• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Peta Batimetri

Hasil pengolahan data batimetri Danau Martubung Indah yang diolah dengan menggunakan Software Arc Map dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 4. Peta Batimetri Danau Martubung Indah Kecamatan Medan Labuhan Layout peta garis kontur Danau Martubung Indah yang diolah dengan menggunakan Software Surfer 8 dapat dilihat pada Gambar 4. Layout kedalaman batimetri secara 3D dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.

37

Gambar 5. Layout Peta Kontur Danau Martubung Indah Kecamatan Medan Labuhan

Gambar 6. Layout Batimetri 3D Danau Martubung Indah Kecamatan Medan Labuhan

9 8 .6 9 2 9 8 .6 9 2 5 9 8 .6 9 3 9 8 .6 9 3 5 9 8 .6 9 4 9 8 .6 9 4 5 9 8 .6 9 5 9 8 .6 9 5 5 3 .6 9 4

3 .6 9 4 5 3 .6 9 5 3 .6 9 5 5 3 .6 9 6 3 .6 9 6 5

- 1 .5 - 1 .2 5 - 1 - 0 .7 5 - 0 .5 - 0 .2 5

- 1 .4 - 1 - 0 .6 - 0 .2 0 .2 0 .6

38

Dimensi Permukaan

Hasil pengukuran di lapangan secara langsung didapatkan bahwa Danau Martubung Indah memiliki luas 84.763,9567 m2, dengan panjang maksimum 470,672833 m, Lebar Maksimum 180,091033 m, dan Panjang Keliling danau 1.301,527732 m. Data yang lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Data Dimensi Permukaan

No. Parameter Satuan Nilai

1. Panjang Maksimum (Lmax) m 470,672833

2. Panjang Efektif (Le) m 470,672833

3. Lebar Maksimum (Wmax) m 180,091033

4. Lebar Efektif (Le) m 180,091033

5. Luas Permukaan (Ao) m2 84.763,9567

6. Lebar Rata-Rata (W) m 180,091033

7. Indeks Perkembangan Danau (SDI) m 2,521653995

8. Panjang Keliling Danau (SI) m 1.301,527732

Dimensi Bawah Permukaan

Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan secara langsung didapatkan bahwa kedalaman rata-rata danau Martubung Indah adalah 0,818531 m dengan kedalaman maksimum 1,5 m. Volume air danau Martubung Indah adalah 6.938.192,624 m3 dengan masa tinggal air (Residence Time) selama 171 – 172 tahun, dan memiliki kemiringan rata-rata 0,7978543 %. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data Dimensi Bawah Permukaan

No. Parameter Minggu Ke Satuan Nilai

39

Parameter Fisika dan Kimia Perairan

Hasil pengukuran parameter fisika adalah sebagai berikut nilai TDS yang didapat secara berturut-turut mulai dari bulan Mei sampai Juni yaitu 374,25 mg/L;

239,75 mg/L; 292,5 mg/L, nilai TSS yaitu 344,75 mg/L;191,5 mg/L; 199,25 mg/L, nilai kekeruhan yaitu 102,175 NTU; 72,7 NTU; 35,3 NTU, nilai kecerahan cahaya yaitu 0,15 m; 0,35 m; 0,55 m dan nilai konduktivitas (DHL) secara berturut-turut yaitu 1036,75 µmhos; 691,75 µmhos; 807,75 µmhos. Hasil pengukuran parameter kimia adalah sebagai berikut Derajat Keasaman (pH) yaitu 6,5; 6,5; 6,9, nilai Nitrat yaitu <0,5 mg/L dan nilai Phospat yaitu 1,135 mg/L;

0,5375 mg/L; 0,5575 mg/L. Data parameter fisika dan kimia yang diperoleh secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Data Parameter Fisika dan Kimia Perairan

Parameter Satuan Nilai

Minggu Ke – 1 Minggu Ke – 2 Minggu Ke – 3

Konduktifitas µmhos 1036,75 691,75 807,75

Kimia

pH - 6,5 6,5 6,9

Nitrat mg/l <0,5 <0,5 <0,5

Posfat mg/l 1,135 0,5375 0,5575

40

Pembahasan

Dimensi Permukaan

Berdasarkan hasil pengukuran morfometri Danau Martubung Indah menggunakan Software Arc Map diperoleh luas permukaan (Ao) sebesar 84.763,9567 m2 dengan garis tepi (Sl) sebesar 1301,527732 m sehingga diperoleh Indeks perkembangan Danau (SDI) sebesar 2,521653995. Nilai SDI Danau Martubung Indah lebih besar dari 2. Menurut Cole (1983) nilai SDI yang lebih besar dari 2 menggambarkan suatu bentuk badan perairan yang tidak beraturan sehingga berpotensi terhadap peningkatan nutrien.

Danau Martubung Indah memiliki panjang keliling danau (Sl) 1.301,527732 m dengan nilai Indeks Perkembangan Danau (SDI) sebesar 2,521653995. Nilai SDI danau ini lebih rendah dibandingkan Danau Kelapa gading yang memiliki nilai SDI 3,55 (Ridoan, dkk., 2016) dan lebih tinggi dibandingkan Danau Siombak dengan SDI 2,48 (Muhtadi, dkk., 2016). Bentuk keteraturan dari suatu danau dapat digambarkan dari indeks perkembangan garis tepi (SDI). Hal ini sesuai dengan literatur Wetzel (1983) nilai SDI lebih besar dari 2 menggambarkan bentuk perairan yang tidak beraturan. Nilai SDI hasil pengamatan menggambarkan suatu bentuk danau yang tidak beraturan dan memiliki potensi produktivitas yang tinggi. Ini disebabkan kesempatan perairan untuk berhubungan dengan daratan menjadi besar sehingga kemungkinan masuknya nutrien ke perairan juga besar.

Menurut Straskraba dan Tundisi (1999), penggolongan danau (berdasarkan luas dan volume) yaitu, sangat kecil (<1 Km2 dan <106 m3), kecil (1 – 102 Km2 dan 106 – 108 m3), sedang (102−104 Km2 dan 108− 1010 m3), dan luas (104− 106

41

Km2 dan 1010− 1011 m3). Danau Martubung Indah memiliki luas 84.763,9567 m2 atau 84,7639567 Km2 dan Volume total 6.938.192,624 m3. Berdasarkan luas dan volume danau tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Danau Martubung Indah termasuk kedalam danau buatan yang berukuran kecil.

Dimensi Bawah Permukaan

Danau Martubung Indah merupakan danau buatan dengan kedalaman rata-rata (Z) 0,818531 m. Kedalaman rata-rata-rata-rata Danau Martubung Indah termasuk dangkal. Menurut Pratiwi, dkk (2007) perairan yang dangkal biasanya memiliki produktivitas biologi yang tinggi karena lapisan epilimnionnya lebih tebal dari pada lapisan hipolimnion. Jarak antara lapisan epilimnion dengan zona komposisi seperti karbondioksida, nitrat, dan amonia dapat terdistribusi dengan mudah ke lapisan epilimnion. Selanjutnya terjadi pemanfaatan oleh fitoplankton dan tumbuhan air yang terdapat dilapisan tersebut. Kedalaman maksimum Danau Martubung Indah (Zmax) 1,5 m dan kedalaman relatif (Zr) 45,66862893%.

Menurut Tambunan (2010) kedalaman relatif dapat mengambarkan stabilitas stratifikasi. Perairan yang memiliki kedalaman relatif yang kurang dari 2% akan mudah mengalami pengadukan sedangkan perairan yang memiliki kedalaman relatif lebih besar dari 4% memiliki stabilitas sratifikasi yang tinggi. Nilai Zr Danau Martubung Indah adalah 45,66862893% yang berarti bahwa danau ini memiliki stabilitas yang tinggi dengan kemungkinan pengadukan yang rendah.

Nilai kemiringan rata-rata danau adalah 0,7978543% dengan perkembangan volume danau 1,637062. Nilai perkembangan volume danau pada umumnya dapat digunakan untuk menggambarkan bentuk dasar danau. Menurut Tambunan (2010), perkembangan volume danau (volume development /VD)

42

menggambarkan bentuk danau secara umum. Perkembangan volume danau yang kurang dari satu akan memiliki bentuk danau yang kerucut dan perkembangan volume danau yang lebih besar dari satu memiliki bentuk dengan dasar yang rata.

Berdasarkan nilai VD Danau Martubung Indah berarti termasuk kedalam danau yang memiliki bentuk dengan dasar yang rata.

Debit air yang keluar dari bulan Mei hingga Juni berturut-turut 0,09 L/s;

0,10 L/s; dan 0,13 L/s. Dari hasil perhitungan Retention Time diperoleh bahwa Danau Martubung Indah memiliki RT selama ± 171 – 172 tahun yang memungkinkan pengendapan unsur hara yang cukup lama pada dasar perairan.

Semakin tinggi nilai RT, akan semakin lama waktu tinggal air di dalam danau sehingga kesempatan bahan organik ataupun nutrien berada dalam perairan semakin besar. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses penyuburan perairan. Menurut Straskraba dan Tundisi (1999), kriteria dengan sistem klasifikasi danau dapat dijelaskan berdasarkan lambatnya aliran air yang keluar dari danau. Danau dengan R ≤ 20 (hari) arus air cepat, 20 < R ≤ 300 (hari) arus air sedang, R > 300 (hari) arus air lambat. Berdasarkan nilai RT yang di dapat, maka debit air yang keluar dari dalam danau termasuk kedalam kategori arus air sedang.

Parameter Fisika

Nilai TDS yang dihasilkan pada bulan Mei hingga Juni berturut-turut adalah 374,25 mg/L; 239,75mg/L; dan 292,5 mg/L, ini berarti bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi perubahan nilai TDS yang signifikan. Effendi (2003) menyatakan bahwa penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan

43

sering mengandung molekul sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah tangga dan industri pencucian.

Hasil pengukuran nilai TSS yang diperoleh pada bulan Mei sampai Juni berturut-turut yaitu 344,75 mg/L;191,5 mg/L; dan 199,25mg/L. Penyebab TSS di perairan yang utama adalah kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air yang mana apabila terlalu tinggi akan menghambat proses penetrasi cahaya ke dalam air dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis akibatnya produktifitas perairan menurun. Menurut Pratiwi dkk (2007), terdapatnya bahan tersuspensi di perairan dapat meningkatkan nilai kekeruhan perairan tersebut.

Kekeruhan dan TSS berperan sebagai penentu nilai kecerahan yang memberikan gambaran kedalaman eufotik yang secara tidak langsung akan menentukan produktivitas perairan. TSS dapat mengahambat penetrasi cahaya ke perairan sehingga akan menurunkan aktivitas fotosintesis.

Danau Martubung Indah memiliki nilai konduktivitas yang berkisar antara 691,75 – 1036,75 µmhos/cm. Perubahan nilai konduktivitas ini dapat terjadi karena berubahnya konsentrasi dari ion-ion zat terlarut (yang dalam hal ini mineral-mineral seperti NaCl) bertambah ataupun berkurang. Jika konsentrasi ionnya turun maka konduktifitasnya juga turun yang berarti DHLnya turun dan begitu pula sebaliknya. Menurut Sylvester (1985) yang diacu oleh Husni dan Nuryanto (2000) yang menyatakan bahwa batas-batas toleransi ikan terhadap DHL diengaruhi oleh kesadahan perairan. Dalam perairan tawar, ikan dapat hidup layak apabila nilai DHL nya berkisar 150 – 500 µmhos/cm. selanjutnya dinyatakan bahwa nilai DHL nya diatas 500µmhos/cm atau lebih, ikan tidak dapat bertahan lagi. Dalam perairan sadah batas maksimum ketahanan ikan dapat lebih

44

tinggi lagi yaitu 2000 µmhos/cm. Berdasarkan hal itu konduktivitas Danau Martubung Indah tidak layak digunakan untuk kegiatan perikanan.

Status Trofik Danau

Besarnya penetrasi cahaya yang masuk ke perairan dinyatakan sebagai kecerahan yang digambarkan melalui nilai kedalaman Secchi. Tingkat kecerahan di Danau Martubung Indah adalah 0,15 m, 0,35 m dan 0,55 m nilai tersebut menunjukkan bahwa perairan tergolong eutrofikkarena nilai kecerahan yang dihasilkan masih berada dibawah 1 m. Hal ini sesuai dengan literatur Amalia (2010), yang menyatakan bahwa perairan yang memiliki status kesuburan oligotrof memiliki kedalaman Secchi disc sebesar lebih dari 6 m, kesuburan mesotrof berkisar antara 3 – 6 m, dan kesuburan eutrof kurang dari 3 m.

Berdasarkan nilai kecerahan yang dihasilkan menunjukkan bahwa Danau Martubung Indah termasuk kedalam golongan danau yang memiliki kesuburan eutrofik.

Danau Martubung Indah memiliki kandungan Fosfat yang berkisar antara 0,5375 – 1,135 mg/L dan Nitrat sebesar <0,5 mg/L. Berdasarkan pengukuran nilai kecerahan,nilai Fosfat (P)dan Nitrat (N) yang dapat juga dijadikan sebagai penentuan status trofik Danau Martubung Indah termasuk kedalam golongan danau Eutrofik. Hal ini dapat disebabkan karena Danau Martubung Indah yang hanya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai resapan air hujan dan penampung limbah rumah tangga sehingga tidak adanya kegiatan yang memungkinkan untuk terjadinya pengadukan sehingga memberikan kesempatan yang lebih tinggi terjadinya pengendapan .

45

Rekomendasi Pengelolaan

Danau Martubung Indah merupakan danau yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai penampung limbah rumah tangga, resapan air hujan dan kegiatan rekreasi, agar danau ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan maka diperlukan pengelolaan terhadap danau.

Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengelolaan danau ini agar terus dapat dimanfaatkan adalah:

1. Menutup area pembuangan sampah umum yang berada di sekitar danau untuk mengurangi bahan pencemar yang masuk ke danau.

2.

Melakukan pengerukan di beberapa bagian danau yang sudah mengalami pendangkalan.

46

Dokumen terkait