• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Balumbang Jaya terletak di wilayah Kecamatan Bogor Barat dan Kelurahan Kebon Pedes terletak di wilayah Kecamatan Tanah Sareal. Kelurahan Balumbang Jaya memiliki luas wilayah sebesar 124.595 Ha dengan jumlah RW sebanyak 13 dan RT sebanyak 45. Letak geografis Kelurahan Balumbang Jaya 200 M di atas permukaan laut dengan curah hujan 3000-4000 mm. Kelurahan Balumbang Jaya memiliki batas wilayah sebelah Utara dengan Kelurahan Situ Gede, sebelah Selatan dengan Kelurahan Marga Jaya, dan sebelah Barat dengan Desa Babakan Kecamatan Dramaga.

Kelurahan Kebon Pedes terletak di wilayah Tanah Sareal. Kelurahan Kebon Pedes memiliki luas 104 Ha dengan jumlah RW sebanyak 13 dan RT sebanyak 74. Letak geografis Kelurahan Kebon Pedes berada pada ketinggian 250 M dengan curah hujan 3500-4000 mm. Kelurahan Kebon Pedes memiliki batas wilayah sebelah Utara dengan Kelurahan Kedung Badak, sebelah Selatan dengan Kelurahan Cibogor, dan sebelah Barat dengan Kelurahan Ciwaringin.

Kedua kelurahan berada di bantaran sungai, pemukiman rawan bencana, memiliki kepadatan yang tinggi dengan jarak rumah kurang dari satu meter. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka lokasi penelitian termasuk dalam wilayah pemukiman marjinal. Kualitas pemukiman dengan kepadatan yang cukup tinggi berkontribusi terhadap timbulnya kesesakan dan akan terganggunya privasi individu. Selain itu, hal tersebut akan berkontribusi terhadap kepuasan lingkungan menjadi rendah.

Karakteristik Keluarga

Hasil penelitian (Tabel 2) menunjukkan bahwa persentasi terbesar suami (59.4%) dan istri (84.4%) berada pada kategori dewasa madya (40-60 tahun). Lebih dari separuh istri (55.6%) dan suami (53.1%) belum memenuhi wajib belajar 9 tahun. Besar keluarga diukur berdasarkan jumlah anggota keluarga. persentase terbesar (58.1%) merupakan keluarga sedang (jumlah anggota 4-7 orang). Berdasarkan garis kemiskinan Kota Bogor 2013, lebih dari separuh keluarga contoh (60.6%) berada pada kategori miskin, dengan rata-rata pendapatan perkapita kurang dari Rp 360518.

11 Table 2 Sebaran karakteristik keluarga contoh

Karakteristik Rata-rata±sd Min-Maks

Usia istri 41.94±5.82 32-66

Usia suami 46.49±7.13 32-74

Lama pendidikan istri 7.72±2.82 0-16

Lama pendidikan suami 8.14±2.77 0-15

Besar keluarga 4.88±1.07 3-9

Pendapatan (Rp/kapita/bulan) 350.068±187.131 1.000-1.375

Karakteristik Lingkungan Fisik Tempat Tinggal

Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal meliputi jumlah ruang, tipe dinding, tipe langit-langit rumah, tipe lantai dan tipe atap. Rata-rata jumlah ruang yang dimiliki keluarga di pemukiman marjinal adalah 4 ruang (ruang bersama, kamar tidur, dapur, dan kamar mandi). Lebih dari separuh keluarga sudah memiliki dinding yang memadai (85.0%) yaitu dinding berjenis tembok. Sebesar (79.4%) rumah keluarga di pemukiman marjinal belum memiliki langit-langit rumah. Rumah keluarga sudah memiliki lantai yang cukup baik (44.4%) yaitu berlantai keramik dan lebih dari separuh keluarga (81.2%) memiliki atap dengan jenis genteng.

Kepadatan

Kepadatan didefinisikan sebagai suatu kondisi fisik terkait dengan keterbatasan spasial yang disebabkan oleh banyaknya jumlah individu dalam satu unit ruang seperti per meter, per ruangan atau per tempat tinggal (Yudha dan Christie 2005). Kepadatan dalam penelitian ini dihitung dengan perhitungan luas rumah dibagi jumlah penghuni rumah. Kepadatan rumah keluarga di pemukiman marjinal, lebih dari separuh (71.2%) memiliki rumah dengan densitas di atas standar ideal yaitu lebih dari 8 m² per orang. Luasan maksimum yang diperoleh yaitu sebesar 30 m² per orang dan luasan minimum yaitu 1 m² per orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa keluarga di pemukiman marjinal sudah mampu memenuhi kebutuhan luas rumah sesuai jumlah penghuni rumah atau keluarga di pemukiman marjinal dalam penelitian ini mengalami ketidakpadatan.

Table 3 Sebaran kepadatan

Variabel Rata-rata±sd Min-Maks

Kepadatan 11.11±5.54 1-30

Kesesakan

Kesesakan adalah suatu hasil dari persepsi individu atas adanya keterbatasan spasial-fisik (Bonnes dan Secchiaroli 1995 dalam Yudha, Christine 2005). Penelitian ini membagi kesesakan menjadi dua dimensi yaitu kesesakan ruang dan kesesakan sosial. Kesesakan ruang adalah kesesakan yang disebabkan karena kondisi ruang yang sempit dan kurang memadai. Hasil penelitian menunjukkan

12

bahwa pada kesesakan ruang, lebih dari separuh merasa sesak akibat keramaian lingkungan (73.1%) dan kepadatan rumah di lingkungan (75.0%). Sedangkan, kesesakan sosial adalah kesesakan yang diakibatkan kondisi runag yang terlalu ramai. Pada kesesakan sosial menunjukan bahwa keluarga cenderung pergi tidur untuk menghindari emosi, stress dan sumpek (32.4 %).

Table 4 Sebaran contoh (%) menurut tingkat kesesakan

Kesesakan Sangat

rendah

Rendah Sedang Tinggi

Kesesakan ruang

Sesak berada di dalam rumah 8.8 30.6 28.7 31.9

Sulit beraktifitas di dalam rumah 8.8 35.0 33.8 22.5 Keadaan rumah membuat mudah stres 11.2 32.5 38.1 18.1

Emosi berada di dalam rumah 10.0 36.2 35.0 18.7

Jarak antar rumah 3.3 49.3 29.4 20.6

Jalan atau gang di lingkungan 1.9 50.6 30.6 16.8 Sesak karena tidak ada penghijauan 5.6 26.8 33.1 34.4

Keramaian lingkungan 0 4.4 22.5 73.1

Kepadatan rumah 1.2 4.4 19.4 75.0

Tata letak rumah 2.5 29.4 43.8 24.3

Kesesakan sosial

Anak agresif ketika di dalam rumah 10.6 41.9 23.8 23.8 Suasana hati yang tidak menentu saat di

dalam rumah

10.0 43.1 33.8 13.1 Enggan berinteraksi dengan orang lain 14.4 51.2 22.5 11.9 Tidur untuk menghindari emosi, stress, dan

sumpek

14.4 26.3 26.9 32.4 Situasi rumah membuat hasil kerja tidak

optimal

10.0 40.6 41.2 8.1

Keramaian di dalam rumah 2.5 27.5 40.6 29.4

Merasa terganggu ketika tetangga berkunjung ke rumah

15.0 55.0 25.0 5.0

Merasa sulit mengadakan acara di rumah 11.2 37.5 28.7 22.5

Privasi

Privasi adalah keinginan atau kecenderungan seseorang untuk tidak diganggu kesendiriannya (Fatwa 2014). Privasi dibagi kedalam dua dimensi yaitu privasi menggunakan fisik lingkunga dan privasi non fisik lingkungan. Hasil penelitian pada (Tabel 4) menunjukkan bahwa pada dimensi privasi fisik lingkungan sebesar (76.9%) keluarga selalu mengunci pintu ketika akan pergi ke luar rumah dan sebesar (73.8%) keluarga merasa perlu memiliki ruangan khusus. Pada dimensi privasi non fisik lingkungan menunjukkan bahwa sebesar (80.0%) untuk memperoleh privasi keluarga berbicara pelan dengan anggota keluarga dan sebesar (80.0%) tidak terlalu banyak bicara ketika ada masalah dan tidak ingin diganggu.

13

Table 5 Sebaran contoh (%) memperoleh privasi

Privasi Ya

Lingkungan fisik

Selalu mengunci pintu saat di dalam rumah 35.6

Selalu mengunci pintu ketika akan pergi ke luar rumah 76.9 Menutup pintu saat sedang sendiri di dalam kamar 58.8

Merasa perlu ruang khusus 73.8

Merasa terganggu ketika anggota keluarga masuk tiba-tiba ketika berada di dalam rumah

47.5 Non fisik lingkungan

Berbicara pelan dengan anggota keluarga 80.0

Ekspresi wajah yang tidak enak apabila sedang ada masalah 59.4 Enggan terbuka dengan orang lain tentang diri saya 73.1 Tidak ingin anggota dan orang lain mencapuri masalah saya 78.8 Tidak terlalu banyak bicara ketika ada masalah dan tidak ingin

digangu

80.0

Kepuasan Lingkungan

Pada penelitian ini kepuasan dibagi menjadi tiga dimensi yaitu kepuasan rumah, kepuasan tetangga, dan kepuasan lingkungan. Hasil penelitian pada (Tabel 6 dan Tabel 7) menunjukkan dimensi kepuasan rumah yaitu pada tingkat sedang sebesar (49.4%) keluarga kecukupan penyinaran cahaya matahari pada siang hari dan sebesar (48.8%) merasa nyaman dengan rumah. Pada dimensi kepuasan tetangga pada tingkat sedang sebesar (53.1%) puas dengan tetangga dan sebesar (50.6%) puas dengan perlakuan antarwarga. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dimensi kepuasan lingkungan tingkat sedang sebesar (51.9%) puas dengan suasana tempat tinggal, sebesar (52.5%) puas dengan penerangan lampu pada malam hari, dan sebesar (56.9%) puas dengan pemeliharaan tempat tinggal.

Table 6 Sebaran contoh (%) menurut tingkat kepuasan lingkungan Kepuasan Lingkungan Sangat

rendah

Rendah Sedang Tinggi

Rumah

Puas dengan tempat tinggal 1.2 28.1 43.1 27.5

Luas rumah (sempit-longgar) 1.2 46.9 35.0 16.9

Kualitas bangunan rumah 3.1 43.1 38.8 15.0

Kenyamanan rumah 0 15.6 48.8 35.6

Kelonggaran dapur rumah 1.2 54.4 32.5 11.8

Cahaya pada siang hari 0.6 20.0 49.4 30.0

Tetangga

Puas dengan tetangga 0.6 8.8 53.1 37.5

Perlakuan antarwarga 0 11.3 50.6 38.1

Orang-orang di lingkungan cenderung mengenal satu sama lain

0 10.0 47.5 42.5

14

Table 7 Sebaran contoh (%) menurut tingkat kepuasan lingkungan (Lanjutan) Kepuasan Lingkungan Sangat

rendah

Rendah Sedang Tinggi

Lingkungan

Puas dengan lingkungan rumah 0 23.1 47.5 39.4

Tidak terganggu dengan lingkungan saat ini

5.0 20.6 47.5 26.9

Puas dengan perbedaan suku 15.0 17.5 38.1 29.4

Keinginan keluar dari lingkungan ini 10.6 33.8 11.9 43.8 Tinggal di lingkungan yang nyaman 0 15.7 41.9 42.5 Ragu terhadap lingkungan untuk

membesarkan anak

5.6 33.1 16.9 44.3

Tempat pembungangan sampah 5.6 44.4 34.4 15.6

Merasa terganggu dengan bau sampah 20.6 38.2 20.0 21.2

Suasana tempat tinggal 0 12.6 51.9 35.6

Penerangan lampu pada malam hari yang 0 20.0 52.5 27.5

Aman dari berbagai bencana 3.1 31.9 33.1 31.9

Luas jalan atau gang di lingkungan (sempit-longgar)

1.2 36.9 45.0 16.9

Pemeliharaan tempat tinggal 0 23.7 56.9 19.4

Hubungan Karakteristik Keluarga, Karakteristik Lingkungan Fisik Tempat Tinggal, Kesesakan, Kepadatan, dan Privasi dengan Kepuasan Lingkungan Analisis korelasi (Tabel 8) menunjukkan adanya hubungan negatif signifikan antara besar keluarga, kesesakan, kesesakan ruang, kesesakan sosial dengan komponen kepuasan lingkungan rumah. Artinya, semakin kecil besar keluarga, semakin rendah kesesakan, dimensi kesesakan ruang dan dimensi kesesakan sosial maka akan meningkatkan kepuasan lingkungan rumah. Selain itu, adanya hubungan negatif signifikan antara kepadatan dan hubungan positif signifikan antara karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal dengan kepuasan lingkungan rumah. Artinya, semakin rendah kepadatan dan semakin baik karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal maka akan meningkatkan kepuasan lingkungan rumah. Lama pendidikan istri, lama pendidikan suami, pendapatan perkapita memiliki hubungan negatif signifikan dengan dimensi kepuasan lingkungan tetangga. Artinya, semakin rendah lama pendidikan istri, lama pendidikan suami dan pendapatan perkapita maka akan meningkatkan dimensi kepuasan lingkungan tetangga. Selain itu, kesesakan dan kesesakan sosial berhubungan positif dengan dimensi kepuasan lingkungan tetangga. Artinya, semakin tinggi kesesakan dan dimensi kesesakan sosial, maka akan meningkatkan kepuasan lingkungan tetangga. Selain itu, kepadatan berhubungan negatif dengan kepuasan lingkungan dan karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal berhubungan positif signifikan dengan dimensi kepuasan lingkungan lingkungan dan dengan kepuasan lingkungan. Artinya, semakin rendah kepadatan dan semakin baik karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal maka akan meningkatkan dimensi kepuasan lingkungan lingkungan dan kepuasan lingkungan.

15 Tabel 8 Koefisien korelasi karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik

tempat tinggal, kepadatan, kesesakan, dan privasi dengan kepuasan lingkungan

Variabel KLR KLT KLL KL

Usia istri -0.032 -0.039 -0.002 -0.025

Usia suami 0.027 -0.010 0.044 0.033

Lama pendidikan istri -0.013 -0.145* -0.057 -0.068 Lama pendidikan suami 0.024 -0.201** -0.141 -0.106 Pendapatan perkapita -0.091 -0.210*** -0.056 -0.118

Besar keluarga -0.140* 0.087 -0.073 -0.084

Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal 0.367*** -0.102 0.183** 0.243*** Kepadatan -0.362*** -0.128 -0.196** -0.242*** Kesesakan -0.233*** 0.173** -0.072 -0.108 Ruang -0.198** 0.138 -0.060 -0.093 Sosial -0.196** 0.156** -0.062 -0.089 Privasi 0.009 0.082 0.071 0.059 Fisik lingkungan 0.023 0.120 -0.041 0.016

Non fisik lingkungan 0.008 0.012 0.147 0.075

Ket : ***) signifikan pada p<0.01, **) signifikan pada p<0.05, *) signifikan pada p<0.1, KLR : kepuasan lingkungan rumah, KLT : kepuasan lingkungan tetangga. KLL : kepuasan lingkungan lingkungan, dan KL : kepuasan lingkungan

Pengaruh Karakteristik keluarga, Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, Kepadatan, kesesakan, dan privasi terhadap kepuasan lingkungan

Hasil uji regresi (Tabel 9 dan Tabel 10) dari keseluruhan model regresi menunjukkan bahwa karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal berpengaruh positif terhadap kepuasan lingkungan dan kepadatan berpengaruh negatif terhadap kepuasan lingkungan. Artinya, Semakin baik karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal dan semakin rendah kepadatan maka kepuasan lingkungan akan terpenuhi. Table 9 Koefisien regresi karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, kesesakan, dan privasi yang signifikan terhadap kepuasan lingkungan

Ket : **signifikansi pada p<0.01; * signifikansi pada P<0.05

Model Beta Sig F Adjusted

R-square Model 1 Y = α + β X + β X + β X + β X + ε

Konstanta regresi 0.000 3.902 0.068

Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal

0.185 0.031*

Kepadatan -0.175 0.035*

Model 2 Y = α + β X + β X + β X + β X + β X + ε

Konstanta regresi 0.000 2.549 0.089

Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal

0.209 0.016*

16

Table 10 Koefisien regresi karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, kesesakan, dan privasi yang signifikan terhadap kepuasan lingkungan (Lanjutan)

Ket : **signifikansi pada p<0.01; * signifikansi pada P<0.05

Uji regresi karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, kesesakan, dan privasi terhadap kepuasan lingkungan diperoleh nilai adjusted R-square sebesar 0.068 berarti model yang digunakan dalam penelitian ini dapat menjelaskan 6.8 persen variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan lingkungan dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan lingkungan dan kepadatan berpengaruh negatif terhadap kepuasan lingkungan. Hasil ini mengindikasikan bahwa kepuasan lingkungan akan meningkat jika karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal baik dan kepuasan akan meningkat jika mengalami ketidakpadatan.

Uji regresi karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, kesesakan, dan privasi terhadap kepuasan lingkungan diperoleh nilai adjusted R-square sebesar 0.089 berarti model yang digunakan dalam penelitian ini dapat menjelaskan 8.9 persen variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan lingkungan dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal berpengaruh positif dan kepadatan berpengaruh signifikan negatif terhadap kepuasan lingkungan. Hasil ini mengindikasikan bahwa kepuasan lingkungan meningkat jika karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal baik dan jika mengalami ketidakpadatan.

Berdasarkan hasil uji regresi karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, komponen kesesakan, dan komponen privasi terhadap kepuasan lingkungan diperoleh nilai adjusted R-square sebesar 0.057 berarti model yang digunakan dalam penelitian ini dapat menjelaskan 5.7 persen variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan lingkungan dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal berpengaruh positif dan kepadatan berpengaruh signifikan negatif terhadap kepuasan lingkungan. Hasil ini mengindikasikan bahwa kepuasan lingkungan meningkat jika karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal baik dan jika mengalami ketidakpadatan.

Selain itu, uji regresi karkteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, komponen kesesakan, dan komponen privasi terhadap kepuasan lingkungan diperoleh nilai adjusted R-square sebesar 0.079 berarti

Model Beta Sig F Adjusted

R-square Model 3 Y = α + β X + β X + β aX a + β bX b + β a X a + β bX b + ε

Konstanta regresi 0.000 2.593 0.057

Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal

0.190 0.030*

Ketpadatan -0.172 0.040*

Model 4 Y = α + β X + β X + β aX a+ β bX b+ β aX a+ β bX b+ β X + ε

Konstanta regresi 0.000 2.144 0.079

Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal

0.217 0.014*

17 model yang digunakan dalam penelitian ini dapat menjelaskan 7.9 persen variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan lingkungan dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal dan kepadatan berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan lingkungan. Hasil ini mengindikasikan bahwa kepuasan lingkungan meningkat jika karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal baik dan jika mengalami ketidakpadatan.

Analisis Menggunakan Partial Least Square (PLS)

Alat analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) yang merupakan salah satu jenis Structural Equation Modeling (SEM). Variabel laten (konstruk) dalam penelitian ini berjumlah lima variabel yaitu, karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, kesesakan, privasi dan kepuasan lingkungan. Setiap variabel memiliki beberapa variabel manifest (indikator) yang reflektif terhadap setiap variabel latennya. Model dalam PLS dibagi menjadi dua yaitu, model pengukuran atau sering disebut dengan outer model dan model struktural atau sering disebut dengan inner model.

Outer model menunjukkan variabel manifest yang mempresentasikan variabel laten untuk diukur. Apabila nilai loading factor pada masing-masing indikator > 0.7 maka ukuran reflektif indikator terhadap variabel latennya dapat dikatakan tinggi. Sedangkan, inner model menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten atau kontruk.

Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)

Gambar 3 menunjukkan model awal penelitian. Masing-masing direfleksikan oleh 9 indikator yang berasal dari 6 variabel laten yaitu, karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kesesakan, kepadatan, privasi, dan kepuasan lingkungan.

Gambar 3 Model awal penelitian

Kepadatan Kepadatan

18

Variabel dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai loading factor lebih dari 0.6 atau 0.7. Berdasarkan model awal penelitian terdapat beberapa indikator yang memiliki nilai loading factor kurang dari 0.6 atau 0.7 yaitu, usia istri, usia suami, pendidikan istri, pendidikan suami, pendapatan perkapita, privasi fisik lingkungan, kepuasan lingkungan tetangga. Sehingga, perlu melakukan dropping terhadap indikator variabel tersebut. Gambar 4 merupakan hasil setelah dilakukan dropping.

Gambar 4 Model akhir penelitian

Pada outer model ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar model dapat dikatakan valid dan reliabel. Kriteria tersebut diantaranya adalah Loding factor, Average Variace Extracted (AVE), akar kuadrat AVE, cross loading, dan composite reliability (Ghozali dan Latan 2015). Pada tabel 8 diketahui bahwa outer model pada penelitian telah memenuhi lima kriteria tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa model memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.

Table 11 Hasil penilaian kriteria dan standar nilai mode reflektif

No Kriteria Penjelasan Standar Hasil

1. Loading factor Kekuatan indikator merefleksikan laten > 0.7 Besar keluarga = 1

Karakteritik lingkungan fisik tempat tinggal = 1

Kepadatan = 1

Kesesakan ruang = 0.843 Kesesakan sosial = 0.842 Non fisik lingkungan = 1 Rumah = 0.801

Lingkungan = 0.947 Kepadatan

19 Table 12 Hasil penilaian kriteria dan standar nilai mode reflektif (Lanjutan)

No Kriteria Penjelasan Standar Hasil

2. Average Variance Extracted (AVE) Validitas kontruk >0.5 Besar keluarga = 1 Karakteritik lingkungan fisik tempat tinggal = 1 Kepadatan = 1 Kesesakan = 0.709 Privasi = 1 Kepuasan lingkungan = 0.769 3. Akar kuadrat AVE Validitas diskriminan

Lebih besar dari nilai korelasi antar variabel

Semua nilai kuadrat AVE laten lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya

4. Cross Loding Validitas

diskriminan

Setiap indikator memiliki LF lebih tinggi untuk setiap laten yang diukur dibandingkan dengan indikator untuk laten lainnya.

Setiap indikator memiliki LF yang lebih tinggi dibandingkan indikator untuk laten lainnya.

5. Composite reliability Konsistensi internal >0.7 Besar keluarga = 1 Karakteritik lingkungan fisik tempat tinggal = 1 Kepadatan = 1

Kesesakan = 0.830 Privasi = 1

Kepuasan lingkungan = 0.869

Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Evaluasi model struktural dapat dilihat dari nilai R square yang merupakan uji goodness-fit model. Model penelitian memiliki nilai R square sebesar 0.180 yang dapat dipresentasikan bahwa variabilitas kontruk kepuasan lingkungan dapat dijelaskan dari variabilitas kontruk karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, kesesakan, dan privasi sebesar 18.0% 82.0% dan dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Hasil Bootstrapping diperoleh nilai T-Statistik sebagai acuan menilai signifikansi statistik model penelitian untuk setiap jalur hubungan. Berdasarkan Tabel 13 dan Gambar 5 diketahui bahwa hanya dua dari lima variabel yang memiliki pengaruh signifikan (T-Statistik > T-Tabel) yaitu, karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal dan kepadatan. Variabel karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal memiliki koefisien parameter 0.247 yang berarti terdapat

20

pengaruh positif karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal terhadap kepuasan lingkungan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal maka semakin baik pula kepuasan lingkungan dengan nilai T-Statistik sebesar 2.609 (T-Tabel signifikansi 5% = 1.96). Variabel kepadatan memiliki koefisien parameter -0.227 yang berarti terdapat pengaruh negatif kepadatan terhadap kepuasan lingkungan. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin rendah kepadatan maka semakin tinggi kepuasan lingkungan dengan nilai T-Statistik sebesar 2.564 (T-Tabel signifikansi 5% = 1.96). Kepadatan memiliki pengaruh negatif terhadap kepuasan lingkungan sebesar 0.227 dapat diinterpretasikan bahwa setiap peningkatan pengaruh faktor kepadatan sebesar 1% maka akan meningkatkan kepuasan lingkungan sebesar 22.7%. Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan lingkungan sebesar 0.247 dapat diinterpretasikan bahwa setiap peningkatan faktor karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal sebesar 1% maka akan meningkatkan kepuasan lingkungan sebesar 24.7%. Sedangkan, variabel-variabel lain seperti besar keluarga, kesesakan dan privasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan lingkungan.

Table 13 Nilai inner model

No Kriteria Penjelasan Standar Hasil

1. R² dari peubah laten endogen Variabilitas konstruk endogen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas kontruk eksogen R² sebesar 0.67=substansial; 0.33=moderat; 0.19 =lemah (Chin dalam Ghozali dan Latan 2015) R² = 0.180 2. Estimasi koefisien jalur Konsistensi internal Signifikan apabila Statistik > T-Tabel. 1.96 (significance level = 5 %) T-Statistik : Karakteristik keluarga (Besar keluarga) = 0.835 Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal = 2.609 Kepadatan = 2.564 Kesesakan = 0.502 Privasi = 0.425 Nilai Koefisien : Karakteristik keluarga (Besar keluarga) = -0.072 Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal = 0.247 Kepadatan = -0.227 Kesesakan = -0.042 Privasi = 0.035

21

Gambar 5 Hasil bootstrapping

Hasil uji korelasi dan regresi setelah melakukan uji PLS

Hubungan Karakteristik Keluarga, Karakteristik Lingkungan Fisik Tempat Tinggal, Kesesakan, Kepadatan, dan Privasi dengan Kepuasan Lingkungan

Analisis korelasi (Tabel 14) menunjukkan adanya hubungan yang positif signifikan antara karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal dengan kepuasan lingkungan. Artinya, semakin baik karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal maka akan meningkatkan dimensi kepuasan lingkungan rumah. Selain itu, besar keluarga, kepadatan, kesesakan, kesesakan ruang dan kesesakan sosial berhubungan negatif signifikan dengan dimensi kepuasan lingkungan rumah. Artinya, semakin rendah kepadatan, besar keluarga, kesesakan, kesesakan ruang dan kesesakan sosial maka akan meingkatkan dimensi kepuasan lingkungan rumah. Terdapat hubungan positif signifikan antara karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal dengan kepuasan lingkungan. Artinya, semakin tinggi karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal maka akan meningkatkan dimensi kepuasan lingkungan lingkungan. Kepadatan berhubungan negatif dengan kepuasan lingkungan. Artinya, semakin rendah kepadatan maka akan meningkatkan kepuasan lingkungan. Sedangkan, karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal berhubungan positif siginifikan dengan kepuasan lingkungan. Artinya, semakin tinggi karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal maka akan meningkatkan kepuasan lingkungan. Selain itu, kepadatan, kesesakan dan dimensi kesesakan ruang berhubungan negatif signifikan dengan kepuasan lingkungan. Artinya,

Kepadatan

22

semakin rendah kepadatan, kesesakan dan dimensi kesesakan ruang maka akan meningkatkan kepuasan lingkungan.

Table 14 Koefisien korelasi karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, kesesakan, dan privasi dengan kepuasan

lingkungan

Variabel KLR KLL KL

Karakteristik keluarga (besar keluarga) -0.140* -0.037 -0.119 Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal 0.367*** 0.183** 0.306***

Kepadatan -0.362*** -0.196** -0.310***

Kesesakan -0.233*** -0.072 -0.168**

Ruang -0.198** -0.060 -0.142*

Sosial -0.196** -0.062 -0.142

Privasi -0.008 0.147 0.083

Ket : ***) signifikan pada p<0.01, **) signifikan pada p<0.05, *) signifikan pada p<0.1, KLR : kepuasan lingkungan rumah, KLT : kepuasan lingkungan tetangga. KLL : kepuasan lingkungan lingkungan, dan KL : kepuasan lingkungan

Pengaruh Karakteristik keluarga, Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, Kepadatan, kesesakan, dan privasi terhadap kepuasan lingkungan

Hasil uji regresi (Tabel 15) dari keseluruhan model regresi menunjukkan bahwa variabel yang konsisiten signifikan berpengaruh terhadap kepuasan lingkungan adalah karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal dan kepadatan. Semakin baik karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal dan semakin tinggi kepadatan maka kepuasan lingkungan akan terpenuhi.

Uji regresi karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, kesesakan, dan privasi terhadap kepuasan lingkungan diperoleh nilai adjusted R-square sebesar 0.125 berarti model yang digunakan dalam penelitian ini dapat menjelaskan 12.5 persen variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan lingkungan dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal berpengaruh positif dan kepadatan berpengaruh negatif signifikan terhadap kepuasan lingkungan. Hasil ini mengindikasikan bahwa kepuasan lingkungan akan meningkat jika karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal baik dan kepuasan akan meningkat jika mengalami ketidakpadatan.

Uji regresi karakteristik keluarga, karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal, kepadatan, kesesakan, dan privasi terhadap kepuasan lingkungan diperoleh nilai adjusted R-square sebesar 0.125 berarti model yang digunakan dalam penelitian ini dapat menjelaskan 12.5 persen variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan lingkungan dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Karakteristik lingkungan fisik tempat tinggal berpengaruh signifikan positif dan kepadatan bepengaruh signifikan negatif terhadap kepuasan lingkungan. Hasil ini mengindikasikan bahwa kepuasan lingkungan meningkat jika karakteristik

Dokumen terkait