• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Umum Lokasi Pengambilan Sampel

Taman Buah Mekarsari secara geografis terletak pada 06°-35° LS dan 52°-106° BT dengan kemiringan lahan 0-8% dan terletak pada ketinggian 70-80 mdpl, serta memiliki topografi tanah yang relatif datar. Zona kebun buah yang terdapat di Taman Buah Mekarsari berbentuk seperti daun lamtoro (Leucaena leucocephala). Taman Buah Mekarsari memiliki banyak jenis dan varietas tanaman khususnya buah-buahan. Koleksi kebun buah yang dimiliki sebanyak 55 famili dan 226 spesies tanaman buah yang tersebar pada lima blok yaitu blok A, B, C, D, dan E (Lampiran 1). Blok A terdapat 10 famili tanaman dengan jumlah segmen sebanyak 21 segmen, blok B terdapat 13 famili yang terdiri dari sembilan segmen, blok C terdapat sembilan famili dengan 13 segmen, blok D terdapat 28 famili dengan 13 segmen dan blok E terdapat enam famili tanaman buah dengan 11 segmen. Masing-masing luas kebun buah persegmen sekitar satu ha.

Identifikasi Sampel Kutukebul

Berdasarkan pengambilan sampel sebanyak 56 spesies (20 famili tanaman buah) hanya 25 spesies tanaman yang terserang. Kutukebul yang diperoleh sebanyak 20 spesies diantaranya dari subfamili Aleyrodinae sebanyak 17 spesies, sedangkan subfamili Aleurodicinae ditemukan sebanyak tiga spesies. Kutukebul yang termasuk ke dalam subfamili Aleyrodinae yaitu Asiothrixus antidesmae,

Asialeyrodes lushanensis, Cockerelliella sp., Aleurotrachelus sp. 1,

Aleurotrachelus sp. 2, Dialeurodes kirkaldyi, Dialeurodes sp., Dialeuropora decempuncta, Dialeuropora sp., Aleuroclava psidii, Aleuroclava jasmini, Aleuroclava aucubae, Aleuroclava sp., Aleyrodinae sp. 1, Aleyrodinae sp. 2,

Aleyrodinae sp. 3, dan Aleyrodinae sp. 4. Sedangkan spesies kutukebul yang termasuk ke dalam subfamili Aleurodicinae yaitu Paraleyrodes minei,

Aleurodicus dispersus, dan Aleurodicus dugesii.

Kutukebul dari subfamili Aleyrodinae yang paling banyak ditemukan di lapangan adalah Dialeuropora decempuncta yang menyerang lima spesies tanaman dari empat famili tanaman buah yaitu tanaman buni dan menteng (Euphorbiaceae), alpukat (Lauraceae), Gayam (Leguminoceae), dan pisang (Musaceae). Sedangkan kutukebul dari subfamili Aleurodicinae adalah

Paraleyrodes minei yang menyerang 14 spesies tanaman dari 11 famili tanaman

buah yaitu tanaman jambu biji (Myrtaceae), alpukat dan tangkalak (Lauraceae), jeruk chokun (Rutaceae), kecapi (Meliaceae), buni (Euphorbiaceae), gayam (Leguminoceae), buah nona dan srikaya (Annonaceae), rambutan (Sapindaceae), rukem (Flacourtiaceae), sawo kecik (Sapotaceae), serta murbei dan nangka

5 (Moraceae) (Tabel 1). Hal tersebut dapat dilihat dari faktor fisik permukaan daun yang memiliki trikoma yang lebih banyak.

Kutukebul lebih dominan ditemukan mengelompok pada permukaan daun yang kasar atau berambut, hal ini sebagai sistem pertahanan dan perlindungan diri dari hujan. Telur kutukebul berada di bawah permukaan daun, hal ini dikarenakan untuk menghindari dari pengaruh angin. Sedangkan pada daun yang permukaannya halus kutukebul hanya ditemukan dengan jumlah sedikit dan menyebar (soliter) seperti jambu mawar, kopi, dan abiu yang memiliki permukaan daun yang halus. Menurut Schoonhoven et al. (1998) daun tanaman yang memiliki trikoma, nimfa kutukebul lebih sering ditemukan mengelompok daripada menyebar pada permukaan daun yang halus. Nimfa kutukebul lebih sering ditemukan pada daun yang terdapat pada permukaan bawah daun daripada permukaan atas daun tanaman.

Kutukebul termasuk serangga polifag yang dapat menyerang lebih dari satu famili tanaman inang. Beberapa spesies kutukebul yang tergolong polifag adalah

P. minei, D. decempuncta, A. antidesmae, D. kirkaldyi, Aleyrodinae sp. 1,

Aleyrodinae sp. 3. Ditemukan juga spesies kutukebul yang menyerang dua jenis tanaman inang dalam satu famili yaitu spesies Dialeuropora sp. dan spesies yang paling banyak ditemukan hanya pada satu tanaman inang adalah spesies A.

lushanensis, Cockerelliella sp., A. psidii, A. dispersus, A. dugesii, Dialeurodes sp., A. aucubae, Aleuroclava sp., Aleurotrachelus sp. 1, Aleurotrachelus sp. 2, A. jasmini, Aleyrodinae sp. 2, dan Aleyrodinae sp. 4 (Tabel 1).

Keanekaragaman spesies kutukebul yang paling banyak ditemukan dari kelima blok pengamatan yaitu pada blok D sebanyak 10 spesies. Hal ini dikarenakan keanekaragaman tanaman yang terdapat pada lokasi tersebut lebih banyak dibandingkan dengan tanaman di blok lain. Famili tanaman pada blok D berjumlah 28 famili sedangkan pada blok A, B, C, dan E kurang dari 15 famili. Jumlah seluruh famili tanaman buah yang diamati ditemukan sebanyak 14 famili tanaman buah terserang oleh kutukebul. Menurut Karami (2012), makin luasnya kisaran inang dari satu kutukebul makin banyak pula keberadaan kutukebul tersebut di lapangan. Menurut Muniappan et al. (2009), beberapa kutukebul merupakan serangga invasif (Hemiptera: Sternorrhyncha) di Asia Tenggara dan Afrika Barat salah satunya A. dugesii yang disebut dengan giant whitefly. Spesies ini lebih menyukai tanaman berkayu, tanaman buah-buahan, dan Hibiscus sp.. Kutukebul di California dan Hawaii berhasil dikendalikan menggunakan parasitoid Idioporus affinis LaSalle & Polaszek (Hymenoptera: Pteromalidae),

Encarsiella noyesii Hayat (Hymenoptera: Aphelinidae), dan Entedononecremnus krauteri Zolnerowich & Rose (Hymenoptera: Eulophidae).

Gejala kutukebul paling terlihat pada tanaman buni (Euphorbiaceae) dan diikuti dengan tanaman mengkudu (Rubiaceae). Berdasarkan data pada tabel 1 bahwa kedua tanaman tersebut paling banyak terserang kutukebul. Hal tersebut dikarenakan tanaman mengkudu dan buni merupakan tanaman yang memiliki kondisi pohon yang rimbun, sehingga memiliki kelembaban yang lebih tinggi. Selain itu dilihat dari permukaan daun, kedua tanaman tersebut memiliki rambut daun yang cukup banyak.

6

Tabel 1 Keanekaragaman spesies kutukebul yang ditemukan pada berbagai lokasi selama enam kali pengamatan pada bulan April-Juni 2016

Famili tanaman Tanaman inang Blok Spesies kutukebul

Rata-rata individu/ ranting Anacardiaceae Mangga (Mangifera

indica) C Dialeuropora sp. 2.04 Gandaria (Bouea marchophylla) D Dialeuropora sp. 4.88 Annonaceae Buah nona (Anona

reticulata)

D P. minei

2.36 Srikaya (Anona squamosa) A D. decempuncta

P. minei 3.15*

Euphorbiaceae Buni (Antidesma bunius) C A. antidesmae

P. minei 100.62* Menteng (Baccaurea javanica) D A. antidesmae 4.87 Ceremai (Phylanthus acidus) B Aleurotrachelus sp. 1 Aleurotrachelus sp. 2 2.39*

Flacourtiaceae Rukem (Flacourtia rukam) B Aleyrodinae sp. 1

P. minei 9.01*

Lauraceae Alpukat (Persea

americana) B D. kirkaldyi D. decempuncta Aleyrodinae sp. 2 P. minei 6.28*

Tangkalak (Litsea garciae) C P. minei 13.30 Leguminoceae Gayam (Eugenia uniflora) D D. decempuncta

P. minei 1.57*

Meliaceae Kecapi (Sandoricum

koetjape)

B P. minei D. decempuncta Aleuroclava sp.

0.73* Moraceae Murbei (Morus nigra) D Dialeurodes sp.

P. minei 0.86*

Nangka (Arthocarpus

heterophyllus)

A P. minei

A. aucubae 1.78*

Musaceae Pisang (Musa x

paradisiaca)

B D. decempuncta

0.14 Myrtaceae Jambu biji (Psidium

guajava)

C A. psidii A. dispersus P. minei

5.13* Jambu mawar (Syzygium

jambos)

E A. lushanensis

0.96 Rubiaceae Kopi (Coffea arabica) D Cockerelliella sp.2 0.13

Mengkudu (Morinda

citrifolia)

D Aleyrodinae sp. 3

D. kirkaldyi 93.81*

Rutaceae Jeruk pamelo (Citrus

grandis)

E A. dugesii

A. jasmini 1.72*

Jeruk chokun (Citrus sp.) B P. minei

Aleyrodinae sp. 3 1.64* Sapindaceae Rambutan (Nephelium

lappaceum)

A P. minei

Aleyrodinae sp. 1 0.26* Sapotacea Abiu (Puteria caimito) B A. antidesmae 0.39

Sawo kecik (Manicara

kauki)

D P. minei A. antidesmae

4.20* Sawo (Achras zapota) A Aleyrodinae sp. 4 0.42 Keterangan: *: gabungan spesies dari masing-masing tanaman inang

7 Tanaman mengkudu menunjukan gejala perubahan daun dari bentuk normal menjadi keriput (malformasi daun) akibat serangan kutukebul, sedangkan pada tanaman buni terlihat pada permukaan daun yang dipenuhi adanya embun jelaga (Gambar 1). Kerusakan yang terjadi pada tanaman sulit dinilai secara kuantitatif meskipun pada kenyataannya serangga menghisap sumber nutrisi tanaman. Dampak dari serangan serangga bertipe alat mulut menusuk-menghisap dapat dideteksi dengan membandingkan tanaman terinfestasi dengan tidak terinfestasi serangga. Pada saat menghisap cairan tanaman, serangga ini dapat menghasilkan cairan yang mirip dengan ludah yang mengandung enzim yang dapat menyebabkan nekrosis pada 70 jaringan tanaman (Gullan dan Cranston 2000).

Gambar 1 Gejala serangan kutukebul pada daun tanaman mengkudu (a); embun jelaga pada daun buni (b); pupa kutukebul pada daun buni (c)

Deskripsi Kutukebul Subfamili Aleurodicinae

Ciri khas dari subfamili ini yaitu terdapat dua sampai empat pasang pori pada bagian subdorsal, satu pasang compound pore pada bagian kepala (cephalic). Pori tersebut merupakan salah satu ciri khusus yang berbentuk seperti mahkota atau bentuk splinal yang berfungsi untuk menghasilkan lilin. Ciri khusus lain yang terdapat pada subfamili ini yaitu pada bagian vasiform orifice yang mempunyai lingula yang menjulur membentuk seperti lidah dan terdapat dua pasang rambut pada bagian ujung lingula.

Paraleyrodes minei Iaccarino

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: pada eksuvia terdapat lima pasang pori majemuk abdominal yang berbentuk seperti mahkota/splinal. Satu pasang pada bagian kepala dan empat pasang pada bagian subdorsal dari segmen lima sampai delapan. Selain itu terdapat dua pasang pori yang tereduksi pada bagian anterior abdominal dan pada ujung lingula terdapat dua pasang seta. Spesies ini berwarna kuning pucat dan dapat mengeluarkan lilin putih yang dapat menutupi tubuhnya (Iaccarino et al. 2011). Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.73 mm dan lebarnya sekitar 0.46 mm. Kisaran inang dari P. minei cukup banyak yaitu menyerang 14 spesies tanaman dari 11 famili tanaman yakni tanaman jambu biji (Myrtaceae), alpukat (Lauraceae), jeruk chokun (Rutaceae), kecapi (Meliaceae), buni (Euphorbiaceae), gayam (Leguminoceae), buah nona dan

8

srikaya (Annonaceae), rambutan (Sapindaceae), rukem (Flacourtiaceae), sawo kecik (Sapotaceae), tangkalak (Lauraceae), serta murbei dan nangka (Moraceae).

Gambar 2 Eksuvia P. minei (a); pori majemuk abdominal yang berbentuk splinal (b); nimfa P. minei pada daun tanaman alpukat (c)

Aleurodicus dispersus Russell

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: terdapat empat pasang pori yang berukuran sama pada segmen III sampai VIII, tidak ada pori yang tereduksi. Lingula memiliki empat setae yang biasanya terlihat jelas, tetapi kadang-kadang ada dua atau lebih setae yang tereduksi. Pupa sering ditutupi oleh sekresi kelenjar lilin yang kusut (Yuliani et al. 2005). Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 1.11 mm dan lebarnya sekitar 0.79 mm. Lingkaran dorsal dengan pola pori berseptat pada wilayah submedian dan kebanyakan dari pori tersebut berukuran agak besar dan tebal. Diskus dorsal dengan pori-pori septat yang jelas terdapat di daerah submedian, sebagian besar dengan pori-pori rimmed yang luas dan padat terdapat di daerah subdorsal (Murgianto 2010). Spesies ini ditemukan pada daun alpukat dan jambu biji. Menurut Murgianto (2010), kutukebul A. dispersus ditemukan menyerang 111 spesies dari 53 famili tanaman di daerah Dramaga Bogor dan sekitar Jawa Barat.

Gambar 3 Eksuvia A. dispersus (tampak ventral) (a); bentuk pori majemuk abdominal (b); pupa A. dispersus (c)

Aleurodicus dugesii Cockerell

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: terdapat pori abdominal

compound pores seperti kerucut sebanyak empat pasang pada bagian subdorsal.

Pupa kutukebul ini mengeluarkan lilin berwarna putih seperti jenggot. Ukuran

a b c

0.2 mm

c

b

0.2 mm

a

9 panjang tubuhnya kurang lebih 0.48 mm dan lebarnya sekitar 0.30 mm. A. dugesii disebut sebagai giant whitefly dengan ukuran panjang tubuh imago 3.0-4.5 mm (Muniappan et al. 2009). Spesies ini hanya ditemukan pada famili Rutaceae yaitu pada tanaman jeruk pamelo. Menurut Murgianto (2010) kutukebul A. dugesii ditemukan menyerang 40 spesies dari 27 famili tanaman dan banyak menyerang spesies tanaman dari famili Solanaceae. Selain itu spesies ini lebih banyak ditemukan di dataran tinggi seperti Cipanas dan telah menjadi hama utama pada tanaman Alpukat. Berdasarkan pengamatan di Taman Buah Mekarsari A. dugesii tidak ditemukan pada tanaman alpukat, hal ini dikarenakan Taman Buah Mekarsari berada pada ketinggian yang rendah yaitu sekitar 70-80 mdpl.

Gambar 4 Eksuvia A. dugesii (tampak ventral) (a); empat pasang pori berbentuk kerucut (b); bentuk pupa pada daun tanaman jeruk pamelo (b)

Subfamili Aleyrodinae

Ciri khusus dari subfamili ini yaitu tidak memiliki pori pada bagian subdorsal ataupun pada bagian cephalic. Walaupun pada sebagian spesies dari subfamili ini memiliki lima pasang pori sederhana. Lingula biasanya berukuran kecil tidak membentuk seperti lidah, biasanya memiliki bentuk yang berbeda-beda dan mempunyai warna yang beragam (Gambar 8). Spesies kutukebul dari subfamili aleyrodinae biasanya sedikit yang menghasilkan lilin.

Asiothrixus antidesmae Takahashi

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: terdapat seta atau duri sebanyak dua pasang pada bagian dorsum. Seta berbentuk seperti kembang api pada bagian dasar dan meruncing pada bagian ujungnya. Terdapat dua baris gerigi pada seluruh bagian tepi tubuhnya. Pupa mengeluarkan lilin dari bagian tepi tubuhnya berwarna putih yang membentuk seperti bunga matahari. Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.66 mm dan lebarnya sekitar 0.47 mm. Spesies ini menyerang empat spesies dari dua famili tanaman buah yaitu abiu (Sapotaceae), buni (Euphorbiaceae), menteng (Euphorbiaceae), dan sawo kecik (Sapotaceae).

b c

a

10

Gambar 5 Eksuvia A. antidesmae (tampak ventral) (a); dua pasang seta yang berbentuk seperti kembang api (b); pupa kutukebul pada daun tanaman abiu (c)

Asialeyrodes lushanensis Ko

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: terdapat satu pasang pori trakea toraks pada bagian margin. Memiliki ciri khusus tubuh seperti sisir pada seluruh bagian margin sampai submargin. Spesies ini memiliki sutura moulting longitudinal yang mencapai area submargin dan sutura moulting transversal membentuk ruas yang berbeda pada bagian sefalotoraks. Pupa berukuran sedang dan berwarna pucat, memiliki vasiform orifice relatif kecil dan operculum yang berbentuk sama dan menutupi lingula (Ko et al. 1993). Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.85 mm dan lebarnya sekitar 0.79 mm. Pupa spesies ini berwarna transparan dan eksuvia sangat tipis sehingga rusak saat pengambilan pupa dari daun tanaman inang Spesies ini bersifat soliter dan tersebar pada permukaan daun dan hanya ditemukan pada tanaman jambu mawar (Myrtaceae).

Gambar 6 Eksuvia A. lushanensis (a); bentuk pupa pada daun jambu mawar (b)

Cockerelliella sp.

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: pupa berbentuk oval, terdapat satu pasang pori trakea toraks pada bagian margin. Mempunyai sutura sefalotoraks yang bersatu dengan sutura molting transversal dan sutura molting longitudinal. Sutura transversal mencapai bagian tepi pupa. Lingula tidak terlihat jelas karena berukuran kecil. Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.76 mm dan lebarnya sekitar 0.45 mm. Spesies ini hanya ditemukan dalam bentuk pupa dan tidak ada telur, nimfa ataupun imagonya. Cockerelliella sp. mempunyai sifat soliter dan tersebar pada permukaan daun dan hanya ditemukan pada daun kopi

a b c

0.2 mm

a b

11 saja (Rubiaceae). Spesies Cockerelliella sp. tidak terlihat adanya lilin pada permukaan bawah daun, pupa hanya menempel pada permukaan bawah daun berwarna putih transparan.

Gambar 7 Eksuvia Cockerelliella sp. (a); bentuk pupa pada daun tanaman kopi (b)

Aleurotrachelus sp. 1

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: memiliki alur longitudinal di bagian subdorsal yang memanjang dari bagian sefalotoraks hingga bagian anterior abdomen. Adanya pola lekukan (rhachis) pada bagian subdorsal abdomen. Pupa berwarna gelap dan terdapat lilin berwarna putih yang menutupi tubuh bagian margin dan submargin. Bagian margin Aleurotrachelus sp. 1 berbentuk seperti adanya gerigi yang mengelilingi tubuhnya. Terdapat seta kauda yang terlihat tipis. Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.67 mm dan lebarnya sekitar 0.45 mm. Pupa ini hanya ditemukan pada tanaman ceremai (Euphorbiaceae).

Gambar 8 Eksuvia Aleurotrachelus sp. 1 (a); bentuk pupa pada daun tanaman ceremai (b)

Aleurotrachelus sp. 2

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: pupa kutukebul ini memiliki alur longitudinal di bagian subdorsal yang memanjang dari bagian sefalotoraks hingga bagian anterior abdomen. Tidak memiliki rachis atau lekukan pada bagian subdorsal abdomen. Terdapat seta kauda yang tipis. Lingula tidak terlalu jelas dan pupa berwarna transparan agak sedikit kuning. Ukuran panjang tubuhnya kurang

b

a

0.2 mm

a b

12

lebih 0.66 mm dan lebarnya sekitar 0.47 mm. Spesies ini menyerang daun tanaman ceremai (Euphorbiaceae).

Gambar 9 Eksuvia Aleurotrachelus sp. 2 (a); pupa yang berwarna kuning transparan pada daun ceremai (b)

Dialeurodes kirkaldyi Kotinsky

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: terlihat adanya pori dan lipatan trakea toraks pada bagian sefalotoraks. Bentuk tubuh bulat dan memiliki permukaan yang halus, tidak ada seta atau papil. Pupa berwarna putih transparan dan tidak menghasilkan lilin, tidak ditemukan telur ataupun nimfa spesies ini pada tanaman inang. Ukuran panjang tubuhnya cukup besar kurang lebih 1.24 mm dan lebarnya sekitar 1.03 mm. Kutukebul ini menyerang dua spesies dari dua famili tanaman buah yaitu pada daun tanaman alpukat (Lauraceae) dan daun tanaman mengkudu (Rubiaceae).

Gambar 10 Eksuvia D. kirkaldyi (a); bentuk pupa pada daun alpukat (b)

Dialeurodes sp.

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: terdapat sutura molting longitudinal dan terdapat pigmentasi warna yg lebih terang pada ruas II abdomen. Pada bagian submarginal terdapat pola bulat kecil yang tersebar merata. Bentuk tubuh oval dan terdapat seta kauda yang terlihat tipis. Pupa berwarna putih sedikit kecoklatan dan ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.70 mm dan lebarnya sekitar 0.53 mm. Pupa ini hanya ditemukan pada tanaman murbei (Moraceae).

a b

0.2 mm

a b

13

Gambar 11 Eksuvia Dialeurodes sp. (a), bentuk pupa pada daun tanaman murbei (b)

Dialeuropora decempuncta Quaintance & Baker

Pupa kutukebul ini ditemukan di bawah permukaan daun alpukat dan bersifat soliter. Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: terdapat lima pasang pori sederhana, pada seluruh daerah subdorsal terdapat seta seperti duri tajam. Pupa berwana kuning sedikit transparan dan terdapat koloni seperti benang berwarna putih metalik. Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.62 mm dan lebarnya sekitar 0.45 mm. Kutukebul ini menyerang lima spesies dari lima famili tanaman buah yaitu tanaman srikaya (Annonaceae), Alpukat (Lauraceae), Kecapi (Meliaceae), Pisang (Musaceae), dan Gayam (Leguminoceae).

Gambar 12 Eksuvia D. decempuncta (a); pori-pori sederhana pada bagian submargin (b); pupa berwarna kuning transparan dan terdapat benang-benang berwarna metalik (c)

Dialeuropora sp.

Pupa kutukebul ini ditemukan di bawah permukaan daun mangga dan bersifat soliter. Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: terdapat lima pasang pori sederhana, permukaan seluruh subdorsal licin dan tidak memiliki seta/duri. Ada atau tidak ada yang memiliki seta. Pupa berwarna putih transparan sedikit terdapat warna kekuningan dan terdapat koloni yang tipis berwarna biru. Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 1.18 mm dan lebarnya sekitar 0.92 mm. Spesies ini menyerang tanaman mangga (Anacardiaceae) dan gandaria (Anacardiaceae).

a b

0.2 mm

a b c

14

Gambar 13 Eksuvia Dialeuropora sp. (tanpa seta) (a); Eksuvia Dialeuropora sp. (dengan seta) (b); pori sederhana (c); pupa pada daun mangga (d)

Aleuroclava psidii Singh

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: bentuk tubuh lonjong dan terdapat seperti pola bulat beraturan diseluruh tubuhnya. Terdapat tuberkel disepanjang bagian median tubuhnya dan pada bagian Cephalothoracic. Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.59 mm dan lebarnya sekitar 0.30 mm. Wilayah

submargin ditandai dengan garis yang berlekuk-lekuk, dan terpisah dengan

lingkaran dorsal oleh lipatan yang konsentris dengan garis tepi (margin) dan seperti sutura mulai dari wilayah rambut pada kepala hingga ujung dari vasiform

orifice. Pada bagian subdorsum terdapat butiran kasar dan benjolan kerut yang

besar diatas tiap tungkai. Bagian median atau bagian tengah agak meninggi sehingga terbentuk kerutan rhachis yang memiliki perpanjangan dari subdorsum

anterior hingga ke rambut bagian atas dan tungkai tengah, rhachis pada bagian abdomen tanpa perpanjangan lateral. Rhachis biasanya dengan pigmen tertentu,

setidaknya terdapat pada segmen abdomen ke VIII dan perpajangan lateral thoraks, atau rhachis berwarna coklat. Tanaman inangnya adalah Cinnamomum

camphora, Eugenia jambos, Litchi chinensis dan Psidium guajava (Watson 2007).

Namun di Taman Buah Mekarsari spesies ini hanya menyerang tanaman jambu biji (Myrtaceae).

Gambar 14 Eksuvia A. psidii (a), bentuk pupa pada daun tanaman jambu biji (b)

Aleuroclava jasmini Takahashi

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: pada bagian submargin terdapat barisan papil dan terdapat satu pasang pori trakea toraks. Tubuh

b c

a d

0.2 mm 0.2 mm

b

a

0.2 mm

15 berbentuk oval dan terdapat lipatan sefalotoraks dan sutura molting longitudinal. Memiliki seta kauda pada bagian posterior. Pupa berwarna putih sedikit kecoklatan dan ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.67 mm dan lebarnya sekitar 0.50 mm. Pupa ini ditemukan pada daun jeruk pamelo (Rutaceae).

Gambar 15 Eksuvia A. jasmini (a); bentuk pupa pada daun tanaman jeruk pamelo (b)

Aleuroclava aucubae Kuwana

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: pupa spesies ini berwarna gelap dan tubuh melebar pada bagian subdorsal. Area tubuh margin sampai submargin spesies ini berbentuk seperti sisir (bergerigi). Terdapat sutura molting longitudinal dan sutura molting transversal serta memiliki sutura yang jelas pada bagian submarginal. Bagian lingula tidak terlalu jelas karena terlihat kecil. Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.56 mm dan lebarnya sekitar 0.42 mm. Spesies ini menyerang tanaman nangka (Moraceae).

Gambar 16 Eksuvia A. aucubae pada daun tanaman nangka

Aleuroclava sp.

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: pupa berbentuk oval dan sedikit melebar pada bagian subdorsal. Terdapat sutura molting longitudinal. Pupa ini mempunyai sepasang seta kauda, satu pasang seta pada bagian sefalotoraks dan satu pasang lainnya pada bagian abdomen ruas pertama. Pada bagian submargin terdapat pola bergaris yang berlekuk dan warna yang lebih gelap. Pupa berwarna putih kekuningan dan ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.58 mm

0.2 mm

a b

16

dan lebarnya sekitar 0.44 mm. Pupa ini ditemukan pada tanaman kecapi (Meliaceae).

Gambar 17 Eksuvia Aleuroclava sp. (a), bentuk pupa pada daun tanaman kecapi (b)

Aleyrodinae sp. 1

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: pada bagian margin berbentuk seperti sisir (bergerigi) dan terdapat satu pasang pori trakea toraks. Tubuhnya berbentuk oval dan terdapat lipatan sefalotoraks. Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.62 mm dan lebarnya sekitar 0.44 mm. Pupa ini ditemukan pada tanaman rukem (Flacourtiaceae).

Gambar 18 Eksuvia Aleyrodinae sp. 1 pada daun tanaman rukem Aleyrodinae sp. 2

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: pada bagian margin berbentuk seperti sisir (bergerigi) dan terdapat satu pasang pori trakea toraks. Tubuh berbentuk oval dan terdapat lipatan sefalotoraks. Vasiform orifice berbentuk bulat dengan dua benjolan yang terdapat disamping kanan kirinya. Spesies ini memiliki barisan papil pada bagian subdorsal. Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.46 mm dan lebarnya sekitar 0.35 mm. Kutukebul ini menyerang tanaman alpukat (Lauraceae).

a

0.2 mm

b

17

Gambar 19 Eksuvia Aleyrodinae sp. 2 pada daun tanaman alpukat Aleyrodinae sp. 3

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: pada bagian margin memiliki permukaan yang licin. Tubuh berbentuk oval dan terdapat lipatan sefalotoraks dan sutura molting longitudinal. Memiliki seta kauda pada bagian posterior yang terlihat tipis. Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 0.73 mm dan lebarnya sekitar 0.56 mm. Spesies ini menyerang tanaman mengkudu (Rubiaceae).

Gambar 20 Eksuvia Aleyrodinae sp. 3 pada daun tanaman mengkudu Aleyrodinae sp. 4

Spesies ini memiliki ciri morfologi antara lain: memiliki lima pasang pori sederhana pada bagian submargin. Memiliki dua pasang seta pada bagian sefalotoraks dan terdapat sutura molting longitudinal. Seluruh tubuhnya membentuk pola bergaris. Pupa spesies ini memiliki lilin yang berwarna putih berbentuk seperti bintang yang menutupi seluruh bagian tubuhnya dan hidup soliter. Ukuran panjang tubuhnya kurang lebih 1.07 mm dan lebarnya sekitar 0.74 mm. Kutukebul ini menyerang tanaman sawo (Sapotaceae).

0.2 mm

18

Gambar 21 Eksuvia Aleyrodinae sp. 4 (a); bentuk pupa pada daun tanaman sawo (b)

Dokumen terkait