• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Tinggi Tanaman

Hasil sidik ragam pada Lampiran 1 menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur dan Pupuk hayati tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kedelai baik tinggi tanaman pada 2 MST hingga 4 MST.

Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati pada tinggi tanaman disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati pada tinggi tanaman 2 – 4 MST

MST Pupuk hayati (g/kg benih)

Tepung Cangkang Telur (g/polibag) Rataan T0(0) T1(25) T2(50) T3(75) --- cm --- 2 R0(0) 12.98 13.82 14.36 14.32 13.87 R1(5) 13.29 14.78 14.73 13.66 14.11 R2(10) 13.07 13.26 14.53 15.02 13.97 Rataan 13.11 13.95 14.54 14.33 3 R0(0) 14.83 15.92 15.64 15.03 15.36 R1(5) 15.58 15.67 16.83 15.38 15.86 R3(10) 15.63 15.71 16.33 15.36 15.76 Rataan 15.35 15.77 16.27 15.26 4 R0(0) 18.07 18.73 17.93 18.58 18.33 R1(5) 17.59 19.36 19.67 17.50 18.53 R2(10) 18.02 19.56 19.86 18.04 18.87 Rataan 17.89 19.21 19.15 18.04

Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, namun tinggi tanaman dari minggu pertama hingga minggu ketiga cenderung meningkat.

Jumlah Bintil Akar Efektif

Hasil sidik ragam pada Lampiran 8 menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap jumlah bintil akar efektif tanaman kedelai.

Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap jumlah bintil akar efektif tanaman kedelai disajikan pada Tabel 3 .

Tabel 3 . Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap jumlah bintil akar efektif tanaman kedelai

Pupuk hayati (g/kg benih)

Tepung Cangkang Telur (g/polibag)

Rataan T0(0) T1(25) T2(50) T3(75) --- bintil --- R0(0) 1.33 1.33 1.67 2.33 1.67c R1(5) 2.33 2.00 2.67 3.67 2.67b R2(10) 4.33 4.00 5.00 6.00 4.83a Rataan 2.67b 2.44b 3.11b 4.00a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α =5%.

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk hayati 10 g/kg benih secara nyata meningkatkan jumlah bintil akar efektif tanaman kedelai dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk hayati dan pemberian pupuk hayati 5 g/ kg benih. Pemberian tepung cangkang telur sebanyak 75 g/polibag meningkatkan jumlah bintil akar efektif secara nyata dibandingkan dengan tanpa pemberian tepung cangkang telur, pemberian tepung cangkang telur 25 g/polibag dan pemberian tepung cangkang telur 50 g/polibag.

Respon jumlah bintil akar efektif akibat pemberian beberapa taraf dosis Pupuk hayati disajikan pada gambar 1.

Gambar 1 : Hubungan jumlah bintil akar efektif dengan pemberian pupuk hayati.

Gambar 1 menunjukkan bahwa peningkatan jumlah bintil akar efektif pada tanaman kedelai bersifat linier, dimana peningkatan jumlah bintil akar efektif sejalan dengan peningkatan dosis Pupuk hayati.

Respon jumlah bintil akar efektif dengan pemberian beberapa taraf dosis Tepung cangkang telur disajikan pada gambar 2.

Tepung Cangkang Telur (g)

Gambar 2: Hubungan jumlah bintil akar efektif dengan pemberian tepung cangkang telur

Gambar 2 menunjukkan bahwa peningkatan jumlah bintil akar efektif pada tanaman kedelai bersifat linier, dimana peningkatan jumlah bintil akar efektif sejalan dengan peningkatan dosis tepung cangkang telur.

Berat Bintil Akar Efektif

Hasil sidik ragam pada Lampiran 10 menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap berat bintil akar efektif tanaman kedelai.

Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap berat bintil akar efektif tanaman kedelai disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 . Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap berat bintil akar efektif tanaman kedelai.

Pupuk hayati (g/kg benih)

Tepung Cangkang Telur (g/polibag)

Rataan T0(0) T1(25) T2(50) T3(75) --- g --- R0(0) 0.06 0.05 0.06 0.06 0.057c R1(5) 0.07 0.06 0.07 0.09 0.072b R2(10) 0.10 0.11 0.12 0.14 0.118a

Rataan 0.07b 0.07b 0.08ab 0.10a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α =5%.

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk hayati 10 g/kg benih secara nyata meningkatkan berat bintil akar efektif dibandingkan tanpa pemberian pupuk hayati dan pemberian pupuk hayati 5 g/kg benih. Pemberian tepung cangkang telur sebanyak 75 g/polibag meningkatkan berat bintil akar secara nyata dibandingkan dengan tanpa pemberian tepung cangkang telur, pemberian tepung cangkang telur 25 g/polibag dan pemberian tepung cangkang telur 50 g/polibag.

Respon berat bintil akar efektif akibat pemberian beberapa taraf dosis pupuk hayati disajikan pada gambar 3.

Gambar 3: Hubungan berat bintil akar efektif dengan pemberian pupuk hayati

Gambar 3 menunjukkan bahwa peningkatan jumlah bintil akar efektif pada tanaman kedelai bersifat linier, dimana peningkatan berat bintil akar efektif sejalan dengan peningkatan dosis pupuk hayati.

Respon berat bintil akar efektif dengan pemberian beberapa taraf dosis tepung cangkang telur disajikan pada gambar 4.

Gambar 4: Hubungan berat bintil akar efektif dengan pemberian tepung cangkang telur

Gambar 4 menunjukkan bahwa peningkatan berat bintil akar efektif akibat pada tanaman kedelai bersifat linier, dimana peningkatan berat bintil akar efektif sejalan dengan peningkatan dosis tepung cangkang telur.

Total Luas Daun

Hasil sidik ragam pada Lampiran 12 menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur dan Pupuk hayati tidak berpengaruh nyata terhadap total luas daun tanaman kedelai. Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati total luas daun tanaman disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati pada total luas daun tanaman kedelai.

Pupuk hayati (g/kg benih)

Tepung Cangkang Telur (g/polibag)

Rataan T0(0) T1(25) T2(50) T3(75) --- cm2 --- R0(0) 51.46 65.06 56.89 62.54 58.99 R1(5) 78.56 56.27 77.89 71.67 71.10 R2(10) 85.26 129.68 98.45 89.93 100.83 Rataan 71.76 83.67 77.74 74.71

Peningkatan dosis pemberian pupuk hayati dari 0-10 g/kg benih cenderung meningkatkan total luas daun.

Umur Berbunga

Hasil sidik ragam pada Lampiran 14 menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati tidak berpengaruh nyata terhadap umur berbunga tanaman kedelai. Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap umur berbunga tanaman kedelai disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap umur berbunga tanaman kedelai.

Pupuk hayati (g/kg benih)

Tepung Cangkang Telur (g/polibag)

Rataan T0(0) T1(25) T2(50) T3(75) --- hari --- R0(0) 30.89 31.11 30.89 30.89 30.94 R1(5) 31.00 31.22 30.89 31.22 31.08 R2(10) 30.89 31.00 31.00 31.11 31.00 Rataan 30.93 31.11 30.93 31.07

Peningkatan dosis pemberian pupuk hayati dari 0-10 g/kg benih cenderung meningkatkan umur berbunga tanaman kedelai.

Berat Kering Tajuk

Hasil sidik ragam pada Lampiran 16 menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur dan Pupuk hayati tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering tajuk tanaman kedelai. Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap berat kering tajuk tanaman disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap berat kering tajuk tanaman kedelai.

Pupuk hayati (g/kg benih)

Tepung Cangkang Telur (g/polibag)

Rataan T0(0) T1(25) T2(50) T3(75) --- g --- R0(0) 1.62 1.19 1.65 1.91 1.59 R1(5) 1.68 1.30 1.91 2.10 1.75 R2(10) 1.83 1.73 2.23 2.47 2.07 Rataan 1.71 1.40 1.93 2.16

Peningkatan dosis pemberian pupuk hayati dari 0-10 g/kg benih cenderung meningkatkan berat kering tajuk tanaman kedelai

Berat Kering Akar

Hasil sidik ragam pada Lampiran 18 menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering akar tanaman kedelai. Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap berat kering akar tanaman kedelai disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 . Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap

berat kering akar tanaman kedelai. Pupuk hayati

(g/kg benih)

Tepung Cangkang Telur (g/polibag)

Rataan T0(0) T1(25) T2(50) T3(75) --- g --- R0(0) 0.29 0.29 0.36 0.31 0.31 R1(5) 0.33 0.36 0.35 0.35 0.35 R2(10) 0.39 0.39 0.42 0.36 0.39 Rataan 0.34 0.35 0.38 0.34

Peningkatan dosis pemberian pupuk hayati dari 0-10 g/kg benih cenderung meningkatkan berat kering akar tanaman kedelai.

Jumlah Polong Hampa

Hasil sidik ragam pada Lampiran 20 menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah polong hampa tanaman kedelai. Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap jumlah polong hampa tanaman disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 . Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap

jumlah polong hampa tanaman kedelai. Pupuk hayati

(g/kg benih)

Tepung Cangkang Telur (g/polibag)

Rataan T0(0) T1(25) T2(50) T3(75) R0(0) 3.33 1.33 1.67 3.33 2.42 R1(5) 2.22 4.67 5.56 3.11 3.89 R2(10) 1.22 3.11 1.33 2.44 2.03 Rataan 2.26 3.04 2.85 2.96

Peningkatan dosis pemberian pupuk hayati dari 0-10 g/kg benih cenderung meningkatkan jumlah polong hampa tanaman kedelai.

Bobot Biji Kering per Tanaman

Hasil sidik ragam pada Lampiran 22 menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati berpengaruh nyata dalam meningkatkan bobot biji kering per tanaman kedelai. Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati dalam meningkatkan bobot biji kering per tanaman kedelai disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 . Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati dalam meningkatkan bobot biji kering per tanaman kedelai

Pupuk hayati (g/kg benih)

Tepung Cangkang Telur (g/polibag)

Rataan T0(0) T1(25) T2(50) T3(75) --- g --- R0(0) 1.42 2.31 3.53 3.33 2.65 R1(5) 1.64 2.17 2.34 3.55 2.43 R2(10) 1.78 3.37 3.17 3.32 2.91 Rataan 1.61b 2.62b 3.02b 3.40a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf pada baris dan kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α =5%.

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa pemberian tepung cangkang telur sebanyak 75 g/polibag meningkatkan bobot biji kering pertanaman secara efektif dibandingkan dengan tanpa pemberian tepung cangkang telur, pemberian tepung cangkang telur 25 g/polibag dan pemberian tepung cangkang telur 50 g/polibag.

Respon bobot biji kering pertanaman terhadap pemberian tepung cangkang telur disajikan pada gambar 5.

Gambar 5: Hubungan berat bintil akar efektif dengan pemberian tepung

cangkang telur

Gambar 5 menunjukkan bahwa peningkatan bobot biji kering pertanaman akibat pemberian tepung cangkang telur bersifat linier, dimana peningkatan bobot biji kering pertanaman sejalan dengan peningkatan dosis tepung cangkang telur.

Bobot 100 Biji Kering

Hasil sidik ragam pada Lampiran 24 menunjukkan bahwa pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati berpengaruh tidak nyata terhadap bobot 100 biji tanaman kedelai. Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap bobot 100 biji tanaman kedelai disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Pengaruh pemberian tepung cangkang telur dan pupuk hayati terhadap bobot 100 biji tanaman kedelai.

Pupuk hayati (g/kg benih)

Tepung Cangkang Telur (g/polibag)

Rataan T0(0) T1(25) T2(50) T3(75) --- g --- R0(0) 20.89 22.55 24.81 24.62 23.22 R1(5) 23.41 19.50 20.68 24.09 21.92 R2(10) 20.89 23.95 21.47 23.96 22.57 Rataan 21.73 22.00 22.32 24.22

Pemberian Pupuk hayati dan tepung cangkang telur berpengaruh tidak nyata dalam meningkatkan bobot 100 biji tanaman kedelai

Pembahasan

Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai

Pemberian pupuk hayati pada penelitian ini berpengaruh nyata dalam meningkatkan jumlah bintil akar efektif. Peningkatan jumlah bintil akar efektif ini dikarenakan pupuk hayati tersebut mengandung Rhizobium yang mampu bersimbiosis dengan tanaman legume. Hasil simbiosis ini kemudian membentuk bintil akar yang berfungsi sebagai penambat Nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman kedelai dalam bentuk bintil akar. Hal ini sesuai dengan Novriani (2011) yang menyatakan bahwa Rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia hara N bagi tanaman. Bila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar didalamnya. Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya. Jumlah Nitrogen sangat mempengaruhi gagal tidaknya pembentukan bintil akar. tanaman legum akan gagal membentuk bintil akar apabila tanah mengandung nitrogen lebih dari 100 kg N. Kekurangan Nitrogen pada inang selama fase antara saat infeksi dan awal fiksasi N2 akan mengganggu pembentukan luas daun yang dapat mencukupi penyediaan fotosintat bagi pertumbuhan dan aktivitas nodul.

Pemberian Rhizobium berpengaruh nyata terhadap berat bintil akar efektif. Peningkatan jumlah bintil akar sejalan dengan peningkatan berat bintil akar efektif. Rhizobium yang ditambahkan sebagai pupuk hayati atau pupuk organik

kedalam tanah bertujuan untuk menambat Nitrogen dari udara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman, terlebih tanaman legum. Pupuk hayati mampu menambat Nitrogen sebesar 80 kg N2/ha/thn. Hal ini sesuai dengan Sumardi (2007) yang menyatakan bahwa kemampuan penambatan pada simbiosis Rhizobium dapat mencapai 80 kg N2/ha/thn atau lebih. Ditambahkan oleh Noortasiah (2005) Pemberian pupuk hayati untuk tanaman kedelai pada lahan rawa lebak mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai serta meningkatkan bobot bintil akar (115,3 mg/tanaman). Pemberian pupuk hayati dapat mengefisienkan pupuk N sampai 22,5 kg N/ha, hal ini berarti bahwa inokulan Rhizobium mampu bersimbiosis secara aktif sehingga menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik

Pengaruh Pemberian Tepung Cangkang Telur Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai

Pemberian tepung cangkang telur berpengaruh nyata tehadap jumlah bintil akar efektif , berat bintil akar efektif dan berat kering biji pertanaman. Peningkatan jumlah dan berat bintil akar efektif dikarenakan tanah yang telah ditambahkan tepung cangkang telur meningkatkan pH tanah. Sehingga tanaman kedelai tumbuh lebih baik di tanah yang memiliki pH yang sesuai untuk pertumbuhannya antara 5,8 – 7,0. Tepung cangkang telur juga merupakan kapur yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3)., dimana senyawa CaCO3 bertujuan untuk mengurangi kemasaman di dalam tanah. Dengan meningkatnya pH tanah, maka akan menjadikan tersedianya unsur N didalam tanah, dimana unsur Nitrogen (N) di dalam tanah digunakan oleh tanaman legum untuk membentuk bintil akar. Keberadaan N di dalam tanah akan menentukan jumlah bintil akar yang terbentuk

pada tanaman legum. Hal ini sesuai dengan Chang (2005) yang menyatakan bahwa komposisi utama dari cangkang telur adalah kalsit, yaitu bentuk kristalin dari kalsium karbonat (CaCO3).Bobot rata-rata sebuah cangkang telur sekitar 5g dan 40 persennya adalah kalsium. Nurjayanti (2012) juga menyatakan bahwa pemberian tepung cangkang telur dapat dijadikan pengganti kapur. Dengan pemberian tepung cangkang telur pH tanah masam dapat dinetralkan. Dengan adanya pengapuran pada tanah masam, maka secara bersamaan unsur-unsur seperti N, P dan Mg yang di butuhkan oleh tanaman akan tersedia di dalam tanah Pemberian tepung cangkang telur juga berpengaruh nyata dalam meningkatkan bobot biji kering per tanaman. Unsur Ca adalah salah satu unsur yang paling penting dalam menentukan kebernasan polong. Tepung cangkang telur mengandung unsur Ca yang sangat dibutuhkan oleh tanaman legum pada fase pengisian polong. Tanaman yang kekurangan Ca akan mengakibatkan meningkatnya polong-polong hampa. Tingginya produksi bobot biji kering per tanaman terjadi karena terpenuhinya unsur Ca yang dibuthkan oleh tanaman terutama dalam pembentukan polong. Hal ini sesuai dengan Ritapunto (2008) yang menyatakan bahwa kulit telur mengandung unsur Ca yang sangat tinggi hingga mencapai 98 %. Nurjayanti (2012) juga menambahkan bahwa unsur Ca merupakan hara yang paling menentukan tingkat kebernasan polong. Meskipun ion Ca tersedia pada awal tanam dengan pH yang mencukupi tanaman pada saatpertumbuhan vegetatif, akan tetapi kekurangan Ca selama pembentukan ginofor dan pengisian biji dapat menurunkan biji. Penurunan hasil dapat terjadi sampai 60%.

Pengaruh Interaksi Pupuk hayati dan Tepung Cangkang Telur Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai

Interaksi pemberian pupuk hayati dan tepung cangkang telur berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati. Namun cenderung meningkatkan jumlah dan berat bintil akar efektif serta bobot biji kering pertanaman. Hal ini dikarenakan kandungan kalsium karbonat pada cangkang telur berkisar 97%, dimana CaCO3 sangat dibutuhkan untuk mengurangi kemasaman di dalam tanah. Dengan meningkatnya pH tanah, maka tanaman kedelai dapat dengan baik mengikat Nitrogen, sehingga bintil akar berkembang dengan baik. Ca pada tepung cangkang telur juga menentukan kebernasan polong pada tanaman legum. Penambahan Rhizobium juga dapat membantu memfiksasi Nitrogen terutama dari atmosfer. Jumlah Nitrogen sangat memperngaruhi gagal tidaknya pembentukan bintil akar. Hal ini sesuai dengan Novriani (2011) yang menyatakan bahwa tanaman legum akan gagal membentuk bintil akar apabila tanah mengandung lebih dari 100 kg N. Nurjayanti (2012) menambahkan bahwa kulit telur mengandung Ca yang sangat tinggi sehingga bisa dimanfaatkan sebagai pengganti Ca. Unsur Ca merupakan hara yang paling menentukan tingkat kebernasan polong.

Dokumen terkait