• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase ParasitasiPupa yang Terparasit Tetrastichus sp.

a. Pengaruh jumlah parasitoid terhadap persentase parasitasi Tetrastichus

sp.terhadap pupa penggerek

Data pengamatan persentase parasitasi pupa yang terparasit Tetrastichus

sp. dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa jumlah parasitoid berpengaruh nyata terhadap parasitasi masing – masing pupa uji. Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Beda uji rataan pengaruh jumlah parasitoid terhadap persentase parasitasi

Tetrastichus sp. terhadappupa penggerek

Perlakuan Parasitasi (%) A0 0.00E A1 20.00D A2 25.00C A3 20.00D A4 25.00C A5 35.00B A6 50.00A A7 50.00A

Keterangan: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 1%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada pengamatan setelah inokulasi, persentase parasitasi pupa tertinggiterdapat pada perlakuan A6 dan A7 (diinokulasikan 12 dan 14 pasang Tetrastichus sp.) yaitu sebesar 50%dan persentase parasitasi yang terendah terdapat pada perlakuan A1 (diinokulasikan 2 pasang Tetrastichus sp.) yaitu sebesar 20%. Hal ini menunjukkan bahwa parasitoid Tetrastichus sp. lebih efektif memarasit pupapenggerekpada perlakuan

dengan 12 dan 14 pasang parasitoid Tetrastichus daripada dengan 2 pasang Tetrastichus. Ini dikarenakan jumlah parasitoid mempengaruhi tingkat parasitasi parasitoid terhadap inang.Hasriyanty, dkk. (2007) menyatakan bahwa adalah jumlah parasitoid berpengaruh terhadap jumlah inang yang terparasit. Jumlah inang terparasit semakin meningkat seiring bertambahnya parasitoid.

b. Pengaruh jenis inang terhadap persentase parasitasi Tetrastichus sp.terhadap pupa penggerek

Data pengamatan persentase parasitasi pupa yang terparasit Tetrastichus

sp. dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa jenis inang berpengaruh nyata terhadap parasitasi masing – masing pupa uji. Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Beda uji rataan pengaruh jenis inang terhadap persentase parasitasi

Tetrastichus sp. terhadap pupa penggerek

Perlakuan Parasitasi (%)

B1 28.75A

B2 27.50B

Keterangan: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 1%.

Dari Tabel 2 diketahui bahwa Tetrastichus sp. mampu memarasit inang

Ph. castaneae dan C. auricilius.Ini dapat dilihat dari data pengamatan persentase parasitasi yang terjadi pada penelitian yang dilakukan.Persentase parasitasi tertinggi dapat dilihat pada perlakuan B1 (Ph. castaneae) yaitu sebesar 28.75% dan persentase yang terendah terdapat perlakuan B2 (C. auricilius) yaitu sebesar 27.50%.Ini disebabkan sifat parasitoid yang hiperparasit diduga mampu memarasit beberapa jenis inang.Pernyataan ini sesuai dengan literatur Untung

(1996) yang menyatakan bahwa Tetrastichus sp. adalah parasitoid yang memiliki sifat hiperparasit yaitu parasit yang dapat memarasit lebih dari satu inang atau banyak inang.

Periode Inkubasi Pupa yang Terparasit Tetrastichus sp.

a. Pengaruh jumlah parasitoid terhadap periode inkubasiTetrastichus sp.terhadap pupa penggerek

Data pengamatan periode inkubasi pupa yang terparasit Tetrastichus sp. dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa jumlah parasitoid berpengaruh nyata terhadap parasitasi masing – masing pupa uji. Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Beda uji rataan pengaruh jumlah parasitoid terhadap periode inkubasi

Tetrastichus sp. terhadap pupa penggerek

Perlakuan Periode Inkubasi (Hari)

A0 0.00E A1 6.00A A2 5.00B A3 5.00B A4 5.00B A5 4.50C A6 4.00D A7 4.00D

Keterangan: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 1%.

Dari Tabel 3 diketahui bahwa pada pengamatan periode inkubasi setelah inokulasi pupa tercepat terdapat pada perlakuan A6 dan A7 (diinokulasikan 12 dan 14 pasang Tetrastichus sp.) yaitu selama empat hari dan yang terlama terdapat pada perlakuan A1 (diinokulasikan 2 pasang Tetrastichus sp.) yaitu selama enam hari.Banyaknya jumlah Tetrastichus sp. mempengaruhi periode inkubasi suatu

inang.Coppel andMertins (1977) menyatakan bahwa jumlah parasitoid yang diinokulasikan mempengaruhi periode inkubasi inang.Semakin banyak parasitoid yang diinokulasikan maka semakin cepat periode inkubasi.

Jumlah Parasitoid Tetrastichus sp. yang Muncul

a. Pengaruh jumlah parasitoid yang diinokulasi terhadap jumlah parasitoid

Tetrastichus sp. yang munculterhadap pupa penggerek

Data pengamatan jumlah parasitoid yang terparasit Tetrastichus sp. dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa jumlah parasitoid yang diinokulasi berpengaruh nyata terhadap parasitasi masing – masing pupa uji. Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Beda uji rataan pengaruh jumlah parasitoid terhadap jumlah parasitoid

Tetrastichus sp. yang muncul pada pupa penggerek

Perlakuan Jumlah Parasitoid

(ekor) A0 0.00E A1 50.25C A2 63.00C A3 45.50D A4 69.50B A5 78.50B A6 114.25A A7 120.00A

Keterangan: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 1%.

Dari Tabel 4 diketahui bahwa jumlah parasitoid,Tetrastichus sp. tertinggi terdapat pada perlakuan A7 (diinokulasikan 14 pasang Tetrastichus sp.) sebanyak 120 ekor sedangkan yang terendah pada perlakuan A3(diinokulasikan 6 pasang

Tetrastichus sp.) sebanyak 45.50ekor.Banyaknya jumlah parasitoid yang muncul dari masing – masing inang dipengaruhi oleh jumlah parasitoid yang memarasit

pupa uji. Semakin banyak parasitoid yang diinokulasi maka kemungkinan jumlah parasitoid yang baru muncul akan lebih banyak. Ini sesuai dengan literatur Hasriyanty, dkk. (2007) yang menyatakan bahwa keberhasilan keturunan yang lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah parasitoid yag diinokulasikan. Tetrastichus merupakan parasitoid gregarius artinya lebih dari satu individu dapat hidup bersama – sama dalam satu inang. Presentase keberhasilan menjadi imago lebih tinggi pada inang yang berukuran besar.

b. Pengaruh jenis inang terhadap jumlah parasitoid Tetrastichus sp. yang munculterhadap pupa penggerek

Data pengamatan jumlah parasitoid yang terparasit Tetrastichus sp. dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa jenis inang yang diinokulasi berpengaruh nyata terhadap parasitasi masing – masing pupa uji. Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Beda uji rataan pengaruh jenis inang terhadap jumlah parasitoid

Tetrastichus sp. yang muncul pada pupa penggerek

Perlakuan Jumlah Parasitoid

B1 94.69A

B2 40.56B

Keterangan: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 1%.

Tabel 5 menunjukkan bahwa pada pengamatan setelah inokulasi, jumlah parasitoid yang tertinggi terdapat pada jenis inang Ph. castaneae yaitu sebesar 94.69 ekor dan yang terendah terdapat jenis inang C. auricilius yaitu sebesar 40.56 ekor. Ini dikarenakan perbedaan ukuran inang, pupa Ph. castaneae memiliki

ukuran yang lebih besar daripada C. auricilius sehingga sumber makanan lebih banyak terdapat pupa Ph. castaneae. Ini sesuai literatur Purnomo (2006) dalam

Doult et al. (1976) yang menyatakan bahwa ukuran pupa mempengaruhi terhadap jumlah parasitoid yang akan dihasilkan.

c. Pengaruh interaksi antara jumlah parasitoid dan jenis inang terhadap jumlah parasitoid Tetrastichus sp. yang munculterhadap pupa penggerek

Data pengamatan jumlah parasitoid yang terparasit Tetrastichus sp. dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa interaksi antara jumlah parasitoid yang diinokulasi dan jenis inang berpengaruh nyata terhadap parasitasi masing – masing pupa uji. Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Beda uji rataan pengaruh interaksi antara jumlah parasitoid dan jenis inang terhadap jumlah parasitoid Tetrastichus sp. yang muncul pada pupa penggerek

Perlakuan Jumlah Parasitoid (ekor)

A0B1 0.00C A1B1 67.50A A2B1 93.00A A3B1 53.00A A4B1 110.00A A5B1 97.50A A6B1 165.00A A7B1 171.50A A0B2 0.00C A1B2 33.00B A2B2 33.00B A3B2 38.00B A4B2 29.00B A5B2 59.50A A6B2 63.50A A7B2 68.50A

Keterangan: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 1%.

Dari Tabel 6 diketahui bahwa jumlah parasitoid,Tetrastichus sp. tertinggi terdapat pada perlakuan A7B1 (diinokulasikan 14 pasang Tetrastichus sp. pada

Ph. castaneae) sebanyak 171.50 ekor sedangkan yang terendah pada perlakuan A4B2 (diinokulasikan 8 pasang Tetrastichus sp. pada C. auricilius) sebanyak 29.00ekor.Ini dikarenakan perbedaan ukuran inang, pupa Ph. castaneae memiliki ukuran yang lebih besar daripada C. auricilius sehingga sumber makanan lebih banyak terdapat pupa Ph. castaneae. Ini sesuai literatur Purnomo (2006) dalam

Doult et al. (1976) yang menyatakan bahwa ukuran pupa mempengaruhi terhadap jumlah parasitoid yang akan dihasilkan. Parasitoid Tetrastichus sp. merupakan parasitoid gregarius artinya lebih dari satu individu dapat hidup bersama – sama dalam satu inang.

Sex Rasio

a. Pengaruh jumlah parasitoid terhadap sex ratio betina dan jantanTetrastichus sp. terhadap pupa penggerek

Data pengamatan sex rasio betina dan jantan parasitoid Tetrastichus sp. dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa jumlah parasitoid yang diinokulasi berpengaruh nyata terhadap parasitasi masing – masing pupa uji. Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7.Beda uji rataan pengaruh jumlah parasitoid terhadap sex rasio betina dan jantan parasitoid Tetrastichus sp. pada pupa penggerek

Perlakuan

Jumlah Parasitoid (ekor)

Betina Jantan A0 0.00E 0.00E A1 50.25C 15.50C A2 63.00C 22.75B A3 45.50D 17.75B A4 69.50B 12.50C A5 78.50B 37.5A A6 114.25A 35.75A A7 120.00A 38.00A

Keterangan: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 1%.

Dari Tabel 7diketahui bahwa sex rasio parasitoid Tetrastichus sp. betina tertinggi terdapat pada perlakuan A7 (diinokulasikan 14 pasang Tetrastichus sp.) sebanyak 120 ekor sedangkan yang terendah pada perlakuan A3 (diinokulasikan 6 pasang Tetrastichus sp.) sebanyak 45.50 ekor. Ini dikarenakan banyaknya jumlah parasitoid yang diinokulasikan. Semakin banyak parasitoid (betina) yang diinokulasikan maka kemungkinan semakin banyak parasitoid (betina) yang akan muncul. Hasriyanty, dkk. (2007) yang menyatakan bahwa keberhasilan keturunan yang lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah parasitoid yang diinokulasikan..

b. Pengaruh jenis inang terhadap sex rasio betina dan jantan Tetrastichus sp. terhadap pupa penggerek

Data pengamatan sex rasio betina dan jantan parasitoid Tetrastichus sp. dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa jenis inang yang

diinokulasiberpengaruh nyata terhadap parasitasi masing – masing pupa uji. Untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Beda uji rataan pengaruh jenis inang terhadap sex rasio betina dan jantan

parasitoid Tetrastichus sp. pada pupa penggerek

Perlakuan

Jumlah (ekor)

Betina Jantan

B1 59.06A 29.38A

B2 25.00B 15.56B

Keterangan: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada Uji Jarak Duncan taraf 1%.

Dari Tabel 8diketahui bahwa sex rasio parasitoid Tetrastichus sp. tertinggi terdapat pada inang Ph. castaneae yaitu 59.06 ekor (betina) dan 29.38 ekor (jantan). Dan yang terendah terdapat pada inang C. auricilius yaitu 25.00 ekor (betina) dan 15.56 ekor (jantan).Hal ini juga dipengaruhi oleh perbedaan ukuran dari pupa inang tersebut. Semakin besar pupa inang maka semakin banyak parasitoid yang akan dihasilkan. Ini sesuai literatur Purnomo (2006) dalam Doult et al. (1976) yang menyatakan bahwa ukuran pupa mempengaruhi terhadap jumlah parasitoid yang akan dihasilkan. Parasitoid Tetrastichus sp. merupakan parasitoid gregarius artinya lebih dari satu individu dapat hidup bersama – sama dalam satu inang.

Dokumen terkait