Hasil
Pertambahan Panjang Ubi Jalar (cm)
Hasil analisis sidik ragam dari panjang ubi jalar pada umur 1 sampai 7 MST dapat dilihat pada Lampiran 6 sampai 19. Masing-masing varietas menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap pertambahan panjang ubi jalar umur 1, 2, 3, 4, dan 6 MST, sedangkan perlakuan pupuk anorganik berpengaruh nyata pada 2 dan 6 MST. Interaksi varietas dengan pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang ubi jalar.
Hasil uji beda rataan pertambahan panjang 6 MST pada tiga varietas dengan pemberian pupuk anorganik dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pertambahan panjang tiga varietas ubi jalar dengan pemberian pupuk anorganik pada 6 MST
K % Varietas Rataan
A82 MSU 03028-10 Daya
...cm...
K0 (0) 5,21 6,29 9,50 7,00c
K1 (50) 7,38 17,33 15,88 13,53b
K2 (100) 12,54 18,21 24,33 18,36a
K3 (150) 9,50 17,50 16,63 14,54b
Rataan 8,66b 14,83a 16,58a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa varietas yang memiliki rataan panjang tertinggi adalah varietas Daya (16,58 cm) dan terendah A82 (8,66 cm).
Pertambahan panjang dengan perlakuan pupuk anorganik tertinggi pada pemberian pupuk anorganik dengan dosis 100 % (Urea 5 g/tanaman, TSP 1,25 g/tanaman, KCl 2,5 g/tanaman) yaitu 18,36 cm sedangkan terendah pada perlakuan tanpa pupuk anorganik (K0) yaitu 7,00 cm (Tabel 1).
Pertumbuhan panjang ubi jalar 6 MST dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1. Pertambahan panjang tiga varietas ubi jalar pada 6 MST
Pertambahan panjang dengan pemberian pupuk anorganik dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2. Pertambahan panjang ubi jalar pada 6 MST dengan pemberian pupuk anorganik.
Jumlah umbi per sampel (umbi)
Hasil analisis sidik ragam dari jumlah umbi dapat dilihat pada Lampiran 20. Masing-masing varietas menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap jumlah umbi sedangkan pupuk anorganik dan interaksi varietas dengan pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi per sampel.
Hasil uji beda rataan jumlah umbi pada tiga varietas dengan pemberian pupuk anorganik dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah umbi per sampel dari tiga varietas ubi jalar dengan pemberian pupuk anorganik
K % Varietas Rataan
A82 MSU 03028-10 Daya
...umbi... K0 (0) 2,50 2,33 2,50 2,44 K1 (50) 3,00 2,67 3,83 3,17 K2 (100) 2,92 2,42 3,42 2,92 K3 (150) 2,42 2,42 4,67 3,17 Rataan 2,71b 2,46b 3,60a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah umbi dari tiga varietas tertinggi adalah pada varietas Daya (3,60 umbi) dan terendah MSU 03028-10 (2,46 umbi).
Gambar 3. Jumlah umbi dari tiga varietas ubi jalar. Bobot Umbi per Sampel (g)
Hasil analisis sidik ragam dari bobot umbi dapat dilihat pada Lampiran 22. Masing-masing varietas memberikan perbedaan nyata dan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap bobot umbi. Interaksi varietas dengan pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi.
Hasil uji beda rataan bobot umbi pada tiga varietas dengan pemberian pupuk kima dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Bobot umbi dari tiga varietas ubi jalar dengan pemberian pupuk anorganik
K % Varietas Rataan
A82 MSU 03028-10 Daya
...g... K0 (0) 29,17 67,08 125,83 74,03b K1 (50) 125,42 116,67 187,08 143,06a K2 (100) 82,92 100,83 205,00 129,58a K3 (150) 95,00 115,42 230,83 147,08a Rataan 83,13b 100,00b 187,19a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa varietas yang memiliki bobot umbi tertinggi adalah varietas Daya yaitu 187,19 g dan terendah A82 yaitu 83,13 g.
Bobot umbi per sampel dengan perlakuan pupuk anorganik tertinggi pada pemberian pupuk anorganik 150 % (Urea 7,5 g/tanaman, TSP 1,88 g/tanaman, KCl 3,7 g/tanaman) yaitu 147,08 g dan terendah pada perlakuan tanpa pupuk anorganik (K0) yaitu 74,03 g (Tabel 3) .
Bobot umbi pada tiga varietas ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 4
Gambar 4. Bobot umbi dari tiga varietas ubi jalar.
Bobot umbi terhadap pemberian pupuk anorganik dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Bobot umbi pada pemberian pupuk anorganik. Panjang Umbi (cm)
Hasil analisis sidik ragam dari panjang umbi dapat dilihat pada Lampiran 24. Masing-masing varietas dan pupuk anorganik tidak memberikan perbedaan dan pengaruh nyata terhadap panjang umbi. Interaksi varietas dengan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap panjang umbi.
Hasil uji beda rataan panjang umbi pada interaksi varietas dengan pupuk anorganik dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Panjang umbi dari tiga varietas ubi jalar dengan pemberian pupuk anorganik
K % Varietas Rataan
A82 MSU 03028-10 Daya
K0 (0) 8,37d 8,37d 10,17ab 8,97
K1 (50) 9,82abcd 9,52abcd 8,61bcd 9,32
K2 (100) 9,26abcd 8,50cd 8,80bcd 8,86
K3 (150) 10,72a 10,16abcd 8,44d 9,77
Rataan 9,54 9,14 9,01
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.
Dari Tabel 4 dilihat bahwa panjang umbi per sampel pada perlakuan interaksi antara varietas dan pupuk anorganik tertinggi pada interaksi A82 dengan pupuk anorganik 150% (Urea 7,5 g/tanaman, TSP 1,88 g/tanaman, KCl 3,75 g/tanaman) yaitu 32,17 cm dan terendah interaksi A82 tanpa pupuk anorganik, dan MSU 03028-10 tanpa pupuk anorganik (8,37 cm).
Interaksi varietas dengan pupuk anorganik terhadap panjang umbi dapat dilihat pada Gambar 6
Lilit umbi (cm)
Hasil analisis sidik ragam dari rataan lilit umbi dapat dilihat pada Lampiran 26. Semua faktor tidak berpengaruh nyata terhadap lilit umbi.
Hasil uji beda rataan lilit umbi dari tiga varietas dengan pemberian pupuk anorganik dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Lilit umbi dari tiga varietas ubi jalar dengan pemberian pupuk anorganik.
K % Varietas Rataan
A82 MSU 03028-10 Daya
...cm... K0 (0) 10,64 9,34 11,27 10,42 K1 (50) 9,00 10,59 11,17 10,25 K2 (100) 7,36 9,12 11,32 9,27 K3 (150) 8,11 9,52 11,21 9,61 Rataan 8,78 9,64 11,24
Keterangan : Angka yang tidak diikuti oleh huruf menunjukkan tidak berbeda nyata
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa rataan diameter tertinggi pada varietas Daya (11,24 cm) dan terendah A82 (8,78 cm).
Lilit umbi tertinggi pada perlakuan tanpa pupuk anorganik yaitu 10,42 cm dan terendah pada pemberian pupuk anorganik 100% (Urea 5 g/tanaman, TSP 1,25 g/tanaman, KCl 2,5 g/tanaman) yaitu 9,27 cm.
Rataan Bobot Umbi (g)
Hasil analisis sidik ragam dari rataan bobot umbi dapat dilihat pada Lampiran 28. Masing-masing varietas memberikan perbedaan nyata dan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap rataan bobot umbi. Interaksi varietas dengan pupuk kima tidak berpengaruh nyata terhadap rataan bobot umbi.
Hasil uji beda rataan bobot umbi pada perlakuan varietas dan pupuk kima dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan bobot umbi dari tiga varietas ubi jalar dengan pemberian pupuk anorganik
K % Varietas Rataan
A82 MSU 03028-10 Daya
...g... K0 (0) 12,64 32,67 50,21 31,84b K1 (50) 45,76 53,54 49,58 49,63a K2 (100) 29,90 44,31 61,81 45,34a K3 (150) 40,00 59,58 52,66 50,75a Rataan 32,07b 47,53b 53,56a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan bobot umbi tertinggi pada varietas Daya (53,56 g) dan terendah A82 (32,07 g).
Rataan bobot umbi tertinggi pada pemberian pupuk anorganik 150% (Urea 7,5g/tanaman, TSP 1,88 g/tanaman, KCl 3,75 g/tanaman) yaitu 50,75 g dan terendah pada tanpa pemberian pupuk yaitu 31,84 g.
Rataan bobot umbi dapat dilihat pada Gambar 7
Rataan bobot umbi dengan pemberian pupuk anorganik dilihat pada Gambar 8
Gambar 8. Rataan bobot umbi pada pemberian pupuk kima. Bobot Umbi Per Plot (g)
Hasil analisis sidik ragam dari rataan bobot umbi dapat dilihat pada Lampiran 30. Masing-masing varietas memberikan perbedaan nyata dan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap bobot umbi. Interaksi varietas dengan pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap bobot umbi.
Hasil uji beda rataan bobot umbi per plot pada tiga varietas dengan pemberian pupuk anorganik dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Bobot umbi dari tiga varietas ubi jalar dengan pemberian pupuk anorganik
K % Varietas Rataan
A82 MSU 03028-10 Daya
...g... K0 (0) 34,17 79,17 115,28 76,20b K1 (50) 118,06 104,44 202,22 141,57a K2 (100) 86,94 118,61 214,17 139,91a K3 (150) 93,89 143,89 216,39 151,39a Rataan 83,26c 111,53b 187,01a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa bobot umbi tertinggi pada varietas Daya (187,01 g) dan terendah A82 (83,26 g).
Bobot umbi tertinggi pada pemberian pupuk anorganik 150% (Urea 7,5 g/tanaman, TSP 1,88 g/tanaman, KCl 3,75 g/tanaman) yaitu 151,39 g dan terendah pada tanpa pemberian pupuk anorganik yaitu 76,20 g
Bobot umbi pada tiga varietas ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Bobot umbi dari tiga varietas ubi jalar
Gambar 10. Bobot umbi pada pemberian pupuk anorganik Indeks Panen
Data hasil pengamatan dan sidik ragam dari rataan indeks panen dapat dilihat pada Lampiran 32. Masing-masing varietas memberikan perbedaan nyata dan interaksi varietas dengan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap indeks panen, sedangkan pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap indeks panen.
Hasil uji beda rataan indeks panen pada tiga varietas dengan pemberian pupuk anorganik dapat dilihat pada Tabel 8
Tabel 8. Indeks panen dari tiga varietas ubi jalar dengan pemberian pupuk anorganik
K % Varietas Rataan
A82 MSU 03028-10 Daya
K0 (0) 0,48bc 0,48bc 0,51abc 0,49
K1 (50) 0,54ab 0,38d 0,54ab 0,49
K2 (100) 0,46c 0,34d 0,56a 0,45
K3 (150) 0,52abc 0,34d 0,50bc 0,46
Rataan 0,50b 0,39c 0,53a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa rataan indeks panen tertinggi pada varietas Daya (0,53) dan terendah MSU 03028-10 (0,39).
Indeks panen tertinggi pada interaksi varietas Daya dengan pupuk anorganik 100% (Urea 5 g/tanaman, TSP 1,25 g/tanaman, KCl 2,5 g/tanaman) yaitu 0,56 dan terendah MSU 03028-10 dengan pupuk anorganik 100% (Urea 5 g/tanaman, TSP 1,25 g/tanaman, KCl 2,5 g/tanaman) dan MSU 03028-10 dengan pupuk anorganik 150% (Urea 7,5 g/tanaman, TSP 1,88 g/tanaman, KCl 3,75 g/tanaman) yaitu 0,34.
Indeks panen pada tiga varietas dapat dilihat pada Gambar 10
Gambar 11. Indeks panen dari tiga varietas ubi jalar
Interaksi varietas dengan pupuk anorganik terhadap indeks panen dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Indeks panen pada interaksi varietas dan pupuk anorganik Pembahasan
Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar Terhadap Perlakuan Varietas.
Masing-masing varietas ubi jalar memberikan perbedaan nyata terhadap parameter pertambahan panjang ubi jalar 1, 2, 3, 4 dan 6 MST, jumlah umbi per sampel, bobot umbi per sampel, rataan bobot umbi, bobot umbi per plot dan
indeks panen dan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter panjang umbi per sampel dan lilit umbi.
Dengan adanya perlakuan perbedaan varietas maka pertumbuhan tanaman akan berbeda, dimana banyak faktor genetik maupun lingkungan yang mendukung pada setiap varietas berbeda-beda. Pertumbuhan tanaman dapat dilihat dari pertumbuhan pertambahan panjang tanaman. Varietas yang memiliki pertambahan panjang terbaik adalah Daya (16,58 cm) . Daya memiliki tanggap yang baik terhadap lingkungan.
Pertambahan panjang tanaman yang baik memberikan pengaruh terhadap jumlah umbi per sampel, bobot umbi per sampel, rataan bobot umbi, bobot umbi per plot dan indeks panen hal ini dikarenakan pertumbuhan vegetatif yang baik akan memberikan fotosintat yang baik kepada bagian tanaman lainnya terutama umbi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan sehingga produksi umbi berpengaruh nyata. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya akar yang terbentuk dari interaksi gen-gen dengan lingkungan yang mampu menampung hasil asimilasi di akar dari hasil fotosintesis di daun. Hal ini sesuai dengan Amin dkk
(2008) yang menyatakan interaksi antar gen dan gen serta lingkungan mampu mengatur urutan perkembangan sel-sel tanaman. Interaksi dari gen-gen yang mengatur pembentukan hasil fotosintesis di daun dan penyimpan hasil assimilasi di bagian akar, serta pertumbuhan akar yang baik dengan keadaan lingkungan yang mendukung seperti keadaan tanah yang baik mampu meningkatkan volume akar untuk pembentukan umbi.
Setiap tanaman memiliki kapasitas produksi yang khas secara fisiologis yang ditentukan oleh energi hara, air dan sumber-sumber alami lain yang diperlukan suatu
tanaman untuk dapat berproduksi namun setiap genotipe tidak mempunyai kapasitas fisiologis yang sama untuk menghasilkan.
Daya merupakan varietas yang terbaik dalam pertumbuhan dan hasil ubi jalar. Hal ini dikarenakan Daya memiliki respon yang baik terhadap lingkungan sehingga dapat memanfaatkan lingkungan untuk pertumbuhan dan pembentukan umbi.
Masing-masing varietas tidak berbeda nyata terhadap parameter panjang umbi per sampel, dan lilit umbi per sampel.Jumlah umbi yang terbentuk ditentukan oleh banyaknya akar sekunder yang mengalami pembesaran. Semakin banyak umbi yang terbentuk maka akan semakin mempengaruhi ukuran umbinya karena tejadi perebutan penimbunan hasil fotosintat di daerah perakaran.
Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar Terhadap Perlakuan Pupuk anorganik Pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang ubi jalar 2 dan 6 MST, bobot umbi per sampel, rataan bobot umbi dan bobot umbi per plot, tidak berpengaruh nyata terhadap parameter panjang umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, lilit umbi per sampel, dan indeks panen.
Pemberian pupuk yang semakin meningkat akan diikuti oleh peningkatan tinggi tanaman dan produksi tanaman. Hal ini disebabkan pupuk merangsang pertumbuhan tanaman. Nitrogen membantu penbentukan klorofil yang berguna untuk menangkap energi sehingga dapat digunakan untuk sintesa makro molekul dalam sel. Hasil sintesa ditranslokasikan ke jaringan-jaringan muda sehingga pertumbuhan akan cepat.
Pertambahan panjang ubi jalar yang terbaik adalah pada pemberian dosis pupuk anorganik 100% yang terdiri dari Urea 5 g/tanaman, TSP 1,25 g/tanaman, KCl 2,5 g/tanaman. Dosis pupuk tersebut merupakan yang terbaik karena unsur
hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dan mampu diserap tanpa meracuni tanaman karena adanya keseimbangan hara yang dibutuhkan sesuai untuk masa pertumbuhan vegetatif tanaman.
Pada dosis pupuk yang lebih tinggi ubi jalar mengalami penurunan pertumbuhan panjang. Hal ini disebabkan karena ubi jalar mengalami luxury consumption dan batas toleran, yaitu dimana ubi jalar tidak dapat memanfaatkan dosis pupuk yang lebih tinggi karena dapat bersifat racun dan membuat unsur lain tidak tersedia sehingga pertumbuhan panjang tanaman menurun.
Dosis pupuk yang tinggi pada ubi jalar dapat meningkatkan hasil produksinya dimana pupuk yang terbaik adalah pupuk dengan dosis tertinggi yaitu N 7,5 g/tanaman, P 1,88 g/tanaman, K 3,75 g/tanaman. Dengan penambahan pupuk anorganik diharapkan tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan produksi yang optimal. Hal ini dikarenakan unsur hara menjadi tersedia bagi tanaman dimana masing-masing unsur memiliki fungsi yang berbeda-beda dan saling mendukung dalam pertumbuhan untuk menghasilkan produksi yang optimal.
Pemupukan dengan dosis tinggi pada tanah masam sangat baik bagi produksi umbi. Hal ini dikarenakan pupuk tidak banyak yang terikat pada tanah masam.
Dari hasil analisis tanah terlihat bahwa nisbah C/N tergolong rendah yang mencerminkan telah terjadi proses dekomposisi dari kandungan bahan organik yang tinggi sehingga kandungan N meningkat. Kandungan P sedang disebabkan tanah mengikat P sehingga P tersedia sangat rendah. Kandungan K tinggi disebabkan proses pelapukan mineral-mineral K dan belum banyak tercuci
Pupuk N berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) yang menyatakan bahwa zat lemas ini berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif, menyehatkan hijau daun (klorofil), meningkatkan kadar protein dalam tanaman, meningkatkan kualitas tanaman yang menghasilkan daun, meningkatkan berkembangnya mikroorganisme dalam tanah yang penting bagi kelangsungan pelapukan bahan organik.
Pupuk P berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan Novizan (2002) yang menyatakan bahwa pemupukan phosfor dapat merangsang pertumbuhan awal bibit tanaman. Phosfor merangsang pembentukan bunga, buah dan biji. Bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih bernas. Pemupukan phosfor sangat diperlukan oleh tanaman yang tumbuh di daerah dingin, tanaman dengan perkembangan akar yang lambat atau terhambat, dan tanaman yang seluruh bagiannya dipanen.
Pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap parameter panjang umbi per sampel, jumlah umbi per sampel, lilit umbi per sampel, dan indeks panen. Hal ini dikarenakan keadaan lingkungan yang kurang mendukung. Karena pemupukan memerlukan kelembaban tanah yanng cukup agar pupuk dapat diserap tanaman untuk menunjang pertumbuhannya.
Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar Terhadap Interaksi Perlakuan Varietas dan Pupuk anorganik
Interaksi varietas dengan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap panjang umbi per sampel, indeks panen dan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan panjang tanaman, jumlah umbi per sampel, berat umbi per
sampel, rataan berat umbi per sampel, berat umbi per plot, lilit umbi per sampel, indeks panen.
Interaksi perlakuan varietas dan pupuk anorganik berpengaruh nyata terhadap panjang umbi per sampel. Interaksi varietas dengan pupuk anorganik yang paling tinggi pada panjang umbi adalah A82 dengan pemberian pupuk 150% (Urea 7,5 g/tanaman, TSP 1,88 g/tanaman, KCl 3,75 g/tanaman). Hal ini dikarenakan pupuk yang diberikan digunakan untuk pembentukan umbi yang panjang tanpa memperhatikan pengisian umbi yang dihasilkan, jadi hasil fotosintat tidak terakumulasi penuh pada bobot umbi melainkan pada pembentukan umbi.
Indeks panen tertinggi terdapat pada Daya dengan pemberian pupuk anorganik 100%. Hal ini dikarenakan varietas dan pupuk anorganik memiliki respon yang baik dan saling mendukung . Varietas memiliki potensi produksi yang baik dan pupuk yang diberikan sesuai untuk masa pertumbuhan ubi jalar.
Varietas bertujuan mendapatkan hasil yang berkualitas dan pupuk kalium berperan meningkatkan kualitas umbi, mengaktifkan dan membantu perkembangan akar. Hal ini sesuai dengan Rosmarkamdan Yuwono (2001) yang menyatakan bahwa kalium juga berperan meningkatkan kualitas umbi, mengaktifkan enzim baik secara langsung maupun tidak langsung dan membantu perkembangan akar.