• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Pangan dan Obat

Tumbuhan Pangan

Hasil analisis vegetasi yang telah dilakukan pada ketiga blok pengelolaan di TWA Madapangga Kabupaten Bima ditemukan tumbuhan pangan yang juga berkhasiat sebagai obat sebanyak 36 jenis dari 20 famili. Famili dengan jumlah jenis terbanyak yaitu Anacardiaceae dan Leguminosae masing-masing 4 jenis (Gambar 5). Jenis dari famili Anacardiaceae yang ditemukan yaitu

Dracontomelon dao, A.occidentale, S.dulcis dan Mangifera sp. Jenis dari famili Leguminosae yang ditemukan yaitu T.indica, Gliricidia maculata, Leucaena leucocephala dan Sesbania grandiflora. Jenis-jenis dari famili Anacardiaceae dan Leguminosae dapat ditemukan pada ketiga blok pengelolaan di TWA Madapangga. Namun jenis-jenis dari kedua famili tersebut ditemukan dalam jumlah individu yang berbeda pada masing-masing blok. Hal ini menunjukan

bahwa kondisi lingkungan pada masing-masing blok sangat mempengaruhi keberadaan jenis-jenis dari kedua famili tersebut.

Gambar 5 Jumlah jenis tumbuhan pangan berdasarkan famili.

Berdasarkan habitus, tumbuhan pangan yang ditemukan di TWA Madapangga dibedakan ke dalam 4 habitus yang terdiri atas pohon, perdu, herba dan liana (Gambar 6). Tumbuhan pangan yang berhabitus pohon ditemukan dengan jumlah jenis terbanyak yaitu 25 jenis, sedangkan perdu dan liana masing- masing hanya ditemukan 1 jenis. Bagian-bagian tumbuhan berhabitus pohon yang biasa dimanfaatkan sebagai bahan pangan sebagian besar berupa buah, daun muda dan biji, sedangkan bunga relatif jarang dimanfaatkan. Pemanfaatan tersebut dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan secara turun temurun berdasarkan pengalaman. Semua jenis tumbuhan pangan berhabitus pohon tersebut hanya berfungsi sebagai pangan pelengkap yaitu sebagai buah-buahan, sayuran dan lalapan (Kuncari 2011).

Gambar 6 Jumlah jenis tumbuhan pangan berdasarkan habitus.

Berdasarkan bagian yang dimanfaatkan, tumbuhan pangan yang ditemukan pada kawasan tersebut dibedakan ke dalam 7 bagian yaitu buah, daun, biji, bunga, umbi, batang dan seluruh bagian tumbuhan (Gambar 7). Bagian tumbuhan yang ditemukan dengan jumlah jenis pemanfaatan terbanyak yaitu bagian buah (25 jenis) dan daun (18 jenis). Bagian buah diketahui banyak dimanfaatkan sebagai buah-buahan, sedangkan bagian daun khususnya daun muda dimanfaatkan sebagai sayuran. Pemanfaatan terhadap kedua bagian tersebut harus dilakukan secara lestari. Apabila pemanfaatan dilakukan secara berlebihan akan mengancam

4 4 3 3 3 2 2 1 0 1 2 3 4 5 Ju m lah j en is Famili 25 1 9 1 0 5 10 15 20 25 30

Pohon Perdu Herba Liana

Ju m lah j en is Habitus

keberadaan dan kelestarian jenis-jenis tumbuhan pangan tersebut. Salah satu alternatif dapat dilakukan untuk menjaga keberlangsungan pemanfaatan dan kelestariannya diperlukan usaha budidaya.

Gambar 7 Jumlah jenis tumbuhan pangan berdasarkan bagian yang dimanfaatkan.

Berdasarkan kategori pemanfaatan, tumbuhan pangan yang ditemukan pada kawasan tersebut dibedakan menjadi 5 kelompok pemanfaatan yaitu sebagai buah-buahan, sayuran, lalapan, bumbu masak dan sumber karbohidrat (Gambar 8). Kelompok pemanfaatan dengan jumlah jenis terbanyak yaitu sebagai buah- buahan (17 jenis) dan sayuran (15 jenis), sedangkan terendah sebagai sumber karbohidrat (3 jenis). Pemanfaatan jenis-jenis tumbuhan pangan yang ditemukan di TWA Madapangga sebagian besar berfungsi sebagai bahan pangan pelengkap (buah-buahan, sayuran, bumbu masak dan lalapan). Pemanfaatan sebagai buah- buahan dan sayuran merupakan kelompok pemanfaatan hasil hutan non kayu tertinggi bagi masyarakat sekitar kawasan hutan dan pada musim tertentu dapat memberikan tambahan penghasilan (Sunarti et al. 2007).

Gambar 8 Jumlah jenis tumbuhan pangan berdasarkan kelompok pemanfaatan. Daftar jenis tumbuhan pangan yang ditemukan di TWA Madapangga disajikan pada Lampiran 2, sedangkan bagian yang digunakan serta pemanfaatannya disajikan pada Lampiran 4. Hasil analisis data kenekaragaman spesies tumbuhan pangan pada ketiga blok pengelolaan di TWA Madapangga disajikan pada Lampiran 6 sampai 8. Rekapitulasi indeks keanekaragaman tumbuhan pangan disajikan pada Gambar 9.

25 18 4 3 2 2 1 0 5 10 15 20 25 30

Buah Daun Biji Bunga Umbi Batang Seluruh

bagian Ju m lah j en is

Bagian yang dimanfaatkan

17 15 5 5 3 0 5 10 15 20

Buah Sayur Lalapan Bumbu

masak Sumber karbohidrat Ju m lah j en is Kelompok pemanfaatan

Gambar 9 Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan pangan pada ketiga blok pengelolaan di TWA Madapangga.

Berdasarkan hasil analisis vegetasi diketahui jumlah jenis tumbuhan pangan yang ditemukan pada blok pemanfaatan intensif 34 jenis, blok pemanfaatan terbatas 26 jenis dan blok perlindungan 18 jenis. Kekayaan jenis tumbuhan pangan tertinggi terdapat pada blok pemanfaatan intensif dengan nilai indeks kekayaan Margalef yaitu 6.09 dan terendah pada blok perlindungan yaitu 2.27. Keragaman jenis tumbuhan pangan tertinggi diketahui juga terdapat pada blok pemanfaatan intensif dengan nilai indeks keragaman Shannon-Wiener yaitu 3.12 dan terendah pada blok perlindungan yaitu 2.

Tingginya nilai indeks kekayaan dan keragaman jenis pada blok pemanfaatan intensif menunjukan banyaknya jenis tumbuhan pangan yang ditemukan pada blok tersebut dibandingkan dengan dua blok lainnya. Hal ini disebabkan karena kondisi habitat blok tersebut dapat menyediakan berbagai kebutuhan yang mendukung kelangsungan hidup tumbuhan seperti penyinaran, hidrologi dan kesuburan tanah. Kondisi habitat pada blok tersebut relatif datar, cenderung terbuka, didominasi vegetasi semak belukar dan terdapat banyak sumber air. Blok pemanfaatan intensif telah mengalami perubahan akibat adanya kegiatan pengelolaan dan aktifitas wisata. Perubahan tersebut diduga juga mempengaruhi nilai indeks keanekaragaman jenis komunitas didalamnya. Komunitas yang mengalami gangguan secara teratur dan acak akan mempunyai indeks keanekaragaman lebih tinggi dibandingkan dengan komunitas yang cenderung stabil (Setiadi 2005).

Kegiatan pengelolaan yang dilakukan oleh pengelola kawasan yang mempengaruhi beragamnya jenis tumbuhan pangan pada blok tersebut yaitu pengayaan jenis. Tumbuhan pangan yang ditemukan hasil pengayaan jenis yaitu Limonia acidissima, Mangifera sp.,Annona muricata,Artocarpus communis dan

S.aqueum. Selain itu, blok pemanfaatan intensif juga berada pada bagian pinggir kawasan yang berdekatan dengan sawah, kebun dan tegalan masyarakat. Kemungkinan jenis-jenis budidaya yang terdapat pada kebun dan tegalan masyarakat secara tidak sengaja disebarkan oleh hewan dan manusia ke dalam kawasan sehingga jenis-jenis pada blok tersebut menjadi beragam.

Kekayaan dan keragaman jenis tumbuhan pangan terendah terdapat pada blok perlindungan. Nilai indeks kekayaan Margalef pada blok tersebut yaitu 2.77 dan nilai indeks keragaman Shannon-Wiener yaitu 2. Rendahnya nilai indeks kekayaan dan keragaman jenis pada blok perlindungan menunjukan bahwa jumlah jenis tumbuhan pangan yang ditemukan pada blok tersebut sedikit yaitu 18 jenis.

2.77 4.2 6.09 2 2.88 3.12 0.7 0.88 0.88 0 1 2 3 4 5 6 7 BP BPT BPI Nilai in d ek s

Ket: BP(Blok Perlindungan), BPT(Blok Pemanfaatan terbatas) dan BPI(Blok Pemanfaatan Intensif)

Kekayaan jenis Keragaman jenis Kemerataan jenis

Kondisi habitat pada blok tersebut didominasi oleh jenis-jenis pohon yang cukup rapat dan cenderung homogen sehingga menyebabkan terjadinya persaingan antar tumbuhan dalam mendapatkan berbagai kebutuhan yang dibutuhkannya. Adanya persaingan tersebut berpengaruh terhadap keberadaan dari jenis-jenis tertentu di suatu habitat. Hanya jenis-jenis yang mempunyai kemampuan adaptasi terhadap kondisi habitat pada blok tersebut yang dapat tumbuh dengan baik. Selain itu, blok kondisi blok perlindungan tidak mengalami gangguan yang berarti sehingga komunitas tumbuhan didalamnya cenderung stabil. Komunitas yang cenderung stabil dan mendekati klimaks akan mempunyai indeks keanekaragaman lebih rendah dibandingkan komunitas yang telah mengalami gangguan akibat bencana alam maupun adanya intervensi manusia (Barbour et al. 1987).

Tumbuhan pangan berhabitus pohon yang ditemukan antara lain

P.javanicum, S.oleosa, S.cumini, S.dulcis, Ficus ribes dan Z.mauritiana; sedangkan jenis semak dan herba yaitu A.variabilis, S.indicum dan L.camara. Jenis-jenis tersebut diduga memiliki karakteristik yang sesuai dengan kondisi habitat pada blok perlindungan sehingga mampu tumbuh dan beradaptasi dengan baik. Hasil penelitian Wiriadinata (2008) juga menunjukan bahwa A.variabilis

dan S.indicum banyak ditemukan dan dimanfaatkan sebagai bahan pangan oleh masyarakat sekitar kawasan Gunung Lumut Kabupaten Pasir Kalimantan Timur.

Kemerataan jenis tumbuhan pangan pada ketiga blok pengelolaan di TWA Madapangga cenderung tinggi dengan nilai evenness berkisar antara 0.7-0.88. Kisaran nilai evenness yang semakin mendekati angka 1 mengindikasikan komposisi penyebaran individu dari tiap jenis pada ketiga blok pengelolaan tersebut cenderung tersebar merata (tidak terdapat jenis tertentu yang mendominasi). Hal ini diduga juga dipengaruhi oleh kondisi habitat yang sesuai dengan karakteristik jenis-jenis tumbuhan yang ada pada blok tersebut sehingga mampu beradaptasi dengan baik.

Indeks keanekaragaman spesies tumbuhan pangan di TWA Madapangga berdasarkan habitus dan tingkat pertumbuhannya disajikan pada Gambar 10. Berdasarkan habitus dan tingkat pertumbuhannya, kekayaan jenis tumbuhan pangan tertinggi terdapat pada habitus pohon yaitu tingkat pancang dengan nilai indeks kekayaan Margalef yaitu 3.87 dan terendah pada habitus epifit dan parasit. Keragaman jenis tertinggi juga terdapat pada tingkat pancang dengan nilai indeks keragaman Shannon-Wiener yaitu 2.53 dan terendah pada habitus epifit, liana dan parasit. Kemerataan jenis tertinggi pada tingkat pancang dengan nilai evenness

0.81 dan terendah pada habitus epifit, liana dan parasit.

Gambar 10 Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan pangan berdasarkan habitus dan tingkat pertumbuhannya di TWA Madapangga.

0 1 2 3 4 5

Semai Pancang Tiang Pohon T.bawah Epifit Liana Parasit

N il ai ind ek s

Habitus dan tingkat pertumbuhannya

Kekayaan jenis Keragaman jenis Kemerataan jenis

Tingginya nilai indeks keanekaragaman jenis tumbuhan pangan pada tingkat pancang menunjukan kondisi populasi tumbuhan pada kawasan tersebut cukup baik, terbukti dengan banyaknya jenis yang ditemukan pada tingkat permudaan. Hal ini diduga dipengaruhi oleh karakteristik jenis-jenis yang tumbuh sesuai dengan kondisi habitat pada kawasan tersebut. Berbagai sumberdaya yang dibutuhkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhannya cukup tersedia. Sumberdaya yang dimaksud seperti ruang, cahaya, air dan unsur hara. Kondisi tersebut memungkinkan permudaan tumbuhan berlangsung baik (Vickery 1984). Hal yang sama juga terjadi di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, dimana keanekaragaman jenis pada tingkat permudaan tumbuhan di kawasan tersebut cukup tinggi. Sebagian besar jenis vegetasi yang mendominasi ada pada tingkat pertumbuhan semai dan pancang (Putri & Allo 2009).

Tumbuhan Obat

Tumbuhan obat ditemukan sebanyak 76 jenis dari 40 famili. Famili dengan jumlah jenis terbanyak yaitu Leguminosae sebanyak 7 jenis dan Euphorbiaceae sebanyak 6 jenis (Gambar 11). Jenis dari famili Leguminosae yang ditemukan yaitu T.indica, G.maculata, Cassia alata, Cassia tora, L.leucocephala, Mimosa pudica dan S.grandiflora. Jenis-jenis dari famili ini ditemukan pada blok pemanfaatan terbatas dan blok pemanfaatan intensif, khususnya pada areal-areal yang cenderung terbuka dan bagian pinggir kawasan TWA Madapangga. Pada kondisi tersebut jenisC.alata, C.tora dan M.pudica ditemukan melimpah. Hal ini menunjukan bahwa jenis-jenis tersebut dapat beradaptasi dengan kondisi habitat yang cenderung terbuka dan intensitas penyinaran yang cukup tinggi.

Gambar 11 Jumlah jenis tumbuhan obat berdasarkan famili.

Jenis-jenis dari famili Euphorbiaceae yang ditemukan yaitu J.curcas,

A.moluccana, Phyllanthus acidus, Jatropha gossipifolia, Phyllanthus urinaria dan

Euphorbia hirta. Jenis J.curcas dan A.moluccana dapat ditemukan pada ketiga blok pengelolaan. Kedua jenis ini ditemukan mendominasi pada petak-petak contoh yang berdekatan dengan ladang dan tegalan masyarakat. Jenis P.acidus,

J.gossipifolia dan E.hirta ditemukan pada blok pemanfaatan terbatas dan blok pemanfaatan intensif, khususnya pada areal yang cenderung terbuka. Hal ini sesuai dengan karakteristik kedua jenis tersebut yaitu mudah tumbuh pada tempat- tempat terbuka dengan intensitas penyinaran yang cukup tinggi (Heyne 1987).

7 6 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Ju m lah j en is Famili

Jenis P.urinaria hanya ditemukan pada blok pemanfaatan intensif. Jenis ini ditemukan pada petak-petak contoh yang berada di sekitar sungai atau sumber air. Hal ini sesuai dengan karakteristik P.urinaria yang dapat tumbuh di tempat lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter dpl (Heyne 1987).

Berdasarkan habitus, tumbuhan obat yang ditemukan di TWA Madapangga dibedakan ke dalam 6 habitus yang terdiri atas pohon, perdu, herba, liana, epifit dan parasit (Gambar 12). Tumbuhan pangan berhabitus pohon ditemukan dengan jumlah jenis terbanyak yaitu 38 jenis, sedangkan epifit dan parasit masing-masing hanya ditemukan 1 jenis. Bagian-bagian tumbuhan berhabitus pohon yang biasa dimanfaatkan sebagai obat sebagian besar berupa daun, kulit kayu, buah, biji dan akar. Seperti halnya pada tumbuhan pangan, pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat sekitar hutan juga dilakukan secara tradisional dan bersifat turun temurun berdasarkan pengalaman.

Gambar 12 Jumlah jenis tumbuhan obat berdasarkan habitus.

Berdasarkan bagian yang dimanfaatkan, tumbuhan obat yang ditemukan pada kawasan TWA Madapangga dibedakan ke dalam 10 bagian yaitu daun, kulit kayu, buah, biji, bunga, akar, rimpang, kulit buah, umbi dan seluruh bagian tumbuhan (Gambar 13). Bagian tumbuhan yang ditemukan dengan jumlah jenis pemanfaatan terbanyak yaitu bagian daun (48 jenis), kulit kayu (24 jenis) dan biji (21 jenis). Pemanfaatan bagian daun, kulit kayu dan biji dari tumbuhan obat secara berlebihan harus dihindari karena akan berpengaruh terhadap keberadaan dan kelestariannya di alam. Upaya budidaya perlu dilakukan terhadap jenis-jenis tumbuhan obat yang memiliki tingkat pemanfaatan tinggi agar dapat dimanfaatkan secara lestari.

Gambar 13 Jumlah jenis tumbuhan obat berdasarkan bagian yang dimanfaatkan.

38 10 23 3 1 1 0 10 20 30 40

Pohon Perdu Herba Liana Epifit Parasit

Ju m lah j en is Habitus 48 24 21 19 17 11 8 2 2 2 0 10 20 30 40 50 60 Ju m lah j en is

Berdasarkan kategori pemanfaatan, tumbuhan obat yang ditemukan pada kawasan tersebut dibedakan ke dalam 15 kelompok penyakit/penggunaan (Gambar 14). Pemanfaatan tumbuhan obat tertinggi terdapat pada kelompok penyakit kulit (42 jenis), pencernaan (38 jenis), saluran pembuangan (34 jenis), otot dan persendian (33 jenis) dan penyakit khusus wanita (30 jenis). Hal ini menunjukan bahwa kelompok-kelompok penyakit tersebut dapat diobati dengan banyak jenis tumbuhan obat. Umumnya jenis tumbuhan obat yang ditemukan dalam kawasan TWA Madapangga memiliki lebih dari satu khasiat dalam pemanfaatannya. Pemanfaatan jenis-jenis tersebut tidak boleh dilakukan secara berlebihan serta harus dibarengi dengan usaha budidaya agar dapat terus dimanfaatkan dan kelestariannya tetap terjaga.

Gambar 14 Jumlah jenis tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit/penggunaan.

Daftar jenis tumbuhan obat yang ditemukan di TWA Madapangga disajikan pada Lampiran 3, sedangkan bagian yang digunakan serta pemanfaatannya disajikan pada Lampiran 5. Hasil analisis data kenekaragaman spesies tumbuhan obat pada ketiga blok pengelolaan di TWA Madapangga disajikan pada Lampiran 9 sampai 11. Rekapitulasi indeks keanekaragaman tumbuhan pangan dan obat disajikan pada Gambar 15.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan seperti pada tumbuhan pangan, diketahui kekayaan jenis tumbuhan obat tertinggi terdapat pada blok pemanfaatan intensif dengan nilai indeks kekayaan Margalef yaitu 10.29. Keragaman jenis tumbuhan obat tertinggi diketahui juga terdapat pada blok pemanfaatan intensif dengan nilai indeks keragaman Shannon-Wiener yaitu 3.66. Tingginya nilai indeks kekayaan dan keragaman jenis pada blok pemanfaatan intensif diduga akibat adanya kesesuaian antara kondisi habitat dengan karakteristik jenis-jenis tumbuhan obat yang tumbuh pada kawasan tersebut. Selain itu, blok pemanfaatan intensif merupakan bagian dari kawasan TWA Madapangga yang dikelola secara intensif untuk kepentingan wisata. Kegiatan pengelolaan tersebut dapat merubah kondisi kawasan. Terdapat jenis-jenis introduksi yang sengaja ditanam oleh pengelola untuk tujuan pengayaan jenis termasuk jenis-jenis yang berkhasiat sebagai obat. Tumbuhan obat berhabitus semak dan herba ditemukan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan jenis yang berhabitus pohon. Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik semak dan herba yang dapat tumbuh baik pada kondisi habitat yang cenderung terbuka dengan

42 38 34 33 30 24 21 19 13 12 12 11 9 8 8 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Ju m lah j en is Kelompok penyakit/penggunaan

intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi (Abdiyani 2008). Jenis herba yang banyak ditemukan pada blok tersebut yaitu Ageratum conyzoides, C.alata, C.tora

dan M.pudica. Jenis-jenis tersebut juga ditemukan melimpah pada areal-areal terbuka di Cagar Alam Tangale Gorontalo (Rugayah et al. 2009).

Gambar 15 Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan obat pada ketiga blok pengelolaan di TWA Madapangga.

Kekayaan dan keragaman jenis tumbuhan obat terendah terdapat pada blok perlindungan dengan nilai indeks kekayaan Margalef yaitu 4.97 dan nilai indeks keragaman Shannon-Wiener yaitu 2.66. Rendahnya nilai indeks kekayaan dan keragaman jenis pada blok perlindungan menunjukan bahwa jumlah jenis tumbuhan obat yang ditemukan pada blok tersebut sedikit (36 jenis) dibandingkan dua blok lainnya. Hal ini diduga dipengaruhi oleh kondisi komunitas pada blok tersebut cenderung stabil dan mendekati klimaks serta didominasi oleh jenis-jenis pohon yang cukup rapat dan relatif homogen. Komunitas yang cenderung stabil dan mendekati klimaks akan mempunyai nilai indeks keanekaragaman jenis yang lebih rendah dibandingkan dengan komunitas yang telah mengalami gangguan baik itu akibat bencana alam maupun aktifitas manusia. Tumbuhan obat berhabitus pohon, semak dan herba ditemukan sedikit pada blok perlindungan. Jenis-jenis tumbuhan obat berhabitus pohon yang ditemukan yaitu A.scholaris,

S.ligustrina, A.spectobilis, H.tiliaceus, Aegle marmelos dan C.pentandra; sedangkan jenis semak dan herba yaitu Z.aromaticum, J.gendarussa, A.aspera, dan C.tora. Jenis-jenis semak dan herba tersebut diketahui mampu tumbuh pada tempat lembab dan ternaungi (toleran) (Heyne 1987).

Kemerataan jenis tumbuhan obat pada ketiga blok pengelolaan di TWA Madapangga cenderung tinggi dengan nilai evenness berkisar antara 0.74-0.88. Kisaran nilai evenness yang semakin mendekati angka 1 mengindikasikan komposisi penyebaran individu dari setiap jenis pada ketiga blok pengelolaan tersebut cenderung tersebar merata (tidak terdapat jenis tertentu yang mendominasi). Hal ini diduga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di kawasan TWA Madapangga mampu menyediakan berbagai kebutuhan tumbuhan. Faktor lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan seperti penyinaran, hidrologi dan kesuburan tanah diduga cukup tersedia dalam kawasan tersebut sehingga berbagai jenis tumbuhan dapat tumbuh dengan baik termasuk yang berpotensi sebagai obat. Indeks keanekaragaman spesies tumbuhan obat di TWA Madapangga berdasarkan habitus dan tingkat pertumbuhannya disajikan pada Gambar 16.

4.97 7.7 10.29 2.66 3.46 3.66 0.74 0.87 0.88 0 2 4 6 8 10 12 BP BPT BPI Ju m lah j en is

Ket:BP(Blok Perlindungan), BPT(Blok Perlindungan Terbatas), BPI(Blok Perlindungan Intensif)

Kekayaan jenis

Keragaman jenis Kemerataan jenis

Gambar 16 Indeks keanekaragaman jenis tumbuhan obat berdasarkan habitus dan tingkat pertumbuhannya di TWA Madapangga.

Berdasarkan habitus dan tingkat pertumbuhannya, kekayaan jenis tumbuhan obat tertinggi terdapat pada habitus pohon yaitu tingkat pancang dengan nilai indeks kekayaan Margalef yaitu 4.97; sedangkan terendah pada habitus epifit dan parasit. Keragaman jenis tertinggi juga terdapat pada tingkat pancang dan pohon dengan nilai indeks keragaman Shannon-Wiener masing-masing 2.7 dan terendah pada habitus epifit, liana dan parasit. Kemerataan jenis tertinggi pada tingkat pohon dengan nilai evenness 0.84 dan terendah pada habitus epifit, liana dan parasit.

Tingginya nilai indeks keanekaragaman spesies tumbuhan obat pada tingkat pertumbuhan pancang di TWA Madapangga menunjukan kondisi populasi tumbuhan pada kawasan tersebut cukup baik, terbukti dengan banyaknya ditemukan jenis pada tingkat permudaan. Hal ini diduga juga dipengaruhi oleh kesesuaian kondisi habitat dengan karakteristik jenis-jenis yang tumbuh pada kawasan tersebut. Kondisi tersebut memungkinkan permudaan tumbuhan berlangsung baik karena berbagai kebutuhan yang dibutuhkan cukup tersedia (Arif 1997).

Selain itu, terbatasnya aktifitas manusia yang dilakukan dalam kawasan tersebut diduga juga sangat mempengaruhi keberadaan tumbuhan dan tingkat pertumbuhannya. Kawasan TWA Madapangga diketahui sangat dijaga keaslian dan kelestariannya. Pengelola ketat mengawasi pihak-pihak luar yang bermaksud melakukan kegiatan yang dapat merubah atau merusak kondisi kawasan tersebut. Dominansi Jenis

Peranan suatu jenis dalam suatu komunitas dapat dilihat dari besarnya indeks nilai penting (INP), dimana jenis yang mempunyai INP tertinggi merupakan jenis dominan. Hal ini menunjukan bahwa jenis-jenis tersebut mempunyai tingkat kesesuaian terhadap lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan jenis yang lain. Suatu jenis dikatakan berperan jika memiliki INP pada tingkat semai dan pancang lebih dari 10%, sedangkan untuk tingkat tiang dan pohon lebih besar dari 15% (Sutisna 1981). Secara ekologi dapat dikemukakan bahwa indeks nilai penting (INP) yang diperlihatkan oleh setiap jenis merupakan indikasi bahwa jenis yang bersangkutan dianggap dominan di

0 1 2 3 4 5 6

Pohon Tiang Pancang Semai T.bawah Epifit Liana Parasit

Ju m lah j en is

Habitus dan tingkat pertumbuhannya

Kekayaan jenis

Keragaman jenis

tempat tersebut jika mempunyai nilai kerapatan, frekuensi dan dominansi lebih tinggi dibandingkan jenis lain (Soerianegara & Indrawan 1988).

Daftar indeks nilai penting (INP) tumbuhan pangan dan obat di seluruh lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 12 sampai 13. Rekapitulasi lima jenis tumbuhan pangan dan obat yang memiliki INP tertinggi secara keseluruhan di TWA Madapangga disajikan pada Tabel 8 dan Tabel 9.

Tabel 8 Rekapitulasi lima jenis tumbuhan pangan yang memiliki INP tertinggi secara keseluruhan di TWA Madapangga

Habitus danTingkat

Pertumbuhannya Jenis INP(%)

Protium javanicum 79.08

Shcleicera oleosa 73.27

Pohon Ziziphus mauritiana 27.45

Syzygium cumini 26.77

Tamarindus indica 18.17

Ziziphus mauritiana 96.69

Protium javanicum 81.97

Tiang Shcleicera oleosa 71.55

Ficus ribes 9.20

Aleurites moluccana 6.19

Protium javanicum 64.40

Ziziphus mauritiana 47.05

Pancang Shcleicera oleosa 37.09

Psidium guajava 32.17

Glyricidia maculata 28.23

Aleurites moluccana 35.79

Protium javanicum 29.30

Semai Shcleicera oleosa 25.33

Moringa oleifera 23.50

Ziziphus mauritiana 19.10

Tumbuhan bawah Lantana camara 59.41

Ocimum sanctum 55.96

Amorphophallus variabilis 41.37

Amaranthus spinosus 17.79

Solanum indicum 10.02

Tabel 9 Rekapitulasi lima jenis tumbuhan obat yang memiliki INP tertinggi secara keseluruhan di TWA Madapangga

Habitus danTingkat

Pertumbuhannya Jenis INP(%)

Protium javanicum 49.72

Shcleicera oleosa 46.10

Pohon Alstonia scholaris 29.57

Ficus benjamina 26.89

Ziziphus mauritiana 17.48

Ziziphus mauritiana 76.40

Protium javanicum 64.69

Tiang Shcleicera oleosa 56.48

Lagerstroemia speciosa 21.34

Alstonia scholaris 12.44

Alstonia spectabilis 90.08

Protium javanicum 30.48

Pancang Ziziphus mauritiana 22.23

Shcleicera oleosa 17.59

Strychnos ligustrina 17.12

Alstonia spectabilis 65.28

Protium javanicum 23.62

Semai Shcleicera oleosa 21.38

Strychnos ligustrina 20.04

Alstonia scholaris 10.25

Zingiber aromaticum 47.12

Achyanthes aspera 19.95

Tumbuhan bawah Justicia gendarussa 19.36

Lantana camara 18.75

Amorphophallus variabilis 17.90

Epifit Asplenium nidus 200.00 Liana Momordica charantia 96.90

Piper retrofractum 85.71

Tinosporacrispa 17.39

Parasit Dendropthoe sp. 200.00

Berdasarkan Tabel 8 dan Tabel 9 diatas, diketahui tumbuhan pangan berhabitus pohon yang ditemukan mendominasi pada kawasan TWA Madapangga

yaitu T.indica, Z.mauritiana, S.oleosa, P.javanicum, P.guajava, S.cumini, dan

A.moluccana sedangkan tumbuhan obat terdiri atas A.scholaris, S.ligustrina,

A.spectabilis, L.speciosa dan J.curcas (Gambar 17). Jenis-jenis tersebut ditemukan hampir diseluruh petak-petak contoh (80%). Hal ini mengindikasikan

Dokumen terkait