayam (1:1:1). Pada perlakuan panjang setek, panjang akar terpanjang diperoleh padaperlakuan panjang setek 30 cm yaitu 27,03 cm yang berbeda nyata dengan panjang setek 20 cm dan berbeda tidak nyata dengan panjang setek 25 cm.

Hubungan panjang akar tanaman buah naga dengan berbagai panjang setek dapat dilhat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan panjang akar bibit setek tanaman buah naga dengan berbagai panjang setek

Gambar 4 menunjukkan hubungan panjang akar tanaman buah naga dengan panjang setek berbentuk linier positif dimana panjang akar tanaman buah naga terus meningkat dengan peningkatan panjang setek hingga panjang setek 30 cm.

Volume akar

Data pengamatan volume akar tanaman buah naga dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 24 –25.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis media tanam dan panjang setek berpengaruh nyata terhadap volume akar, sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap volumeakar tanaman buah naga. ŷ = 0,619x + 8,171 r = 0,986 15 17,5 20 22,5 25 27,5 30 20 25 30 P anjang Aka r (c m) Panjang Setek (cm)

Volume akar tanaman buah naga pada berbagaikomposisimedia tanam dan panjang setek dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Volume akar (ml) tanaman buah naga pada berbagaikomposisimedia tanam dan panjang setek

Media Tanam Panjang Setek Rataan

K1(20) K2(25) K3(30)

.……….ml.…………...

Top soil : Pasir (1:1) 7,17 7,33 15,33 9,94a

Top soil : Pasir : Pukan Sapi (1:1:1) 6,50 5,67 8,17 6,78b

Top soil : Pasir : Pukan Ayam (1:1:1) 3,00 4,17 4,17 3,78c

Top soil : Pasir : Pupuk Sampah Kota (1:1:1) 4,83 6,00 7,67 6,17bc

Rataan 5,38b 5,79b 8,83a

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap baris atau kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Rataan Duncan pada tarafα=5%. Tabel 6 menunjukkan bahwa volume akar tanaman buah naga terbesar terdapatpada perlakuan top soil : pasir (1:1) yaitu 9,94 ml yangberbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan panjang setek volume akar terbesar diperoleh pada perlakuan panjang setek 30 cm (K3)yaitu 8,83 ml yang berbeda nyata dengan perlakuan lain.

Hubungan volumeakar tanaman buah naga dengan berbagai komposisi media tanam dapat dilhat pada Gambar 5.

9.94a 6.78b 3.78c 6.17bc 0 2 4 6 8 10 12

Top : Soil : Pasir (1:1) (A1)

Top soil : Pasir : Sapi (1:1:1) (A2)

Top soil : Pasir : Kandang ayam

(1:1:1) (A3)

Top soil : Pasir : Sampah (1:1:1) (A4) V olum e Aka r (ml) Media Tanam

Gambar 5menunjukkan hubungan volume akar tanaman buah naga dengan komposisimedia tanam dimana volume akar terbesar pada media tanam top soil : pasir (1:1) yaitu 9,94 ml kemudian diikuti dengan perlakuan top soil : pasir : pupuk kandang sapi (1:1:1) dan top soil : pasir : pupuk sampah kota (1:1:1) dan yang terkecil pada perlakuan top soil : pasir : pupuk kandang ayam (1:1:1).

Hubungan volumeakartanaman buah naga dengan berbagai panjang setek dapat dilhat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik hubungan volumeakartanaman buah naga dengan berbagai panjang setek.

Gambar 6 menunjukkan hubungan volume akar tanaman buah naga dengan panjang setek berbentuk linier positif yaituvolume akar tanaman buah naga meningkatseiring dengan peningkatan panjang setek hingga panjang setek 30 cm.

ŷ = 0,345x - 1,958 r = 0,915 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 20 25 30 V olum e Aka r (ml) Panjang Setek (cm)

Bobot Basah Akar (g)

Data pengamatanbobot basah akar tanaman buah naga dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 26 –27.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan komposisimedia tanam dan panjang setek berpengaruh nyata terhadap bobot basah akar, sedangkan interaksi antara keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basahakar tanaman buah naga.

Bobot basah akar tanaman buah naga pada berbagai komposisimedia tanam dan panjang setek dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Bobot basah akar tanaman buah naga pada berbagai komposisimedia tanam dan panjang setek.

Media Tanam Panjang Setek (cm) Rataan

K1 (20) K2(25) K3(30)

.…………....g.………….....

Top soil : Pasir (1:1) 2,20 4,12 6,81 4,38a

Top soil : Pasir : Pukan Sapi (1:1:1) 1,76 2,16 3,92 2,61b

Top soil : Pasir : Pukan Ayam (1:1:1) 0,89 2,34 2,21 1,81b

Top soil : Pasir : Pupuk Sampah Kota (1:1:1) 1,89 2,84 4,05 2,92b

Rataan 1,68c 2,86b 4,25a

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada setiap baris atau kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Rataan Duncan pada tarafα=5%. Tabel 7 menunjukkan bahwa pada perlakuan komposisi media tanam, bobot basah akar tanaman buah naga terberat terdapat padamedia tanam top soil : pasir (1:1) yaitu 4,38 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Bobot basah akar terberat terdapat pada perlakuan panjang setek terdapat pada panjang setek 30 cm yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Hubungan bobot basahakar tanaman buah naga dengan berbagai komposisi media tanam dapat dilhat pada Gambar 7.

Gambar 7. Hubungan bobot basahakar bibit setek buah naga dengan berbagai media tanam.

Gambar 7menunjukkan hubungan bobot basah akar tanaman buah naga dengan media tanam dimana bobot basah akar terberat pada media tanam top soil : pasir (1:1:1) yaitu 4,38 g kemudian diikuti dengan perlakuan top soil : pasir : pupuk sampah kota (1:1:1) dan top soil : pasir : pupuk kandang sapi (1:1:1) dan yang terkecil pada perlakuan top soil : pasir : pupuk kandang ayam (1:1:1).

4.38a 2.61b 1.81b 2.92b 0 1 2 3 4 5 6

Top : Soil : Pasir (1:1) (A1)

Top soil : Pasir : Pukan Sapi (1:1:1)

(A2)

Top soil : Pasir : Pukan ayam (1:1:1)

(A3)

Top soil : Pasir : Sampah Kota (1:1:1) (A4) B obot B asa h Aka r (g ) Media Tanam

Hubungan bobot basahakartanaman buah naga dengan berbagai panjang setek dapat dilhat pada Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan bobot basahakar bibit setek tanaman buah naga dengan berbagai panjang setek.

Gambar 8 menunjukkan hubungan bobot basah akar tanaman buah naga dengan panjang setek berbentuk linier positif dimana bobot basah akar tanaman buah naga terus meningkat dengan peningkatan panjang setek hingga panjang setek 30 cm. Bobot Kering Akar (g)

Data pengamatanbobot kering tanaman buah naga dan sidik ragamnya dapat dilihat pada Lampiran 28 –29.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis media tanam, panjang setek dan interaksi antara keduanya berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar tanaman buah naga.

Bobot kering akar tanaman buah naga pada berbagai komposisimedia tanam dan panjang setek dapat dilihat pada Tabel 8.

ŷ = 0,256x - 3,473 r = 0,998 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 20 25 30 B obot B asa h Aka r (g ) Panjang Setek

Tabel 8. Bobot kering akar (g) tanaman buah naga pada berbagai komposisimedia tanam dan panjang setek.

Media Tanam Panjang Setek (cm) Rataan

K1 (20) K2(25) K3 (30)

..…………..(g)………….....

Top soil : Pasir (1:1) 0,71bcd 1,17bc 2,42a 1,43a

Top soil : Pasir : Pukan Sapi (1:1:1) 0,56cd 0,88bcd 1,24b 0,89b

Top soil : Pasir : Pukan Ayam (1:1:1) 0,44d 0,64bcd 0,80bcd 0,63b

Top soil : Pasir : Pupuk Sampah Kota (1:1:1) 0,66bcd 0,94bcd 1,20b 0,93b

Rataan 0,59b 0,91b 1,41a

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada setiap baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Beda Rataan Duncan pada tarafα=5%. Tabel 7 menunjukkan bobot kering akar buah naga terberat pada perlakuan panjang setek 20 cm diperoleh pada komposisi media tanam top soil : pasir (1:1) (0,71 g) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan panjang setek 25 cmbobot kering akar terberat pada komposisi media tanam top soil : pasir (1:1) (1,17 g) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan lain. Pada perlakuan panjang setek 30 cmbobot kering akar tanaman buah naga terberat diperoleh pada komposisi media tanam top soil : pasir (1:1)(2,42 g) yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Pembahasan

Pertumbuhan Bibit Buah Naga MerahTerhadap Berbagai Komposisi Media Tanam

Persentase tumbuh tanaman buah naga terbaik (96,30 %) terdapat pada perlakuan top soil : pasir : pupuk kompos sampah kota (1:1:1)dan top soil : pasir : pupuk kandang ayam hal ini dikarenakan pada pupuk kompos sampah kota mengandung unsur hara K yang tinggi dimana salah satu fungsi unsur haraK yaitu membantu perkembangan akar sedangkan pada pupuk kandang banyak mengandung

unsurhara N dimana salah satu fungsi unsur hara N yaitu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pupuk sampah kota dan pupuk kandang ayam juga dapat memperbaikin keseburan tanah dari segi fisik, kimia dan biologi. Hal ini sesuai dengan penelitian Lestari, et al. (2010) yang menyatakan bahwa kompos sampah kota mempunyai peranan yang besar dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang selanjutnya akan memperbaiki kesuburan tanah. Tahan yang subur ditambahkan dengan sedikit pupuk anorganik akan memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan hasil didukung oleh pernyataan Hakim, et al. (1986) yang menyatakan bahwa pupuk kandang kotoran ayam mengandung unsur hara makro (N,P,K) yang cukup tinggi sehingga mampu meningkatkan kesuburan dengan memperbaiki sifat fisik, kimia danbiologi tanah serta pertumbuhan perakaran tanaman akan menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan absorbsi unsur hara oleh akar.

Perlakuan komposisi media tanam top soil : pasir : pupuk kandang ayam (1:1:1) dan top soil : pasir : pupuk kandang sapi (1:1:1) menghasilkan umur muncul tunas tercepat dan panjang tunas terpanjang.Hal ini menunjukkan bahwa media tanam yang ditambahkan dengan pupuk organik baik pupuk kandang sapi atau pupuk kandang ayam akan memberikan pengaruh pada tanaman. Tanah akan menjadi lebih subur dengan adanya penambahan ketersediaan unsur hara dan tanaman buah naga juga akan mampu tumbuh lebih baik dengan ketersediaan unsur hara yang cukup.Oleh karena itu, bibit setek buah naga mengasilkan umur muncul tunas lebih cepat dan menghasilkan panjang tunas terpanjang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahayu (2014) bahwa tanaman buah naga menyukai kondisi tanah yang gembur,

berporus, banyak mengandung bahan organik, banyak mengandung unsur hara, dan pH tanah 6,5-7. Selain itu juga didukung dengan pernyataan Andayani dan La sarido (2013) bahwa pupuk kandang tidak hanya mengandung unsur makro seperti nitrogen (N), fosfat (P) dan kalium (K), namun pupuk kandang juga mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan mangan (Mn) yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara keseimbangan hara dalam tanah, karena pupuk kandang berpengaruh untuk jangka waktu yang lama dan merupakan gudang makanan bagi tanaman.

Panjang akar terpanjang, volume akar terbesar dan bobot basah akar terberat diperoleh pada media tanam top soil : pasir (1:1).Komposisi media tanam top soil : pasir (1:1) tidak mampu menahan air karena tidak ada bahan organik sebagai penahan air yang masuk ke dalam tanah. Hal ini sesuai dengan data curah hujan pada bulan Juni – September 2015 waktu penelitian berlangsung terjadi peningkatan curah hujan (Lampiran 3).Hal ini sesuai dengan pernyataan Zulkarnaen, et al. (2013) yang menyatakan bahwa penambahan bahan organik ketanah dapat memperbaiki kualitas fisika tanah, meningkatkan ketersedian hara dalam tanah, meningkatkan kemampuan tanah menahan air tersedia dan mampu memperbaiki pertumbuhan tanaman.

Pertumbuhan Berbagai Panjang Setek Bibit Buah Naga Merah

Persentase tumbuh bibit setek buah naga terbesar pada perlakuan panjang setek 20 cm dan panjang setek 30 cm hal ini disebabkan karena cadangan zat makanan yang terdapat didalam organ setek telah mencukupi kebutuhan zat makanan yang dibutuhkan setek untuk pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Wilkins (1989) yang menyatakan bahwa tersedianya zat – zat makanan di dalam

organ yang dipisah menentukan kapasitas untuk pertumbuhan tunas regeneratif dari organ tersebut kemudian diperjelas oleh Sutedjo (1991) bahwa apa yang terdapat dalam tubuh tanaman sangat berhubungan dengan pertumbuhannya. Cadangan zat makanan yang terdapat di dalam organ setek tersebut merupakan penumpukan hasil fotosintesa yang terdapat didalam batang. Menuruthasil penelitian Sparta, et al (2012) yang menunjukan bahwa waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, dan panjang akar pada setek buah naga dipengaruhi secara nyata oleh panjang setek. Sedangkan persentase setek tumbuh dan persentase setek bertunas pada setek buah naga tidak dipengaruhi oleh panjang setek.Pertumbuhan setek yang terbaik dapat terlihat pada panjang setek di atas 20 cm.

Panjang setek 30 cm menunjukkan pertumbuhan bibit setek tanaman buah naga paling baik. Hal ini dapat dilihat dari parameter panjang tunas 60, 75 dan 90 HST, panjang akar, volume akar, dan bobot basah akar. Bibit setek tanaman buah naga dengan panjang setek 30 cm lebih berpotensi memiliki tunas lebih banyak dan lebih panjang karena pada panjang setek 30 cm memiliki banyak jumlah duri dimana setiap duri yang ada memungkinkan akan memunculkan tunas baru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nurfadilah, et al. (2012) bahwa bibit asal cabang harus berasal dari tanaman sehat, tumbuh normal dan telah berbuah. Bibit yang baik berbatang lebih keras hingga lebih tahan penyakit.Standar bibit yang baik berukuran 20 – 30 cm agar berpotensi memiliki cabang yang lebih banyak, cepat besar dan produksi tinggi.Mengingat kebutuhan bibit yang begitu besar dan dalam batas waktu yang cukup singkat, sedangkan pohon induk yang terpilih tersebut jumlahnya terbatas, maka perlu diusahakan penggunaan bahan setek seefisien mungkin.

Pertumbuhan Bibit Buah Naga MerahPada Berbagai Komposisi Media tanam danPanjang Setek

Perlakuan media tanam top soil : pasir : pupuk kandang ayam (1:1:1) yang dikombinasikan dengan panjang setek bibit 30 cm tanaman buah naga menunjukkan pertumbuhan paling baik pada jumlah tunas 60, 75 dan 90 HST. Hal ini menunjukkan bahwa media tanam yang ditambahkan dengan pupuk kandang ayam sebagai pupuk

Dokumen terkait