• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil pengamatan akan diuraikan berdasarkan metoda yang dilakukan dari masing-masing substansi yang diteliti dan disajikan dalam bentuk grafik, peta tematik maupun dalam bentuk tabel atau lampiran.

III.1. KARANG

Untuk pemantauan karang, sampling telah dilakukan dengan metoda LIT di lokasi transek permanen yang tersebar mewakili pulau-pulau kecil maupun pesisir daratan P. Lingga. Dari hasil transek dan koleksi bebas di lokasi pengamatan, diperoleh karang batu 14 suku dengan 111 jenis (Lampiran 2). Hasil selengkapnya diuraikan selanjutnya.

I I I. 1. 1. Ha s il pe n ga m a ta n ka r a n g den g a n me to d a L IT

Transek garis (LIT) dilakukan di lokasi-lokasi transek permanen yang mewakili pulau-pulau kecil dan daratan P. Lingga bagian utara, dan dilakukan di 8 titik (Gambar 2). Kondisi karang di lokasi-lokasi transek cukup baik dimana persentase tutupan karang hidup berkisar antara 45,47 – 70,90 %. Persentase tutupan tertinggi dicatat di Pulau Buli, di Selat Dasi, dan terendah di daerah Duara (Limbung). Secara rinci persentase tutupan kategori bentik dan kondisi abiotik diuraikan untuk masing-masing lokasi. Hasil transek disajikan dalam Gambar 4, 5 dan 6.

Gambar 2. Lokasi transek permanen di perairan Lingga Utara.

Berikut disajikan hasil pengamatan karang, biota bentik lainya serta kondisi substrat, hasil pengamatan baseline tahun 2006 dan juga hasil monitoring tahun 2007 dalam bentuk histogram (Gambar 3 dan 4).

Gambar 3. Histogram persentase tutupan karang, biota bentik lainnya dan kategori abiotik, tahun 2004 di perairan Lingga Utara.

Lingga 2006

0% 20% 40% 60% 80% 100% SNL0 09 SNL0 10 SNL0 12 SNL0 23 SNL 291SNL7 02 SNL7 05 SNL 707

L o k a s i

Rock Silt Sand Rubble Other Biota Fleshy Seaw eed Sponge Soft Coral DC DCA Non - Acropora Acropora

Gambar 4. Histogram persentase tutupan karang, biota bentik lainnya dan kategori abiotik, hasil monitoring tahun 2007 di perairan Lingga Utara.

Dari hasil pemantauan tahun 2007, tampak jelas adanya perubahan yang terjadi di stasiun SNL 702, di mana area transek tertutup lumpur. Dengan demikian sangat berpengaruh terhadap rata-rata p e r s e n t a s e t u t u p a n b i o t a b e n t i k d i l o k a s i pengamatan secara keseluruhan. Secara visual persentase tutupan karang di stasiun SNL 009 dan SNL 10 mengalami sedikit kenaikan. Namun dengan uji statistik disimpulkan tidak ada kenaikan

Lingga 2007

0% 20% 40% 60% 80% 100% SNL0 09 SNL0 10 SNL0 12 SNL 023 SNL 291 SNL 702 SNL 705 SNL7 07

L o k a s i

Rock Silt Sand Rubble Other Biota Fleshy Seaw eed Sponge Soft Coral DC DCA Non-Acropora Acropora

S t a s iu n SNL 0 09 ( P . K on g ka K e ci l)

Perairan sedikit keruh, rataan terumbu agak sempit dilanjutkan dengan lereng terumbu yang landai. Pertumbuhan karang dicatat hanya sampai kedalaman 5 atau 6 meter saja dan selanjutnya dasar perairan terdiri dari pasir halus (silt). Total persentase tutupan karang hidup di lokasi ini 70,90 %. Persentase tutupan karang Acropora dicatat 1.10 % sedangkan karang non-Acropora cukup tinggi (69,80 %). Kenyataan ini membuktikan bahwa pertumbuhan karang di lokasi ini sangat baik (persentase tutupan antara 50 – 74 %). Untuk kategori DCA (karang mati yang sudah ditumbuhi alga) dicatat 16.70 %,agak menurun, terdiri dari bongkahan karang massif dan patahan karang bercabang yang sudah lama mati. Pertumbuhan karang didominasi oleh karang massif dengan ukuran koloni sedang, dari kelompok Porites spp. dan sub-masif dari jenis Porites cylindrica dan Pavona f r o nd i f e ra. Secara umum pertumbuhan karang agak membaik dengan naiknya tutupan karang hidup, walaupun hanya sedikit.

Gambar 5. Persentase tutupan karang, biota bentik lainnya dan kategori abiotik hasil monitoring tahun 2007, di perairan Lingga Utara.

S t a s iu n SNL 0 10 ( P. K o ng ka B e s a r )

Perairan sedikit keruh. Rataan terumbu sempit dilanjutkan dengan lereng terumbu yang landai. Pertumbuhan karang hanya sampai pada kedalaman 6 meter dan pada kedalaman selanjutnya dasar perairan terdiri dari pasir halus bercampur lumpur. Persentase tutupan karang Acropora dicatat 1.80 % sedangkan karang non-Acropora 65,07 %. Pertumbuhan karang masuk dalam kategori sangat baik dan tutupan karang

# # # # # # # P. Buli P. Alut P. Bakau Tapai P. Rekas P. Gajah P. Talas P. Mamut P. Kentar P. Lingga P. Lokong P. Monong P. Burung P. Sebangka P. Beringin P. Senayang P. Ujungkayu P. Ujungbeting P. Kongka Besar Tg. Takih Tg. Kelit Tg. Gantong 0°10' 0°10' 0°5' 0°5' 0°00' 0°00' 0°5' 0°5' 104°30' 104°30' 104°35' 104°35' 104°40' 104°40' 104°45' 104°45' 104°50' 104°50' 104°55' 104°55' 105°00' 105°00' Legenda : TUTUPAN LIFEFORM PER STASIUN LIT DI LINGGA (2007) U Darat Hutan Mangrove Fringing Reef Patch Reef Acropora Non acropora Dca Dc Soft coral Sponge Fleshy seaweed Other biota Rubble Sand Silt Rock

massif dengan ukuran koloni sedang dari kelompok Porites spp. dan sub-masif dari jenis Porites cylindrica dan Pavona frondifera.

Gambar 6. Persentase tutupan karang hidup hasil monitoring tahun 2007, di perairan Lingga Utara.

S t a s iu n SNL 0 12 ( P. Il e uh / P. B e r an g )

Kondisi perairan lebih keruh dari pada di lokasi sebelumnya. Pantai sempit dilanjutkan dengan rataan terumbu yang sempit dengan dasar perairan terdiri dari batu kerikil dan batu bulat seperti batu kali (batu andesit). Pertumbuhan karang di rataan terumbu berupa gerombol-gerombol kecil (patches), terdiri dari karang sub-masif dari jenis Porites cylindrica. Lereng

terumbu landai, pertumbuhan karang hanya sampai kedalaman 5 meter. Tidak ditemukan karang Acropora di lokasi transek. Persentase tutupan karang non-A c r op o ra dicatat turun menjadi 57,17 %. Walaupun tidak ada kelompok Acropora di lokasi transek, kondisi karang dikategorikan cukup baik. Biota lain dicatat spong 10,93 %, sedangkan DCA dicatat 22,83 %. Kategori abiotik yaitu “silt” dicatat 2,27 %. Jenis karang yang dominan ialah Porites cylindrica.

S t a s iu n SNL 0 23 (P u l au A lut )

Lokasi pengamatan terdapat di sebelah tenggara P. Ileuh, tepatnya di ujung barat laut P. Alut. Perairan agak keruh, kurang lebih sama dengan di P. Ileuh. Pantai sempit dilanjutkan dengan rataan terumbu yang sempit. Lereng terumbu landai, pertumbuhan karang sampai pada kedalaman 6 meter dan pada kedalaman selanjutnya dasar perairan terdiri dari lumpur. Persentase tutupan karang hidup turun menjadi 45,47 %, terdiri dari persentase tutupan non-A c r op o ra . Kondisi karang di lokasi ini dikategorikan cukup baik. Kategori biota bentik lain sangat kecil, terdiri dari spong dengan persentase tutupan cukup tinggi yaitu 10,17 %, dan alga 2,23 %. Kategori abiotik tutupannya sedikit terdiri dari lumpur halus (silt) naik menjadi 32,23 %. Karang batu didominasi oleh kelompok Porites spp. (boulder), Porites spp. (sub-masif) dan Pavona frondifera.

sampai kedalaman 6 meter. Persentase tutupan karang hidup naik menjadi 61,40 %, terdiri dari persentase tutupan Acropora 15,07 % (turun dari semula) tapi masih merupakan nilai tertinggi yang dicatat di perairan Lingga Utara, sedangkan persentase tutupan non-Acropora 46,33 %. Kondisi karang di lokasi ini dikategorikan cukup baik walaupun persentase tutupannya lebih rendah dari lokasi sebelumnya. Hal ini ditunjang dengan adanya kelompok Acropora yang persentasenya cukup baik untuk kondisi perairan seperti ini. Kategori biota bentik lain yang cukup baik ialah spong dengan persentase tutupan 11,40 %. Kategori lain termasuk abiotik tutupannya sangat sedikit dan tidak menunjukkan nilai yang berarti.

S t a s iu n SNL 7 02 ( D u a r a , Li mb u n g)

Lokasi pengamatan terletak di mulut teluk, berdekatan dengan daratan utama P. Lingga berhadapan dengan P. Alut. Perairan sangat keruh dan jarak pandang kurang lebih 1 meter. Pesisir pantai d i t u m b u h i m a n g r o v e . R a t a a n t e r u m b u s e m p i t dilanjutkan dengan lereng terumbu yang landai. Di lokasi ini tidak dapat dlakukan pemantauan karena dasar perairan di bawah tali transek sudah tertutup lumpur halus.

S t a s iu n SNL 7 05 ( Pu l a u B ul i , S e la t Das i )

Lokasi pengamatan terletak di sebelah barat laut lokasi-lokasi sebelumnya, dekat ke daratan utama P. Lingga. Walaupun letaknya berdekatan dengan dara-tan utama yang pesisirnya ditumbuhi mangrove namun kondisi karangnya cukup baik. Persentase tutupan ka-rang turun menjadi 61,50 %) . Kaka-rang hidup didominasi oleh karang non-Acropora dan tidak ditemukan karang

A c r op o ra di lokasi transek. Karang mati yang sudah ditumbuhi alga (DCA) dicatat persentase tutupannya cukup tinggi yaitu 26,50 %. Spong 6,67 %, dan biota lain hanya sedikit (0,6 %). Kategori abiotik terdiri dari pasir , dan patahan karang mati (rubble) dalam jumlah yang sedikit. Pertumbuhan karang cukup baik, karena posisinya di selat kecil memungkinkan sirkulasi arus yang cukup baik. Karang batu didominasi oleh kelom-pok Porites spp. (boulder), Porites spp. (sub-masif) dan Pavona frondifera.

S t a s iu n SNL 7 07 ( Pu l a u G a ja, S el a t D as i )

Lokasi pengamatan berdekatan dengan lokasi sebelumnya (P. Buli) dan terletak di pesisir P. Gaja, hanya dipisahkan oleh selat kecil. Pertumbuhan karang cukup baik sama halnya dengan di P. Buli. Persentase tutupan karang dicatat turun menjadi 49,27 %, terdiri dari persentase tutupan Acropora 4,87 % dan non-Acropora 44,40 %. Karang mati yang sudah ditumbuhi alga (DCA) dicatat persentase tutupannya cukup tinggi 35,57 %, spong 6,47 % dan biota lain yaitu karang lunak dicatat 3,20. Kategori abiotik terdiri dari patahan karang mati (rubble) hanya sedikit, dicatat 0,00 %. Sama halnya dengan di lokasi P. Buli, pertumbuhan karang di lokasi ini cukup baik karena dipengaruhi oleh sirkulasi air di daerah selat. Karang batu didominasi oleh kelompok Porites spp. (boulder), Porites spp. (sub-masif) dan Pavona frondifera.

Persentase tutupan karang hidup hasil LIT di 8 (delapan) lokasi pengamatan di perairan Lingga Utara, 5 lokasi masuk dalam kategori baik (50 – 74,5 %) , 2 lokasi masuk dalam kategori cukup dan 1 lokasi masuk

III.1.2. Ha sil An al is i s Mo n i to rin g Ka ra ng

Pada penelitian yang dilakukan di wilayah Kabupaten Lingga pada tahun 2007 ini (t1), karena sesuatu hal, hanya berhasil dilakukan pengambilan data pada 7 stasiun dari 8 stasiun penelitian yang dilakukan pada penelitian tahun 2006 (t0).

Plot interval untuk masing-masing biota dan substrat berdasarkan waktu pemantauan dengan menggunakan interval kepercayaan 95 % disajikan dalam Gambar 7.

Gambar 7. Plot interval untuk masing-masing biota dan substrat berdasarkan waktu pemantauan dengan mengguna-kan interval kepercayaan 95 % .

Sedangkan hasil uji t-berpasangan yang kan terhadap data biota dan substrat setelah dilaku-kan transformasi arcsin akar pangkat dua dari data (y’=arcsin√y) diperoleh nilai p, atau nilai kritis untuk

P e rs e n ta s e tut upa n Waktu Bat uan Lum pur Pasi r Peca han kara ng Bio ta la in Fles hy s eaw eed Spon ge Kar ang luna k Kar ang mat i dgn alg a Kar ang mat i Non Acr opor a Acr opor a Kar ang hidu p t1 t0 t1 t0 t1 t0 t1 t0 t1 t0 t1 t0 t1 t0 t1 t0 t1 t0 t1 t0 t1 t0 t1 t0 t1 t0 80 70 60 50 40 30 20 10 0

Plot interval untuk biota dan substrat terhadap waktu pemantauan dengan interval kepercayaan 95% untuk nilai rataan (t0=2006; t1=2007)

menolak Ho. Jadi dengan tingkat kepercayaan 95%, maka Ho akan ditolak bila nilai p <0,05, yang artinya bahwa persentase tutupan untuk kategori tersebut berdasarkan pemantauan tahun 2006 (t0) berbeda nyata dengan persentase tutupan berdasarkan pemantauan 2007 (t1).

Tabel 1. Nilai p berdasarkan hasil uji t-berpasangan. Tanda *)

berarti Ho ditolak.

KATEGORI NILAI p

Karang hidup 0,183

Acropora 0,369 Non Acropora 0,352

Karang mati Tidak diuji Karang mati dgn alga 0,705 Karang lunak 0,356 Sponge 0,385 Fleshy seaweed 0,865 Biota lain 0,051 Pecahan karang 0,175 Pasir 0,328 Lumpur 0,447

Dari Tabel 1, terlihat bahwa tidak ada perbedaan persentase tutupan dari tahun 2006 ke 2007 untuk semua kategori.

Untuk karang hidup (LC), walaupun tidak terlihat perbedaan tutupan yang signifikan, namun terlihat adanya kecenderungan menurun dimana persentase tutupan pada tahun 2006 sebesar 65,36% sedangkan pada tahun 2007 sebesar 58,94%.

III.2. M

E G A B E N T O S

P e n c a t a t a n b i o t a m e g a b e n t o s d i l a k u k a n bersamaan dengan transek LIT, dengan bidang pengamatan 2 x 70 m2, seluas 140 m2. Hasil pencacahan biota dikonversikan per satuan luas Ha (hectare) dan disajikan dalam Gambar 8. Kelimpahan megabentos didominasi oleh 2 kelompok biota yaitu “mushroom coral” yaitu karang jamur yang terdiri dari F u n gi a spp. dan juga kelompok bulu babi (Diadema s e to su m). Kelimpahan tertinggi untuk kedua kelompok ini dicatat di lokasi SNL 0291 yaitu di Pulau Ileuh. Karang jamur dicatat 10643 individu per ha, kemudian di stasiun 009, 8786 individu per ha, SNL 010 5143 individu per ha dan di lokasi bervariasi antara 1143 – 2214 individu/ ha. Untuk bulu babi, jumlah tertinggi di P. Ileuh (5357 individu / ha) kemudian di SNL 705, 5286 individu/ ha. Di lokasi lain jumlahnya bervariasi antara 643 – 2214 individu/ha. Untuk biota lain seperti teripang (Holothuria sp.), hanya ditemukan di P. Ileuh yaitu 143 individu/ha. Kima ukuran kecil ditemukandi SNL 009 dan SNL 705 masing-masing hanya143 individu/ ha.

Gambar 8. Histogram menunjukkan kondisi biota megabentos hasil monitoring di Perairan Lingga Utara.

K e b e r a d a a n m e g a b e n t o s b u l u b a b i y a n g m e l i m p a h d i P . I l e u h t i d a k m e m p e n g a r u h i pertumbuhan karang, terbukti dengan cukup baiknya pertumbuhan karang di lokasi ini. Demikian pula dengan di P. Buli, kondisi karang cukup baik walaupun banyak ditemukan bulu babi.

data pada 7 stasiun dari 8 stasiun penelitian yang dilakukan pada penelitian tahun 2006 (t0).

Rerata jumlah individu per transek untuk setiap kategori megabentos yang ditemukan pada masing-masing waktu pengamatan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rerata jumlah individu per transek untuk setiap

kategori megabentos yang ditemukan di masing-masing waktu pengamatan

Untuk melihat apakah jumlah individu setiap kategori megabentos tidak berbeda nyata untuk setiap

Jumlah Individu/transek 2 0 0 6 2 0 0 7 Acanthaster planci 0.00 0.43 CMR 63.43 63.00 Diadema setosum 46.00 35.86 Drupella sp. 0.00 0.00

Large Giant clam 0.00 0.00

Small Giant clam 0.14 0.57

Large Holothurian 0.00 0.00

Small Holothurian 0.14 0.29

Lobster 0.00 0.00

Pencil sea urchin 0.00 0.00

Trochus niloticus 0.14 0.00

waktu pengamatan (tahun 2006 dan 2007), maka dilakukan uji t-berpasangan. Berdasarkan data yang ada, uji tidak dilakukan untuk Drupella sp., Large Giant clam, Large Holothurian, Lobster dan Pencil sea urchin dikarenakan pada masing-masing waktu pengamatan (2006 dan 2007) tidak dijumpai samasekali (Tabel 2). Sebelum uji dilakukan, untuk memenuhi asumsi-asumsi yang diperlukan dalam p e n g g u n a a n u j i t - b e r p a s a n g a n i n i , d a t a ditransformasikan terlebih dahulu menggunakan transformasi akar pangkat dua (square root), sehingga datanya menjadi y’=Ö(y+0,5).

Nilai p untuk setiap data jumlah individu/transek pada kategori megabentos yang diuji disajikan pada Tabel 3. Bila nilai p tersebut lebih kecil dari 5% (=0,05), maka Ho ditolak, yang berarti bahwa jumlah i n d i v i d u / t r a n s e k k a t e g o r i m e g a b e n t o s t e r s e b u t berbeda antara pengamatan tahun 2006 (t0) dan tahun 2007 (t1).

Dari Tabel 3 tersebut terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara jumlah individu per transeknya untuk setiap megabentos yang diamati pada tahun 2006 dan 2007. Hal ini berarti bahwa k e l i m p a h a n m e g a b e n t o s d a l a m s e l a n g w a k t u pengamatan 1 tahun tersebut, adalah sama.

Tabel 3. Hasil uji t-berpasangan terhadap data jumlah individu/ transek megabentos (data ditransformasikan ke dalam bentuk akar pangkat dua)

III.3. IKAN KARANG

Sampling data ikan karang dilakukan dengan metode sensus visual di lokasi transek permanen. Dari hasil pengamatan dicatat ikan karang 22 suku dengan 95 jenis (Lampiran 3) dengan total kelimpahan jenis 8388 individu. Kelimpahan ikan major dicatat 5894 individu /ha, ikan target 1682 individu/ ha, sedangkan ikan indikator 804 individu /ha. Dengan demikian nilai perbandingan ikan major : ikan target : ikan indikator adalah 7 : 2 : 1. Hasil pengamatan diuraikan selanjutnya.

Kategori Nilai p

Acanthaster planci 0,356

CMR 0,239

Diadema setosum 0,534

Drupella sp. Tidak diuji Large Giant clam Tidak diuji Small Giant clam 0,397 Large Holothurian Tidak diuji Small Holothurian 0,356

Lobster Tidak diuji

Pencil sea urchin Tidak diuji Trochus niloticus 0,356

H a s i l pe ng a m at a n d e n ga n me t o de U VC

D a r i h a s i l ” U n d e r w a t e r F i s h V i s u a l Census” (UVC) yang dilakukan di 8 stasiun transek permanen di perairan Lingga Utara dicatat jenis N e o p o ma c e n t ru s fi l ame n t o s us merupakan jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi pada setiap transek permanen di 8 lokasi pengamatan dengan jumlah individu sebesar 857 individu /ha kemudian diikuti oleh Apogon aureus (441 individu / ha) dan Apogon quenquelineata (433 individu /ha). Lima belas besar jenis ikan karang yang memiliki kelimpahan yang tertinggi ditampilkan dalam Tabel 4, sedangkan kelimpahan jenis pada masing-masing suku dapat dilihat dalam Tabel 5. Kelimpahan beberapa jenis ikan ekonomis penting yang diperoleh dari UVC di lokasi transek permanen seperti ikan kakap (termasuk kedalam suku Lutjanidae) yaitu 433 individu /ha, ikan kerapu (termasuk dalam suku Serranidae) 135 / ha individu, ikan ekor kuning (termasuk dalam suku Caesionidae) yaitu 367 individu /ha. Ikan kepe-kepe (Butterfly fish; suku Chaetodontidae) yang merupakan ikan indikator untuk m e n i l a i k e s e h a t a n t e r u m b u k a r a n g m e m i l i k i kelimpahan 804 individu /ha. Hasil UVC ikan di lokasi transek permanen disajikan dalam Gambar 9.

Tabel 4. Lima belas jenis ikan karang yang mempunyai kelimpahan yang tinggi hasil monitoring tahun 2007, di perairan Lingga Utara.

No. Kelimpahan (jmlh indv/ha) 1 Neopomacentrus filamentosus 857 2 Apogon aureus 441 3 Apogon quenquelineata 433 4 Chaetodon octofasciatus 429 5 Chromis atripectoralis 400 6 Lutjanus carponotatus 376 7 Caesio teres 367 8 Amphiprion ocellaris 363 9 Apogon compressus 359 10 Amblyglyphidodon curacao 322 11 Pomacentrus nagasakiensis 306 12 Chaetodontoplus mesoleucus 200 13 Choerodon anchorago 184 14 Hemiglyphidodon plagiometopon 180 15 Pomacentrus alexanderae 167 J e n I s

Gambar 9. Perbandingan antara ikan major, ikan target dan ikan indikator hasil monitoring tahun 2007, di perairan Lingga Utara. # # # # # # # LINGGA SENAYANG 0°10' 0°10' 0°5' 0°5' 0°00' 0°00' 0°5' 0°5' 104°30' 104°30' 104°35' 104°35' 104°40' 104°40' 104°45' 104°45' 104°50' 104°50' 104°55' 104°55' Darat Hutan Mangrove Fringing Reef Patch Reef Ikan indikator Ikan major Ikan target Legenda : KOMPOSISI IKAN PER STASIUN LIT DI LINGGA (2007)

Tabel 5. Kelimpahan jenis ikan karang untuk masing-masing suku , hasil monitoring tahun 2007, di perairan Lingga Utara. No Kelimpahan (Jmlh indv./ha) 1 Pomacentridae 3735 2 Apogonidae 1539 3 Chaetodontidae 804 4 Labridae 571 5 Lutjanidae 433 6 Caesionidae 367 7 Nemipteridae 167 8 Scolopsidae 147 9 Serranidae 135 10 Scaridae 114 11 Pemperidae 82 12 Siganidae 78 13 Holocentridae 69 14 Acanthuridae 41 15 Centriscidae 24 16 Mullidae 20 17 Carangidae 16 18 Lethrinidae 16 19 Bleniidae 8 20 Haemulidae 8 21 Pomacanthidae 8 22 Centropomidae 4 Suku

H a s il A na l is i s M on i t o ri n g Ik a n K a r an g

Pada penelitian yang dilakukan di wilayah Kabu-paten Lingga pada tahun 2007 ini (t1), karena se-suatu hal, hanya berhasil dilakukan pengambilan data pada 7 stasiun dari 8 stasiun penelitian yang dilaku-kan pada penelitian tahun 2006 (t0).

Rerata jumlah individu ikan per transeknya ber-dasarkan data ke 7 stasiun tersebut yang diamati pada 2006 dan 2007 seperti Tabel 6 dibawah ini:

Tabel 6. Rerata jumlah individu ikan per transeknya berdasar-kan data ke 7 stasiun tersebut yang diamati pada 2006 dan 2007

Terlihat ada kecenderungan kenaikan jumlah individu ikan karang per transeknya dari tahun 2006

Jumlah Individu per transek 2 0 06 2 0 07 Ikan Major 126 207 Ikan Target 15 59 Ikan Indikator 18 28 Total 159 294 K a t e g o r i

merupakan Waktu (yaitu tahun 2006 dan 2007) dan Faktor kedua merupakan kelompok ikan karang (yaitu kelompok Major, Target dan Indikator). Sebelum ANOVA dilakukan, data jumlah individu (y) terlebih dahulu ditransformasikan ke dalam bentuk akar pangkat dua (square root) sehingga datanya menjadi y’=Ö(y). Hal ini dilakukan agar asumsi-asumsi yang diperlukan dalam melakukan ANOVA terpenuhi. Tabel ANOVA terlihat seperti Tabel 7 di bawah ini:

Tabel 7. Hasil ANOVA terhadap data jumlah individu ikan karang. Data ditransformasikan ke dalam bentuk y’=√ (y) Data : y’=√(y) Sumber DF SS MS F p Waktu 1 12.68 3 12.6 83 15.6 2 0,000 *) Kelompok 2 38.436 19.218 23.66 0,000 *) Waktu*Kelompok 2 3.803 1.901 2.34 0.111 Sesatan 36 29.23 6 0.81 2 Total 41 84.15 8 Catatan : *)

= H0 bahwa reratanya sama ditolak dengan tingkat kesalahan 5 %

Adanya perbedaan yang nyata terjadi pada antar kelompok ikan karang, dimana berdasarkan uji perbandingan berganda Tukey terlihat bahwa jumlah individu ikan major merupakan yang tertinggi, diikuti oleh ikan target, dan selanjutnya ikan indikator. Hal ini merupakan sesuatu yang umum karena pada daerah terumbu karang, kelompok ikan major lebih dominan jumlahnya dibandingkan kelompok ikan lainnya.

Selain itu juga terlihat bahwa jumlah individu per transek yang dijumpai pada setiap kelompok meningkat dari tahun 2006 ke 2007.

Gambar 10. Rerata jumlah individu kelompok ikan karang

terha-Waktu R e ra ta j u m la h i ndi vi du/ tr a n se k t1=2007 t0=2006 5.5 5.0 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 Kelompok Target Indikator Major

Rerata jml individu kelompok ikan karang te rhadap waktu pe nelitian

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait