• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Profil Andisol di TAHURA

Penggalian profil tanah dilakukan di Taman Hutan Raya Bukit Barisan, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Tanah Karo pada ketinggian 1475 meter sampai 1498 meter diatas permukaan laut. Profil tanah. Dimana profil dibuat pada tiga kemiringan lereng berbeda. Profil pertama dibuat pada kemiringan lereng 6%, kemudian profil ke-2 dibuat pada kemiringan lereng 12%, serta profil ke-3 dibuat pada kemiringan lereng 17%. Berikut disajikan gambar 1: Skema pembuatan profil tanah pada 3 kemiringan lereng berbeda.

Gambar 1: Skema Pembuatan Profil Tanah Pada 3 Kemiringan lereng Berbeda.

Adapun vegetasi pada daerah pembuatan lubang profil adalah Pada profil 1 adalah Tanaman Hutan Pinus dan tanaman Pakis-pakisan, pada profil 2 adalah Hutan Pinus dan tanaman Pakis-pakisan serta pada profil 3 adalah Hutan Pinus dan tanaman Pakis-pakisan serta spesifik lelumutan.

Profil 2 (kemiringan 12%)

Profil 1 (kemiringan 6%) Profil 3 (kemiringan 17%)

Eksposisi

Profil 1

Lokasi : Taman Hutan Raya, Kec. Tiga Panah, Kab. Karo Kode : Profil 1 (Topografi landai-berombak)

Kordinat : N 03o12’30,5” – E 098o Klasifikasi : Hapludands

32’04,5”

Fisiografi : Aluvial Fan

Ketinggian Lokasi : 1475 meter diatas permukaan laut Kedalaman Efektif : 90 cm

Penggunaan Lahan : Hutan Pinus, Semak, Pakis Bahan Induk : Andesit Dasit

HorizonPenciri : Epipedon Okrik, Horizon Bawah Penciri Kambik Tanggal : 18 November 2008

Horizon Kedalaman (cm) Sifat Morfologi O Ah1 Ah2 Ah3 BC 0-12 cm 12-20 cm 20-59 cm 59-90 cm >90 cm

Hitam Kecoklatan (7,5 YR 2/2), liat berdebu, struktur remah sangat halus lemah,konsistensi sangat gembur, perakaran halus banyak, perakaran sedang banyak, perakaran kasar banyak, batas lapisan tajam ,batas topografi berombak.

Coklat gelap (7,5 YR 3/4), berdebu, struktur gumpal bersudut sedang sedang, konsistensi teguh, perakaran halus sedang, perakaran sedang sedang, perakaran kasar sedang, batas lapisan nyata , batas topografi berombak

Coklat muda (7,5 YR 5/6), Lempung berdebu, struktur gumpal bersudut sedang sedang, konsistensi teguh, perakaran halus sedikit, perakaran sedang sedang, perakaran kasar sedang, batas lapisan nyata, batas topografi berombak.

Coklat muda (7,5 YR 5/6), pasir berdebu, struktur gumpal bersudut sedang sedang, konsistensi teguh, perakaran sedang banyak, perakaran kasar banyak, batas lapisan nyata, batas topografi berombak

Orange (7,5 YR 6/8), pasir berdebu, struktur gumpul bersudut sedang sedang, konsistensi teguh, perakaran halus sedikit, perakaran kasar banyak, batas lapisan nyata, Batas topografi berombak

Secara umum tanah-tanah andisol digambarkan sebagai tanah-tanah yang gembur, ringan dan porous. Adapun jenis tanah yang ditemukan didaerah Taman Hutan Raya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo adalah jenis tanah Andisol. Hal ini dibuktikan dari pengamatan 3 profil tanah dilapangan. Pengamatan

dilakukan pada 3 kemiringan lereng berbeda.

Rangkaian horizon pada profil 1 adalah O, Ah1, Ah2, Ah3 dan BC. Dimana pada setiap horizon memiliki warna, tekstur dan konsistensi yang berbeda. perbedaan warna tampak jelas dari horizon O ke Ah1 yang lebih gelap dan hampir cenderung ke warna melanik. Sifat Andik mulai ditemui pada kedalaman 10 sampai 90 cm, sifat ini ditandai dengan rasa smeri bila dipirit dengan tangan. Pada horizon Ah1 Gambar 2: Profil 1 Tanah Andisol

banyak ditemui batuan kecil dan semakin kebawah horizonnya jumlah batuan besar lebih banyak ditemukan. Adapun bahan induk pada profil 1 diatas adalah Andesit dasit, sementara kriteria sifat andik menurut Soil Survey Staff (2006) adalah tanah yang memiliki ketebalan sifat andik 60% atau lebih bila : 1) terdapat dalam 60 cm dari permukaan mineral sehingga tanah ini memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai tanah Andisol.

Profil 2

Lokasi : Taman Hutan Raya, Kec. Tiga Panah, Kab. Karo Kode : Profil 2 (bergelombang-agak miring)

Kordinat : N 03o12’31,2” – E 098o Klasifikasi : Hapludands

32’04,3”

Fisiografi : Aluvial Fan

Ketinggian Lokasi : 1485 meter diatas permukaan laut Kedalaman Efektif : 98 cm

Penggunaan Lahan : Hutan Pinus, Semak, Pakis Bahan Induk : Andesit Dasit

Horizon Penciri : Epipedon Okrik, Horizon Bawah Penciri Kambik Tanggal : 18 November 2008 Horizon Kedalaman (cm) Sifat Morfologi O Ah1 Ah2 Bw1 Bw2 0-10 cm 10-34 cm 34-50 cm 50-98 cm >98 cm

Hitam kecoklatan (5 YR 3/1), liat berdebu, struktur remah halus lemah, konsistensi gembur, perakaran halus banyak, perakaran sedang banyak, perakaran kasar banyak, batas lapisan angsur, batas topografi berombak

Coklat gelap kemerahan (5 YR 3/2), liat berdebu, struktur remah halus lemah, konsistensi gembur, perakaran halus banyak, perakaran sedang sedang, perakaran kasar sedikit, batas lapisan angsur, batas topografi lurus

Coklat muda (7,5 YR 3/2), liat berdebu, struktur gumpal sudut sedang lemah, konsistensi gembur, perakaran halus sedikit, perakaran sedang sedikit, perakaran kasar sedikit, batas lapisan angsur, batas topografi berombak. Coklat kekuningan (10 YR 6/6), pasir berdebu, struktur bergumpal sedang sedang, konsistensi teguh, perakaran halus sedikit, perakaran sedang sedikit, perakaran kasar sedikit, batas lapisan baur, batas topografi lurus

Coklat agak kekuningan (10 YR 6/6), pasir berdebu, struktur gumpal sedang sedang, konsistensi teguh, perakaran halus sedikit, perakaran sedang sedikit, perakaran kasar sedikit, batas lapisan baur, batas topografi lurus

Andisol bukanlah tanah yang hanya ditetapkan dengan warnanya yang hitam. Beberapa andisol memiliki warna yang lebih terang. Warna terang ini umumnya mengarah kewarna kecoklatan atau coklat kemerahan. Tanah-tanah

seperti ini umumnya banyak ditemui pada kawasan hutan dipegunungan yang iklimnya tidak terlalu ekstrim, sehingga penyebab proses dekomposisi bahan organik yang menyebabkan warna melanik pada horizon O dan beberapa Ah sangat lambat terjadi, bahkan tidak memungkinkan terjadi. Pada profil 2 memperlihatkan horizon O yang lebih bewarna terang dan lebih padat dari pada profil pertama. Dimana serasah masih berbentuk, juga pada profi ini tidak banyak ditemui batuan, berukuran kecil maupun besar. Profil 2 lebih dalam dari pada profil 1. Profil ini dibuat pada Gambar 3: Profil 2 Tanah Andisol

Kemiringan lereng 17%. Rangkaian horizon pada profil 2 adalah O, Ah1, Ah2, Bw1, Bw2. Sifat andik sendiri ditemukan pada kedalaman 7 cm sampai 134 cm. Pada lapisan bawah tidak ditemui adanya genangan air. Adapun bahan induk pada profil 2 diatas adalah Andesit dasit. sehingga tanah ini memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai tanah Andisol.

Profil 3

Lokasi : Taman Hutan Raya, Kec. Tiga Panah, Kab. Karo Kode : Profil 3 (Topografi miring-berbukit)

Kordinat : N 03o12’31,7” – E 098o Klasifikasi : Hapludands

32’04,2”

Fisiografi : Aluvial Fan

Ketinggian Lokasi : 1498 meter diatas permukaan laut Kedalaman Efektif : 143 cm

Penggunaan Lahan : Hutan Pinus, Semak, Pakis Bahan Induk : Andesit Dasit

Horizon Penciri : Epipedon Umbrik, Horizon Bawah Penciri Kambik Tanggal : 18 November 2008

Horizon Kedalaman Sifat Morfologi

O Ah1 Ah2 Bw1 Bw2 Bw3 0-32 cm 32-55 cm 55-78 cm 78-123 cm 123-142 cm >143 cm

Hitam kecoklatan (7,5 YR 2/3), Liat berdebu, struktur remah halus lemah, konsistensi gembur, perakaran halus banyak, perakaran sedang sedang,perakaran kasar sedang, batas lapisan angsur, batas topografi berombak

Coklat muda (7,5 YR 5/6), liat berdebu, struktur remah halus lemah, konsistensi gembur, perakaran halus sedang, perakaran sedang sedikit, batas lapisan nyata, bats topografi berombak

Coklat muda kekuningan (10 YR 6/6), pasir berdebu, gumpal bersudut sedang lemah,konsistensi sangat teguh, perakaran halus sedang, perakaran sedang sedikit, perakaran kasar sedikit, batas lapisan nyata , batas topografi berombak

Orange (7,5 YR 6/8), pasir berdebu, struktur gumpal bersudut sedang lemah, konsistensi gembur, perakaran halus sedikit, perakaran sedang sedikit, perakaran kasar sedikit, batas lapisan baur, batas topografi ombak

Orange (12,5 YR 6/6), pasir berdebu, struktur gumpal bersudut besar sedang, konsistensi teguh, perakaran halus sedikit, perakaran sedang sedikit, perakaran kasar sedikit, batas lapisan baur, batas topografi ombak

Coklat muda kekuningan (10 YR 7/6), pasir berdebu, struktur gumpal besar kuat, konsistensi sangat teguh, perakaran kasar sedikit, batas lapisan nyata, batas topografi berombak

Profil 3 terletak pada kemiringan 17%. Profil ini memiliki rangkaian horizon O, Ah1, Ah2, Bw1, Bw2, Bw3. Horizon O pada profil ini cenderung lebih tebal dari pada kedua profil sebelumnya, yaitu berkisar 32 cm. Dimana pada setiap horizon memiliki warna, tekstur dan konsistensi yang berbeda. perbedaan warna tampak jelas dari horizon O ke Ah1 yang lebih gelap. Sedangkan dari Ah1 ke Ah2, perubahan warna lebih terang. Horizon Ah2 lebih terang disebabkan oleh eluviasi, sehingga material berupa bahan organik ataupun basa-basa terbawa kelapisan Bw1 dan yang tertinggal bisa saja hanya silika dan beberapa mineral liat lain.

Pemadatan lebih cenderung terjadi pada horizon Bw, hal ini dikarenakan horizon Bw adalah horizon Iluviasi. Warna pada horizon Bw sendiri lebih merah dari pada warna dibawahnya Gambar 4: Profil 3 Tanah Andisol

yang lebih cenderung kekuningan. Sedangkan sifat andik pada profil ini ditemuka n pada kedalaman 13 cm sampai 166 cm, bahan induk pada profil ini termasuk Andesit dasit sehingga tanah pada kemiringan 17% ini termasuk tanah Andisol.

pH H2

Kemasaman didalam tanah dapat dihitung berdasarkan kedudukan ion H O dan pH NaF

+

Pengukuran pH NaF merupakan metode yang konvensional dan sederhana untuk menguji ada tidaknya bahan andik. pH NaF > 9.4 merupakan suatu indikator adanya bahan andik (alofan) yang mendominasi kompleks pertukaran. Hal ini didasarkan atas kepada pertukaran ligan F

. Kemasaman aktual diukur dengan pH meter. Kriteria pH tanah Andisol Taman Hutan Raya menurut BPP Medan, 1982 termasuk kriteria masam (pH 4.5-5.5).

dengan OH- yang dipinggiran alofan sehingga OH

-Nilai pH H

bebas dan akan cepat meningkatkan pH larutan.

2O dan pH NaF pada tiga kemiringan lereng berbeda pada tanah Andisol Taman Hutan Raya disajikan pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Reaksi tanah (pH) pada tiga kemiringan lereng Tahura

Profil Horizon Kedalaman pH

(Kemiringan) H2O NaF ---cm--- O 0-12 5.20 10.43 I Ah1 12-20 5.02 11.08 (6%) Ah2 20-59 4.87 11.18 Ah3 59-90 5.27 11.21 BC >90 4.92 11.11 O 0-10 5.23 11.27 II Ah1 10-34 5.20 11.36 (12%) Ah2 34-50 4.95 11.32 Bw1 50-98 4.60 11.19 Bw2 >98 4.83 11.24 O 0-32 5.08 11.14 III Ah1 32-55 4.81 11.19 (17%) Ah2 55-78 4.96 11.30 Bw1 78-123 4.84 11.22 Bw2 123-142 4.85 11.03 Bw3 >142 4.86 11.14

Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa kemasaman tanah aktual (pH H20) lebih tinggi terdapat pada profil 2 dengan kemiringan 12 % lalu

menurun pada profil 1 dengan kemiringan 12% dan pada profil ke-3 dengan kemiringan 17% sampai pada lapisan ke-3 tetapi pada lapisan ke-4 sampai terakhir pH cenderung tinggi pada profil 1 dan profil 3 serta agak rendah pada profil 2. Sedangkan nilai pH NaF yang terdapat pada masing-masing profil memperlihatkan lebih dari 9.4. Nilai pH NaF tertinggi sampai pada lapisan ke-3 rata-rata terdapat pada profil 2 dengan kemiringan 12% dan cenderung menurun pada lapisan ke- sampai kebawah.

C-Organik

Jumlah dan sifat bahan organik sangat menentukan sifat unik pada tanah andisol yaitu, sifat biokimia, fisika dan kesuburan tanah. C-organik pada tanah andisol ditetapkan dengan menggunakan metode Walkley and Black. Kriteria C-organik pada profil 1 lapisan 1 dan 2 menurut Staf Pusat Penelitian Tanah, 1983 termasuk sangat tinggi sedangkan pada lapisan dibawahnya rendah. Untuk profil 2 termasuk tinggi pada lapisan 1 sampe 3, dan pada profil 3 tergolong tinggi pada lapisan 1 dan sangat rendah pada lapisan 2 sampai 5.

Nilai C-Organik pada tiga kemiringan lereng berbeda pada tanah Andisol Taman Hutan Raya disajikan pada tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Nilai C-organik pada pada tiga kemiringan lereng Tahura. Profil

Horizon Kedalaman C-Organik (Kemiringan) ---cm--- ---%--- O 0-12 13.57 I Ah1 12-20 8.32 (6%) Ah2 20-59 1.02 Ah3 59-90 0.94 BC >90 1.40 O 0-10 5.91 II Ah1 10-34 3.22 (12%) Ah2 34-50 4.43 Bw1 50-98 0.62 Bw2 >98 1.88 O 0-32 4.43 Ah1 32-55 0.32 III Ah2 55-78 0.05 (17%) Bw1 78-123 0.67 Bw2 123-142 0.77 Bw3 >142 0.97

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat secara umum penyebaran C-organik lebih banyak terakumulasi pada lapisan atas pada masing-masing profil. Sedangkan jumlah C-organik lebih banyak terakumulasi jumlahnya pada profil 1 dengan kemiringan lereng 6% lalu mulai menurun pada profil 2 dengan kemiringan lereng 12% dan semakin sedikit pada profil 3 dengan kemiringan lereng 17%.

Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Kapasitas Tukar Kation (KTK) merupakan ukuran kemampuan suatu koloid untuk mengadsorbsi dan mempertukarkan kation. Besarnya KTK tanah tergantung kepada (1) tekstur tanah, (2) tipe mineral liat, (3) kandungan bahan organik. Metode KTK yang digunakan adalah penjumlahan kompleks pertukaran dengan kation indeks. Biasanya digunakan ammonium dalam NH4OAc netral sebagai

kation indeks (KTK-7). Nilai KTK pada tanah Andisol Tahura menurut kriteria

Staf Pusat Penelitian Tanah, 1983 termasuk kriteria rendah sampai tinggi (5-40 me/100 gram).

Nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) pada tiga kemiringan lereng berbeda pada tanah Andisol Taman Hutan Raya disajikan pada tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Nilai KTK pada pada tiga kemiringan lereng Tahura. Profil Horizon Kedalaman KTK

(Kemiringan) ---cm--- ---me/100gram--- O 0-12 27.16 I Ah1 12-20 22.87 (6%) Ah2 20-59 11.84 Ah3 59-90 12.25 BC >90 10.82 O 0-10 46.97 II Ah1 10-34 23.48 (12%) Ah2 34-50 22.46 Bw1 50-98 12.25 Bw2 >98 20.01 O 0-32 28.18 Ah1 32-55 19.60 III Ah2 55-78 08.37 (17%) Bw1 78-123 11.44 Bw2 123-142 17.15 Bw3 >142 24.91

Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa penyebaran nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) banyak terdapat pada horizon O, dan nilai KTK tertinggi terdapat pada profil 2 dengan kemiringan lereng 12% dan diikuti oleh profil ke-3 dengan kemiringan 17% dan semakin menurun pada profil pertama dengan kemiringan lereng 6%.

Muatan Titik Nol (Zero Point of Charges =ZPC)

Sifat yang penting bagi tanah yang didominasi oleh mineral liat yang bermuatan variable adalah Zero Point of Charge (ZPC) atau pH 0. ZPC diartikan sebagai pH dimana adsorbsi H+ dan OH

-Nilai Muatan Titik Nol (Zero Point of Charge= ZPC) pada tiga kemiringan lereng berbeda pada tanah Andisol Taman Hutan Raya disajikan pada tabel 4 dibawah ini.

pada permukaan tanah adalah sama, sehingga muatan netto permukaan adalah nol. Penetapan ZPC pada penelitian ini menggunakan metode Salt Titration.

Tabel 4. Nilai ZPC pada pada tiga kemiringan lereng Tahura. Profil Horizon Kedalaman Zero Point

(Kemiringan) of Charge ---cm--- O 0-12 4.70 I Ah1 12-20 4.91 (6%) Ah2 20-59 5.65 Ah3 59-90 4.85 BC >90 5.65 O 0-10 4.31 II Ah1 10-34 5.80 (12%) Ah2 34-50 5.35 Bw1 50-98 5.11 Bw2 >98 5.45 O 0-32 5.05 Ah1 32-55 5.17 III Ah2 55-78 5.41 (17%) Bw1 78-123 5.58 Bw2 123-142 5.55 Bw3 >142 5.42

Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa nilai Zero Point of Charge yang terdapat pada 3 kemiringan lereng berbeda bervariasi nilainya. Profil 3 memiliki

nilai muatan tidak tetap (ZPC) yang lebih tinggi, lalu diikuti oleh profil 2 dan semakin menurun pada profil 1. Secara umum dapat dilihat pula bahwa nilai ZPC pada lapisan atas untuk masing-masing profil cenderung agak rendah lalu mulai menaik seiring bertambahnya kedalaman lapisan.

Retensi Fosfat

Retensi Fosfat merupakan parameter sifat tanah andik dalam klasifikasi tanah system Soil Taxonomy. Retensi fosfat lebih dari 85% merupakan kriteria untuk sifat tanah andik. Penetapan retensi P pada penelitian ini menggunakan metode Blakemore.

Nilai Retensi fosfat pada tiga kemiringan lereng berbeda pada tanah Andisol Taman Hutan Raya disajikan pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5. Nilai Retensi P pada pada tiga kemiringan lereng Tahura. Profil Horizon Kedalaman Retensi P

(Kemiringan) ---cm--- ---%--- O 0-12 90.08 I Ah1 12-20 87.13 (6%) Ah2 20-59 91.23 Ah3 59-90 90.39 BC >90 93.65 O 0-10 90.71 II Ah1 10-34 90.92 (12%) Ah2 34-50 91.55 Bw1 50-98 88.08 Bw2 >98 90.39 O 0-32 87.77 III Ah1 32-55 86.30 (17%) Ah2 55-78 82.41 Bw1 78-123 89.55 Bw2 123-142 89.87 Bw3 >142 90.92

Dari tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa secara umum nilai retensi fosfat yang tertinggi terdapat pada profil 1 dengan kemiringan lereng 6% lalu diikuti oleh profil 2 dengan kemiringan 12% dan yang terendah terdapat pada profil 3 dengan kemiringan lereng 17%.

Nilai Al oksalat (Alo), Al pyrofosfat (Alp), Si oksalat(Sio Al oksalat (Al

) dan Rasio Al:Si o) digunakan untuk memperhitungkan total pedogenik Al yang terdapat dalam bentuk alofan, imogolit dan kompleks bahan organik, sedangkan Al pyrofosfat (Alp) digunakan untuk memperhitungkan Al yang berikatan dengan komples bahan organik, Si oksalat mengacu terhadap jumlah bahan alofan dan imogolit pada tanah andik. Alo-alp menggambarkan Al pada alofan dan Imogolit, sedangkan Alo-Alp/Sio

Nilai Al oksalat, Al pyrofosfat, Si oksalat dan rasio Al:Si pada tiga kemiringan lereng berbeda pada tanah Andisol Taman Hutan Raya disajikan pada tabel 6 dibawah ini.

dikali molar rasio (28/27) menggambarkan rasio Al:Si alofan dan imogolit pada tanah.

Tabel 6. Nilai Alo, Alp Profil

(Kemiringan)

serta Al (%) pada tiga kemiringan lereng Tahura. Horizon Kedalaman Alo Alp Si o p o Si ) Al Al ( − o x28/27 ---cm--- ---%--- O 0-12 0.32 0.10 0.11 2.07 I Ah1 12-20 0.27 0.10 0.12 1.47 (6%) Ah2 20-59 0.31 0.12 0.10 1.97 Ah3 59-90 0.23 0.12 0.15 0.76 BC >90 0.25 0.11 0.17 0.85 O 0-10 0.26 0.12 0.11 1.32 II Ah1 10-34 0.27 0.13 0.11 1.32 (12%) Ah2 34-50 0.20 0.12 0.19 0.44 Bw1 50-98 0.22 0.09 0.21 0.64 Bw2 >98 0.16 0.11 0.21 0.25 O 0-32 0.16 0.12 0.12 0.34 Ah1 32-55 0.11 0.10 0.20 0.05 III Ah2 55-78 0.11 0.09 0.35 0.06 (17%) Bw1 78-123 0.12 0.12 0.47 0.00 Bw2 123-142 0.09 0.09 0.40 0.00 Bw3 >142 0.12 0.12 0.44 0.00 Keterangan : Alo Al = Al ekstrak oksalat p Si = Al ekstrak pyrofosfat o = Si ekstrak oksalat Dari tabel 6 diatas diperoleh nilai Alo

Nilai Al

(Al dengan ekstrak larutan oksalat) tertinggi terdapat pada profil 1 (pada kemiringan lereng 6%), lalu diikuti profil 2 (pada kemiringan lereng 12%) dan semakin rendah pada profil 3 (pada kemiringan lereng 17%).

p (Al dengan ekstrak larutan pyrofosfat) tertinggi terdapat pada profil 2 (pada kemiringan lereng 12%) lalu diikuti pada profil 1 (pada kemiringan lereng 6%), dan menurun pada profil 3 (pada kemiringan lereng 17%). Perbedaan penurunan nilai Alp

Nilai Si

antara profil satu dan profil 2 tidak berbeda jauh.

o (Si ekstrak larutan oksalat) tertinggi terdapat pada profil 3 (pada kemiringan lereng 17%) lalu diikuti pada profil 2 (pada kemiringan lereng 12%) dan menurun pada profil 1 (pada kemiringan lereng 6%)

Sedangkan nilai rasio Al:Si tertinggi terdapat pada profil pertama dengan kemiringan lereng 6% lalu mulai menurun pada profil 2 (kemiringan lereng 12%) dan semakin sedikit persentasenya pada profil 3 dengan kemiringan 17%. Pada profil pertama rasio Al:Si lebih banyak nilainya pada horizon O lalu mulai menurun seiring menurunnya lapisan. Pada profil 2 rasio Al:Si terdapat pada horizon O dan Ah1 dan mulai menurun semakin kebawah. Dan pada profil 3 nilai rasio Al:Si tertinggi terdapat pada horizon O dan dan semakin menurun pada lapisan bawah.

Nilai Al oksalat (Alo),Fe oksalat (Feo), Al +1/2 Al ekstrak oksalat (Al

Fe Serta Persentase Alofan o

Nilai Al

) tambah setengah Fe ekstrak oksalat digunakan juga sebagai kriteria taksonomi penetapan bahan andik. Berat atom Fe dua kali berat atom Al. Untuk menentukan Hubungan atom Fe dan Al terlarut dengan ammonium oksalat, maka persentase berat Fe harus dibagi dua. Sedangkan Alofan merupakan hasil analisa DTA yang terdapat pada sample tanah.

o, Feo, Al +1/2 Fe serta Persentase Alofan pada tiga kemiringan lereng berbeda pada tanah Andisol Taman Hutan Raya disajikan pada tabel 7 dibawah ini.

Tabel 7. Nilai Alo, Feo, Al +1/2 Profil

Fe serta Persentase Alofan pada pada tiga kemiringan lereng Tahura.

Horizon Kedalaman Alo Feo 1/2 Fe +Al Alofan

(Kemiringan) ---cm--- ---%--- O 0-12 0.32 0.15 0.40 3.40 I Ah1 12-20 0.27 0.13 0.34 7.70 (6%) Ah2 20-59 0.31 0.09 0.35 7.80 Ah3 59-90 0.23 0.15 0.31 8.40 BC >90 0.25 0.19 0.35 2.50 O 0-10 0.26 0.09 0.31 8.30 II Ah1 10-34 0.27 0.06 0.30 6.30 (12%) Ah2 34-50 0.20 0.16 0.28 4.40 Bw1 50-98 0.22 0.18 0.31 3.30 Bw2 >98 0.16 0.11 0.22 2.10 O 0-32 0.16 0.14 0.23 5.50 Ah1 32-55 0.11 0.13 0.17 8.30 III Ah2 55-78 0.11 0.19 0.21 4.80 (17%) Bw1 78-123 0.12 0.10 0.17 1.80 Bw2 123-142 0.09 0.13 0.15 2.60 Bw3 >142 0.12 0.09 0.16 3.30

Sumber data alofan: Yessy Nahampun, 2009 Keterangan : Alo

Fe

= Al ekstrak oksalat o = Fe ekstrak oksalat

Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa nilai ½ Fe + Al tertinggi terdapat pada profil pertama (kemiringan 6% ) pada horizon O, lalu mulai menurun pada profil 2 (kemiringan 12%) dan semakin sedikit pada profil 3 (kemiringan 17%). Pada profil 1 Alofan secara umum cenderung banyak terpresipitasi kelapisan bawah, dimana semakin meningkat sampai lapisan ke-4, tetapi akumulasi tertinggi terdapat pada profil 2 dilapisan teratas (horizon O), sedangkan pada profil 3 horizon banyak terpresipitasi pada horizon Ah1, dan semakin sedikit pada lapisan ke-4

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiringan lereng yang berbeda-beda pada tanah Andisol Taman Hutan Raya Bukit Barisan memperlihatkan karakteristik kimia yang berbeda-beda.

Pada umumnya karakteristik kimia yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh proses genesis tanah seperti nilai pH pada kemiringan 6 % pH H2

Sedangkan pH NaF terlihat tidak tetap, dimana pada kemiringan lereng 6% distribusi vertikal nilai pH NaF setiap horizon bervariasi, begitupun pada kemiringan 17%. Hal ini terjadi mungkin disebabkan oleh penyebaran ikatan ligan OH

O cenderung turun sampai pada horizon Ah2, kemudian meningkat lebih tinggi pada horizon Ah3, proses ini mungkin disebabkan akibat adanya pencucian basa-basa tukar dari horizon atas yang terakumulasi pada horizon Ah3. Pada kemiringan 12% pH terendah terdapat pada horizon Bw1 dan menaik pada horizon Bw2, dimana proses eluviasi (pencucian basa-basa tukar) terjadi pada horizon Bw1. Sedangkan pada profil 3 pH meningkat pada horizon Bw2 yang mengindikasikan bahwa illuviasi sejumlah material bahan organik, karbonat maupun garam-garam mulai terjadi pada horizon ini.

secara vertical bervariasi. Ligan OH- berikatan dengan kompleks Al dan Fe pada alofan, ketika dilarutkan dengan NaF, OH- akan lepas dari ikatan Al dan Fe, dan digantikan oleh F-, gugus OH

-Tingginya kandungan C-organik pada profil 1 dengan kemiringan 6% (agak bergelombang) disebabkan oleh akumulasi bahan organik yang tinggi pada profil tersebut akan terdeteksi oleh pH lebih dari 9.4 sehingga dengan mengetahui pH NaF tanah lebih dari 9.4 mengindikasikan tanah tersebut mengandung alofan yang merupakan kriteria tanah Andisol.

ini akibat pencucian. Tingginya bahan Alofan pada kemiringan lereng 6% juga cenderung mempertahankan hilangnya bahan organik dari lapisan tanah, hal ini sesuai dengan literatur Kimble, dkk., 1999 yang menyatakan bahwa (Alofan) Al dan Fe yang larut, kemudian membentuk kompleks stabil dengan bahan organik hasil pelapukan tanaman, terakumulasi pada permukaan membentuk warna gelap atau coklat kegelapan.

Nilai Kapasitas Tukar Kation Tanah pada ke-3 profil cenderung berbeda, dimana KTK lebih tinggi pada profil 2 dari pada profil 1 dan 3, hal ini mungkin disebabkan oleh proses genesis, dimana mineral alofan yang banyak terakumulasi pada profil 2 dilapisan atas sehingga alofan secara kimia menyumbangkan nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) yang agak tinggi, hal ini sesuai dengan literatur (Musa dan Mukhlis, 2006) menyatakan bahwa mineral alofan menyumbangkan nilai Kapasitas Tukar Kation 3-250 me/100 gram.

Nilai ZPC (muatan listrik variable) terlihat tinggi pada profil 3 dikarenakan banyak faktor, seperti C-organik yang lebih sedikit pada profil 3 akibat pencucian. ZPC juga sangat dipengaruhi oleh pH, dimana muatan positif akan meningkat seiring dengan menurunnya nilai pH. Sedangkan faktor lain yang juga turut menungkatkan nilai ZPC pada profil 3 adalah mineral liat yang terdapat pada horizon Bw lebih banyak terdapat pada profil 3. Muatan negatif dan muatan positif yang mendominasi muatan ini cenderung banyak terdapat pada horizon Bw sehingga biasanya nilai ZPC pada horizon Bw cenderung lebih tinggi hal ini sesuai dengan literatur Nanzyo (2002) yang menyatakan muatan negatif dan positif terjadi pada horizon Bw pada tanah-tanah andisol.

Retensi P tertinggi terjadi pada profil 1, hal ini diakibatkan oleh banyaknya Al dan Fe terakumulasi pada profil 1, proses akumulasi ini mungkin terjadi oleh semburan debu vulkanis oleh gunung yang jauh terlempar sampai pada daerah landai sampai bergelombang (kemiringan 3-8%), hasil semburan tersebut membawa banyak Al dan Fe dalam bentuk senyawa alofan, karena alofan itu

Dokumen terkait