• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Persentase Perkecambahan (%)

Data pengamatan persentase perkecambahan dan hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7. Hasil analisis sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa populasi mutan tidak berbeda nyata pada persentase perkecambahan. Rataan persentase perkecambahan dari beberapa populasi M6 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase perkecambahan dari populasi M6 No Galur

.

Rataan Persentase Perkecambahan (%)

M150-69-47-4 93,33a

M200-52A-66-8 84.00b

Var. Argomulyo 52,67bc

M100-29A-42-15 34,00c

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji DMRT dengan taraf 0.05

Tabel 1 menunjukkan bahwa rataan persentase perkecambahan tertinggi terdapat pada galur M150-69-47-4 yaitu 93,33 % dan yang terendah terdapat pada galur M100-29A-42-15 yaitu 34,00 %.

Tinggi Tanaman (cm)

Data pengamatan tinggi tanaman mulai pada minggu I s/d IV serta hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 8 s/d 15. Hasil analisis sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa populasi mutan tidak berbeda nyata terhadap

tinggi tanaman pada minggu I dan II sedangkan pada minggu III dan IV populasi mutan berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Rataan tinggi tanaman dari beberapa populasi M6 pada minggu I s/d IV dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tinggi tanaman pada minggu I s/d IV dari populasi M6 No Galur

.

Rataan Tinggi Tanaman pada Stadia Pertumbuhan Vegetatif (cm) Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

Var . Argomulyo 10,91 15,05c 21,81c 31,78c

M100-29A-42-15 11,08 15,56bc 23,35bc 34,04bc

M150-69-47-4 12,39 18,41a 29,80b 44,84a

M200-52A-66-8 12,51 17,99a 32,06a 46,85a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji DMRT dengan taraf 0.05

Tabel 2 menunjukkan bahwa rataan tinggi tanaman pada minggu IV yang tertinggi terdapat pada galur M200-52A-66-8 yaitu 46,85 cm dan yang terendah pada galur Var. Argomulyo yaitu 31,78 cm.

Tabel 3. Perbandingan tinggi tanaman populasi M5 dengan populasi M6 No

. Rataan Tinggi Tanaman (cm) Galur Generasi M5 Generasi M6

Var. Argomulyo 49,41 31,78 M100-29A-42-15 61,16 34,08 M150-69-47-4 63,16 44,84 M200-52A-66-8 50,26 46,85 Rataan 55,99 43,88 Tabel 3 menunjukkan terjadinya perubahan tinggi tanaman pada seluruh hasil dari generasi M6 dimana terjadi penurunan rataan tinggi tanaman dibandingkan pada generasi M5

Data pengamatan jumlah cabang pada batang utama serta hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 16 dan 17. Hasil analisis sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa populasi mutan tidak berbeda nyata terhadap jumlah

.

cabang pada batang utama. Rataan jumlah cabang pada batang utama dari beberapa generasi M6 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 4. Jumlah cabang pada batang utama dari populasi M6 No Galur

.

Rataan Jumlah Cabang pada Batang Utama (cabang)

M150-69-47-4 4.90a

M200-52A-66-8 4.67a

Var. Argomulyo 3.63bc

M100-29A-42-15 3.50c

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji DMRT dengan taraf 0.05

Tabel 4 menunjukkan bahwa rataan jumlah cabang pada batang utama yang tertinggi terdapat pada galur M150-69-47-4 yaitu 4,90 cabang dan yang terendah pada galur M100-29A-42-15 yaitu 3,50 cabang.

Tabel 5. Perbandingan jumlah cabang pada batang utama Generasi M5 dengan Generasi M6

No Galur .

Rataan Jumlah Cabang pada Batang Utama (buku) Generasi M5 Generasi M6 Var. Argomulyo 3,46 3,63 M100-29A-42-15 4,18 3,50 M150-69-47-4 5,61 4,90 M200-52A-66-8 3,30 4,67 Rataan 4,13 4,18

Tabel 5 menunjukkan bahwa rataan jumlah cabang pada batang utama mengalami peningkatan pada generasi M6 dari generasi M5

Data pengamatan jumlah buku per tanaman serta hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 18 dan 19. Hasil analisis sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa populasi mutan tidak berbeda nyata terhadap jumlah buku

Jumlah Buku per Tanaman (buku)

per tanaman. Rataan jumlah buku per tanaman dari beberapa populasi M6 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah buku per tanaman dari populasi M6 No Galur

.

Rataan Jumlah Buku per Tanaman (buku)

M200-52A-66-8 30.73a

M150-69-47-4 30.10a

M100-29A-42-15 24.83bc

Var. Argomulyo 23.73c

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji DMRT dengan taraf 0.05

Tabel 6 menunjukkan bahwa rataan jumlah buku yang tertinggi terdapat pada galur M200-52A-66-8 yaitu 30,73 buku dan yang terendah pada galur Var. Argomulyo yaitu 30,10 buku.

Tabel 7. Perbandingan jumlah buku per tanaman Generasi M5 dengan Generasi M6

No Galur .

Rataan Jumlah Buku per Tanaman (buku) Generasi M5 Populasi M6 Var. Argomulyo 29,80 23,73 M100-29A-42-15 41,33 24,83 M150-69-47-4 57,00 30,10 M200-52A-66-8 40,33 30,73 Rataan 42,11 27,35

Tabel 7 menunjukkan terjadinya penurunan hasil jumlah buku per tanaman pada generasi M6 dari hasil generasi M5

Data pengamatan umur berbunga pada fase R1 serta hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 20 dan 21. Hasil analisis sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa populasi mutan tidak berbeda nyata pada umur berbunga.

pada seluruh galur. Umur Berbunga (hari)

Rataan umur berbunga dari beberapa populasi M6 pada fase R1 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Umur berbunga dari populasi M5 No Galur

.

Rataan Umur Berbunga (hari)

Var. Argomulyo 33

M100-29A-42-15 33

M150-69-47-4 32

M200-52A-66-8 32

Tabel 8 menunjukkan bahwa umur berbunga pada galur Var. Argomulyo dan M100-29A-42-15 sama yaitu 33 hari, dan pada galur M150-69-47-4 dan M200-52A-66-8 juga sama yaitu 32 hari.

Tabel 9. Perbandingan umur berbunga Generasi M5 dengan Generasi M6 No Galur

. Rataan Umur Berbunga (hari) Generasi M5 Generasi M6 Var. Argomulyo 30,2 33,30 M100-29A-42-15 30 33,20 M150-69-47-4 30 32,13 M200-52A-66-8 30 32,73 Rataan 30,05 32,84

Tabel 9 menunjukkan terjadinya perlambatan umur berbunga pada seluruh galur pada generasi M6 dibandingkan hasil pada generasi M5.

Umur Panen (hari)

Data pengamatan umur panen pada fase R8 serta hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 22 dan 23. Hasil analisis sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa populasi mutan tidak berbeda nyata pada umur panen. Rataan umur panen dari beberapa populasi M5 pada fase R8 dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Umur panen dari populasi M6 No Galur

.

Rataan Umur Panen (hari)

Var. Argomulyo 82

M100-29A-42-15 82

M150-69-47-4 81

M200-52A-66-8 81

Tabel 10 menunjukkan bahwa rataan umur berbunga pada galur Var. Argomulyo dan M100-29A-42-15 adalah sama yaitu 82 hari , sedangkan pada galur M150-69-47-4 dan M200-52A-66-8 juga sama yaitu 81 hari.

Tabel 11. Perbandingan umur panen Generasi M5 dengan Generasi M6 No Galur

. Rataan Umur Panen (hari)

Generasi M5 Generasi M6 Var. Argomulyo 77 82,40 M100-29A-42-15 77 82,13 M150-69-47-4 77 81,47 M200-52A-66-8 77 81,47 Rataan 77 81,87

Tabel 11 menunjukkan terjadinya perlambatan umur panen dari generasi M5 ke generasi M6 pada semua galur.

Jumlah Polong Berisi per Tanaman (polong)

Data pengamatan jumlah polong berisi per tanaman serta hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 24 dan 25. Hasil analisis sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa populasi mutan berbeda nyata terhadap jumlah polong berisi per tanaman. Rataan jumlah polong berisi per tanaman dari beberapa generasi M6 dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 12. Jumlah polong berisi per tanaman dari populasi M6 No Galur

.

Rataan Jumlah polong berisi per tanaman (polong)

M150-69-47-4 97.97 a

M200-52A-66-8 92.93 ab

M100-29A-42-15 66.03 bc

Var. Argomulyo 62.35 bc

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji DMRT dengan taraf 0.05

Tabel 12 menunjukkan bahwa rataan jumlah polong berisi per tanaman yang tertinggi terdapat pada galur M150-69-47-4 yaitu 97,97 polong dan yang terendah pada galur Var. Argomulyo yaitu 62,35 polong.

Tabel 13. Perbandingan jumlah polong berisi per tanaman Generasi M5 dengan Generasi M6

No Galur

.

Rataan Jumlah Polong Berisi per tanaman (polong) Generasi M5 Generasi M6 Var. Argomulyo 40,20 62,35 M100-29A-42-15 74,33 66,03 M150-69-47-4 104,66 97,97 M200-52A-66-8 67,33 92,93 Rataan 71,63 79,67

Tabel 13 menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah polong berisi per tanaman pada seluruh galur dari generasi M5 ke generasi M6

Data pengamatan jumlah polong hampa per tanaman serta hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 26 dan 27. Hasil analisis sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa populasi mutan berbeda nyata terhadap jumlah polong hampa per tanaman. Rataan jumlah polong hampa per tanaman dari beberapa generasi M

. Jumlah Polong Hampa per Tanaman (polong)

Tabel 14. Jumlah polong hampa per tanaman dari generasi M6 No Galur

.

Rataan Jumlah polong hampa per tanaman (polong)

M100-29A-42-15 3,73a

M150-69-47-4 3,20ab

M200-52A-66-8 3,07b

Var. Argomulyo 2,43bc

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji DMRT dengan taraf 0.05

Tabel 14 menunjukkan bahwa rataan jumlah polong hampa per tanaman yang tertinggi terdapat pada galur M100-29A-42-15 yaitu 3,73 polong dan yang terendah pada galur Var. Argomulyo yaitu 2,43 polong.

Jumlah Biji per Tanaman (biji)

Data pengamatan jumlah biji per tanaman serta hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 28 dan 29. Hasil analisis sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa populasi mutan berbeda nyata pada jumlah biji per tanaman. Rataan jumlah biji per tanaman dari beberapa generasi M6 dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Jumlah biji per tanaman dari generasi M6 No Galur

.

Rataan Jumlah Biji per Tanaman (biji)

M150-69-47-4 151.93

M200-52A-66-8 150.33

M100-29A-42-15 128.00

Var. Argomulyo 123.70

Tabel 15 menunjukkan bahwa rataan jumlah biji per tanaman tertinggi terdapat pada galur M150-69-47-4 yaitu 151,93 biji dan yang terendah terdapat pada galur Var. Argomulyo yaitu 123,70 biji.

Data pengamatan produksi biji per plot serta hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 30 dan 31. Hasil analisis sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa populasi mutan berbeda nyata pada produksi biji per plot. Rataan dari produksi biji per plot beberapa populasi M5 dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Rataan Produksi biji per plot generasi M6 No Galur

.

Rataan Produksi Biji per Plot (gram)

M200-52A-66-8 273.27 a

M150-69-47-4 253.95 ab

M100-29A-42-15 60.48 c

Var. Argomulyo 48.85 cd

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji DMRT dengan taraf 0.05

Tabel 16 menunjukkan bahwa rataan produksi biji per plot tertinggi terdapat pada galur M200-52A-66-8 yaitu 253,95 g dan yang terendah terdapat pada galur Var. Argomulyo yaitu 48,85 g.

Bobot Biji per Tanaman (gram)

Data pengamatan bobot biji per tanaman serta hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 32 dan 33. Hasil analisis sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa populasi mutan tidak berbeda nyata pada bobot biji per tanaman. Rataan bobot biji per tanaman dari beberapa populasi M6 dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Bobot biji per tanaman dari generasi M6 Populasi M

.

Rataan Bobot Biji per Tanaman (gram) 4

M150-69-47-4 22.30

M200-52A-66-8 21.10

M100-29A-42-15 20.76

Var. Argomulyo 17.01

Tabel 17 menunjukkan bahwa rataan bobot biji per tanaman tertinggi terdapat pada galur M150-69-47-4 yaitu 22,30 g dan yang terendah terdapat pada galur Var. Argomulyo yaitu 17,01 g.

Tabel 18. Perbandingan bobot biji per tanaman generasi M5 dengan generasi M No Galur

6 Rataan Bobot Biji per Tanaman (gram) Generasi M5 Generasi M6 Var. Argomulyo 21.20 17.01 M100-29A-42-15 20.20 20.76 M150-69-47-4 25.00 22.30 M200-52A-66-8 21.00 21.10 Rataan 21.85 20.29

Tabel 18 menunjukkan terjadinya penurunan rataan bobot biji per tanaman dari generasi M5 ke generasi M6.

Bobot 100 Biji (gram)

Data pengamatan bobot 100 biji serta hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 34 dan 35. Hasil analisis sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa populasi mutan tidak berbeda nyata pada bobot 100 biji . Rataan bobot 100 biji dari beberapa populasi M6 dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Bobot 100 biji dari populasi M6.

No Galur Rataan Bobot 100 Biji (gram)

M150-69-47-4 17.80 a

M200-52A-66-8 17.52 a

M100-29A-42-15 16.52 bc

Var. Argomulyo 15.28 c

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf notasi yang sama tidak berbeda nyata pada Uji DMRT dengan taraf 0.05

Tabel 19 menunjukkan bahwa rataan bobot 100 biji tertinggi terdapat pada galur M150-69-47-4 yaitu 17,80 g dan yang terendah terdapat pada galur Var. Argomulyo yaitu 15,28 g.

Tabel 20. Perbandingan bobot 100 biji generasi M5 dengan generasi M6.

No Galur Rataan Bobot 100 Biji (gram)

Generasi M5 Generasi M6 Var. Argomulyo 16.00 15.28 M100-29A-42-15 16.00 16.52 M150-69-47-4 15.00 17.80 M200-52A-66-8 17.00 17.52 Rataan 16.00 16.78

Tabel 20 menunjukkan terjadinya peningkatan rataan bobot 100 biji per tanaman dari generasi M5 ke generasi M6.

Uji Progenitas

Data pengamatan uji progenitas dapat dilihat pada lampiran 36 s/d 43. Nilai uji progenitas untuk masing-masing karakter dapat dievaluasi serta dapat dilihat pada Tabel 21. Nilai uji progenitas berkisar antara 0,028759 sampai 377,8781.

Tabel 21. Nilai Uji Progenitas untuk masing-masing nomor Galur.

Komponen Hasil Nilai Uji Progenitas untuk masing-masing nomor galur Var. Argomulyo M100-29A-42-15 M150-69-47-4 M200- 52A-66-8 Tinggi Tanaman (cm) 15,41138 23,67216 16,01455 2,980874 Jumlah cabang pada batang utama (cabang) 6,618601 26,47441 27,64239 53,33814

Jumlah buku per Tanaman (buku) 2,050368 5,573487 9,086474 3,242756 Jumlah polong berisi per Tanaman (polong) 0,638587 0,374577 0,301918 1,128245

Bobot Biji per Tanaman (g) 1,204984 0,218565 0,776481 0,028759 Bobot 100 Biji Per Tanaman (g) 4,44508 3,210335 17,28642 3,210335 Umur Berbunga (hari) 377,8781 390,0677 259,6388 332,7765 Umur Panen (hari) 113,9063 108,2109 94,28906 94,28906

Kandungan Lemak dan Minyak

Data pengamatan kandungan lemak dan minyak dapat dilihat pada lampiran 46. Hasil menunjukkan bahwa kandungan lemak dan minyak tiap populasi mutan berbeda-beda.

Tabel 22. Kandungan lemak dari populasi M6.

No Galur Kandungan Lemak (%)

M150-69-47-4 11.32

M200-52A-66-8 9.46

M100-29A-42-15 9.22

Var. Argomulyo 8.44

Tabel 22 menunjukkan bahwa kandungan lemak tertinggi terdapat pada galur M150-69-47-4 yaitu 11.32 % dan yang terendah terdapat pada galur Var. Argomulyo yaitu 8.44 %.

Tabel 23. Kandungan minyak dari generasi M6.

Populasi M4 Kandungan Minyak (%)

M150-69-47-4 23.54

M200-52A-66-8 22.18

Var. Argomulyo 17.07

M100-29A-42-15 12.19

Tabel 23 menunjukkan bahwa kandungan minyak tertinggi terdapat pada galur M150-69-47-4 yaitu 23.54 % dan yang terendah terdapat pada galur M100-29A-42-15 yaitu 12.19 %.

Keragaman Genotip dan Fenotip

Hasil perhitungan variabilitas genetik (σ2

g), variabilitas fenotip (σ2 p), koefisian variabilitas genotip (KVG) dan koefisian variabilitas fenotip (KVP) dapat dilihat pada Tabel 24. Nilai KVG berkisar antara 0.5150 – 74.5446 dan nilai KVP berkisar antara 0.8304 – 83.0284.

Tabel 24. Variabilitas Genotip (σ2

g), Variabilitas Fenotip (σ2

Komponen Hasil

p), Koefisien Variabilitas Genotip (KVG), Koefisien Variabilitas Fenotip (KVP), Harapan Kemajuan Genetik (HKG)

σ2g σ2p KVG KVP HKG P.P (%) T.T (cm) 746.844 56.01 811.56 62.87 41.406 t 19.001 s 43.1633 20.1324 54.003 r 14.551 r J C P B U (cabang) 0.47977 0.63 16.590 r 19.0699 1.241 r J B P T (buku) 9.8473 27.61 11.473 t 19.2121 3.860 r U B (hari) 0.2757 0.32 1.599 r 1.7358 0.996 U P (hari) 0.1777 0.46 0.515 r 0.8304 0.5386 J P B P T (polong) 304.826 437.78 21.914 s 26.261 30.011 s J P H P T (polong) 0.23 0.56 15.428 r 24.134 0.6315 J B P T (biji) 119.271 703.19 7.8857 r 19.147 9.2654st P B P P (biji) B B P T (g) 14072.7 1.7451 17458 22.61 74.544st 6.5093 r 83.0284 23.429 219.40 0.756 r B 100 B(g) 1.135 2.1073 6.350 r 8.6516 1.6113 r Keterangan : PP : Persentase Persentase TT : Tinggi Tanaman

JCPBU: Jumlah Cabang Pada Batang Utama JBPT : Jumlah Buku Per Tanaman

UB : Umur Berbunga UP : Umur Panen

JPBPT : Jumlah Polong Berisi Per Tanaman JPHPT : Jumlah Polong Hampa Per Tanaman JBPT : Jumlah Biji Per Tanaman

PBPP : Produksi Biji Per Plot BBPT : Bobot Biji Per Tanaman B100B : Bobot 100 biji

r = rendah t = tinggi

s = sedang st = sangat tinggi

Heritabilitas

Nilai duga heritabilitas (h2) untuk masing-masing karakter dapat dievaluasi serta dapat dilihat pada Tabel 25. Nilai duga heritabilitas berkisar antara 0,077 – 0,920. Berdasarkan kriteria heritabilitas diperoleh enam parameter yang

mempunyai nilai heritabilitas tinggi, dua parameter yang mempunyai nilai heritabilitas sedang dan dua parameter mempunyai nilai heritabilitas rendah.

Tabel 25. Nilai duga heritabilitas (h2 Komponen Hasil ) masing-masing karakter. Nilai Heritabilitas (h2) Persentase Perkecambahan (%) Tinggi Tanaman (cm) 0.920 t 0.890 t Jumlah cabang pada batang utama (cabang) 0.756 t

Jumlah buku per Tanaman (buku) 0.356 s

Umur berbunga Umur panen

Jumlah polong berisi per Tanaman (polong) Jumlah polong hampa per tanaman (polong)

0.848 t 0.384 s 0.696 t 0.408 s Jumlah Biji per Tanaman (g)

Produksi per Plot (g)

0.169 r 0.806 t

Bobot Biji per Tanaman (g) 0.077 r

Bobot 100 biji (g) 0.538 t

Keterangan : r = rendah s = sedang t = tinggi

Tabel 25 menunjukkan nilai heritabilitas tertinggi terdapat pada karakter persentase perkecambahan yaitu 0,920 sedangkan nilai heritabilitas terendah terdapat pada karakter bobot bobot biji per tanaman yaitu 0,077.

Nilai duga heritabilitas (h2) untuk masing-masing dosis radiasi dapat juga dievaluasi dan dapat dilihat pada Tabel 23. Nilai duga heritabilitas (h2) tersebut berkisar antara 0,072 – 0,944.

Tabel 26. Nilai duga heritabilitas untuk masing-masing dosis radiasi.

Komponen Hasil Nilai Duga Heritabilitas (h2) per nomor Galur Var. Argom ulyo M100-29A-42-15 M150-69-47-4 M200-52A-66-8 Tinggi Tanaman (cm) 0.517 t 0.321 s 0.643 t 0.655 t Jumlah cabang pada batang

utama (cabang) 0.655 t 0.529 t 0.761 t 0.760 t

Jumlah buku per Tanaman

(buku) 0.382 s 0.309 s 0.482 s 0.421 s

Umur berbunga (hari) 0.773 t 0.790 t 0.588 t 0.879 t Umur Panen (hari) 0.928 t 0.944 t 0.925 t 0.925 t Jumlah polong berisi per

Tanaman (polong) 0.452 s 0.072 r 0.582 t 0.477 s

Jumlah Polong hampa per

Tanaman (polong) 0.741 t 0.757 t 0.705 t 0.798 t

Jumlah Biji per Tanaman

(biji) 0.715 t 0.510 t 0.629 t 0.570 t

Bobot Biji per Tanaman (g) 0.630 t 0.490 s 0.578 t 0.528 t Keterangan : r = rendah s = sedang t = tinggi

Tabel 26 menunjukkan nilai heritabilitas tertinggi dari berbagai dosis radiasi banyak ditemui pada no galur M150-69-47-4 yaitu tinggi tanaman (0,643), jumlah cabang pada batang utama (0,761), umur berbunga (0,588), umur panen (0,925), jumlah polong berisi per tanaman (0,582), jumlah polong hampa per tanaman (0,705), jumlah biji per tanaman (0,629), dan bobot biji per tanaman (0,578).

Pembahasan

Dari hasil analisis sidik ragam (lampiran 10-11, lampiran 12-13, dan lampiran 14-15) dapat dilihat bahwa populasi M6 hasil radiasi berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada fase pertumbuhan Minggu II, Minggu III dan Minggu IV . Dapat dilihat pada Tabel 2, tinggi tanaman pada fase Minggu II tertinggi pada no galur M150-69-47-4 (18,41 cm) dan yang terendah pada galur Var. Argomulyo (15,05 cm), tinggi tanaman Minggu III tertinggi pada no galur M200-52A-66-8 (32,06 cm) dan yang terendah pada galur Var. Argomulyo (21,81 cm), dan tinggi tanaman pada fase Minggu IV tertinggi pada M150-69-47-4 (44,84 cm) dan yang terendah pada galur Var. Argomulyo (31,78 cm). Pada tabel 3 menunjukkan terjadinya penurunan rataan tinggi tanaman pada generasi M5 (55,99 cm ) ke M6 (43,88 cm). Pada deskripsi tanaman kedelai varietas Argomulyo (lampiran 1), diperoleh bahwa rataan tinggi tanaman setinggi 40 cm. Sedangkan pada hasil penelitian populasi M6 diperoleh rataan tinggi tanaman setinggi 43,88 cm. Dari perbandingan antara deskripsi tanaman kedelai varietas Argomulyo dengan populasi M6 diperoleh bahwa pada populasi M6 mengalami perubahan tinggi tanaman. Ini menunjukkan bahwa populasi M6 hasil radiasi dapat mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman mutan sehingga dapat mempengaruhi proses pertumbuhan pada setiap fasenya. Hal ini sesuai dengan literatur Oeliem, dkk (2008) yang menyatakan bahwa mutasi dapat terjadi pada setiap bagian tanaman dan fase pertumbuhan tanaman.

Dari hasil analisis sidik ragam (lampiran 16-17) dapat dilihat bahwa populasi M5 hasil radiasi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang pada batang utama . Dapat dilihat pada tabel 4, rataan jumlah cabang tertinggi

terdapat pada no galur M150-69-47-4 (4,90) dan terendah pada no galur M100-29A-42-15 (3,50). Pada deskripsi tanaman kedelai varietas Argomulyo (lampiran 1), diperoleh bahwa jumlah cabang sebanyak 3 – 4 cabang per tanaman. Pada tabel 5 dapat dilihat terjadinya peningkatan jumlah cabang dari generasi M5 (4,13 cabang) ke generasi M6 (4,18 cabang). Dari perbandingan antara deskripsi tanaman kedelai varietas Argomulyo dengan populasi M6 diperoleh bahwa pada populasi M6 mengalami pertambahan rataan jumlah cabang pada batang utama. Ini menunjukkan bahwa populasi M6 hasil radiasi mengalami perubahan fenotipe tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Ismachin (1988) yang menyatakan bahwa efek iradiasi sinar gamma dapat menyebabkan perubahan genetik di dalam sel somatik, dapat diturunkan dan dapat menyebabkan terjadinya perubahan fenotipe.

Dari hasil analisis sidik ragam (lampiran 18-19) dapat dilihat bahwa populasi M6 hasil radiasi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah buku per tanaman . Dapat dilihat pada tabel 6, jumlah buku tertinggi pada no galur M200-52A-66-8 (30,73 buku) dan terendah pada galur Var. Argomulyo (23,73 buku). Pada tabel 7 menunjukkan terjadinya penurunan rataan jumlah buku per tanaman pada generasi M5 (42,11 buku) ke M6 (27,35 buku) . Hal ini terjadi karena pada populasi M6 hasil radiasi mengalami perubahan sifat genetik. Hal ini sesuai dengan literature Soeranto (2003) yang menyatakan bahwa secara relatif proses mutasi dapat menimbulkan perubahan pada sifat – sifat genetis tanaman baik kearah positif maupun negatif.

Dari hasil analisis sidik ragam (lampiran 20-21) dapat dilihat bahwa populasi M6 hasil radiasi berpengaruh nyata terhadap parameter umur berbunga Pada tabel 8 dilihat bahwa umur berbunga tertinggi pada galur Var. Argomulyo

dan no galur M100 29A-42-15 (33 hari) dan terendah pada no galur M150-69-47-4 dan no galur M200-52A-66-8 (32 hari). Pada tabel 9 menunjukkan terjadinya perlambatan umur berbunga pada generasi M5 (30 hari) ke generasi M6 (33 hari), Sementara pada deskripsi tanaman kedelai varietas Argomulyo (lampiran 1), diperoleh bahwa umur berbunga selama 35 hari. Sedangkan pada hasil penelitian populasi M6 diperoleh umur berbunga selama 33 hari. Dari perbandingan antara deskripsi tanaman kedelai varietas Argomulyo dengan populasi M6 diperoleh bahwa pada populasi M6 mengalami percepatan umur berbunga. Hal ini sesuai dengan literatur Charbaji dan Nabulsi (1999) yang menyatakan bahwa beberapa hasil penelitian penggunaan iradiasi sinar gamma menyebutkan bahwa iradiasi sinar gamma pada dosis rendah dapat menghasilkan pertumbuhan vegetatif yang lebih cepat dan pembungaan lebih awal.

Dari hasil analisis sidik ragam (lampiran 22-23) dapat dilihat bahwa populasi M6 hasil radiasi berpengaruh nyata terhadap parameter umur panen. Pada tabel 10 dapat dilihat umur panen tertinggi terdapat pada galur Var. Argomulyo dan no galur M100-29A-42-15 (82 hari) dan terendah pada no galur M150-69-47-4 dan no galur M200-52A-66-8 (81 hari). Pada tabel 11 menunjukkan terjadinya perlambatan rataan umur panen dari generasi M5 (77 hari) ke generasi M6 (82 hari). Pada deskripsi tanaman kedelai varietas Argomulyo (lampiran 1), diperoleh bahwa umur panen selama 80 - 82 hari. Sedangkan pada hasil penelitian populasi M5 diperoleh umur panen selama 81 hari. Dari perbandingan antara deskripsi tanaman kedelai varietas Argomulyo dengan generasi M6 diperoleh bahwa pada generasi M6 mengalami percepatan umur panen. Ini terjadi karena pada generasi M6 hasil radiasi mengalami perubahan dari individu asalnya. Hal ini sesuai

dengan literature Herawati dan Setiamihardja (2000) yang menyatakan bahwa mutasi memperlihatkan perubahan dari individu asalnya, baik perubahan bentuk maupun sifat – sifat lainnya, yang bersifat turun – temurun.

Dari hasil analisis sidik ragam (lampiran 24-25) dapat dilihat bahwa generasi M5 hasil radiasi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah polong berisi per tanaman. Dapat dilihat pada Tabel 12, jumlah polong berisi per tanaman tertinggi pada no galur M150-69-47-4 (97,97 polong) dan yang terendah pada galur Var. Argomulyo (62,35 polong). Pada Tabel 13 menunjukkan terjadinya peningkatan rataan jumlah polong berisi per tanaman pada generasi M5 (71,63 polong) ke generasi M6 (79,67 polong). Ini menunjukkan bahwa populasi M6 hasil radiasi dapat mempengaruhi jumlah polong berisi per tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Micke dan Donini (1993) yang menyatakan bahwa mutasi memberikan efek yang nampak pada perubahan secara biologi.

Dari hasil analisis sidik ragam (lampiran 26-27) dapat dilihat bahwa generasi M6 hasil radiasi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah polong hampa per tanaman . Dapat di lihat dari tabel 14 jumlah polong hampa per tanaman tertinggi pada no galur M100-29-42-15 (3,73 polong) dan yang terendah pada galur Var. Argomulyo (2,43 polong). Ini menunjukkan bahwa populasi M6 hasil radiasi dapat mempengaruhi jumlah polong hampa per tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Cassatret (1961) yang menyatakan bahwa perlakuan radiasi akan menyebabkan kerusakan sel atau terhambatnya metabolisme sel karena adanya gangguan sintesa RNA sehingga sintesis enzim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan terhambat.

Dari hasil analisis sidik ragam (lampiran 30-31) dapat dilihat bahwa generasi M6 hasil radiasi berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah produksi biji per plot . Dapat dilihat dari tabel 15 produksi biji per plot tertinggi pada no galur M200-52-66-8 (273,27 g) dan terendah pada galur Var. Argomulyo ( 48,85 g). Ini menunjukkan bahwa populasi M6 hasil radiasi dapat mempengaruhi produksi biji per plot. Hal ini sesuai dengan literatur Mugiono (2001) yang menyatakan bahwa perlakuan dengan mutagen dapat menyebabkan pembentukan biji.

Pada tabel 17 menunjukkan bahwa rataan bobot biji per tanaman tertinggi terdapat pada no galur M200-52A-66-8 (22,30 g) dan yang terendah terdapat pada galur Var. Argomulyo(17,01 g). Pada tabel 18 menunjukkan terjadinya penurunan bobot biji per tanaman dari generasi M5 (21,85 g) ke generasi M6 (20,29 g). Ini menunjukkan bahwa populasi M5 hasil radiasi dapat mempengaruhi bobot biji per tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Mugiono (2001) yang menyatakan bahwa perlakuan dengan mutagen dapat menyebabkan pembentukan biji.

Dari hasil analisis sidik ragam (lampiran 34-35) dapat dilihat bahwa populasi M6 hasil radiasi berpengaruh nyata terhadap parameter bobot 100 biji per tanaman. Dari Tabel 19 dapat dilihat rataan bobot 100 biji tertinggi terdapat pada no galur M150-69-47-4 (17,80 g) dan yang terendah pada galur Var. Argomulyo (15,28 g). Pada tabel 20 menunjukkan terjadinya peningkatan bobot 100 biji per tanaman dari generasi M5 (16,00 g) ke generasi M6 (16,78 g). Pada deskripsi tanaman kedelai varietas Argomulyo (lampiran 1), diperoleh bahwa bobot 100 biji seberat 16 gram dan pada hasil penelitian populasi M6 diperoleh bobot 100 biji

seberat 16,78 gram. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi perubahan

Dokumen terkait