• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Pelepah Daun Kelapa Sawit dengan Perlakuan Fisik, Biologis, Kimia dan Kombinasinya Pada Domba yang telah dilakukan maka diperoleh data konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik dan kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik selama penelitian.

Konsumsi Bahan Kering (BK)

Rataan konsumsi ransum (dalam bahan kering) selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rataan konsumsi bahan kering ransum perlakuan pada domba (g/ekor/hari)

Perlakuan Ulangan Rataan ± Sd

1 2 3 4

P0 332.80 377.86 335.23 334.81 345.18AB 21.81

P1 387.17 384.18 408.69 393.62 393.42B 10.92

P2 342.02 329.84 292.86 313.80 319.63A 21.26

P3 234.81 300.53 300.53 360.83 299.18A 51.47

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)

Tabel 8. Memperlihatkan konsumsi bahan kering dengan rataan tertinggi pada perlakuan P1 yaitu sebesar 393,42 ± 10.92 g/ekor/hari dan rataan konsumsi bahan kering terendah pada perlakuan P3 sebesar 299.18 ± 51.47 g/ekor/hari. Berdasarkan analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian pakan dengan menggunakan pelepah daun kelapa sawit dengan perlakuan fisik, biologis, kimia dan kombinasinya pada domba memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) terhadap konsumsi bahan kering (BK).

Hasil analisis menggunakan uji BNT menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering pada perlakuan P1 lebih tinggi disebabkan karena menurunnya kadar serat kasar dan menaikkan kadar protein kasar dalam pakan sehingga dapat meningkatkan palatabilitas terhadap pakan tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Parrakasi (1995) yang menyatakan bahwa palatabilitas pakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah konsumsi pakan.Sedangkan pada perlakuan P0: P2: dan P3 memberikan potensi yang sama pada pada ketiga perlakuan tersebut dan berbeda nyata pada perlakuan P1.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan P0, P1, P2 dan P3 menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata pada perlakuan P1 karena perlakuan P1 dilakukan dengan pengolahan secara biologis oleh mikroba Aspergillus niger sehingga peningkatkan palatabilitas pakan pada ternak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Panto (2010) yang menyatakan bahwa Kandungan serat kasar dari pelepah sawit yang telah difermentasi dengan Aspergillus niger menjadi lebih rendah sehingga kualitas konsentrat menjadi lebih baik.

Konsumsi Bahan Organik (BO)

Data konsumsi ransum ternak domba yang dihitung dalam bentuk bahan organik dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Konsumsi bahan organik ransum perlakuan pada domba (g/ekor/hari)

Perlakuan Ulangan Rataan ± Sd

1 2 3 4

P0 256.29 290.99 258.16 257.84 265.82AB 16.80

P1 292.35 290.10 308.60 297.22 297.07B 8.24

P2 261.68 252.36 224.06 240.09 244.55A 16.27

P3 173.79 222.42 222.42 267.05 221.42A 38.09

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)

Dari data konsumsi bahan kering pada Tabel 9. memperlihatkan konsumsi bahan organic dengan rataan tertinggi pada perlakuan P1 yaitu sebesar 297.07 ± 8.24 g/ekor/hari dan rataan konsumsi bahan organik terendah pada perlakuan P3 sebesar 221.42 ± 38.09 g/ekor/hari. Berdasarkan analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian pakan dengan menggunakan pelepah daun kelapa sawit dengan perlakuan fisik, biologis, kimia dan kombinasinya pada domba memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) terhadap konsumsi bahan organik (BO).

Hasil analisis menggunakan uji BNT menunjukkan bahwa konsumsi bahan organik pada perlakuan P1 lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Hasil konsumsi bahan organik disesuaikan dengan hasil konsumsi bahan kering yaitu konsumsi bahan organik sejalan dengan konsumsi bahan kering yaitu teringgi pada perlakuan P1. Sedangkan pada perlakuan P0; P2; dan P3 mempunyai notasi yang sama yang artinya memberikan potensi yang sama pada perlakuan tersebut.

Hasil yang berbeda sangat nyata tersebut disesuaikan dengan hasil konsumsi bahan kering karena konsumsi pakan bahan organik ini sejalan dengan

konsumsi bahan kering. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jusuf (2010) yang menyatakan bahwa konsumsi pakan bahan organik ini sejalan dengan konsumsi bahan kering.Sutardi (1979) juga menyatakan bahwa bahan organik berkaitan erat dengan bahan kering karena bahan organik berkaitan erat dengan bahan kering. Selanjutnya Tillman et al., (1991) menyatakan bahwa sebagian besar bahan organik merupakan komponen bahan kering. Didukung juga oleh Kamal (1994), konsumsi bahan kering memiliki bahan terdiri dari bahan organik dan abu sehingga besarnya konsumsi besarnya konsumsi bahan organik berbanding lurus dengan besarnya konsumsi bahan kering.

Kecernaan Bahan Kering (KcBK)

Kecernaan suatu bahan makanan merupakan selisih dari bahan makanan yang tidak diekskresikan melalui feses atau bagian yang diserap oleh saluran pencernaan dan dimanfaatkan oleh mikroba dalam alat pencernaan.

Untuk melihat pengaruh dari uji pakan Pelepah Daun Kelapa Sawit dengan Perlakuan Fisik, Biologis, Kimia dan Kombinasinya terhadap kecernaan bahan kering pada domba lokal dapat dilihat dari rataan kecernaan bahan kering (BK) yang tertera pada Tabel 10.

Tabel 10. Kecernaan bahan kering ransum perlakuan pada domba (%)

Perlakuan Ulangan Rataan ± Sd

1 2 3 4

P0 59.83 66.77 60.50 62.62 62.43A 3.13

P1 69.00 66.85 74.07 71.02 70.23B 3.07

P2 67.20 69.89 65.68 69.36 68.01AB 1.95

P3 69.48 66.26 70.24 65.88 67.97AB 2.21

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01)

Data kecernaan bahan kering pada Tabel 10, memperlihatkan kecernaan bahan kering dengan rataan tertinggi pada perlakuan P1 yaitu sebesar 70.23 ± 3.07

g/ekor/hari dan rataan kecernaan bahan kering terendah terendah pada perlakuan P0 sebesar 62.43 ± 3.13 g/ekor/hari. Berdasarkan analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian pakan dengan menggunakan pelepah daun kelapa sawit dengan perlakuan fisik, biologis, kimia dan kombinasinya pada domba memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0.01) terhadap kecernaan bahan kering (KcBK).

Hasil analisis menggunakan uji BNT menunjukkan bahwa kecernaan bahan kering (KcBK) pada perlakuan P0 lebih rendah disebabkan oleh tingginya serat kasar (SK) dan rendah kadar protein kasar (PK) pada ransum P0 dan mengakibatkan pakan sulit dicerna oleh ternak domba. Sedangkan pada perlakuan P1; P2; dan P3 memberikan potensi yang sama pada ketiga perlakuan terebut dan berbeda nya pada perlakuan P0. Hal ini sesuai dengan pernyataan Apriyadi (1999) yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya kecernaan zat-zat makanan pada ternak tergantung pada mikroorganisme yang berada dalam tubuh ternak. Mikroorganisme ini berfungsi dalam mencerna serat kasar yaitu sebagai pencerna selulosa dan hemiselulosa dan pati

Hasil penelitian menunjuk hasil yang berbeda sangat nyata pada perlakuan P0 karena pada perlakuan P0 diberikan pada ternak tanpa ada pengolahan dengan bahan kimia ataupun biologi. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Fharhandani (2002) yang menyatakan bahwa serat kasar yang tinggi juga dapat mempengaruhi proses pencernaan dimana serat yang mempunyai kecernaan yang rendah akan sulit untuk dicerna mempengaruhi konsumsi pakan dan ketersediaan nutrient untuk ternak.

Kecernaan Bahan Organik (KcBO)

Kecernaan bahan organik menunjukan derajat cerna pakan pada alat-alat pencernaan serta seberapa besar sumbangan suatu pakan bagi ternak. Untuk melihat pengaruh dari uji pakan Pelepah Daun Kelapa Sawit dengan Perlakuan Fisik, Biologis, Kimia dan Kombinasinya terhadap kecernaan bahan organik pada domba dapat dilihat dari rataan kecernaan bahan organik (BO) yang tertera pada Tabel 11.

Tabel 11. Kecernaan bahan organik ransum perlakuan pada domba (%)

Perlakuan Ulangan Rataantn ± Sd

1 2 3 4

P0 62.84 70.77 60.31 61.81 63.94 4.67

P1 70.56 65.49 74.05 70.98 70.27 3.55

P2 68.09 69.32 65.22 69.15 67.94 1.89

P3 67.81 68.84 69.49 64.67 67.70 2.14

Keterangan: tn= tidak berbeda nyata (P > 0.05)

Data kecernaan bahan organik pada Tabel 11. memperlihatkan kecernaan bahan organik dengan rataan tertinggi pada perlakuan P1 yaitu sebesar 70.27 ± 3.55 g/ekor/hari dan rataan kecernaan bahan organik terendah terendah pada perlakuan P0 sebesar 63.94 ± 4.67 g/ekor/hari. Berdasarkan analisis sidik ragam diketahui bahwa pemberian pakan dengan menggunakan pelepah daun kelapa sawit dengan perlakuan fisik, biologis, kimia dan kombinasinya pada domba memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P > 0.05) terhadap kecernaan bahan organik (KcBO) pada domba jantan. Hal ini berhubungan dengan komposisi kimia dari pakan tiap perlakuan yang dapat berpengaruh terhadap daya cerna pakan. Sebab kemampuan kecernaan suatu pakan bergantung pada kualitas zat makanan yang terdapat didalam pakan sehingga berpengaruh tehadap pertumbuhan mikroorganisme Hal ini sesuai dengan pernyataan Sandri (2009) yang menyatakan bahwa Hal ini berhubungan dengan komposisi kimia dari pakan

perlakuan yang dapat mempengaruhi daya cerna pakan. Sebab, daya cerna suatu pakan tergantung pada keserasian dari zat-zat makanan yang terkandung didalamnya.

Dokumen terkait